(PEMBUATAN SIMPLISIA)
Vivi Anggia
TAHAPAN PEMBUATAN SIMPLISIA
1. PENGUMPULAN BAHAN
BAKU
Faktor yang berperan dalam tahap ini adalah
masa/waktu dan cara panen.
Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan
setelah panen merupakan periode kritis yang sangat
menentukan kualitas dan kuantitas tanaman sebagai
bahan baku.
Teknik panen
Secara manual (dengan tangan) :
- keterampilan pemetik
- baik bagi tanaman dipanen berulang-ulang
Secara mekanik (dengan alat/mesin) :
- perhatikan zat aktif (kimia), jangan pakai alat dari
besi/logam agar tidak merusak ZA simplisia
seperti : fenol, glikosida, dsb.
- baik bagi tanaman sekali panen
Kandungan bahan aktif dipengaruhi oleh :
(contoh : adas)
Buah dipanen saat buah berubah warna
Daun dipanen sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak
contohnya: daun Athropa belladonna, (kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman).
Pengambilan pucuk daun saat mengalami perubahan pertumbuhan dari vegetatif ke generatif
(pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua)
contoh : Orthosipinis stamineus (kumis kucing)
Pengambilan daun tua dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak di bagian
cabang/batang yang menerima sinar matahari sempurna (terjadi asimilasi sempurna)
contoh : daun Blumea balsamifera (sembung)
Rimpang, akar, umbi lapis, umbi
1. Waktu panen yang tepat adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah
maksimal dan akan memasuki fase generatif atau dengan kata lain pemanenan
dilakukan sebelum tanaman berbunga.
2. Pemanenan yang dilakukan terlalu awal mengakibatkan produksi tanaman yang
didapatkan rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah.
3. Pemanenan yang terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun
berkurang, dan batang tanaman sudah berkayu.
Contohnya :
- tanaman sambiloto dipanen pada umur 3 - 4 bulan,
- tanaman pegagan pada umur 2 - 3 bulan setelah tanam,
- meniran pada umur kurang lebih 3,5 bulan atau sebelum berbunga
- tanaman ceplukan dipanen setelah umur 1 - 1,5 bulan atau segera setelah timbul
kuncup bunga, terbentuk.
KAYU
Pemanenan kayu dilakukan setelah
pada kayu terbentuk senyawa
metabolit sekunder secara
maksimal.
Umur panen tanaman berbeda-beda
tergantung jenis tanaman dan
kecepatan pembentukan metabolit
sekundernya.
Tanaman secang baru dapat dipanen
setelah berumur 4 sampai 5 tahun,
karena apabila dipanen terlalu muda
kandungan zat aktifnya seperti tanin
dan sappan masih relatif sedikit.
BIJI
Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna, dan
berasal dari buah yang tidak terserang hama dan penyakit.
Biji dipanen pada saat sebelum buah kering benar, atau
sebelum buah pecah secara alami.
Pedoman panen beberapa simplisia
Organ Contoh species Panen
Orthosiphon stamineus (kumis Panen dilakukan pada saat tumbuhan dari vegetatif ke
Pucuk
kucing) generatif
Panen pada saat daun telah tua dan dipilih yang telah
Daun Blumea balsamifera (sembung) membuka sempurna dan terletak pada cabang/batang yang
memperoleh sinar matahari sempurna
b. Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak melekat pada
bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain.
Proses penyemprotan dilakukan dengan menggunakan air yang bertekanan tinggi.
Keuntungan: dapat mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam bahan.
Kerugian : menggunakan air yang cukup banyak
c. Penyikatan (manual maupun otomatis)
Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan
yang keras/tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat.
Pencucian ini memakai alat bantu sikat
Perlu diperhatikan kebersihan dari sikat yang digunakan.
d. Penirisan
Setelah pencucian, bahan ditiriskan di rak-rak pengering. Khusus
untuk bahan rimpang penjemuran dilakukan selama 4 - 6 hari.
Selesai pengeringan dilakukan kembali penyortiran apabila bahan
langsung digunakan dalam bentuk segar sesuai dengan permintaan.
Contoh : rimpang jahe, perlu dilakukan penyortiran sesuai standar
perdagangan, karena mutu bahan menentukan harga jual.
4. Pengubahan bentuk
Tujuan : memperluas permukaan bahan baku sehingga
semakin cepat kering
Ketebalan berbeda-beda untuk tiap bahan.
Misal : untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8
mm; jahe, kunyit dan kencur 3 - 5 mm.
Untuk mendapatkan minyak atsiri yang tinggi bentuk
irisan sebaiknya adalah membujur (split) dan jika
ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisan sebaiknya
melintang (slice).
Pengubahan Bentuk Bagian tanaman
Perajangan - Rimpang
- Daun
- Herba
Pemotongan - Akar
- Batang
- Kayu
- Kulit kayu
- Kulit buah
Penyerutan - Kayu
5.Pengeringan
Tujuan :
Menurunkan kadar air tidak ditumbuhi kapang dan bakteri proses pembusukan
dapat terhambat (kadar air simplisia yang paling layak adalah kurang dari 5%).
Menghilangkan aktivitas enzim (agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar
air yang dianjurkan adalah kurang dari 10 %)
Memudahkan dalam hal penyimpanan
Simplisia jadi lebih ringkas dan mudah disimpan
Menghasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu
yang lama.
Air + Enzim
Reaksi enzimatik
Karung goni
plastik karton
Aluminium
Peti kayu Botol kaca/guci porselen
kaleng (untuk bahan cair)
- Peti kayu berlapis timah atau
- kertas timah (untuk bahan beraroma)
Faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat
merusak/menurunkan mutu simplisia :
Suhu (tidak lebih dari 30C), kelembaban, dan sirkulasi udara ruang
harus diatur sedemikian rupa sesuai dengan simplisia yang disimpan.
Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan
berventilasi. Terhindar dari gangguan hewan pengerat dan serangga.
Ruang penyimpanan harus bersih dan terpisah dari ruang proses lain
Prinsip penyimpanan dianjurkan menggunakan sistem first in-first out
(yang masuk awal harus dikeluarkan terlebih dahulu dibandingkan
dengan yang amsuk belakangan)
Setiap simplisia yang masuk ruang penyimpanan harus berlabel
Simplisia yang tercemar dan rusak harus dimusnahkan
Simplisia yang mengandung bahan aktif keras dan beracun harus
disimpan terpisah, dikunci, dan diberi label khusus
Penyebab kerusakan simplisia saat pengepakan dan penyimpanan :
1. Cahaya
2. Oksigen udara
3. Reaksi kimia intern
4. Dehidrasi
5. Penyerapan air
6. Pengotoran
7. Kapang
PEMERIKSAAN MUTU
SIMPLISIA
Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi
terakhir dari buku-buku resmi yang dikeluarkan
oleh DEPKES RI seperti FI, FHI, MMI, untuk
identifikasi atau spesifikasi simplisia.
Pemeriksaan
Pemeriksaan mutu
mutu simplisia
simplisia
Identifikasi
Identifikasi Analisis
Analisis bahan
bahan Kemurnian
Kemurnian
Metabolit
Metabolit primer
primer
Penetapan
Penetapan :: Metabolit sekunder
Metabolit sekunder
Organoleptik Mikroskopik Kimia Biologi Fisika Jenis
Jenis konstituen
konstituen
Organoleptik Mikroskopik Kimia Biologi Fisika
& Kadar
Kadar konstituen
konstituen
&
Makroskopik Standarisasi
Standarisasi
Makroskopik
Kromatografi
Kromatografi ::
Warna
Warna Kinerja
Kinerja tinggi
tinggi
Reaksi
Reaksi warna
warna Mikrobiologi
Bau
Bau Mikrobiologi :: Kelarutan
Kelarutan Lapis
Lapis tipis
tipis
Rasa Pengendapan
Pengendapan Penetapan Indeks
Rasa Penetapan Indeks bias
bias Kolom
Kolom
Penggaraman
Penggaraman angka
angka kuman
kuman Bobot
Bobot jenis
jenis Kertas
Kertas
Reaksi
Reaksi kompeks
kompeks Pencemaran Titik
Pencemaran Titik lebur
lebur Gas
Gas
Rotasi
Rotasi optik
optik
Rekristalisasi
Rekristalisasi
Mikrosublimasi
Mikrosublimasi
- Parameter mutu umum simplisia :
Kebenaran jenis (Identifikasi)
Kemurnian
Aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan
transportasi)
- Simplisia memenuhi 3 paradigma kefarmasian : QSE
- Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia
bertanggung jawab terhadap respon biologi,
mempunyai spesifikasi kimia berupa informasi
komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan.
SEKIAN
KETEMU MINGGU DEPAN DENGAN
KARBOHIDRAT