Lingkungan tempat
Bagian tanaman
tanaman tumbuh
Waktu panen
(contoh : adas)
Buah dipanen saat buah berubah warna
Pengambilan daun tua dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak
di bagian cabang/batang yang menerima sinar matahari sempurna (terjadi
asimilasi sempurna)
contoh : daun Blumea balsamifera (sembung)
Rimpang, akar, umbi lapis,
umbi
Rimpang, akar, umbi lapis, umbi dikumpulkan sewaktu proses
pertumbuhannya berhenti, yaitu saat mengeringnya bagian tanaman di
atas permukaan tanah (misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan kencur).
Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen
pada pertengahan musim kemarau. Pada umumnya pemanenan dilakukan
pada saat tanaman berumur 8-10 bulan.
Orthosiphon stamineus (kumis Panen dilakukan pada saat tumbuhan dari vegetatif ke
Pucuk
kucing) generatif
Panen pada saat daun telah tua dan dipilih yang telah
Daun Blumea balsamifera (sembung) membuka sempurna dan terletak pada cabang/batang yang
memperoleh sinar matahari sempurna
b. Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak
melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain.
Keuntungan: dapat mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam
bahan.
Kerugian : menggunakan air yang cukup banyak
c. Penyikatan (manual maupun otomatis)
Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan yang
keras/tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat.
d. Penirisan
Setelah pencucian, bahan ditiriskan di rak-rak pengering. Khusus
untuk bahan rimpang, penjemuran dilakukan selama 4 - 6 hari.
Selesai pengeringan dilakukan kembali penyortiran apabila bahan
langsung digunakan dalam bentuk segar sesuai dengan
permintaan.
Contoh : rimpang jahe, perlu dilakukan penyortiran sesuai standar
perdagangan, karena mutu bahan menentukan harga jual.
4. Pengubahan bentuk
Tujuan : memperluas permukaan bahan baku sehingga
semakin cepat kering
Ketebalan berbeda-beda untuk tiap bahan.
Misal : untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8
mm; jahe, kunyit dan kencur 3 - 5 mm.
Untuk mendapatkan minyak atsiri yang tinggi bentuk
irisan sebaiknya adalah membujur (split) dan jika ingin
bahan lebih cepat kering bentuk irisan sebaiknya
melintang (slice).
Pengubahan Bentuk Bagian tanaman
Perajangan - Rimpang
- Daun
- Herba
Pemotongan - Akar
- Batang
- Kayu
- Kulit kayu
- Kulit buah
Penyerutan - Kayu
5.Pengeringan
Tujuan :
Menurunkan kadar air tidak ditumbuhi kapang dan bakteri proses
pembusukan dapat terhambat (kadar air simplisia yang paling layak adalah
kurang dari 5%).
Menghilangkan aktivitas enzim (agar reaksi enzimatik tidak dapat
berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah kurang dari 10 %)
Simplisia jadi lebih ringkas dan mudah disimpan
Menghasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan
dalam waktu yang lama.
Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C (tergantung
pada jenis bahan)
Hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung
kadar air 10%.
Waktu pengeringan bervariasi (tergantung pada jenis bahan yang
dikeringkan).
Pengeringan yang salah mengakibatkan face hardening
Cara pengeringan :
Karung goni
plastik karton
Aluminium
Peti kayu Botol kaca/guci porselen
kaleng (untuk bahan cair)
- Peti kayu berlapis timah atau
- kertas timah (untuk bahan beraroma)
Faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat
merusak/menurunkan mutu simplisia :
Suhu (tidak lebih dari 30C), kelembaban, dan sirkulasi udara ruang harus
diatur sedemikian rupa sesuai dengan simplisia yang disimpan.
Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan
berventilasi. Terhindar dari gangguan hewan pengerat dan serangga.
Ruang penyimpanan harus bersih dan terpisah dari ruang proses lain
Prinsip penyimpanan dianjurkan menggunakan sistem first in-first out (yang
masuk awal harus dikeluarkan terlebih dahulu dibandingkan dengan yang
amsuk belakangan)
Setiap simplisia yang dalam ruang penyimpanan harus berlabel
Simplisia yang tercemar dan rusak harus dimusnahkan
Simplisia yang mengandung bahan aktif keras dan beracun harus disimpan
terpisah, dikunci, dan diberi label khusus
Penyebab kerusakan simplisia saat
pengepakan dan penyimpanan :
1. Cahaya
2. Oksigen udara
3. Reaksi kimia intern
4. Dehidrasi
5. Penyerapan air
6. Pengotoran
7. Kapang
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA
Standarisasi simplisia merupakan pemenuhan
terhadap persyaratan sebagai bahan dan
penetapan nilai berbagai parameter dari produk
seperti yang ditetapkan sebelumnya.
Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi
terakhir dari buku-buku resmi yang dikeluarkan
oleh DEPKES RI seperti FI, FHI, MMI, untuk
identifikasi atau spesifikasi simplisia.
Pemeriksaan mutu simplisia
Metabolit primer
Penetapan : Metabolit sekunder
Organoleptik Mikroskopik Kimia Biologi Fisika Jenis konstituen
& Kadar konstituen
Makroskopik Standarisasi
Kromatografi :
Warna Kinerja tinggi
Bau Reaksi warna Mikrobiologi : Kelarutan Lapis tipis
Rasa Pengendapan Penetapan Indeks bias Kolom
Penggaraman angka kuman Bobot jenis Kertas
Reaksi kompeks Pencemaran Titik lebur Gas
Rotasi optik
Rekristalisasi
Mikrosublimasi
- Parameter mutu umum simplisia sbg bahan kefarmasian:
Kebenaran jenis (Identifikasi)
Kemurnian
Aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan
transportasi)
- Simplisia hrs memenuhi 3 paradigma sbg produk kefarmasian
: QSE (mutu-aman-manfaat)
- Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia
bertanggung jawab terhadap respon biologi hrs mempunyai
spesifikasi kimia berupa informasi komposisi (jenis dan kadar)
senyawa kandungan.
TERIMA KASIH
KETEMU MINGGU DEPAN DENGAN KARBOHIDRAT