Anda di halaman 1dari 44

CARA PEMBUAT

AN SIMPLISIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ANGGOTA KELOMPOK :
1. NUR YANI KHAIRUNNISAK (201710410311001)
2. NAFILAH RAMADHANI MANAN (201710410311004)
3. GALUH PRAKASIWI (201710410311007)
4. IKE LAILI AGUSTIN UMAROH (201710410311021)
5. ILHAM AGUSTA (201710410311022)
6. SITI MUJIATI (201710410311034)
SIMPLISIA
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan apapu
n. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia Hewani dan simplisia pelikan atau mineral.
1. Simplisia nabati, adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
2. Simplisia hewani, adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang diha
silkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia mumi.
3. Simplisia pelikan atau mineral, adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diola
h atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia mumi.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun kegunaannya, maka simplisia harus memenu
hi persyaratan, antara lain :
4. Bahan baku simplisia
5. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia
6. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia
1. WAKTU PANEN
Waktu panen sangat erat hubugannya dengan
Keseragaman umur pada saat panen, lingkungan temp pembentukan senyawa aktif di dalam bagian tanaman
at tumbuh dan jenis yang benar dapat ditentukan dan diatur s yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat adalah
esuai dengan tujuan untuk memperoleh mutu simplisia yang pada saat bagian tanaman tersebut mengandung
seragam. Ada beberapa cara untuk meningkatkan mutu simpli
senyawa aktif dalam jumlah terbesar. Senyawa aktif
sia yaitu :
terbentuk secara maksimal di dalam bagian tanaman
1. Bibit dipilih untuk mendapatkan tanaman unggul, sehing
atau tanaman pada umur tertentu.
ga simplisia yang dihasilkan memiliki kandungan senyaw
Disamping waktu panen yang berkaitan dengan
a aktif yang tinggi
umur tanaman, diperhatiakn juga untuk waktu panen
2. Pengolahan tanah, pemeliharaan, pemupukan dan perli
dalam sehari. Contoh simplisia yang mengandung
ndungan tanaman dilakukan baik
minyak atsiri lebih baik dipanen pada pagi hari. Jadi
perlu diperhatikan juga untuk menentukan waktu
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia akan berbeda-bed panen dalam sehari karena berhubungan dengan
a. Hal ini bergantung pada :
stabilitas kimiawi dan fisik senyawa aktif dalam
3. Bagian tanaman yang digunakan simplisia terhadap sinar matahari.
4. Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen
5. Waktu panen
6. Lingkungan tempat tumbuh
Secara garis besar, pedoman panen sebagai berikut :
Tanaman yang pada saat panen diambil bijinya yang telah tua. Pengambilan biji ditandai dengan mengeringnya buah. Ada
juga yang pemetikannya dilakukan sebelum kering benar, yaitu sebelum buah pecah secara alami dan biji terlempar jauh.

Tanaman yang pada saat panen diambil buahnya, waktu pengambilan sering dihubungkan dengan tingkat kematangannya,
yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada buah tersebut. Seperti perubahan tingkat kekerasan, perubahan warna, kadar
air buah, dan perubahan bentuk buah.

Tanaman yang pada saat panen diambil daun pucuknya, pengambilan dilakukan pada saat tanaman mengalami perubahan
pertumbuhan dari vegetatif ke generatif. Pada saat itu penumpukkan senyawa aktif dalam kondisi tinggi, sehingga mempunyai
mutu yang baik.

Taanaman yang pada saat dipanen diambil daun yang telah tua, daun yang diambil dipilih yang telah membuka sempuma dan
terletak di bagian cabang atau batang yang menerima sinar matahari sempurna. Pada daun tersebut terjadi kegiatan asimilasi
yang sempurna.

Tanaman yang pada saat panen diambil kulit batang, pengambilan dilakukan pada saat tanaman telah cukup umur. Agar pada
saat pengambilan tidak mengganggu pertumbuhan, sebaiknya dilakukan pada musim yang menguntungkan pertumbuhan antara
lain menjelang musim kemarau.

Tanaman yang pada saat panen diambil umbi lapis, pengambilan dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimal dan
pertumbuhan pada bagian diatas tanah berhenti.

Tanaman yang pada saat panen diambil rimpangnya, pengambilan dilakukan pada musing kering dengan tanda-tanda
mengeringnya bagian atas tanaman. Dalam keadaan ini rimpang dalam keadaan besar maksimum.
SIMPLISIA DAUN

Simplisia : Melaleuca Folium


Keluarga : Myrtaceae
Bagian yang digunakan : Daun tanaman Melaleuca leucadendra L. yang cukup tua.
Pengumpulan bahan : Panen dilakukan setelah tumbuhan berumur antara 3-4 tahun atau kura
ng, tergantung kepada keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesuburan pertumbuha
n. Panenan dilakukan dengan cara memangkas cabang-cabangnya.
Khasiat : mencegah bakteri, menghilangkan rasa sakit, pereda sesak napas, antiinflamasi, mere
dakan masalah perut.

Simplisia : Glycyrrhizae Radix


Keluarga : Papilionaceae SIMPLISIA AKAR
Bagian yang digunakan : Akar tanaman Glycyrrhiza glabra
Pengumpulan bahan : Akar-akar digali tiap 3 tahun, disisakan secukupnya agar dapat dipu
ngut tahun berikutnya
Khasiat : Antitusiva, untuk wewangi tembakau dan campuran obat batuk
SIMPLISIA KULIT BATANG
Simplisia : Burmani Cortex
Keluarga : Lauraceae
Bagian yang digunakan : Kulit batang tanaman Cinnamomum burmani
Pengumpulan bahan : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit relatif le
bih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula, sehingga kualitas dan kuantitas produksi
akan lebih baik
Khasiat : Diaforetika, karminativa, anti iritan, bahan pewangi

Simplisia : Caryophylli Flos SIMPLISIA BUNGA


Keluarga : Myrtaceae
Bagian yang digunakan : bunga tanaman Eugenia caryophyllus
Pengumpulan bahan :. Umur panen tanaman cengkeh adalah 4,5-8,5 tahun sejak disemaik
an tergantung pada jenis lingkungan. Waktu pemanenan ada beberapa tahap, yang pertam
a jika 50-60 % jumlah bunga yang ada di pohon telah matang petik. Pemetikan ini bisa diula
ngi lagi setiap 10-14 hari selama 3-4 bulan. Di Jawa, panen mulai Mei dan berakhir Juli-Agus
tus. Hal ini tergantung dari iklim setempat.
Khasiat : Mengobati sakit maag, menjaga kesehatan tulang, melindungi dari kanker, menge
ndalikan kadar gula darah
SIMPLISIA BUAH
Simplisia : Amomi Fructus
Keluarga : Zingiberaceae
Bagian yang digunakan : Buah tanaman Amomum compactum
Pengumpulan bahan :.Pemanenan buah dimulai pada tahun kedua atau ketig
a, tergantung pada kondisi pertumbuhan rumpun dan ketinggian tempat. Buah
sudah dapat dipanen bila sisa perhiasan bunga yang terdapat pada bagian uju
ng karangan bunga sudah luruh. Musim panen jatuh pada bulan menjelang dan
selama musim kemarau, yakni di Jawa Tengah jatuh pada bulan Mei hingga Se
ptember. Bulan lainnya merupakan bulan panen kecil.
Khasiat : Mengobati infeksi, mengurangi resiko kanker, membantu atasi masal
ah pencernaan

SIMPLISIA KAYU
Simplisia : Sappan Liqnum
Keluarga : Caesalpiniaceae
Bagian yang digunakan : Kayu tanaman Caesalpinia sappan L.
Pengumpulan bahan :.Batang tumbuhan yang telah berumur 1-2 tahun ditebang.
Khasiat : Diare, batuk darah pada TBC, berak darah, luka berdarah, memar berdarah.
RHIZOMA

Simplisia : Languatis Rhizoma


Keluarga : Zingiberaceae
Bagian yang digunakan : Rimpang tanaman Languas galanga
Pengumpulan bahan :. Rimpang dikumpulkan pada saat tanaman berumur 2,s
bulan sampai 4 bulan agar diperoleh rimpang yang muda dan belum banyak ser
at.
Khasiat : Bumbu, Karminativa, antifungi
2. CARA PANEN

Panen dapat dilakukan dengan tangan, menggunakan alat atau mengg


unakan mesin. Dalam hal ini keterampilan pemetik diperlukan, agar diperol
eh simplisia yang benar, tidak tercampur dengan bagian lain dan tidak merus
ak tanaman induk. Alat atau mesin yang digunakan untuk memetik perlu dip
ilih yang sesuai. Alat yang terbuat dari logam sebaiknya tidak digunakan bila
diperkirakan akan merusak senyawa aktif simplisia seperti fenol, glikosida da
n sebagainya.
Kulit batang : Dari batang utama dan cabang, dikelupas dengan ukuran panjang dan lebar
tertentu; untuk kulit batang mengandung minyak atsiri atau golongan snyawa fenol digunaka
n alat pengelupas bukan logam.
Batang : Dari cabang, dipotong-potong dengan panjang tertentu dan diameter cabang terte
ntu.
Kayu : Dari batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut (diagu) setelah dikelupas kulitn
ya.
Daun : Tua atau muda (daerah pucuk), dipetik dengan tangan satu persatu.
Bunga : Kuncup atau bunga mekar atau mahkota bunga, atau daun bunga, dipetik dengan t
angan.
Pucuk : Pucuk berbunga; dipetik dengan tangan (mengandung daun muda dan bunga).
Akar : Dari bawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu.
Rimpang : Dicabut, dibersihkan dari akar; dipotong melintang dengan ketebalan tertentu.
Buah : Masak, hampir masak; dipetik dengan tangan.
Biji : Buah dipetik; dikupas kulit buahnya dengan mengupas menggunakan tangan, pisa
u, atau meggilas, biji dikumpulkan dan dicuci
Kulit buah : Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan dicuci
Bulbus : Tanaman dicabut, bulbus dipisah dari daun dan akar dengan memotongnya, dic
uci
DAUN
Simplisia : Melaleucae Folium
Nama lain : Daun kayu putih
Nama tanaman : Melaleuca leucadendra L.
Bagian yang digunakan : Daun tanaman Melaleuca leucadendra L. yang cukup tua.
Cara panen
Cara panenan dengan pemangkasan dengan tujuan agar pemetikan daun dapat dilakukan dengan mudah.
Di samping itu dengan pemangkasan dapat memperbanyak tumbuhnya cabang-cabang baru. Daun-daun y
ang telah dikumpulkan dicuci dengan air bersih sampai bersih, dan ditiriskan hingga sisa-sisa air cucian da
pat dibebaskan
BUNGA
Simplisia : Caryophylli Flos
Nama lain : Bunga cengkeh
Nama tanaman : Eugenia caryophyllus
Bagian yang digunakan : Bunga yang masih kuncup
Cara panen
Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat diatas buku daun terakhirnya dengan menggunakan kuku jari a
tau pisau kecil yang tajam.
¨      Daun terakhir / termuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh ikut terpetik agar tidak mengg
anggu pertumbuhan tunas berikutnya. Apabila daun ini ikut terpetik bisa mengurangi jumlah tunas 1/3-
1/2 bagian.
¨      Bunga yang sudah dipetik dimasukkan kedalam keranjang atau karung kecil yang sudah dipersiap
kan sebelumnya. Setelah penuh, bunga dimasukkan ke dalam karung besar untuk dibawa ke tempat p
engolahan.
Kulit Batang
Simplisia : Burmani Cortex
Nama lain : Kulit kayu manis
Nama tanaman : Cinnamomum burmani
Bagian yang digunakan : kulit batang
Cara panen
Pohon ditebang sekaligus, tunggal tebangan diter bagian atasnya
Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang 5 cm dar leher akar, seluruh kulit batang dikup
as setinggi 80-100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang maksutnya agar pengulitan mudah dilak
ukan dan diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna pada permukaan tanah
Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam dua bulan sebelum ditebang, dengan maksud untuk
mendapat kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada bekas-bekas pukulan akan m
eghasilkan kulit
Sistem vietnam (sistem panen tanpa tebang) yaitu memotong sebagaian kulit batang secara be
rselang-seling dengan dengan ukuan panjang 30 cm, lebar 10 cm. Setelah kulit batang bertau
t kembali sehabis panen kedua dan seterusnya.
Kayu
Simplisia : Sappan Lignum
Nama lain : Kayu secang
Nama tanaman : Caesalpinia sappan L.
Bagian yang digunakan : Kayu tanaman Caesalpinia sappan L, yang telah berumur 1 sampai 2 tahu
n
Cara panen
Batang tumbuhan ditebang kemudian dipotong-potong dengan panjang antara 50 cm sampai 60 cm.
Potongan-potongan tersebut dicuci dengan air bersih sampai bersih dan ditiriskan agar sisa-sisa air c
ucian dapat dipisah kan
Akar
Simplisia : Glycyrrhiza Radiz
Nama lain : Akar manis
Nama tanaman : Glycyrrhiza glabra
Bagian yang digunakan : akar tanaman Glycyrrhiza glabra
Cara panen
Pohon ditebang sekaligus, caranya dengan memotong langsung tanaman hingga dekat tanah, setelah itu di
kuliti. Panen kulit kayu manis dapat dilakukan sejak tanaman berumur muda, yang bertujuan untuk penjaran
gan. Cara penjarangan dilakukan hanya dalam baris tanaman dan tanaman yang ditebang pada ketinggian
5-10 cm dari permukaan tanah atau leher akar. Hal ini dilakukan agar pangkal batang yang tidak ditebang a
kan bisa menumbuhkan tunas-tunas baru.
Buah
Simplisia : Amomi Fructus
Nama lain : kapulaga
Nama tanaman : Amomum compactum
Bagian yang digunakan : Buah tanaman Amomum compactum
Cara panen :
buah dalam karangan yang sudah tua ibu gagang karangan buah dipotong dengan pis
au tepat dibawah buah paling bawah. Buah-buah tersebut kemudian dipisahkan dari g
agang-gagangnya.
Rhizoma
Simplisia : Languatis Rhizoma
Nama lain : Laos, lengkuas
Nama tanaman : Languas galanga (L.)
Bagian yang digunakan : Rimpang tanaman Languas galanga (L.)
Cara panen
Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman. Rimpang dipisahkan dari batang, kemudian dicuci
dengan air bersih sampai bersih dan ditiriskan agar dapat dibebaskan dari sis-sisa air cucian.
3. PENANGANAN PASCA PANEN
• Sortir basah
• Pencucian
• Penirisan
• Perajangan
• Pengeringan
• Sortir kering
• Pengemasan
A. Sortir basah
B. Pencucian
Sortir basah : memisahkan bahan bahan asing Sortir basah : memisahkan bahan bahan asing
seperti daun yang rusak dan bagian daun pada akar seperti kerikil,rumput,pasir atau bagian
yang tidak digunakan agar tidak mengganggu yang tidak digunakan agar tidak mengganggu
pada proses selanjutnya. pada proses selanjutnya.

Pencucian : Daun-daun yang telah Pencucian : akar dicuci bersih dengan air bersih
dikumpulkan dicuci bersih dengan air bersih sampai bersih.
sampai bersih.

Sortir basah : memisahkan bahan bahan asing Sortir basah : memisahkan bahan bahan asing
pada batang atau bagian yang tidak digunakan atau bagian yang tidak digunakan agar tidak
agar tidak mengganggu pada proses selanjutnya. mengganggu pada proses selaanjutnya.

Pencucian : batang dicuci bersih dengan air bersih Pencucian : Potongan-potongan batang dicuci
sampai bersih. bersih dengan air bersih sampai bersih
Sortir basah : memisahkan bahan bahan asing pada bunga yang tidak digunakan agar tidak
mengganggu pada proses selanjutnya.

Pencucian : bunga dicuci bersih dengan air bersih sampai bersih.

Sortir basah : memisahkan bahan bahan asing seperti buah yang jelek dan bagian yang tidak
digunakan agar tidak mengganggu pada proses selanjutnya.

Pencucian : buah yang telah dikumpulkan dicuci bersih dengan air bersih sampai bersih.

Sortir basah : memisahkan bahan bahan asing pada rimpang yang tidak digunakan agar tidak
mengganggu pada proses selanjutnya.

Pencucian : rimpang dicuci bersih dengan air bersih sampai bersih.


C. Penirisan
Setelah bahan dicuci bersih, dilakukan penirisan pada rak-
rak yang telah diatur sedemikian rupa untuk mencegah
pembusukan atau bertambahnya kandungan air. Proses
penirisan bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
kandungan air di permukaan bahan dan dilakukan sesegera
mungkin setelah pencucian.
Selama penirisan, bahan dibolak-balik untuk mempercepat
penguapan dan dilakukan di tempat teduh dengan aliran
udara cukup agar terhindar dari fermentasi dan
pembusukan. Setelah air yang menempel di permukaan
bahan menetes atau menguap, bahan simplisia dikeringkan
dengan cara yang sesuai.
D. Perajangan
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses pe- rajangan. Perajangan bahan simplisia
dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru
diambil jangan langsung dirajang tetapi dijetnur dalam keadaan utuh selama 1 hari. Perajangan dapat
dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang kl~usus sehingga diperoleh irisan tipis atau
potongan dengan ukuran yang dikehendaki.
Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat pengiuapan air, sehingga mempercepat
waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya atau
hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap. sehingga memyengaruhi komposisi bau dan rasa yang
diinginkan. Oleh karena itu bahan simplisia seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan bahan
sejenis lainnya dihindari perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya kadar minyak
atsiri. Selama perajangan seharusnya jumlah mikroba tidak bertambah. Penjemuran sebeluln perajangan
diperlukan untuk mengurangi pewarnaan akibat reaksi antara bahan dan logam pisau. Pengeringan
dilakukan dengan sinar matahari selama satu hari.
Ketebalan perajangan untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8 mm, jahe, kunyit dan kencur 3 - 5
mm.  Perajangan bahan dapat dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam dan terbuat dari steinlees
ataupun dengan mesin pemotong/ perajang.  Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan pemakaian.
Untuk tujuan mendapatkan minyak atsiri yang tinggi bentuk irisan sebaiknya adalah membujur (split) dan
jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisan sebaiknya me-lintang (slice).
E. Pengeringan
Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,sehingga dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik
akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Cara yang lazim dilakukan pada saat itu, merendam
bahan simplisia dengan etanol 70 % atau dengan mengaliri uap panas. Dari hasil penelitian selanjutnya
diketahui bahwa reaksi enzimatik tidak berlangsung bila kadar air dalam simplisia kurang dari 10%.
Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan suatu alat
pengering. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban
udara, aliran udara, Waktu pengeringan dan luas permukaan bahan. pengeringan yang terlalu tinggi, atau
oleh suatu keadaan lain yang menyebabkan penguapan air permukaan bahan jauh lebih cepat daripada difusi
air dari dalam ke permukaan tersebut, sehingga permukaan bahan menjadi keras dan menghambat
pengeringan selanjutnya.
Suhu pengeringan tergantung kepada bahan simplisia dan cara pengeringannya. Bahan simplisia dapat
dikeringkan pada suhu 300 sampai 90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak melebihi 60°C. Bahan
simplisia yang mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus dikeringkan
pada suhu serendah mungkin, misalnya 300 °C sampai 450°C, atau dengan cara pengeringan vakum yaitu
dengan mengurangi tekanan udara di dalam ruang atau lemari pengeringan, sehingga tekanan kira-kira 5 mm
Hg. Kelembaban juga tergantung pada bahan simplisia,cara pengeringan, dan tahap tahap selama
pengeringan. Kelembaban akan menurun selama berlangsungnya proses pengeringan. Berbagai cara
pengeringan telah dikenal dan digunakan orang. Pada dasarnya dikenal dua cara pengeringan yaitu
pengeringan secara alamiah dan buatan.
a. Pengeringan Alamiah.
Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman
yang dikeringkan, dapat dilakukan dua cara pengeringan :
1. Dengan panas sinar matahari langsung. Cara ini dilakitkan untuk
mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras seperti kayu, kulit kayu,
biji dan sebagainya, dan mengandung senyawa aktif yang relatif stabil.
2. Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari
langsung. Cara ini terutama digunakan untuk mengeringkan bagian
tanaman yang lunak seperti bunga, daun, dan sebagainya dan
mengandung senyawa aktif mudah menguapan.

b. Pengeringan Buatan
Kerugian yang mungkin terjadi jika melakukan pengeringan dengan sinar
matahari dapat diatasi jika melakukan pengeringan buatan, yaitu dengan
menggunakan suatu alat atau mesin pengering yang suhu kelembaban,
tekanan dan aliran udaranya dapat diatur.
• Daun : Melaleuca

Perajangan :
untuk tujuan mendapatkan minyak atsiri yang tinggi bentuk irisan sebaiknya adalah
membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk irisan sebaiknya me-lintang
(slice) ,perajangan dapat dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam yang terbuat
dari stanlees .

Pengeringan :
Daun-daun yang telah bersih dikeringkan dengan alas tikar atau alas lain yang berlobang-
lobang. Daun-daun tersebut dikeringkan di tempat yang teduli dengan cara diangin-
anginkan dan secara berkala daun-daun tersebut dibolak-balik sehingga dapat membantu
pengeringannya ,setelah kering disimpan.
• akar : Glycyrrhiza radix

Perajangan :
Di Potongan-potongan pendek dapat dilakukan dengan cara manual
menggunakan pisau yang tajam terbuat dari stanlees secara tipis tipis
dengan ukuran yang dikehendaki.

Pengeringan :
Bahan simplisia dapat dikeringkan pada sinar Matahari hingga kering
• Kulit batang : burmannii cortex

Perajangan :
Perajangan dapat dilakukan dengan mengupas kulit batangnya .
Pengikisan dilakukan dengan pisau yang tajam. Pengikisan dapat juga
dengan alat mekanis yang bekerja seperi mesin serut papan (ketam).

Pengeringan :
kulit kayu manis langsung dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 –
3 hari atau dengan menggunakan alat pengering. Selama proses
pengeringan, kulit kayu manis akan menggulung secara alami. Kulit
dinyatakan kering kalau bobotnya sudah susut sekitar 50%.
•Kayu : secang

Perajangan :
Potongan-potongan batang atau cabang yang telah bersih dan bebas dari sisa-sisa air cucian
dikupas kulitnya. Batang atau cabang yang telah terkupas dipotong-potong hingga terjadi
potongan-potongan kecil-kecil ,Dapat juga batang atau cabang yang telah dikupas kulit
(gelam)nya tadi diketam (diserut) membujur.

Pengeringan :
Bahan simplisia dapat dikeringkan pada sinar Matahari hingga kering
• Bunga : Cengkeh

Perajangan :
Perajangan dapat dilakukan dengan mesin perontokan bunga cengkeh

Pengeringan :
Untuk bahan berupa bunga hanya diangin – anginkan ditempat yang teduh
bunga cengkeh diletakkan di atas tikar pandan atau di atas rak dan jika
menggunakan oven maka suhu diatur rendah sekitar 25 – 35°C.
• Buah/Biji : kapulaga

Perajangan :
Rajang dengan menggunakan alat mesin perajang atau secara manual. Arah rajang searah dan tebal
kurang lebih 5mm atau sesuai keinginan yang dibutuhkan.

Pengeringan :
Buah yang sudah dipisahkan dari gagang-gagangnya tersebut selanjutnya dijemur di panas matahari
atau dengan uap belerang bakar (SO2).
• Rhizoma : Languas Galangae Rhizoma

Perajangan :
Rimpang-rimpang yang telah bersih dan bebas dari sisa-sisa air cucian kemudian dipotong-
potong melintang sepanjang 5 cm sampai 6 cm. Kemudian dibelah memanjang dengan
ketebalan antara 1% cm sampai 3 cm.

Pengeringan :
dikeringkan di atas tikar di panas matahari dengan alas tikar atau alas lain yang berlubang-
lubang
F. Sortasi kering
Prinsip kegiatan sortasi kering sama dengan s
ortasi basah, namun dilakukan terhadap simpli
sia sebelum dikemas. Sortasi kering bertujuan
untuk memisahkan bahan-bahan asing dan si
mplisia yang belum kering benar. Kegiatan ini
dilakukan untuk menjamin bahwa simplisia be
nar-benar bebas dari bahan asing. Kegiatan in
i dilakukan secara manual. Simplisia yang tela
h bersih dari bahan asing terkadang untuk tuju
an tertentu (misalnya untuk memenuhi standar
mutu tertentu) masih diperlukan grading atau p
emisahan menurut ukuran, sehingga diperoleh
simplisia dengan ukuran seragam.
G. Pengemasan dan Pemberian Label
Berikut ini adalah persyaratan bahan pengem
Pengepakan atau pengemasan si as, antara lain:
mplisia sangat berpengaruh terhadap m
1. Bersifat inert (netral), yaitu tidak bereaks
utu terkait dengan proses pengangkutan
i dengan simplisia yang dpat berakibat te
(distribusi) dan penyimpanan simplisia.
rjadinya perubahan bau, warna, rasa, ka
Kegiatan ini bertujuan untuk melindungi
dar air, dan kandungan senyawa aktifnya
simplisia saat pengangkutan, distribusi,
dan penyimpanan dari gangguan luar, se 2. Mampu mencegah terjadinya kerusakan
perti suhu, kelembapan, cahaya, pence mekanis dan fisiologis
maran mikroba, dan adanya serangga at 3. Mudah digunakan, tidak terlalu berat, da
au hewan lainnya. Bahan pengemas har n harganya relatif murah
us kedap air dan udara, serta dapat meli Setelah simplisia dikemas dalam wadah atau
ndungi simplisia dari berbagai ganggua kemasan, maka dapat dilakukan pemberian l
n. Untuk jenis simplisia tertentu dapat di abel atau etiket. Label tersebut harus menunj
simpan dalam kain katun atau karung ya ukkan informasi simplisia yang jelas, meliputi
ng terbuat dari bahan plastik, jerami, ata nama ilmiah tanaman obat, asal bahan (lokas
u goni. i budidaya), tanggal panen, dan tanggal simp
an, berat simplisia, dan status kualitas bahan.
H. Penyimpanan

Simplisia yang telah dikemas dan diberi label,


kemudian disimpan dalam gudang yang telah dipe
rsiapkan dengan berbagai pertimbangan. Tujuan p
enyimpanan adalah agar simplisia tetap tersedia s
etiap saat bila diperlukan dan sebagai stok bila ha
sil panen melebihi kebutuhan. Proses ini merupak
an upaya untuk mempertahankan kualitas fisik da
n kestabilan kandungan senyawa aktif, sehingga t
etap memenuhi persyaratan mutu yang ditetapka
n.
Selama dalam penyimpanan, simplisia dapat mengalami kerusakan maupun penurunan mutunya karena be
berapa faktor berikut:

1. Cahaya. Sinar dengan panjang gelombang tertentu dapat mempengaruhi mutu simplisia secara fisik dan
kimiawi.
2. Reaksi kimiawi internal. Terjadinya perubahan kimia simplisia karena proses fermentasi, polimerisasi, da
n autooksidasi
3. Oksidasi. Oksigen dari udara dapat menyebabkan terjadinya oksidasi pada senyawa aktif dalam simplisi
a sehingga kualitasnya menurun
4. Dehidrasi. Bila kelembapan di luar lebih rendah daripada di dalam simplisia, maka akan terjadi proses ke
hilangan air yang disebut shrinkage
5. Absorpsi air Simplisia yang bersifat higroskopis dapat menyerap air dari lingkungan sekitarnya
6. Kontaminasi. Sumber kontaminan utama berupa debu, pasir, kotoran, dan bahan asing (tumpahan minya
k, organ binatang, dan fragmen wadah)
7. Serangga. Serangga dapat menimbulkan kerusakan dan mengotori simplisia dalam bentuk larva, imago,
dan sisa-sisa metamorfosis (kulit telur, kerangka yang telah usang, dan lain-lain)
8. Kapang. Bila kadar air simplisia masih tinggi, maka akan mudah ditumbuhi kapang, jamur, ragi, dan jasa
d renik lain yang dapat menguraikan senyawa aktif atau menghasilkan aflatoksin yang membahayakan k
onsumen
Simplisia daun
Sortasi kering : memisahkan bahan-bahan asing dan simplisia daun kayu putih yang belum kering benar. Kegiatan ini di
lakukan untuk menjamin bahwa simplisia daun kayu putih benar-benar bebas dari bahan asing.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Simplisia bunga
Sortasi kering : memisahkan bahan-bahan asing dan simplisia bunga cengkeh yang belum kering benar. Kegiatan ini dilak
ukan untuk menjamin bahwa simplisia bunga cengkeh benar-benar bebas dari bahan asing.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik


Simplisia kulit
Sortasi kering : memisahkan bahan-bahan asing dan simplisia kulit kayu manis yang belum kering ben
ar. Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin bahwa simplisia kulit kayu manis benar-benar bebas dari ba
han asing.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Simplisia kayu
Sortasi kering : memisahkan bahan-bahan asing dan simplisia kayu secang yang belum kering b
enar. Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin bahwa simplisia kayu secang benar-benar bebas da
ri bahan asing.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik


Simplisia akar

Sortasi kering : memisahkan bahan-bahan asing dan simplisia akar manis yang belum kering benar. Kegiatan ini dilakukan untu
k menjamin bahwa simplisia akar manis benar-benar bebas dari bahan asing.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Simplisia buah

Sortasi kering : memisahkan bahan-bahan asing dan simplisia buah kapulaga yang belum kering benar. Kegiatan ini dilakukan
untuk menjamin bahwa simplisia buah kapulaga benar-benar bebas dari bahan asing.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Simplisia rimpang

Sortasi kering : memisahkan bahan-bahan asing dan simplisia rimpang lengkuas yang belum kering benar. Kegiatan ini dilakuk
an untuk menjamin bahwa simplisia rimpang lengkuas benar-benar bebas dari bahan asing.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik


DAFTAR PUSTAKA :

• Farmakognosi Jilid 1. 2015


• Departemen kesehatan rcpublik inoon. (1986). Cara pembuatan simplisia. Direkto
rat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
• Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm., A. (2016). MODUL SAINTIFIKASI JAMU P
enanganan pasca panen.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai