Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II

SEMEN DAN LIGNUM


Dosen Pengampu : Riong Seulina Panjaitan S.Si., M.Si

Nama :
Miranti Setyo Kencono Wulan 1745050035

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


BAB I

TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisa
campuran yang diberikan untuk diamati secara makroskopis dan mikroskopis serta untuk
mengetahui fragmen – fragmen khas yang ada pada simplisia – simplisia tersebut yang nantinya
dapat ditentukan kebenaran bahan apa saja yang ada didalam simplisia campuran tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain
yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan bahan
alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan
kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas
simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.

1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman
atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia nabati paling banyak digunakan seperti rimpang temulawak yang dikeringkan
bunga melati, daun seledri, biji kopi, buah ada.
2. Simplisia hewani, yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni contohnya sirip
ikan hiu dan madu.
3. Simplisia pelikan (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Contohnya Belerang dan kapur sirih.
Dari ketiga golongan tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak yang
digunakan untuk bahan obat. Penyiapan simplisia nabati merupakan suatu proses
memperoleh simplisia dari tanaman sumbernya di alam. Proses ini meliputi pengumpulan
(collection), pemanenan (harvesting), pengeringan (drying), pemilihan (garbling), serta
pengepakan, penyimpanan dan pengawetan (packaging, storage, and preservation).
Pemberian nama suatu simplisia umumnya ditetapkan dengan menyebutkan nama marga
(genus), atau nama spesies (species) atau petunjuk jenis (specific epithet) dari tanaman
asal, diikuti dengan nama bagian tanaman yang dipergunakan. Sebagai contoh : daun
dewa dengan nama spesies Gynura procumbens, maka nama simplisianya disebut
Gynurae Procumbensis Folium. Folium artinya daun. Namun tidak semua nama simplisia
mengikuti aturan seperti diatas, misalnya :
- Guazuame Folium : nama genus dari Guazuma ulmifolia diikuti Folium.
- Calami Rhizome : menunjukan penyebutan nama berdasarkan atas nama belakang
dari spesies (Acorus calamus)
Nama Latin dari Bagian Tanaman yang digunakan dalam tata nama simplisia antara lain:
a. Nama latin Bagian tanaman
b. Amilum Pati
c. Bulbus Umbi lapis
d. Caulis Batang
e. Cortex Kulit kayu
f. Flos Bunga
g. Folia Daun
h. Folium Daun
i. Fructus Buah
j. Herba Seluruh tanaman
k. Lignum Kayu
l. Radix Akar
m. Rhizome Rimpang
n. Semen Biji
o. Thallus Bagian dari tanaman rendah
p. Tubera Umbi

Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja
dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan
sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja ditanam
tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman
pagar). Sedangkan tanaman kultur diartikan sebagai tanaman budidaya, yang ditanam secara
sengaja untuk tujuan mendapatkan simplisia. Tanaman budidaya dapat berupa perkebunan
luas, usaha pertanian kecil-kecilan atau berupa tanaman halaman dengan jenis tanaman yang
sengaja ditanam untuk tujuan memperoleh simplisia tetapi juga berfungsi sebagai tanaman
hias.
Dibandingkan dengan tanaman budidaya, tanaman liar sebagai sumber simplisia
mempunyai beberapa kelemahan untuk dapat menghasilkan simplisia dengan mutu yang
memenuhi standar tetap yang dikehendaki. Hal ini disebabkan karena :

a. Unsur tanaman pada waktu pengumpulan tanaman atau organ tanaman sulit atau
tidak dapat ditentukan oleh pengumpul. Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia
sering dipengaruhi oleh umur tanaman pada waktu pengumpulan simplisia yang
bersangkutan. Ini berarti aktivitas biologis yang dikehendaki dari suatu simplisia
sering berubah apabila umur tanamn dari suatu pengumpulan ke waktu pengumpulan
lain tidak sama.
b. Jenis (spesies) tanaman yang dikehendaki sering tidak tetap dari satu waktu
pengumpulan ke waktu pengumpulan berikutnya. Sering timbul kekeliruan akan jenis
tanaman yang dikehendaki. Dua jenis tanaman dalam satu marga kadang mempunyai
bentuk morfologi yang sama dari pengamatan seseorang (pengumpul) yang sering
bukan seorang ahli / seorang yang berpengalaman dalam mengenal jenis tanaman
yang dikehendaki sebagai sumber simplisia. Perbedaan jenis suatu tanaman akan
berarti perbedaan kandungan senyawa aktif.
c. Perbedaan lingkungan tempat tumbuh jenis tanaman yang dikehendaki. Satu jenis
tanaman liar sering tumbuh pada tempat tumbuh dan lingkungan yang berbeda
(ketinggian, keadaan tanah, cuaca yang berbeda). Simplisia yang diperoleh dari satu
jenis tanaman sama tetapi berasal dari dua lingkungan dapat mengandung senyawa
aktif dominan yang berbeda. Misalnya tanaman D. Myoporoides di daerah Australia
utara kandungan skopolamina yang dominan, sedangkan di Australia selatan
kandungan hiosiamina yang dominan.
Jika simplisia diambil dari tanaman budidaya maka keseragaman umur, masa panen
dan galur tanaman dapat dipantau. Namun tanaman budidaya juga ada kerugiannya.
Pemeliharaan rutin menyebabkan tanaman menjadi manja, mudah terserang hama
sehingga pemeliharaan ekstra diperlukan untuk mencegah serangan parasit.
Penggunaan pestisida untuk ini membawa konsekuensi tercemarnya simplisia dengan
residu pestisida (sehingga perlu pemeriksaan residu pestisida).
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
- Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa,
dari simplisia tersebut.
- Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau
dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan
untuk simplisia.
- Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan
pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
Kandungan sel dapat langsung dilihat di bawah mikroskop atau dilakukan pewarnaan.
Sedangkan untuk pemeriksaan anatomi jaringan dapat dilakukan setelah penetesan
pelarut tertentu, seperti kloralhidrat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan
sel seperti amilum dan protein sehingga akan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop.
Namun, untuk pemeriksaan amilum dilakukan dengan penetesan air saja.

Cara pembuatan simplisia adalah sebagai berikut :


1. Pengumpulan / panen
a. Tehnik pengumpulan
Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan
alat (mesin). Apabila pengambilan dilakukan secara langsung (pemetikan)
maka harus memperhatikan ketrampilan pemetik. Misalnya dikehendaki daun
yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian
tanaman lainnya. (Winda, 2013).
b. Waktu pengumpulan / panen
Kadar kandungan zat aktif suatu simplisia dilakukan oleh waktu panen , umur
tanaman, bagian yang diambil dan lingkungan tempat tumbuhnya, sehingga
diperlukan satu waktu pengumpulan yang tepat yaitu pada saat kandungan zat
aktifnya mencapai jumlah maksimal. Pada umumnya waktu pengambilan
adalah sebagai berikut :
- Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi
masak
- Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar
- Buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu dipetik sebelum
buah masak
- Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna
- Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber) , dan umbi lapis
( bulbus)dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti.
(Winda, 2013)
c. Bagian Tanaman
Adapun cara pengambilan simplisia/ bagian tanaman adalah :
- Kulit batang/ klika (cortex) diambil dari batang utama dan cabang,
dikelupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu
- Batang (caulis) diambil dari cabang utama sampai leher akar, dipotong –
potong dengan panjang dan diameter tertentu.
- Kayu ( Lignum) diambil dari batang/ cabang, kelupas kulitnya dan
dipotong – potong kecil
- Daun ( folium) diambil daun tua daun kelima dari pucuk. Daun muda
dipetik satu persatu secara manual
- Bunga (flos) dapat berupa kuncup atau mahkota bunga atau daun bunga,
dapat dipetik langsung dengan tangan.
- Akar (radix) diambil bagian yang berada dibawah permukaan tanah
dipotong – potong dengan ukuran tertentu.
- Rimpang (Rhizoma). Tanaman dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan
dari akar, dipotong melintang, dengan ketebalan tertentu.
- Buah ( Fructus) dapat berupa buah yang matang, masak, atau buah muda,
dipetik dengan tangan
- Biji (semen), buah yang dipetik dikupas kulitnya dengan tangan atau alat,
biji dikumpulkan dan dicuci.
- Herba atau bagian tanaman yang berada diatas tanah diambil dan
dibersihkan.
(Winda, 2013)
2. Pasca Panen
a. Sortasi basah dan pencucian
Sortasi basah dan pencucian dimaksudkan untuk membersihkan tanaman dari
benda – benda asing dari luar ( tanah, batu, dan sebagainya) dan memisahkan
bagian tanaman yang dikehendaki. Pencucian terutama dilakukan bagi
simplisia yang dikehendaki. Pencucian terutama dilakukan bagi simplisa
utamanya bagian tanaman yang berada dibawah tanah, untuk membersihkan
simplisa dari sisa – sisa tanah yang melekat. ( Winda, 2013)
b. Perajangan
Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan dan wadah.
Setelah dicuci dan dibersihkan dari kotoran dan benda – benda asing, materi
dijemur dulu kurang lebih 1 hari kemudian dipotong – potong kecil dengan
ukuran antara 0,25 – 0,6 cm yang setara dengan ayakan 4/8. Pembuatan
serbuk simplisia, kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan
menjadi serbuk (4/8). (Winda, 2013).
c. Pengeringan
Pengeringan simplisia dapat dilakukan dengan cara diangin – anginkan diatas
Koran pada suhu tertentu ( misalnya daun, buah, biji, bunga, kulit batang,
rimpang) ataupun keringkan dibawah sinar matahari dengan menggunakan
kain hitam (misalnya pada akar, batang, dan kayu). Jika dikeringkan pada
suhu kamar berkisar 15-30ºC, pada suhu sejuk berkisar 5-15ºC pada suhu
dingin 0-5ºC. menurut Dirjen POM (1985), ada dua pengeringan alami yaitu
dengan panas dengan matahari langsung dan dengan cara didinginkan dan
tidak kena cahaya matahari langsung.
Tujuan pengeringan pada tanaman :
1. Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama
2. Mengurangi kadar air sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme
seperti terjadinya pembusukan oleh jamur atau bakteri karena terhentinya
proses enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar
reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah
kurang dari 10%.
3. Mudah dalam penyimpanan dan dihaluskan bila dibuat serbuk.
(Winda, 2013).
d. Sortasi Kering
Sortasi kering dilakukan sebelum perwadahan yang bertujuan memisahkan
sisa – sisa benda asing atau bagian tanaman yang tidak dikehendaki pada saat
sortasi basah. Pemilihan dilakukan terhadap bahan – bahan yang terlalu
gosong, bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan (misalnya
dikeringkan ditepi jalan raya). ( Winda, 2013).
e. Pengemasan dan penyimpanan simplisia
Cara pengemasan simplisa tergantung pada jenis simplisia dan tujuan
penggunaan pengemasannya harus sesuai, dapat melindungi dari
kemungkinan kerusakan simplisia dan dengan memperhatikan segi
pemanfaatan ruang untuk keperluan pengangkutan maupun penyimpanannya.
Wadah harus bersifat tidak beracun dan tidak bereaksi (inert) dengan isinya
sehingga tidak menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan rasa,
warna, bau, dan sebagainya pada simplisia. Selain itu wadah harus melindungi
simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, serangga serta mempertahankan
senyawa aktif yang mudah menguap atau ,mencegah masuknya pengaruh
sinar, masuknya uap air dan gas lainnya yang dapat menurunkan mutu
simplisia.
BAB III

Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan :


1. Mikroskop
2. Object glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Pipet
6. Kapas
 Bahan yang digunakan :
1. Alcohol
2. Simplisia Santali Lignum
3. Simplisia Sappan Lignum
4. Simplisia Myristicae Semen
5. Simplisa Coffae Semen
6. Simplisia Colae Semen
7. Simplisia Foenigraeci Semen
8. Simplisia Carica Semen
9. Simplisia Arecae Semen
10. Aquadest
BAB IV

METODE KERJA

Cara kerja adalah sebagai berikut :

1. Ambil simplisia sedikit lalu letakkan diatas object glass


2. Teteskan dengan sedikit air, lalu tutup dengan cover glass
3. Amati dengan mikroskop pada perbesaran 40
4. Lengkapi identitas simplisia dan amati ciri-ciri organoleptis serta ciri-ciri spesifik
makroskopis dari masing-masing simplisia cacahan buah dan biji, catat pada buku laporan
simplisia.
5. Amati ciri-ciri organoleptis dari masing-masing simplisia serbuk buah dan biji
6. Buatlah sediaan dalam media air dari masing-masing simplisia serbuk buah dan biji, amati
dibawah mikroskop
7. Gambarkan hasil pengamatan pada buku laporan.
BAB V

PENGAMATAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS

Nama Lain : Araceae semen

Nama Indonesia : Biji Pinang

Nama Tanaman Asal : Areca catechu


Keluarga  : Arecaceae
Organoleptik

Bentuk : Serbuk

Warna : Coklat

Bau : Aromatik

Rasa : Pahit

Perbesaran : 40x

Menurut Literatur

Ciri khas :

1. Fragmen endosperm dengan sel – sel berdinding selulosa


2. Butir – butir aleuron dan butir – butir minyak
3. Fragmen kulit biji dengan sel – sel batu
Nama Lain : Carica semen

Nama Indonesia : Biji Pepaya

Nama Tanaman Asal : Carica papaya L. 

Keluarga : Caricaceae

Organoleptik

Bentuk : serbuk

Warna : orange

Bau : Aromatik khas

Rasa : Sangat pahit

Perbesaran : 40x

Nama Lain : Foenigraeci semen


Nama indonesia : Biji Klabet

Nama tanaman asal : Trigonella foenumgraecum

Keluarga : papilionacea

Organoleptik

Bentuk : serbuk

Warna : coklat kekuningan

Bau : aromatik khas

Rasa : agak pahit, tidak enak

Perbesaran : 40x

Nama lain : Colae semen


Nama Indonesia : Biji Kola
Nama tanaman asal : Cola Nitida dan Cola acuminata

Keluarga : sterculiaceae

Organoleptis

Bentuk : serbuk

Warna : coklat

Bau : lemah

Rasa : pahit dan kelat

Perbesaran : 40x
Nama lain : Coffae Semen

Nama indonesia : Biji Kopi

Nama tanaman asal : coffea robusta arabica ex de Wilden


disebut juga Coffea canephora piere ex froehner

Kelurga : Rubiaceae

Organoleptis

Bentuk : serbuk

Warna : hitam

Bau : bau aromatik khas

Rasa : pahit

Perbesaran : 40x
Nama lain : Myristicae Semen

Nama indonesia : Biji Pala, Nutmeg

Nama tanaman Asal : Myristica fragrans

Keluarga : Myristicaceae

Organoleptis

Bentuk : serbuk

Warna : coklat

Bau : bau khas aromatik

Rasa : agak pahit, agak pedas, dan


agak menimbulkan rasa tebal di lidah.

Perbesaran : 40x
Nama Lain : Sappan lignum

Nama Indonesia : kayu secang

Nama Tanaman Asal : Caesalpinia sappan

Keluarga : Fabaceae

Organoleptis

Bentuk : serbuk kayu

Warna : merah kecoklatan

Bau : tidak berbau

Rasa : rasa kelat

Perbesaran : 40x
Nama Lain : Santali Lignum

Nama Indonesia : kayu cendana

Nama tanaman asal : santalum album

Keluarga : santalaceae

Organoleptis

Bentuk : serbuk

Warna : coklat kemerahan

Bau : bau harum

Rasa : rasa agak pahit khas

Perbesaran : 40x
BAB VI

KESIMPULAN

Berikut adalah penjabaran dari tanaman yang digunakan sebagai simplisia pada praktikum kali
ini :

 SANTALI LIGNUM
Nama lain : Kayu cendana 
Nama tanaman asal : Santalum album 
Keluarga : Santalaceae 
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, harsa, zat penyamak 
Penggunaan : Diuretika, karminative, antispasmodik 
Pemerian : Bau harum, rasa agak pahit khas 
Bagian yang digunakan : Kayu galih dari batang, dahan dan akar 
Keterangan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Ciri khas : pada perbesaran 40x:
memiliki xylem berbentuk trakea, berserabut, memiliki
butir pati. Hablur Ca Oksalat berbentuk prisma dan
berwarna kuning
 SAPPAN LIGNUM
Nama lain : Kayu secang 
Nama tanaman asal : Caesalpinia sappan 
Keluarga : Caesalpiniaceae 
Zat berkhasiat utama : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat 
Penggunaan : Astringensia, luka memar, batuk darah, sipilis 
Pemerian : Tidak berbau, rasa kelat 
Bagian yang digunakan : Irisan-irisan kecil atau serutan-serutan kayu 
Keterangan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup 
Ciri Khas : pada perbesaran 40x:
memiliki serabut xilem, memiliki trakea. Serabut xylem
dengan Ca Oksalat berwarna kuning kemerahan
 MYRISTICA SEMEN
Nama Lain :  Pala, Nutmeg, Nux Moschata
Nama tanaman asal : Myristica fragrans
Keluarga : Myristicaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung miristin (bersifat
membius) kamfer, minyak lemak (terutama gliserida dari
asam miristin, asam oleat, dan asam linoleat
zat putih telur)
Khasiat : Bahan pewangi, karminativa, stimulansia setempat
terhadap saluran pencernaan, miristin berkhasiat membius,
menyebabakan rasa kantuk, dan memperlambat
pernafasan,muntah.
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak pahit, agak pedas dan agak
menimbulkan rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Inti biji buah yang masak
Waktu Panen : Setelah berumur 8-9 tahun, terus menerus berbunga dan
berbuah sampai berumur 70-80 tahun. Agar pohon dapat
berbuah baik, maka secara okulasi, cabang bunga jantan
ditempelkan pada pohon betina. Pemungutan buah
dilakukan 3 × setahun, daging buah dibuang, selubung biji
diambil hati-hati dipipihkan dan dijemur, biji juga dijemur
atau dikeringkan diatas api sampai berbunyi. Ketika
dikocok, dipecah, kulit biji dibuang dan diolesi kapur
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki Perisperm sekunder, perisperm primer,
endosperm dengan butir pati, butir pati, dan berkas
pembuluh
 ARECAE SEMEN
Nama Lain  : Biji pinang, jambe
Nama Tanaman Asal : Areca catechu
Keluarga  : Arecaceae
Zat berkhasiat  : Alkaloida berupa arecolin, tannin, lemak
Khasiat : Memperkecil pupil mata, obat cacing (anthelmintika)
khususnya cacing pita, untuk makan sirih
Pemerian  : Bau lemah, rasa kelat dan agak pahit
Bagian yang digunakan : Biji
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki sklereid, memiliki sel minyak berwarna kuning,
memiliki xylem berbentuk trakea
 COFFEAE SEMEN
Nama Lain  : Biji kopi
Nama Tanaman Asal : Coffea arabica Linden ex de Wildem disebut juga Coffea
canephora piere ex Froehner varietas Robusta dan beberapa
spesies Coffea lainnya
Keluarga  : Rubiaceae
Zat berkhasiat  : Kofein, asam kofeotanat, ksantin
Penggunaan  : Penawar racun (antidota), penurun panas (antipiretika),
peluruh air seni (diuretik)
Pemerian  : Bau aromatik khas, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Biji yang telah disangrai dari buah masak
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki sel Batu, memiliki perisperm dengan tetes
minyak
 Colae Semen
Nama Lain  : Biji kola
Nama Tanaman Asal : Beberapa species cola antara lain : Cola Nitida dan Cola
acuminata (Schott et Endl.)
Keluarga  : Sterculiaceae
Zat berkhasiat  : Kofeina, sebagian bebas dan sebagian terikat dengan zat
penyamak sebagai kolatin dan kolatein, terdapat pula
Theobromina, zat penyamak, kolaipase, kola-oksidase, zat
warna merah kola
Penggunaan  : Minuman yang menyegarkan seperti halnya dengan teh,
kopi, guarana karena berisi kofeina
Pemerian : Bau lemah, rasa pahit dan sepat
Bagian yang digunakan : Keping biji dan inti biji
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki fragmen parenkim, memiliki rambut penutup,
memiliki epidermis, memiliki fragmen berkas pembuluh,
memiliki butir pati, memiliki epidermis luar, dan epidermis
dalam.
 FOENIGRAECI SEMEN
Nama Lain  : Biji klabet
Nama Tanaman Asal : Trigonella foenumgraecum (L.)
Keluarga  : Papilionaceae
Zat berkhasiat  : Minyak atsiri, alkaloida trigonelin (alkaloida tanpa
khasiat), lendir, minyak lemak, zat pahit, zat warna kuning
Penggunaan  : Bahan pewangi
Pemerian  : Bau aromatik khas, rasa agak pahit, tidak enak
Bagian yang digunakan : Biji
Waktu panen  : Setelah berumur 3-4 bulan, tanaman dapat dipanen.
Panenan dapat dilakukan setelah buah masak, tanaman
dicabut, dijemur sampai buahnya kering. Buah yang kering
ditumbuk untuk mengeluarkan bijinya. Setelah itu biji
ditampi/diayak untuk memisahkan dari kotorannya yang
masih terbawa, kemudian dijemur hingga kering dan
disimpan.

Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik


Ciri Khas : memiliki fragmen endosperm, fragmen kulit biji, dan
fragmen tembaga
 CARICAE SEMEN
Nama lain : Biji Pepaya
Nama Tanaman Asal : Carica papaya L
Keluarga : Caricaceae
Zat berkhasiat : metanol
Penggunaan : antelmintika, analgetik dan antipiretik
Pemerian : tidak berbau, rasa sangat pahit
Bagian yang digunakan : biji buah, dapat juga daun nya
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki xylem, terdapat kurtikula dan epidermis,
memiliki jaringan parenkim, memiliki kristal Ca Oksalat
 COLAE SEMEN

Nama Lain                              : Biji kola


Nama Tanaman Asal               : Beberapa spesies cola: Cola Nitida dan Cola acuminate
(Schott et.                                                         Endl.)
Keluarga                                  : Sterculiaceae
Zat bekhasiat                          : Kofeina, sebagian bebas dan sebagian terikat dengan zat
penyamak sebagai kolatin dan kolatein Theobromina, zat
penyamak, kolalipase,kolaoksidase, zat warna merah kola
Penggunaan                            : Minuman yang menyegarkan seperti halnya dengan teh,
kopi, guarana dan lain-lainnya karena berisi kofeina
Waktu panen : Tanaman kola mulai berbuah pada umur 5-6 tahun, akan
tetapi setelah berumur 2 tahun tanaman ini akan
menghasilkan buah yang banyak. Tanaman ini mempunyai
dua musim berbuah setiap tahunnya yaitu bulan Mei-Juli
dan November-Januari. Buah kola bulat memanjang,
berukuran  panjang  8-15 cm, diameter 5-9 cm, , berkulit
tebal dengan permukaan berbenjol-benjol tergantung pada
tangkai pendek terdiri dari beberapa buah yang membentuk
bintang. Buah masak  ditandai dengan perubahan
berangsur-angsur warna kulit buah dari hijau muda menjadi
hijau tua lalu kuning dan dapat membelah pada satu garis
membujur. Panen buah dilakukan dengan memotong
tangkai buah yang telah matang dengan parang yang
dikaitkan pada ujung galah. Buah yang telah dipetik
dibelah kemudian bijinya dikeluarkan lalu direndam dalam
air selama 24 jam agar  selaput bijinya lepas
Bagian Yang Digunakan          : Keping biji dan inti biji
Pemerian                                  : Bau lemah, rasa pahit dan sepat
Penyimpanan                          : Dalam wadah tertutup baik
Ciri Khas : memiliki fragmen parenkim (diperkecil), memiliki
fragmen berkas pembuluh (diperbesar), memiliki epidermis
luar, memiliki rambut penutup, memiliki epidermis dengan
parenkim, memiliki butir puti, memiliki epidermis dalam.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI 1979. Farnakope Indonesia edisi ke III. Jakarta : Departemen Kesehatan


Republik Indonesia
2. Depkes RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid 1. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
3. Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
4. Depkes RI.1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
5. Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
6. Dirjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta :Depkes RI
7. Gunawan D.M.. 2004. Ilmu Obat Alam. Jakarta: Swadaya

Anda mungkin juga menyukai