Anda di halaman 1dari 27

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI 1

LAPORAN PRAKTIKUM
SIMPLISIA KULIT BATANG

KELAS B / KELOMPOK III


DOSEN PEMBIMBING: RAHMATULLAH MUIN.S.Si,M.Si

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Farmakognosi adalah sebagai bahan bagian biofarmasi

biokimia dan kimia sintesis sehingga ruang lingkupnya menjadi luas

seperti yang digunakan dalam definisi fluelagm. Sedangkan di

Indonesia saat ini untuk praktikum farmakognosinya hanya meliputi

segi pengamatan mikroskop, mikroskop dan organoleptik yang

seharusnya juga mencakup identifikasi isolasi dan penurunan setiap

zat yang terkandung dalam simplisia dan perlu penyelidikan

dilanjutkan ke arah sintesis (MGMP, 2015).

Simplisia adalah bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah. Namun wujudnya sudah dalam keadaan

bersih dan telah dikeringkan (Utami, 2012).

Kulit batang merupakan bahan dasar obat herbal yang

diperoleh dari pengambilan bagian terluar dari batang tanaman

tertentu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan

meliputi kulit batang, kulit cabang atau kulit ranting, sampai ke lapisan

epidermis, potongan atau hasil pengelupasan kulit batang tersebut

terkadang memiliki bentuk dari ukuran tidak beraturan tergantung dari

ukuran batang atau cabangnya (Mulyanis, 2008).

Adapun alasan dilakukan praktikum ini yaitu untuk mengetahui

cara pembuatan simplisia Kulit batang dan dapat melihat secara


mikroskopit bagian-bagian pada simplisia Kulit batang menggunakan

mikroskop.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui

cara pembuatan simplisia pada kulit batang dan dapat melihat

secara mikroskop bagian-bagian pada sampel kelor (Moringa

Oleifera, Mangga (Mangifera Indica) dan mengkudu (Morinda

Citrifolia L.)

I.2.2 Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan

cara pembuatan simplisia pada kulit batang dan dapat melihat

secara mikroskop bagian-bagian pada sampel kelor (Moringa

Oleifera), Mangga (Mangifera Indica) dan mengkudu (Morinda

Citrifolia L.)

I.3 Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan bagian-bagian

sampel mikroskopik dengan menggunakan mikroskop, dan sifat

makroskopik dari simplisia Kulit batang dan Kulit batang segar dengan

ditetesi aquadest.
I.4 Manfaat Percobaan

Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu mengetahui bagian-

bagian sampel mikroskopik dengan menggunakan mikroskop dengan

sifat mikroskopik dari simplisia Kulit batang dan Kulit batang segar

dengan ditetesi aquadest.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

A. Pengertian simplisia

Simplisia adalah bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah namun wujudnya sudah dalam

keadaan bersih dan tetap siap direbus sesuai dengan kebutuhan

(Utami, 2017).

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat

dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali

dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan

(Sunarti, 2018).

Simplisia adalah hasil pengolahan tanaman obat dalam

bentuk yang paling sederhana dan tidak merubah sifat asli bahan

(Widaryanto, 2018).

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat,

belum mengalami pengolahan apapun dan jika tidak dinyatakan

atau disebutkan lain. Simplisia merupakan bahan yang dikeringkan

(Wuri, 2015).

Simplisia merupakan bahan alam yang digunakan sebagai

obat, tetapi belum mengalami pengolahan apapun atau telah diolah

secara sederhana (Dalimarjha, 2018).


B. Penggolongan Simplisia (Wuri, 2015)

1. Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh,

bagian tanaman atau eksud tanaman. Eksud tanaman adalah isi

sel yang secara spontan keka dari tanaman atau dengan cara

tertentu dikeluarkan oleh selnya. Bisa pula disebut zat-zat nabati

lainnya, dengan cara tertentu, dipisahkan dari tanaman.

2. Simplisia hewani

Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh,

bagian hewan atau zat-zat yang berguna dihasilkan oleh hewan

dan belum berupa zat kimia murni.

3. Simplisia pelikan atau mineral

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan

pelikan atau mineral yang belum atau telah diolah dengan cara

sederhana dan belum berupa zat kimia.

C. Persyaratan Simplisia

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan dan

kegunaannya. Simplisia harus memenuhi persyaratan minimal

sebagai berikut : (Wuri 2015)

1. Batang baku simplisia

2. Proses pembuatan simplisia, termasuk cara penyimpanan

bahan baku simplisia

3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia


D. Pengertian kulit batang

Kulit batang merupakan lapisan terluar batang yang cukup

keras. Kulit kayu berguna untuk melindungi batang pohon dari

jamur, cuaca dan gangguan dari serangga dan burung (Susilawati,

2016).

Pepagan atau kulit kayu adalah lapisan terluar batang dan

akar tumbuhan berkayu. Dalam istilah teknis, pepagan merujuk

pada seluruh bagian di luar jaringan kambium. Pepagan menutupi

kayu dan terdiri atas bagian dalam dan luar (Tim Matris, 2011)

Kulit batang adalah bagian yang terdapat pada bagian

terluar batang pohon (Susilowati, 2016).

E. Bagian-bagian kulit batang

Terdapat pada bagian terluar pohon, terdiri dari dua bagian :

(Kanila, 2015)

1. Kulit bagian bagian luar yang mati, mempunyai kekebalan yang

bervariasi menurut jenis pohon, kering, dan berwarna tua

2. Kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang bertugas

mengangkut getah yang diubah oleh daun ke bagian pohon

yang tumbuh.

F. Fungsi

Kulit batang berfungsi sebagai pelindung bagian bagian

terdalam, terhadap kemungkinan pengaruh dari luar yang bersifat


merusak, misal iklim, serangan serangga hama, kebakaran serta

perusak kayu lainnya (AIP, 2018)

II.2. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 2014 : 63)

Nama Resmi : AQUA DESTILATA

Nama lain : Air suling, air murni

Rumus Molekul : H2O

Bobot Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

Kelarutan : Tidak larut dalam semua jenis larutan

Kegunaan : Sebagai pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Rumus Struktur : H-O-H

II.3. Uraian Tanaman

A. Kelor (Moringa Oleifera L.)

1. Klasifikasi (Thomas, 2011)

Regnum : Plantae

Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilenidae

Ordo : Brassicales

Famili : Moringaciae

Genus : Moringa

Spesies : (Moringa Oleifera L.)

2. Morfologi

Kelor tumbuh dalam bentuk pohon berukuran panjang.

Bentuk berkayu, tegak, berwarna putih kulit tipis, permukaan

kasar. Daun majemuk bertangkai panjang, tersusun berselang-

seling, beranak daun gasal. Bunga muncul di ketiak daun,

bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem,

menebar aroma khas. Akar tunggang, berwarna putih,

membesar seperti lobak (Wahyuni,2019).

3. Nama daerah

Kelor umaran (Jawa), kelor (Gorontalo), kiloro (Bugis),

Marangghi (Madura), kerol (Buru), kelor (Indonesia) (Thomas,

2011)

4. Manfaat

Untuk mengobati kanker, menyehatkan mata menurunkan

kadar gula antioksida.


5. Ramuan tradisional

Jika terjadi pembengkakan pada tubuh manfaatkan batang

kelor untuk mengatasi pembengkakan.

B. Mangga (Mangifera Indica L.)

1. Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Anarcadiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera SPP

2. Nama daerah (Purnomo,2013)

Palem (Jawa), pao (Madura), buah (Sunda) mangga.

3. Hasiat (Pangkalan Ide, 2010)

Mengatur arus energi vital, meredahkan batuk memperkuat

limpah, membantu sirkulasi darah, dan merendahkan rasa sakit,

bronchial congestion.

4. Ramuan tradisional

Untuk mengobati sakit gigi. Kulit batang mangga (lebar 5 cm

dan panjang 10 cm), dan garam dapur satu sendok. Kulit Batang
mangga dan garam direbus dengan air sebanyak 3 gelas, biarkan

mendidih hingga airnya menyusut menjadi setengahnya. Kemudian

dinginkan sampai hangat-hangat kuku baru dikumurkan pada

penderita 3x sehari. Lakukan hingga sakitnya benar-benar sembuh.

5. Morfologi

Morfologi tanaman mangga terdiri atas akar tunggang sangat

panjang, yakni bisa dicapai kedalaman 6 m. Batang tanaman

mangga tumbuh tegak, daunnya yang bercabang dan beranting

banyak. Tanaman mangga berdaun tunggal tanpa anak daun.

Falam keadaan normal, bunga tumbuh dan dari tunas ujung.

C. Mengkudu (Morinda Citrifolia L.)

1. Klasifikasi (Sunanto, 2014)

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Magnoliophyta

Kelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceace

Genus : Morinda

Spesies : Morinda Citrifolia L.


2. Nama daerah (Sunanti, 2014)

Kudu, kemudu, cengkudu, bengkudu, mekudu, mangkudu,

lengkudu, pace, wungkudu, manakudu labanau, netue, bakulu,

bentis

3. Khasiat (Dewani, 2015)

Berkhasiat menghilangkan hawa lembab dalam tubuh,

menguatkan tulang, dan membersihkan darah. Bersifat sebagai

peluruh air seni, peluruh haid, peluruh kolesterol dan pelembut

kulit. Digunakan untuk mengobati batuk, cacingan, disentri,

radang usus, lever, radang amandel, sariawan, eksim, diabetes

mellitus, tekanan darah tinggi, ketombe, dan sembelit.

4. Ramuan tradisioal (Thomas, 2014)

Sakit perut. Bahan 2-3 lembar daun mengkudu, Cara

membuat Ditumbuk halus, ditambah gaas dan diseduh air

panas. Cara menggunakan Setelah dingin disaring dan

diminum.

5. Morfologi (Dewani, 2015)

Daun mengkudu berwarna hijau dengan panjang sekitar

25-30 dan lebar 10-12 cm. Bunganya berwarna putih,

memanjang berbentuk piala. Buahnya berukuran sebesar telur

ayam ras. Buahnya yang masih muda berwarna hijau, tetapi jika
sudah masak berwarna kuning. Jika dibelah di dalamnya

banyak terdapat biji. Buah yang sudah matang berbau khas.


BAB III

METODEOLOGI PERCOBAAN

III.1. Alat dan Bahan percobaan

III.1.1. Alat percobaan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu

dekglas, kain halus, mikroskop, objek glas sendok tanduk dan

silet.

III.1.2. Bahan percobaan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini

yaitu aquades (H2O), mengkudu (Morinda citrifeila L.)

III. 2. Prosedur Kerja

A. Pembuatan simplisia

1. Di siapkan alat dan bahan

2. Dicuci terlebih dahulu menggunakan air mengalir

3. Diiris tipis-tipis sampel tersebut

4. Dikeringkan dengan pemanasan sinar matahari langsung atau

dapat dilakukan dengan proses mengangin-anginkan

5. Setelah kering dihaluskan dan dimasukkan ke dalam wadah.

B. Pengamatan sampel segar

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dibersihkan objek glas untuk membebaskan lemak yang

lengket
3. Diambil bagian sampel tersebut dengan diiris tipis

4. Diletakkan sampel di tengah objek glas

5. Ditotulkan dengan aquadest dan ditutupi dekglas

6. Diletakkan di atas meja preparat mikroskop

7. Diamati spesifik sampel tersebut

8. Digambar sesuai dengan apa yang dilihat di mikroskop dan di

dokumentasikan
BAB IV

HASIL DAN KESIMPULAN

IV.I Hasil

A. Mikroskopik

No Sampel Simplisia Keteragan

1. Mangga (Mangifera Lensa okuler :

indica L.) Lensa objektif :

Kanan kiri :

Mikro makro :

Maju mundur :

2. Kelor (Moringa oleifera) Lensa okuler : 18 mm

Lensa objektif :9/0,10

Kanan kiri : 120

Mikro makro : 120/100

Maju mundur : 25
3. Mengkudu (Morinda Lensa : 40

citrifolia L.) Maju mundur : 138/147

Kiri kanan : 21-30

B. Makroskopik

No Sampel Simplisia Keterangan

1. Mangga (Mangifera

indica L.)

2. Kelor (Moringa oleifera) Potongan batang kelor berwarna

hijau,putih dan kemudian ambil

batang yang paling tipis.

3. Mengkudu (Morinda Potongan batang mengkudu

citrifolia L.) berwarna hijau, permukaan tidak

rata, tidak beraturan

C. Organoleptik

No Sampel Simplisia Keterangan

1. Mangga (Mangifera Bentuk :

indica L.) Warna :

Bau :
Rasa :

2. Kelor (Moringa oleifera) Bentuk : serbuk hablur atau

butiran-butiran putih.

Warna : hijau keputihan

Bau : bau khas

Rasa : tidak berasa

3. Mengkudu (Morinda Bentuk : serbuk hablur warna

citrifolia L.) hijau

Warna : hijau

Bau : bau sangat menyengat

Rasa : sangat pahit

IV.2 Pembahasan

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai

bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan

kecuali dinyatakan tanpa berupa bahan yang telah dikeringkan.

Sedangkan kulit batang merupakan bagian terluar dari batang pada

tanaman tingkat tinggi.

Adapun percobaan yang dilakukan yaitu identifikasi simplisia

kulit batang secara mikroskopik, makroskopik, dan organoleptik.

Sampel yang digunakan adalah kulit batang kelor (Moringa oleifera),

mangga (Mangifera indica L), dan kulit batang mengkudu (Morinda

citrifolia L).
Identifikasi secara mikroskopik bertujuan agar kita lebih

mengetahui bentuk dan ukuran organ dalam simplisia kulit batang.

Hal ini tentunya memerlukan bantuan mikroskop.

Identifikasi secara makroskopik bertujuan agar kita lebih

mengetahui bentuk dan ukuran fisik dari sampel yang akan

digunakan. Hal ini dapat memudahkan praktikan dalam mengolah

sampel menjadi simplisia.

Identifikasi organoleptik bertujuan agar kita mengetahui bau,

rasa, bentuk, dan warna dari simplisia kulit batang yang telah dibuat.

Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu

dengan membuat simplisia kulit batangnya terlebih dahulu. Caranya

yaitu dengan mengambil kulit batang tanaman yang akan di jadikan

sampel, setelah itu keringkan sampel tersebut dibawah sinar

matahari hingga benar-benar kering. Simpan simplisia kedalam

wadah dan tutup dengan rapat.

Hal kedua yang dilakukan pada percobaan ini yaitu

melakukan pengamatan dilaboratorium. Pengamatan ini

menggunakan bantuan mikroskop untuk melihat bagian atau bentuk

organ dari kulit batang tersebut. Caranya yaitu dengan mentotolkan

sedikit aquadest pada objek glass lalu ditutupi dengan dekglass,

kemudian diamati dan difoto hasil pengamatan.

Simplisia Moringa oleifera adalah simplisia yang diperoleh

dari kulit batang kelor. Berdasarkan uji mikroskopiknya, kulit batang


kelor berstruktur halus. Agak sedikit kasar dan kulit yang agak sedikit

berwarna putih kehijauan. Berdasarkan dengan uji simplisia kulit

batang kelor terdapat jaringan floem yang merupakan hasil

perkembangan dari jarinngan kambium ke arah luar dan menyusun

kayu pada batang. Berdasarkan uji organoleptiknya, simplisia kulit

batang kelor berbentuk serbuk halus atau butiran halus berwarna

putih kehijauan, agak berbau dan tidak berasa.

Berdasarkan perbandingan literatur Leman 2013 hasil

pengamatan yang telah dilakukan sesuai dengan literatur.

Simplisia Mangifera indica L adalah simplisia yang diperoleh

dari kulit batang mangga. berd

Simplisia Morinda citrifolia adalah simplisia yang diperoleh

dari kulit batang mengkudu. Berdasarkan uji makroskopiknya kulit

batang mengkudu bertekstur kasar dan sedikit tebal, berwarna hijau.

Berdasarkan uji mikroskopiknya, simplisia kulit batang mengkudu

terdapat floem yang merupakan hasil perkembangan jaringan

kambium. Berdasarkan uji organoleptiknya simplisia kulit batang

mengkudu berbentuk serbuk hablur dan butiran kecil.

Berdasarkan perbandingan literatur Lukman, 2013 hasil

pengamatan sesuai dengan literatur.


BAB V

PENUTUP

V.I Kesimpulan

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai

bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan

kecuali dinyatakan tanpa berupa bahan yang telah dikeringkan.

Sedangkan kulit batang merupakan bagian terluar dari batang pada

tanaman tingkat tinggi. Adapun hasil dari pengamatan yaitu sesuai

dengan literatu yang ada.

V.2 Saran

Saran kami yaitu agar prkatikan dapat menyiapkan alat dan

bahan yang akan digunakan dan membersihkan masing-masing

tempatnya jika sudah selesai melakukan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Aip, Sarifudin. 2018. Persiapan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional.


Grafindo Media Pratama : Bandung.
Dalimartha, Setiawan. 2018. Ramuan Herbal Tumpas Penyakit. Penebar
Swadaya : Jakarta.
Dewana. 2016. Terapi Jus dan 38 Ramuan Tradisional Diabetes.
Agromedia : Jakarta.
Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departeman Kesehatan
RI : Jakarta.
Kania. 2013. Health Secret Of Mango. PT. Elex Media Komputindo :
Jakarta.
Saifudin.Aziz. 2017. Senyawa Alam Metabolit Sekunder. Deepublish :
Yogyakarta.
Sani, Fathur. 2018. Metedologi Penelitian Farmasi Komunikasi dan
Eksperimental. Deepublish : Yogyakarta.
Sunarti. 2018. Produksi Makanan dan Minuman Herbal. Butika Pro :
Malang.
Susilowati, Tina. 2016. Inti Sari Super Pintar PDAL. PT. Benteng Pustaka :
Yogyakarta.
Tim Matrix. 2011. Seri IPA Biologi 2. Penebar Swadaya : Jakarta.

Utami. 2017. Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes Melitus.


Agromedia Pustaka : Jakarta.
Widaryanto, Eko. 2018. Perspektif Tanaman Obat Berkhasiat. UB Pres :
Malang.
Wuri, Handayani. 2015. Farmakognosi Jilid 2. Deepublish : Yogyakarta.
SKEMA KERJA

A. Pembuatan simplisia kulit batang

Alat dan bahan

Dicuci sampel yang akan dibuat

Dipotong menjadi beberapa bagian.

Dikeringkan

Dihaluskan

Dimasukkan ke dalam wadah

Teteskan aquadest
B. Pengamatann mikroskop

Alat dan bahan

Dibersihkan objek glass dekglass

Diambil sampel setipis mungkin

Diletakkan sampel ditengah objek glass

Tutup dengan dekglass

Letakkan pada meja preparat

Amati

Gambar hasil prengamatan


LAMPIRAN KERJA

A. Pembuatan simplisia mengkudu

No. Gambar Keterangan


1.

Sampel mengkudu

2.

Di iris tipis-tipis

kemudian dikeringkan

3.

Hasil yagng telah

dikeringkan dibawah

sinar matahari
B. Pengamatan mengkudu di mikroskop

No. Gambar Keterangan


1.

Di iris setipis mungkin


kulit batang mengkudu
menggunakan silet

2.

Disimpan di objek glas


kemudian ditotolkan
aquadest

3.

Ditutup dengan dekglas

4.

Disimpan di meja

preparat mikroskop
5.

Diamati

6.

Hasil dari pengamatan

mengkudu

7.

Hasil pengamatan

mangga

8.

Hasil pengamatan kelor

Anda mungkin juga menyukai