Pada abad kesembilan, ada ekspansi cepat apotek swasta di banyak kota muslim.
Awalnya, ini tidak diatur dan dikelola pleh personel dengan kualitas yang tidak konsisten.
Dekrit oleh Khalifah Al-Ma’mun dan Al-Mu’tasim mengharuskan ujian untuk apoteker dan
mahasiswa farmasi berlisensi dilatih dalam kombinasi latihan diruang kelas ditambah dengan
pengalaman praktis sehari-hari dengan obat-obatan. Untuk menghindari konflik kepentingan,
dokter dilarang memiliki atau berbagi kepemilikan di apotek. Apotek secara berkala diperiksa
oleh inspektur pemerintah yang disebut muhtasib, yang memeriksa untuk melihat bahwa
obat-obatan dicampur dengan benar, tidak diencerkan dan disimpan dalam stoples bersih.
Pelanggar didenda atau dipukuli.
1. Foto copy surat izin kerja atau surat penugasan dan surat keputusan untuk APA yang
dalam rangka menjalankan masa bakti.
2. Foto copy KTP apoteker
3. Surat pernyataan dari APA yang menyatakan bahwa dirinya tidak merangkap bekerja
diapotek/industry lain dam sanggup melaksanakan pekerjaan menjadi APA di apotek
yang dimaksud.
4. Foto copy perjanjian kerjasama antara APA dan PSA.
5. Surat pernyataan PSA yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah terlibat
pelanggaran perundang-undangan dibidang farmasi.
6. Peta lokasi dan denah bangunan.
7. Daftar perlengkapan apotek rakyat (aasli dan foto copy)
8. Status bangunan dan kaitannya dengan PSA.
9. Daftar pasien apoteker dengan dilampiri dengan foto copy ijazah dan SIK.