TUGAS KELOMPOK
MENGUMPULKAN ARTIKEL DAN LAINNYA TERKAIT DENGAN TEMA
MENGENAL FARMASI KOMUNITAS DALAM BIDANG PELAYANAN
FARMASI DI PUSKESMAS
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK
NUR WAHDANIA S NH0518061
NURHADINDA DZULHIJJAH NH0518063
RISKA PRATIWI NH0518075
SYAMSURIANI NH0518086
SYAMSURIANI NH0518087
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................2
1. Perencanaan............................................................................................3
2. Pengadaan...............................................................................................7
3. Penerimaan..............................................................................................13
4. Pendistribusian.......................................................................................16
6. Evaluasi....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
2
1. Perencanaan
A. Definisi Perencanaan
3
Perencanaan pengadaan obat senantiasa berdasarkan alokasi
(KONAS) tahun 1983 yang direvisi pada tahun 2005, target kewajibab
perencanaan obat yang tidak tepat, belum efektif dan kurang efisien
4
Perencanaan dan pengadaan obat merupakan tahap yang
2010 terdapat 43 jenis obat yang tidak terpenuhi sesuai dengan yang
5
perencanaan obat yang bertanggung jawab adalah penanggung
penyusun obat.
diminta dan kadang juga obat yang dating tidak sesuai dengan
6
2. Pengadaan
tepat di waktu yang tepat pula (Hadidah, 2016). Dalam hal ini,
2018)
7
Salah satu aspek penting lain dan menentukan adalah pengadaan
ketersediaan obat yang tepat dengan kuantitas yang tepat, pada harga
lain yang dianggap perlu diketahui dalam hal pengadaan obat adalah
masalah yang terjadi dalam hal pengadaan obat. Dan hal ini akan
telah dilaksanakan sejak tahun 2013 untuk 196 item obat dalam 327
8
Kesimpulan yang dapat diambil adalah Sistem Informasi
Santosa, 2015)
dan Bahan Medis Habis Pakai. Variabel dalam penelitian ini yaitu
9
perusahaan farmasi dalam memenuhi ketersediaan obat tingkat kota.
2011)
kritis hanya digunakan untuk melihat jenis kekritisan obat yang jumlah
Pembina juga ada dua yaitu pembelian dan obat yang didapatkan dari
10
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (UPTD), puskesmas hanya
tanpa ikut dalam proses cara pengadaan obat. (Safriantini dian dkk,
2011)
Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai ini harus
11
Metode konsumsi yang bersifat reaktif ternyata tidak mengatasi
12
3. Penerimaan
A. Pengertian penerimaan
petugas pengelola obat atau petugas lain yang diberi kuasa oleh
dan penerima barang. Pihak petugas dari unit gudang obat memeriksa
jumlah, jenis, dan spesifikasi barang yang dipesan, expired date dan
sediaan farmasi dan atau bahan habis pakai dari instalasi farmasi atau
medis pakai dari Instalasi farmasi atau gudang obat Dinas Kesehatan
13
sesuai dengan permintaan yang diajukan oleh puskesmas dan
2017)
B. Tujuan penerimaan
2016).
14
Puskesmas. Petugas penerima obat bertanggung jawab atas
(Yuliana, 2018).
bentuk sediaan obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), dan ditanda
dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok
(Yuliana, 2018).
15
4. Pendistribusian
A. Pengertian Pendistribusian
terjamin keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari gudang obat
maka kualitas produk perlu dipantau mulai dari produk masuk gudang
hingga sampai di tangan konsumen (dalam hal ini apotek, rumah sakit,
B. Pendistribusian Obat
16
No. 74 tahun 2016, pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai secara merata dan
yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan
17
Metode distribusi yang dilakukan di Puskesmas Kabupaten
(floor stock), pemberian obat per sekali minum (dispensing dosis unit)
18
spesifikasi logistik yang telah ditetapkan sehingga secara
berarti tidak kurang ataupun lebih dari nilai yang telah ditetapkan
operasional.
19
C. Pendistribusian sediaan farmasi
2019).
tidak sesuai dengan prosedur tetapi karena obat yang diminta tidak
20
LPLPO dari Puskesmas dikarenakan ketersediaan obat terbatas dan
b. Puskesmas pembantu
c. Puskesmas keliling
d. Posyandu dan
e. Polindes
21
Pendistribusian ke sub unit (ruang, rawat inap, UGD, dan lain-lain)
(floor stock), pemberian obat per sekali minu (dispensing dosis unit)
(Permenkes, 2014).
22
5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
diberikan oleh obat yang dapat merugikan atau tidak diharapkan yang
23
Monitoring Efek Samping Obat Nasional yang bertujuan untuk
yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal
(Wati, 2019)
24
dari peredaran; pembatasan penggunaan obat, misalnya
25
D. Faktor Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
26
6. Evaluasi
terhadap kualitas tertentu. Selain dari itu evaluasi juga dapat dipandang
yang diperlukan.
telah dibuat pada masing-masing puskesmas, hal ini telah sesuai dengan
puskesmas.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Maryati, H., & Chotimah, I. (2019). PERBANDINGAN PERENCANAAN
STRATEGIS OBAT JKN DI UNIT FARMASI PADA PUSKESMAS
YANG TERAKREDITASI DAN PUSKESMAS YANG BELUM
TERAKREDITASI TAHUN 2018. PROMOTOR,2(2), 143-150.
Nibong, C, R., Kolib, F.K., & Mandang, C.K. (2017). Analisis Perencanaan
dan Pengadaan Obat di Puskesmas Sario Kota Manado.
KESMAS,2017,6.3.
29
Safriantini, D., Ainy, A., & Mutahar, R. (2011). Analisis Perencanaan dan
Pengadaan Obat di puskesmas Pembina Palembang. Jural ilmu
kesehatan masyarakat,2(1)
30