PENDAHULUAN
tinggal disuatu wilayah kerja tertentu. Salah satu upaya pemerintah dalam
Bank Dunia selama tahun 1982/1983 dan tahun 1986/1987 menunjukkan bahwa
1
Kebijakan Obat Nasional (KONAS) bertujuan untuk menjamin ketersediaan
obat baik dari segi jumlah dan jenis yang mencukupi, juga pemeratan,
dalam alokasi dan distribusi terutama di daerah dengan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) relatif kecil. Alokasi menjadi sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya Dana
Alokasi Umum (DAU) serta kemampuan manajer obat di daerah mengelola dana
obat ini, oleh karena itu perlu memperhatikan aspek-aspek yang tercakup
didalamnya antara lain perencanaan obat harus berdasarkan data pengelolaan obat
yang akurat. 4
biaya operasional Puskesmas, karena bahan logistik obat merupakan salah satu
obat adalah tersedianya obat setiap saat dibutuhkan baik mengenai jenis,jumlah
2
maupun kualitas secara efesien, dengan demikian manajemen obat dapat dipakai
ketersediaan obat setiap saat dibutuhkan untuk operasional efektif dan efesien.5,7
kebutuhan obat yang belum tepat, belum efektif dan kurang efisien.4,6
dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan obat yang ada agar tidak terjadi suatu
kelebihan atau kekurangan obat. Kelebihan obat atau kekosongan obat tertentu ini
dapat terjadi karena perhitungan kebutuhan obat yang tidak akurat dan tidak
rasional, agar hal-hal tersebut tidak terjadi maka pengelolaan obat puskesmas
perlu dilakukan sesuai yang ditetapkan dan diharapkan dimana dalam pengelolaan
ketersediaan dana yang cukup untuk pengadaan obat esensial, namun lebih
penting lagi dalam mengelola dana penyediaan obat secara efektif dan efisien.7
3
1.3. TUJUAN PENELITIAN
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Manajemen Pengelolahan Obat di Puskesmas
Hutumuri Ambon
B. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui Manajemen perencanaan Pengelolahan Obat di
Puskesmas Hutumuri Ambon
b) Untuk mengetahui Manajemen Pengadaan/PermintaanObat di
Puskesmas Hutumuri Ambon
c) Untuk mengetahui Manajemen Pendistribusian Obat di Puskesmas
Hutumuri Ambon
d) Untuk mengetahui Manajemen PendistribusianObat di Puskesmas
Hutumuri Ambon
4
BAB II
ISI PENULISAN
A. Landasan Teori
farmasi, ahli madia farmasi, ahli analisis farmasi, dan asisten apoteker.
4,5,6,7
Dengan pemberian obat, penyakit yang diderita oleh pasien dapat diukur
yang dapat dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati dan
mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Menurut Tjay dan Rahardja
(2003), obat merupakan semua zat kimiawi, hewani maupun nabati dalam
5
dosis yang layak menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit
berikut gejalanya.
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 6,7
6
3. Tinjauan Umum Tentang Manajemen
(pengendalian).
a. Man (manusia)
b. Money (uang)
c. Methods (metode)
d. Materials (bahan)
e. Machine (mesin)
7
4. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Logistik Obat-obatan di
Puskesmas
apotek, toko obat dan sampai pada penggunaan obat dalam hal ini adalah
pasien bersangkutan.4,5,6,7
8
kesehatan, dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia seperti
tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak (metoda dan tata laksana) dalam
upaya mencapai tujuan yang ditetapkan diberbagai tingkat unit kerja. 4,5,6,7
dimana salah satu unsur penting yang ikut menentukan kebersihan seluruh
mencapai tujuan tertentu yang dilakukan secara efektif dan efisien. Proses
tepat waktu dan tempat. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
9
adanya sistem ini pelaksanaan salah satu kegiatan pengelolaan obat dapat
3). Wadah obat yang baik yangb dapat menjamin mutu obat.
lain
lain: 4,5,6,7
10
dan pola penyakit di daerah. Untuk mendapatkan pengadaan obat
3. Jika ada obat baru harus ada bukti yang spesifik untuk efek terapi
stok optimum.
adalah:
pelayanan kesehatan/puskesmas.
11
2. Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian
kabupaten/kota.
direncanakan dapat tepat jenis, tepat jumlah serta tepat waktu dan
a. Metode konsumsi
12
b. Metode epidemiologi
(lead time).
penyakit
pelayan di puskesmas.
13
Dalam rangka mengajukan usulan kebutuhan obat ke
GFK ke puskesmas.
sebagai berikut:
Puskesmas.
kekosongan obat dan penanganan kejadian luar bias (KLB) serta obat
rusak.
14
Sumber penyediaan obat di Puskesmas berasal dari Dinas
esensial yang jenis dan itemnya merujuk pada DOEN. Selain itu sesuai
pengobatan
kesehatan publik.
kebutuhan.
15
Langkah-langkah pengadaan obat meliputi:
langsung.
logistik yaitu:
Sosisal dan atau lembaga dari luar negeri yang tidak mengikat.
perhitungan.
16
e. Menukar, Biasanya dilakukan terhadap barang-barang yang jarang
yang yang kurang baik, kualitas obat rendah dan jadwal penerimaan
keabsahannya serta tepat jenis dan jumlahnya dari gudang obat di unit-unit
saat tersedia dalam jumlah, jenis, mutu yang di butuhkan secara ekonomis
dan efektif.
rata setiap jenis obat, sisa stok obat, pola penyakit, jumlah kunjungan
17
di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan dengan menghitung
obat dan alat bantu kesehatan yang didistribusi ke sub unit pelayanan
pelayanan
2. Kualitas/kondisi obat
18
3. Isi kemasan
GFK
Puskesmas
Gudang Obat
Keterangan:
19
8. Tinjauan Umum Tentang Penggunaan Obat4,5,6,7
negatif yang diterima oleh pasien lebih besar daripada manfaatnya. Bisa
d. Obat yang diberikan harus efektif dengan mutu terjamin dan aman.
20
apabila diagnosis yang ditegakkan sesuai dengan kondisi pasien memilih
obat yang paling tepat dari berbagai alternatif obat yang ada dan merespon
obat dengan dosis yang cukup dan berpedoman pada standar yang berlaku
didaur ulang
21
B. Gambaran Umum Puskesmas Hutumuri10
Kota Ambon yang berjarak 26 Km dari pusat kota dan terletak dalam wilayah
22
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Hutumuri
23
b) Struktur Organisasi Puskesmas Hutumuri
KEPALA PUSKESMAS
SP2TP
KOORDINATOR PERLENGKAPAN
ADMINISTRASI
BENDAHARA
1. PUSTU WALIHA
2. PUSTU TOISAPU
3. PUSTU RUTONG
4. PUSTU LEAHARI
24
Jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas Hutumuri pada tahun 2016
sebanyak 6.649 kunjungan dengan perincian berupa: kunjungan rawat jalan
sebanyak 5.069, rawat inap 481, gawat darurat 1.025, dan persalinan/PONED
sebanyak 74. 10
Daftar 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Hutumuri antara lain: Infeksi
akut lain pada saluran pernapasan bagian atas, penyakit pada system otot dan
jaringan ikat, hipertensi, gastritis, penyakit kulit infeksi, caries gigi, penyakit
kulit alergi, kecelakaan dan rudapaksa, diare dan penyakit infeksi usus lain. 10
Dalam melakukan pelayanan kesehatan, Puskesmas Hutumuri sebagai
puskesmas induk dilengkapi dengan 4 Puskesmas Pembantu, 7 Poskesdes, 2
rumah dinas dokter, 2 unit mobil pusling, 1 unit ambulans, yang kesemuanya
dalam keadaan baik. 10
Tenaga kesehatan yang ada pada Puskesmas Hutumuri sebanyak 27 orang
antara lain : 2 orang dokter, 13 orang perawat, 5 orang bidan, 2 petugas gizi, 2
petugas sanitarian, dan 3 petugas farmasi.
25
BAB III
DISKUSI
26
sebelum dibawa ke RS, serta melakukan pelayanan kesehatan puskesmas
perawatan berupa: 1) melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita
gawat darurat, antara lain: kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit,
penyakit lain yang mendadak dan gawat, 2) merawat sementara penderita gawat
darurat atau untuk observasi penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata
3-7 hari perawatan, 3) melakukan pertolongan sementara untuk pengiriman
penderita ke Rumah Sakit, 4) memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan
dengan resiko tinggi dan persalinan dengan penyulit
1. Perencanaan4,5,6,7
Perencanaan obat adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan menetukan
jumlah obat dan menetukan jumlah obat dalam rangka pengadaan obat untuk
dan jumlah obat yang tepat sesuai dengan kebutuhan untuk menghindari
direncanakan dengan baik maka akan terjadi kekosongan atau kelebihan obat yang
dibutuhkan.
berdasarkan pola penyakit (metode epidemiologi). Hal ini sesuai dengan Pedoman
keutuhan obat yang akan datang dapat digunakan metode komsumsi yaitu
27
yang direncanakan dapat tepat jenis maupun tepat jumlah untuk memenuhi
2. Pengadaan/Permintaan4,5,6,7
Puskesmas.
semua Puskesmas.
unit pelayanan (Puskesmas Pembantu dan Polindes) dan sub unit pelayanan (Poli
Gudang Obat Puskesmas. Hal ini sesuai dengan Pedoman pengelolaan Obat di
28
Permintaan (LPLPO) sangat baik karena mudah dipahami dan dimengerti oleh
petugas seperti stok awal, penerimaan persedian, pemakaian dan sias stok.
dipenuhi sesuai jumlah yang diminta dalam LPLPO, hal ini bergantung kepada
Puskesmas.
3. Pendistribusian4,5,6,7
Distribusi obat bertujuan untuk mendekatkan obat dan alat kesehatan kepada
pemakai di unit pelayanan kesehatan sehingga setiap saat tersedia dalam jumlah,
29
menerima obat dari Gudang Farmasi Kota (GFK) diterima penanggungjawab obat
Puskesmas maka dilakukan pengecekan kembali apakah obat sesuai dengan jenis
secara bertahap yaitu setiap bulan setelah petugas farmasi puskesmas Hutumuri
meyerahkan laporan bulanan yang berisi stok obat yang masih tersedia dan yang
habis terpakai.
dilakukan ke gudang obat Puskesmas setiap minggu atau setiap bulannya. Hal
tersebut diatas dilakukan agar pendistribusian obat berjalan lancar dan setiap unit
dan sub unit memperoleh obat sesuai jenis dan jumlah kebutuhannya setiap saat.
4. Penyimpanan4,5,6,7
agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia, mutunya
tetap terjamin.
30
Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang tidak
papan (palet).
dengan prosedur, baik itu persyaratan gudung obat Puskesmas maupun pengaturan
5. Penghapusan 4,5,6,7
dalam menindak lanjuti kerusakan obat dengan cara mengirim berita acara obat
31
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penghapusan obat di
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas.
33
5. Penyimpanan obat di Puskesmas Hutumuri sebagian besar sudah sesuai
Puskesmas.
B. Saran
sesuai prosedur.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.085 tahun 1989 tentang kewajiban
menuliskan resep generik dan atau menggunakan obat generik di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah. Jakarta; Departemen Kesehatan RI
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Profil kesehatan Indonesia
2004.Jakarta; Departemen Kesehatan RI
10. Puskesmas Hutumuri. Profil Puskesmas Hutumuri. Puskesmas Hutumuri.
Ambon; 2014
36