OLEH:
Kelompok II
NAMA ANGGOTA :
1. Putu Aan Kartika Yudha (AK0322002)
2. Putu Meilany Wulandari Putri (AK0322003)
3. Ajeng Puspitasari (AK0322005)
4. Ridho Mulyana Putra (AK0322008)
5. Mathew Rifaifle Talomanafe (AK0322010)
6. M. Ikhlas Rahaidan Putra (AK0322012)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Harapan kami semoga laporan ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman, dan menambah wawasan
serta pengalaman, bagi para pembacanya.
Kami sadar bahwa laporan ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik
dari aspek kualitas maupun kuantitas dari isi yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang
membangun kepada para pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disimpulkan, maka tujuan dari makalah ini
sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Puskesmas dan Pelayanan Kefarmasian
Puskesmas.
1.3.2 Untuk mengetahui pengelolaan obat di Puskesmas.
1.3.3 Untuk mengetahui proses perencanaan perbekalan farmasi di Puskesmas.
1.3.4 Untuk mengetahui penerimaan perbekalan farmasi di Puskesmas.
1.3.5 Untuk mengetahui standar pelayanan yang termasuk di dalam Puskesmas.
1.3.6 Untuk mengetahui kegiatan yang termasuk dalam pelayanan kefarmasian
Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Perencanaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Apoteker dengan melihat laporan
pemakaian obat pada bulan sebelumnya kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasindengan persetujuan Kepala Puskesmas. Selain itu, perencanaan obat di
Puskesmas juga dilihat dari pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Hal ini akan
berpengaruh terhadap ketersediaan obat di Puskesmas pada saat tiba-tiba ada kejadian
penyakit pada bulan-bulan tertentu. Pengadaan obat di Puskesmas dilaksanakan dengan
mengajukan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota Banjarmasin setiap 1 (satu) bulan, namun kadangkala terjadi
kekosongan obat sehingga pasien harus membeli sendiri diluar. Penyimpanan obat yang
dilakukan oleh Puskesmas belum masuk standar penyimpanan gudang obat yang baik, ini
di karenakan gudang obat yang dimiliki mempunyai ruang yang suhunya belum sesuai
dengan standar. Selain itu juga kondisi gudang obat yang tidak memiliki pertukaran udara
yang efektif, sehingga hal ini akan mempengaruhi mutu obat.
3.2 Saran
1. Perencanaan obat sebaiknya memperhatikan pola penyakit, karakteristik pengunjung
(umur, jenis kelamin), stok awal dan sisa stok, pemakaian rata – rata perbulan, dan
stok pengaman agar obat – obatan yang direncanakan dapat tepat jenis maupun tepat
jumlah. Diharapkan agar pihak Puskesmas dapat menyediakan fasilitas tempat
penyimpanan obat yang lengkap dan suhu ruangan yang sesuai dengan standar agar
kondisi obat dapat terjaga dan dapat mencegah terjadinya obat yang rusak.
2. Diharapkan agar pihak Puskesmas agar dapat melaksanakan sistem pendistribusian
dengan semaksimal mungkin meskipun sudah sesuai prosedur.
3. Diharapkan agar pihak Puskesmas dapat mempertahankan sistem pencatatan dan
pelaporan obat yang sudah sesuai standar pengelolaan obat yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tâm, T., Và, N. C. Ứ U., Giao, C. Ể N., Ngh, C., & Chu, Ẩ N B Ụ I. (2016). Pengertian
puskesmas. 01, 1–23.
Theodoridis, T., & Kraemer, J. (n.d.). Latar Belakang Puskesmas. 51, 1–6.