PELAYANAN KEFARMASIAN
2015
Oleh:
DEWI MASLUKAH, S. Farm., Apt
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Masa Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun laporan
dan rencana kegiatan program Usaha Kesehatan Sekolah UPTD Puskesmas
Kandangan Kabupaten Kediri tahun 2015
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang sudah
membantu selama penyusunan laporan dan POA ini :
1. Dr . Linda Tjahjono Selaku Kepala UPTD Puskesmas Kandangan
2. Seluruh Staff UPTD Puskesmas Kandangan
3. Semua masyarakat di wilayah UPTD Puskesmas Kandangan
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan bantuan dalam pembuatan laporan, sehingga
laporan dan POA ini dapat tersusun dengan baik.
Dalam penyusunan laporan POA ini kami menyadari masih banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan laporan dan POA ini yang mana semua
tidak lepas dari bimbingan dari berbagai pihak, baik secara moral, material
maupun spiritual.
Semoga Planing Of Action ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
bagi pembaca umunya.
Kediri,
Desember 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh
dunia, dimana telah terjadi pola pandang yang semula melihat kesehatan
sebagai suatu yang sifatnya global (Dep.kes, 1999). Indonesia mencanangkan
pola pembangunan berwawasan kesehatan yang dikenal dengan Paradigma
Sehat. Hal ini berarti bahwa pembangunan kesehatan lebih menekankan
upaya promotif, preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif (Dep.kes, 1999).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat
diselenggarakan
upaya
kesehatan
dengan
pendekatan
pemeliharaan
Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia dan sarana dan
prasarana.Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah
satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,
permintaan,
penerimaan,
penyimpanan,
pendistribusian,
pengendalian,
yang
menyertainya.
Petugas
penerimaan
wajib
melakukan
pengecekan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan,
mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Obat, bentuk Obat sesuai
dengan isi dokumen (LPLPO), ditandatangani oleh petugas penerima, dan
diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas
penerima dapat mengajukan keberatan. Masa kedaluwarsa minimal dari Obat
yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas
ditambah satu bulan.
4. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Penyimpanan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan
terhadap Obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia
di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan
Obat
dan
Bahan
Medis
Habis
Pakai
dengan
(suhu,
cahaya,
kelembaban);
c.
mudah
atau
tidaknya
kegiatan
pelayanan
yang
dimulai
dari
tahap
Pasien
memperoleh
Obat
klinis/pengobatan.
sesuai
dengan
kebutuhan
d. Perlengkapan.
Konseling Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat
pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan
dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar
mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek
samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.
Kegiatan konseling meliputi:
a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
b. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh
dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended
question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana
cara pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lainlain.
c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat d.
Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan Obat
untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam konseling adalah:
a. Kriteria pasien: 1) Pasien rujukan dokter. 2) Pasien dengan penyakit
kronis. 3) Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli
farmasi. 4) Pasien geriatrik. 5) Pasien pediatrik. 6) Pasien pulang sesuai
dengan kriteria di atas.
b. Sarana dan prasarana: 1) Ruangan khusus. 2) Kartu pasien/catatan
konseling.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan
mendapat risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia,
lingkungan sosial, karateristik Obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas
penggunaan
Obat,
kebingungan
atau
kurangnya
pengetahuan
dan
10
11
12
13
Obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).
Tujuan:
a. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu.
b. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu.
Sumber Daya Manusia Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas minimal harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker
sebagai penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian sesuai kebutuhan. Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas
dihitung berdasarkan rasio kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat
jalan serta memperhatikan pengembangan Puskesmas.
Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di Puskesmas adalah 1 (satu)
Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien perhari. Semua tenaga kefarmasian
harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk
melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan
termasuk Puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Setiap tahun dapat dilakukan penilaian kinerja tenaga kefarmasian
yang disampaikan kepada yang bersangkutan dan didokumentasikan secara
rahasia. Hasil penilaian kinerja ini akan digunakan sebagai pertimbangan
untuk memberikan penghargaan dan sanksi (reward and punishment).
Kompetensi Apoteker
a. Sebagai Penanggung Jawab
1) mempunyai kemampuan untuk memimpin;
2) mempunyai kemampuan dan kemauan untuk mengelola dan
mengembangkan Pelayanan Kefarmasian;
3) mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri;
4) mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain; dan
5)
mempunyai
kemampuan
untuk
mengidentifikasi,
14
mencegah,
dapat
dilakukan
melalui
pengembangan
profesional
15
16
17
merupakan
kegiatan
pemantauan
selama
proses
18
19
merupakan
alat
untuk
menilai,
mengevaluasi,
menyempurnakan
puskesmas
b. Tujuan khusus
- Untuk mengoptimalkan waktu tunggu pasien terhadap pelayanan obat jadi dan
obat racikan
- Untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat rasional
20
BAB II
ANALISA DATA
II.1. Data Geografis
1. Luas Wilayah
: 5.430.930 k m
2. Dataran Rendah
3. Dataran Tinggi
: 75%
: 25%
:45.767
:22.926
:22841
:13.615
21
BAB III
ANALISA PERMASALAHAN
Analisa Permasalahan pelayanan kefarmasian dilaksanakan di Puskesmas
Kandangan pada tahun 2014 antara lain:
No
1.
KEGIATAN
SDM
Jumlah
1 apoteker dan
tdk ada tenaga
teknis kefarmasian
Standar
1 Apoteker dengan 2
tenaga teknis kefarmasian
35 menit
<30 menit
60 menit
< 60 menit
100 %
>80%
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian, maka kemungkinan
penyebab masalah dapat digambarkan seperti bagan berikut ini:
22
Pasien :
1.Persepsi tentang
Pelayanan kefarmasian
2. Perilaku
3. Sosial ekonomi
1. Terbatasnya jumlah SDM
tenaga farmasi
2. Lamanya waktu tunggu
pelayanan obat jadi dan
obat racikan di Puskesmas
Kandangan
Petugas:
1. Jumlah petugas
2. Kemampuan petugas
Puskesmas:
1. Sarana dan fasilitas
pelayanan kesehatan
23
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
No
1
2.
Masalah
Terbatasnya
SDM tenaga
farmasi
Lamanya waktu
tunggu
pelayanan obat
jadi dan waktu
tunggu
pelayanan obat
racikan
Kemungkinan Penyebab
Masalah
-
Adanya
keterbatasan
perekrutan CPNS
dan Non CPNS
perekrutan tenaga
farmasi
3.
Belumdilakukan
nya kuisioner
kepuasan
penggan
terhadap
pelayanan
kefarmasian di
puskesmas
Kandangan
Terbatasnya SDM
24
BAB V
PLANNING OF ACTION
No
Masalah
Terbatasnya
SDM tenaga
farmasi
2.
Lamanya
waktu tunggu
pelayanan
obat jadi dan
waktu tunggu
pelayanan
obat racikan
Kemungkinan
Penyebab Masalah
Adanya
keterbatasan
perekrutan CPNS dan
Non CPNS perekrutan
tenaga farmasi
Belum
dilakukannya
kuisioner
kepuasan
penggan
terhadap
pelayanan
kefarmasian
di puskesmas
Kandangan
Sasaran
-karena
keterbatasan tenaga
Farmasi perlu
adanya perekrutan
tenaga farmasi baik
CPNS maupun
Non CPNS
diwilayah
Kabupaten Kediri
Badan
Kepegawaia
n
Kabupaten
Kediri
Kegiatan
Usulan
penambahan
SDM tenaga
Kefarmasian
- Pimpinan
Puskesmas
-terbatasnya tenaga
farmasi
- dibuatkan pedoman
pengobatan di
puskesmas
3.
Alternatif
Pemecahan
Masalah
Seluruh
tenaga
Medis yang
melayani
peresepan
-Dibuat pedoman
pengobatan di
puskesmas
-Diadakannya
fasilitas blender
obat dan mesin
pembungkus obat
untuk
meminimalkan
waktu pelayanan
obat racikan
Permintaan
kepada
Pimpinan
puskesmas
-Terbatasnya SDM
Melakukan
kuisioner untuk
mengetahui tingkat
kepuasan pasien
dengan melibatkan
pihak lain
25
Pasien
Dibuat pedoman
pengobatan di
puskesmas
-Diadakannya
fasilitas blender
obat dan mesin
pembungkus
obat untuk
meminimalkan
waktu pelayanan
obat racikan
Dilakukan
kuisioner
terhadap
kepuasan pasien
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah petugas kesehatan yang minimal dan beban kerja petugas yang
tinggi sehingga pelayanan kefarmasian yang optimal sesuai standar belum
bisa dilaksanakan dengan maksimal.
B. Saran
-Penambahan jumlah SDM Tenaga Kefarmasian
26