PENDAHULUAN
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
rumah sakit, karena sifatnya fungsional. Hal ini didukung oleh Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit (SPM RS), di mana Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
merupakan salah satu jenis pelayanan yang wajib disediakan di rumah sakit.
Mengacu pada regulasi tersebut, maka untuk sebuah Instalasi Farmasi yang
terdapat di rumah sakit harus memenuhi beberapa indikator, salah satunya adalah
tingkat kepuasan pasien waktu tunggu atau respon time (standar minimal 80%)
dan waktu tunggu pelayanan resep (maksimal 30 menit untuk obat jadi dan 60
menit untuk obat racikan). Waktu tunggu pelayanan resep adalah tenggang waktu
mulai dari pasien menyerahkan resep sampai dengan pasien menerima obat
Rumah Sakit Tugu Ibu tahun 2012 menyebutkan bahwa waktu tunggu merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Waktu tunggu yang lama
pasien. Bila waktu tunggu lama maka hal tersebut akan mengurangi kenyamanan
pasien dan berpengaruh pada utilitas pasien di masa mendatang (Wijaya, 2012).
Suatu pelayanan farmasi dikatakan baik apabila lama pelayanan obat dari
pasien menyerahkan resep sampai pasien menerima obat dan informasi obat
pelayanan resep pasien rawat jalan baik obat jadi maupun obat racikan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah berapa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan di
Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah waktu tunggu atau respon time
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu pelayanan
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman Peneliti serta
bahan untuk penerapan ilmu yang telah didapat selama kuliah khususnya mata
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan sebagai dasar
Bagi masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
medis.
upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
rujukan.
Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum
menyelenggarakan kegiatan :
a. Pelayanan medis
setiap Rumah Sakit memiliki organisasi yang efektif, effisien dan akuntabel.
Organisasi Rumah sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau
Madya Farmasi (D-3) dan tenaga menegah farmasi (AA). Sesuai dengan isi
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
1. Tenaga Medis
3. Tenaga Keperawatan.
4. Tenaga Kefarmasian
suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
utamanya, dan untuk menyatakan tujuan luas dari kerja rumah sakit.
(Siregar, 2004)
sakit
profesional.
2.5.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit.
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
dicapai. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan rumah sakit
dokter, atau dokter gigi yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
diantaranya yaitu
2. komponen delay waktu akibat luas ruangan yang kurang baik dan jenis
resep obat racikan. Pada jenis resep ini, resep obat racikan memerlukan
(Wijaya,2012).
Daftar Pustaka
Sakit.
Siregar, J. P. Charles, 2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan Edisi I.
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Rumah Sakit Bidang Farmasi Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tugu Ibu
Obat di isi oleh petugas untuk obat non racikan langsung di isi, untuk obat
Disusun Oleh :
Rodiah
NIM 17130028
2020