PENDAHULUAN
I.3 Maksud
1.4 Tujuan
DASAR TEORI
a. Waktu pelayanan
1) Obat jadi
2) Obat racikan
c. Kepuasan pelanggan
Selain itu, terdapat pula indicator mutu yang dapat menilai seriap jenis
pelayanan yang diberikan, salah satunya mengenai waktu tunggu pelayanan yang
terbagi menjadi dua yaitu waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu
pelayanan obat racikan.
Pelayanan farmasi satu pintu adalah suatu system dimana dalam pelayanan
kefarmasian ini sendiri menggunakan satu kebijakan, satu standar operasional
(SOP), satu pengawasan opeerasional dan satu system formasi. Sistem pelayanan
farmasi satu pintu :
1. Jenis resep, disini jenis resep dibedakan jenis racikan dan non racikan.
Dimana jenis resep racikan membutuhkan waktu lebih lama yaitu sebesar 92,7%
dibandingkan dengan jenis resep jadi sebesar 35,6%.
2. Jumlah resep dan kelengkapan resep. Dalam hal ini adalah jumlah item
resep, dimana seriap penambahan item obat didalam resep akan memberikan
penambahan waktu pada setiap tahap pelayanan resep.
3. Shift petugas, dimana pada shift pagi memerlukan waktu pelayanan yang
lebih cepat 81,6% dibandingkan shift sore.
6. Sarana dan fasilitas yang dapat menunjang proses operasi pelayanan resep,
antara lain pemakaian alat-alat teknologi yang lebih canggih yang dapat
memberikan kepuasan kepda pasiennya.
TATA LAKSANA
b. Jam praktek yang tepat, terdapat pelayanan 24 jam dan system rujukan
yang baik
e. Kualitas peleyanan yang oleh pasien biasanya dinilai baik bila pelayaan oleh
dokter dan perawat dilakukan dengan ramah, penuh perhatian terhadap
kebutuhan pasien dan perasaannya.
3) Penyiapan obat-obatan
4) Jumlah resep
PEMBAHASAN
Gambaran waktu tunggu pelayanan resep untuk resep pasien rawat jalan
baik racikan maupun non racikan biasanya melebihi standar waktu yang
ditetapkan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
Volume resep, volume resep yang meningkat terutama pada jam sibuk atau
peak hour menyebabkan adanya peningkatan waktu tunggu.
PENUTUP
Ditetapak di :
Pada tanggal :