DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GROBOGAN
Jl. Pangeran Puger No. 160 Grobogan Telp. (0292) 5140744
Email: pusgrob@gmail.com
1. PENDAHULUAN
2. LATAR BELAKANG
3. TUJUAN
a. TujuanUmum:
Terciptanya sistem dan prosedur pelayanan/Pengelolaan obat dan bmhp
pada Ruang Farmasi yang dapat dijalankan dan dapat digunakan sebagai alat
evaluasi dalam meningkatkan mutu pelayanan Ruang Farmasi yang berfokus
kepada pasien.
b. Tujuan Khusus :
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,dan
Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas dan menjamin seluruh rangkaian
kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan
kualitas, manfaat, dan keamanannya
2) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia
3) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan professional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
4) Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
5) Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
6) Memastikan semua Apoteker dan Tenaga Tekhnik Kefarmasian mengerti cara
pelayanan farmasi yang baik(good pharmacy prosess)
7) Melakukan Evaluasi Kerasionalan Resep khususnya pengunaan Antibiotik
pada pasien ISPA non Pneuomoni dan Diare Non Spesifik
4. HASIL EVALUASI
a. PERENCANAAN
Perencanaan obat Puskesmas Grobogan diawali dengan penyusunan Tim
Perencanaan Obat Terpadu (TPOT) Puskemas yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan (SK) Kepala Puskesmas. Tim itu terdiri dari pengelola obat puskesmas,
dokter, dokter gigi, dan beberapa penanggung jawab program. Hal ini sesuai
dengan standar manajemen puskesmas bahwa keberadaan TPOT akan menjadi
jembatan koordinasi dalam hal perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas Tugas
TPOT ini memberikan masukan jenis-jenis obat dan perbekalan kesehatan yang
akan diusulkan. Selanjutnya usulan tersebut diolah oleh pengelola obat puskesmas.
Berdasarkan data usulan, data pemakaian obat tahun sebelumnya, dan data sisa
stok pada Bulan Desember 2022 di Puskesmas Grobogan, pengelola obat
mengolah data tersebut menggunakan metode konsumsi, yaitu metode perencanaan
dengan analisa data dari pemakaian tahun sebelumnya . Pemilihan metode
konsumsi dalam perencanaan juga berdasarkan petunjuk pengisian formulir usulan
kebutuhan obat puskesmas yang diberikan oleh Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK)
dengan rumus 1:
n = (a x 18)-b
Keterangan:
n: jumlah usulan obat dan perbekalan kesehatan,
a: rata-rata pemakaian obat per bulan tahun sebelumnya,
b: sisa stok tahun sebelumnya, 18 adalah jumlah bulan tahun berikutnya ditambah
enam bulan sebagai stok pengaman.
b. PERMINTAAN
Mekanisme ini dilaksanakan oleh IFK setiap tiga atau empat bulan sekali
dalam setahun untuk obat pelayanan kesehatan dasar dan pada waktu-waktu
tertentu untuk obat-obat yang diprogramkan, seperti Vitamin A dan tablet
tambah darah untuk program gizi, Oksitosin injeksi, dan Metil Ergometrin
injeksi untuk program Kesehatan Keluarga (Kesga), serta vaksin untuk
program imunisas.
b. Pengajuan permintaan obat ke IFK
c. PENYIMPANAN
Berdasarkan observasi langsung di gudang obat Puskesmas Grobogan
diperoleh hasil sebagai berikut : ukuran gudang 5x5m², ruangan kering dan tidak
lembab, ventilasi udara cukup, cahaya cukup, tidak terkena sinar matahari
langsung, berteralis, hanya untuk penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan,
pintu dilengkapi kunci ganda, tersedia lemari narkotika dan psikotropika, terdapat
pengontrol suhu dan kelembaban, sudah dilengkapi dengan lemari pendingin dan
pendingin ruangan sehingga terjaga kestabilan suhunya. bahwa permasalahan
dalam tahap penyimpanan adalah kapasitas gudang obat Puskesmas Grobogan
yang masih kurang memadai saat menerima droping dari Dinas Kesehatan
Kabupaten dalam jumlah besar.
Pengaturan penyimpanan obat di Puskesmas Grobogan sudah mengacu
pada Petunjuk Teknis Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yaitu :
d. DISTRIBUSI
Sub-unit pelayanan kesehatan di Puskesmas Grobogan terdiri dari sub-unit
pelayanan di Puskesmas induk (Ruang Obat, UGD, Laboratorium, Pelayanan
Rawat Jalan dan Pelayanan Rawat Inap), jaringan pelayanan Puskesmas
(Puskesmas Pembantu dan Poli Kesehatan Desa dan pengelola program .
Pada kegiatan distribusi obat di Puskesmas Grobogan, sub-unit mengajukan
permintaan menggunakan lembar permintaan sub-unit kepada pengelola obat,
selanjutnya akan dipenuhi berdasarkan permintaan dan ketersediaan obat di
gudang Puskesmas. Selama tahun 2022 ada beberapa obat yang tidak dapat
dipenuhi permintaannya karena stok yang terbatas dan stok yang sempat kosong
seperti, Diklofenak Sodium 50 mg,Aminophhilin,Metformin 500 mg,vitamin B1
50 mg, Ondancetron inj,Difenhidramine 10 mg inj. Domperidon 5 mg/5 ml sirup,
Ranitidin 150 mg tablet, Lansoprasole 30 mg kapsul, Kaolin pektin sirup,
Gentamicin 0,1% salep kulit. Masalah kekosongan stok dan kurangnya sisa stok
obat di gudang obat Puskesmas lazim menjadi penyebab distribusi yang dilakukan
oleh gudang obat Puskesmas belum mencukupi kebutuhan di sub unit pelayanan
e. PENGENDALIAN
Pengendalian Penggunaan
Pengendalian penggunaan yang dievaluasi meliputi prosentase penggunaan
antibiotik, prosentase rata-rata jumlah obat dalam resep, prosentase penggunaan
obat generic.
Evaluasi penggunaan antibiotik di Puskesmas Grobogan masih perlu
dilakukan karena data menunjukkan persentase penggunaan antibiotic pada ISPA
non Pneuomoni dan Diare Non spesifik Masih Ada Walaupun Tidak Terlalu tinggi
Untuk ISPA 10 % dan Diare 7.14%. Prosentase Rata Rata Jumlah Obat dalam
Resep 4,5, dan Prosentase Penggunaan Obat Generik 98%.Upaya ini dilakukan
agar tujuan pengendalian penggunaan obat di Puskesmas, yaitu menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat, dapat tercapai.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan pengelolaan obat di Puskesmas Grobogan tahun 2022 dimulai dari
perencanaan, jenis obat dan Perbekalan Farmasi yang di usulkan sebanyak 169 jenis.
Permintaan obat pada tahun 2022 ada yang tidak tercukupi dari IFK dan dilakukan
pembelian obat ke PBF melalui dana BLUD,seperti Diklofenak Sodium 50
mg,Aminophhilin,Metformin 500 mg,vitamin B1 50 mg, Ondancetron
inj,Difenhidramine 10 mg inj. Domperidon 5 mg/5 ml sirup, Ranitidin 150 mg tablet,
Lansoprasole 30 mg kapsul, Kaolin pektin sirup, Gentamicin 0,1% salep.
Penyimpanan obat di Puskesmas Grobogan sudah sesuai standar penyimpanan,
hanya kapasitas penyimpanan perlu di perluas./ditingkatkan. Distribusi obat di gudang
Puskesmas Grobogan telah menerapkan sistem kombinasi FIFO dan FEFO. Sistem ini
dapat mengurangi risiko terjadinya obat kadaluwarsa di gudang maupun di sub-unit
layanan.
Pengendalian penggunaan yang dievaluasi meliputi prosentase penggunaan
antibiotik, , prosentase rata-rata jumlah obat dalam resep, prosentase penggunaan obat
generic. Evaluasi penggunaan antibiotik di Puskesmas masih perlu dilakukan karena
data menunjukkan persentase penggunaan antibiotic pada ISPA non Pneuomoni dan
Diare Non spesifik Masih Ada Walaupun Tidak Terlalu tinggi Untuk ISPA 10 % dan
Diare 7.14%. Prosentase Rata Rata Jumlah Obat dalam Resep 4,5, dan Prosentase
Penggunaan Obat Generik 98%.
Obat Kadaluwarsa Puskesmas Grobogan Pada Tahun 2022Adalah Simvastatin
1560,Digoxin 900, ISDN 200 dan Clonidin 900 tablet. Dengan Nilai Total 1.994.000
Rupiah. Pada kegiatan penanganan obat – obat yang telah kadaluwarsa, obat – obat
tersebut dipisahkan dari obat lain, dan dipindahkan dalam Rak lain.
Selain LPLPO, Puskesmas juga menyampaikan laporan bulanan berupa laporan
penggunaan psikotropika dan OOT sesuai format SIPNAP (Sistem Informasi Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika), laporan ketersediaan obat dan vaksin, laporan pelayanan
kefarmasian, laporan penggunaan obat generik, dan laporan penggunaan obat rasional
berdasarkan perhitungan indikator yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
sebagai sarana monitoring dan evaluasi pengelolaan dan pelayanan obat di Puskesmas.
6. REKOMENDASI
a. Dilakukan sosialisasi peresepan obat rasional pada penyakit ISPA non Pneumonia
kepada dokter dan tenaga medis lain.
b. Dilakukan sosialisasi tentang resistensi antibiotik kepada dokter dan tenaga medis
lain.
c. Untuk mengurangi pemakaian antibiotik perlu kesadaran dan kerja sama sinergi
antara pemerintah, Dokter, apoteker dan praktisi medik lainnya dalam peningkatan
penggunaaan antibiotik untuk menghindari efek resistensi terhadap pasien ISPA.
7. PENUTUP
Dengan adanya evaluasi pengelolaan sedian farmasi diharapkan dapat
meningkatkan kualitas Pengelolaan sediaan farmasi dan meningkatkan mutu
pelayanan Puskesmas Grobogan.
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Grobogan Pengelola Obat