A. Pendahuluan
B. Latar Belakang
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas dijelaskan bahwa Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi 2
(dua) kegiatan, kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai dan Kegiatan Farmasi Klinik. Pelayanan Resep merupakan salah satu kegiatan
Farmasi klinik yang dilaksanakan secara langsung dan bertanggungjawab kepada pasien.
Kegiatan ini dimulai dari penerimaan resep, skrining resep, penyiapan obat, dan Pemberian
Informasi Obat. Dengan makin kompleksnya upaya pelayanan kesehatan, khususnya masalah
terapi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menyiapkan dan menyediakan obat atas permintaan dokter, dokter gigi,
dokter hewan, sehingga obat dan alat kesehatan terjamin keamanan dan
kerasionalannya.
2. Tujuan Khusus
Untuk mampu melakukan kegiatan skrining resep, penyediaan/peracikan obat,
penyerahan obat, dan Pemberian Informasi Obat.
D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Demikian kerangka Acuan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
dr. S. L. Doloksaribu
NIP. 19670812 200212 2 002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN ( TERM OF REFERENCE )
PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI TAHUN
2022
A. Pendahuluan
Dalam berbagai Upaya pelayanan kesehatan, obat merupakan salah satu unsur
penting. Diantara berbagai alternative yang ada, intervensi dengan obat merupakan
intervensi yang paling besar digunakan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
Dalam rangka pembangunan kesehatan di daerah diperlukan keseimbangan dan
kesinambungan untuk kelangsungan program – program kesehatan, dimana harus
didukung oleh ketenagaan, pembiayaan, pengelolaan yang baik dan sesuai standar, serta
sarana dan prasarana yang memadai.
B. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pelayanan Kefarmasin di sarana-
sarana pelayanan kesehatan dan distribusi sediaan farmasi antara lain Undang – Undang
No.36 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, Kebijakan Obat Nasional (KONAS), Peraturan Menteri Kesehatan No. 30
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Dalam Aturan-
aturan tersebut dijelaskan bahwa Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi 2
kegiatan antara lain Kegiatan yang bersifat Manajerial yaitu pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP) dan kegiatan Farmasi Klinik.
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) merupan salah satu
kegiatan pelayanan kefarmasian yang dimulai dari perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan,
pemusnahan, pemantauan dan evaluasi. Rangkaian Kegiatan ini wajib dilaksanakan di
setiap Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan strata pertama. Dan
Kepala Ruang Farmasi atau Apoteker Pengelola Obat di Puskesmas mempunyai tugas
dan tanggungjawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai yang baik sesuai Standar/ Aturan yang berlaku.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pengelolaan obat antara lain :
1. Untuk menjamin Ketersediaan Obat PKD yang aman dan bermutu
2. Untuk meningkatkan penggunaan Obat secara Rasional.
3. Untuk menjamin bahwa Obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.
4. Untuk menjamin mutu Obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan
sesuai persyaratan yang ditetapkan.
5. Untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, dan waktu yang tepat.
6. Untuk menjamin tidak terjadinya kekososngan dan kelebihan Obat di unit
pelayanan Kesehatan Dasar.
F. Sasaran
Sasaran kegiatan pengelolaan Obat di Puskesmas adalah :
a. Meningkatkan persentase ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan secara
merata, aman, dan bermutu keseluruh unit pelayanan Kesehatan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian masyarakat melalui pengelolaan obat
yang baik dan sesuai standar.
c. Meningkatkan jumlah tenaga pelayanan kefarmasian yang profesional dan terlatih.
G. Jadwal pelaksanaan kegiatan
TANGGAL
NO. KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Perencanaan
2 Permintaan
3 Penerimaan
4 Penyimpanan
5 Pendistribusian
6 Pemusnahan
7 Pencatatan
8 Pelaporan
Pemantauan
9
dan Evaluasi
dr. S. L. Doloksaribu
NIP. 19670812 200212 2 002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO) TAHUN 2022
A. Pendahuluan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
memiliki peranan penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan
Kefarmasian merupakan pelayanan langsung dan bertanggungjawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil pengobatan
yang optimal. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas menjelaskan bahwa
pelayanan kefarmasian di Puskesmas terdiri dari Aspek manajerial dan Farmasi
Klinik. Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah salah satu kegiatan pelayanan
Farmasi Klinik.
B. Latar Belakang
Pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan dimana pasien menerima
pengobatan sesuai kebutuhan klinis mereka, dosis, cara pemberian, biaya, waktu
pemberian yang tepat. Menurut WHO, meningkatkan kepatuhan berarti bahwa
pemberian pengobatan harus disertai dengan pemberian Informasi yang memadai.
Dengan kata lain, Pelayanan Informasi Obat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses terapi rasional.Seringkali, dokter dianggap sebagai
pemegang keputusan terakhir dalam suatu proses terapi. Namun, dalam hal
penggunaan obat, apoteker dan petugas lain yang menyerahkan obat merupakan
unsur yang tak kalah penting. Proses penyerahan obat seringkali diabaikan oleh
para penyusun kebijakan di bidang kesehatan selama proses pelayanan kesehatan.
Proses ini dianggap kurang penting dibandingkan proses diagnosis, pengadaan,
penyimpanan, dan distribusi. Keadaan tersebut sudah tidak berlaku lagi mengingat
telah terjadi perubahan paradigm pelayanan kefarmasian dari Drug Oriented
( pelayanan berorientasi pada penyediaan obat) ke Patient Oriented (Pelayanan
berorientasi pada kesembuhan pasien). Maka proses Pelayanan Informasi Obat
(PIO) merupakan tahap yang sangat penting dan harus dilaksanakan oleh petugas
dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
a. Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi obat secara akurat, jelas dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
b. Tujuan khusus
Tujuan Khusus Pelayanan Informasi Obat antara lain :
1. Untuk menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain
dilingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
2. Untuk menyediakan informasi dalam membuat kebijakan yang berhubungan
dengan obat (Contoh ; kebijakan permintaan obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, memiliki alat penyimpanan yang memadai,
cara pakai, waktu pemberian, dan masalah yang mungkin ditimbulkan).
3. Menunjang penggunaan Obat yang Rasional melalui peningkatan kepatuhan
pasien.
D. Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan
Tahapan kegiatan Pelayanan Informasi Obat antara lain :
a. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara penggunaan obat
dengan permintaan pada resep.
b. Memanggil nama dan no.urut pasien.
c. Memberi informasi kepada pasien saat menyerahkan obat, yang terdiri dari :
waktu penggunaan obat, lama penggunaan obat, cara penggunaan obat, dan
efek yang akan timbul dari penggunaan obat, dan hal lain yang mungkin timbul
pada kondisi tertentu.
d. Menerima dan menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana melalui penelusuran literature secara
sistematis.
e. Mendokumentasikan setiap kegiatan PIO secara sistematis.
f. Memasang poster, booklet, leaflet, yang berisi informasi obat pada tempat yang
mudah dilihat oleh pasien.
E. Cara melaksanakan kegiatan
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dilaksanakan dengan metode
pelayanan 24 jam atau on call di sesuaikan dengan kondisi Puskesmas.
F. Sasaran
Sasaran Kegiatan Pelayanan Informasi Obat antara lain :
a. Pasien dan/atau keluarga pasien.
b. Tenaga kesehatan : dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten
apoteker,dll.
c. Pihak lain : manajemen, tim/kepanitiaan klinik,dll.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pelayanan Informasi Obat dilaksanakan 6 hari kerja kecuali hari libur/hari
raya bersamaan dengan pelayanan resep.
H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan Pelaporan
Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan dengan mengumpulkan data dari awal dan
mendokumentasikan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, serta jawaban dan
pelayanan kefarmasian yang diberikan kemudian dibuat laporan.dalam bentuk
lembar Pelayanan Informasi Obat (PIO).
Demikian Kerangka Acuan ini kami Buat dan dipergunakan sebagaimana mestinya
dr. S. L. Doloksaribu
NIP.19670812 200212 2 002