DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BESUKI
Jl. Garuda No.199 Telp. (0338) 891335 Besuki 68356
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS BESUKI
NOMOR : 440/400.1/431.201.7.3/2016
TENTANG
Ditetapkan di : Besuki
Pada tanggal : 14 Juli 2016
ENDANG PURWATININGSIH
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS BESUKI
NOMOR :440/400.1/431.201.7.3/2016
TENTANG : PELAYANAN OBAT DI UPTD
PUSKESMAS BESUKI
a. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan
keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat
atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat
yang dapat dipesan dengan rumus:
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal
yang perlu diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada Kartu Stok.
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo apabila
terdapat pemakaian yang melebihi rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala
Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat
lainnya masih mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui
kecocokan antara Kartu Stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah
setiap jenis obat.Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
b. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk
menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi
pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
1. Prosentase penggunaan antibiotik.
2. Prosentase penggunaan injeksi.
3. Prosentase rata – rata jumlah R/.
4. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
5. Kesesuaian dengan Pedoman.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan – golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang – Undang tentang Narkotika.
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Petugas yang berhak meresepkan obat psikotropik dan narkotik
adalah dokter yang mempunyai SIP di UPTD Puskesmas Besuki.
Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, dan Instalasi
Farmasi Klinik hanya dapat menyerahkan Narkotika dan/atau
Psikotropika kepada pasien berdasarkan resep dokter. Resep merupakan
permintaan tertulis dokter kepada tenaga kefarmasian untuk
menyediakan dan menyerahkan obat yang diminta untuk pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
A. PERESEPAN
Resep merupakan permintaan tertulis dokter kepada tenaga
kefarmasian untuk menyediakan dan menyerahkan obat yang diminta
untuk pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan
resep meliputi skrining resep, penyiapan dan penyerahan obat.
1. Skrining Resep
Skrining resep dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan,
dosis, potensi, inkompatibilitas, cara dan lama penggunaan
obat.
c. Pertimbangan klinik seperti kesesuaian indikasi, alergi, efek
samping, interaksi dan kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada
resep atau obatnya tidak tersedia.
2. Penyiapan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal– hal sebagai berikut :
a. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
b. Melakukan peracikan obat bila diperlukan.
c. Memberikan etiket
d. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah
untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan
menghindari penggunaan yang salah.
3. Penyerahan Obat
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan
pemeriksaan kembali (kesesuaian antara penulisan etiket
dengan resep).
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien. Memastikan
bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
e. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
yang memudahkan untuk pelaporan.
B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskemas berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Situbondo. Obat yang disediakan di Puskesmas adalah obat
esensial yang jenisnya merujuk pada Daftar Obat Esensial Nasional.
Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan
obat kepada Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
menyusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan
penyerahan obat secara langsung dari Instalasi Farmasi Kabupaten /
Kota ke Puskesmas.
C. PENGELOLAAN OBAT
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi,
pencatatan dan pelaporan, serta supervisi dan evaluasi pengelolaan
obat.
ENDANG PURWATININGSIH