Anda di halaman 1dari 13

KLINIK SEHATI INDONESIA

JL. Erlangga Kel.Tarafu Kec.Batupuaro Kota Baubau


Telp. (0402)2822557, Hp. 085231439271
E-Mail : kliniksehatiindonesia@yahoo.co.id,Facebook : Klinik Sehati Indonesia

KEPUTUSAN
DIREKTUR KLINIK SEHATI INDONESIA
NOMOR :1253/ SK /KSI/ I/ 2024

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS PASIRLANGU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
DIREKTUR KLINIK SEHATI INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan


Farmasi Puskesmas Pasirlangu dan untuk melayani
keperluan pelanggan dalam penanganan kesehatannya
sehingga perlu ditetapkan tentang pelayanan Farmasi di
Puskesmas Pasirlangu;
b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada poin a maka
perlu ditetapkan dengan surat kepurusan;
Mengingat : a. Permenkes RI no 74 Tahun 2016 Tentang Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tahun 2011 tentang
Registrasi, Ijin Praktek dan Ijin Kerja Tenaga
Kefarmasian;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK SEHATI INDONESIA


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI;

Kesatu : Puskesmas Pasirlangu memberikan pelayanan farmasi


Kedua : Pelayanan Farmasi di Puskesmas Pasirlangu meliputi:
1. Penilaian ,pengendalian,penyediaan dan penggunaan
obat.
2. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat.
3. Pelayanan obat 24 jam.
4. Pelayanan farmasi selama hari kerja.
5. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep.
6. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat.
7. Ketentuan Pelatihan bagi petugas yang diberi
kewenangan dalam penyediaan obat tetapi belum
sesuai persyaratan.
8. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat.
9. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa.
10.Ketentuan tentang petugas yang berhak meresepkan
obat – obat psikotropika dan narkotika.
11.Ketentuan tentang rekonsiliasi obat (Penggunaan obat
yang dibawa sendiri oleh pasien /keluarga.)
12.Persyaratan penyimpanan obat.
13.Penanganan dan pelaporan obat kadaluarsa.
14.Pencatatan dan pemantauan Efek Samping Obat dan
Kejadian Tidak Diinginkan.
15.Penyediaan obat emergensi.
Adapun penjelasan dari pelayanan farmasi diatas
sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, akan diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Baubau
Pada Tanggal : 12 JANUARI 2024
DIREKTUR KLINIK SEHATI INDONESIA

H. LAODE RUSLAN, SE.,MM


Lampiran 1
Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Pasirlangu
Nomor : 1253/ SK /KSI/ I/ 2024
Tanggal : 12 Januari 2024

PELAYANAN FARMASI

1. Penilaian Pengendalian Penyediaan Dan Penggunaan Obat untuk keperluan


Puskesmas Pasirlangu harus mengikuti Standard Prosedur Operasional
Penilaian pengendalian penyediaan dan penggunaan obat di Puskesmas
Pasirlangu.
2. Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan Obat
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan
pengendalian obat.Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri
dari:
a. Memperkirakan / menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di
Puskesmas dan seluruh unit pelayanan.
b. Menentukan:
 Stok optimum
 Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
c. Menentukan waktu tunggu.
Pengendalian obat terdiri dari:
1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan
stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat
dipesan dengan rumus:

Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal
yang perlu diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat
apabila terdapat pemakaian yang melebihi rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala
Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat
lainnya masih mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui
kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap
jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk
menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi
pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa
a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti
pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui
persediaan obat saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah
obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan
sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah obat
dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan
secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala Puskesmas.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat
yang hilang untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut
kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat
disertai Berita Acara Obat Hilang.
4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang
hilang pada Kartu Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan
pelayanan, maka petugas pengelola obat segera mengajukan
permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Barat dengan menggunakan LPLPO.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan
kepada Kepolisian.
b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat
rusak/kadaluwarsa.

Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah


yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang
obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok
pada Kartu Stok oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa
kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat
rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Barat.
3. Pelayanan Obat 24 Jam
a. Pengertian
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar
serta efektif dan efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat public
dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan permintaan,
penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan serta
supervise dan evaluasi pengelolaan obat.
Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien pada PONED.
Tujuan dilaksanakannya pelayanan obat 24 jam di Puskesmas
Pasirlangu adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien PONED dapat terlayani
secara optimal selama 24 jam.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam
melaksanakan pelayanan obat 24 jam.
b. Sistem Pelayanan Obat 24 Jam
Pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Pasirlangu dilaksanakan oleh
bidan yang pada saat pelayanan sedang melaksanakan tugas piket jaga.
Dalam pelaksanaannya bidan piket jaga harus:
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari ruang perawatan sesuai
dengan resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastic
resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan jenis
obat, jumlah obat, dosis obat, cara penggunaan, efek samping obat
dan cara penyimpanan obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di unit obat.
4. Puskesmas Pasirlangu Memberikan Pelayanan Obat Selama Jam Kerja Kepada
Pasien Yang Datang Di Puskesmas Pasirlangu.
Jam Pelayanan : Senin – Kamis : Jam 8.00 – 14.00
Jumat – Sabtu : Jam 8.00 – 13.00
5. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pelanggan di Puskesmas
Pasirlangu antara lain :
a. Dokter umum yang telah memiliki izin praktek dokter di Puskesmas
Pasirlangu.
b. Dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter gigi di Puskesmas
Pasirlangu.
c. Perawat umum yang telah memiliki izin praktek keperawat di Puskesmas
Pasirlangu.
d. Perawat gigi yang telah memiliki izin praktek perawat gigi di Puskesmas
Pasirlangu
e. Bidan yang telah memiliki izin praktek bidan di Puskesmas Pasirlangu.
6. Persyaratan patugas yang berhak menyediakan obat bagi pelanggan / pasien di
Puskesmas Pasirlangu antara lain:
a) Tenaga tekhnis kefarmasian yang telah memiliki surat tanda registrasi
tenaga teknis kefarmasian (STRTTK) di puskesmas Pasirlangu;
b) Tenaga non tekhnis kefarmasian terlatih, dibawah pengawasan dan
tanggung jawab langsung asisten apoteker;
Ketentuan tentang petugas yang berhak menyediakan obat ini berlaku untuk
semua pelayanan obat kepada pelanggan di puskesmas Pasirlangu;
7. Pelatihan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat apabila tidak
tersedia tenaga yang berkopetensi dilakukan secara internal oleh petugas
Farmasi Puskesmas Pasirlangu dengan dilakukannya OJT (on the training job).
8. Peresepan, Pemesanan Dan Pengelolaan Obat
Tujuan :
a. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan
Medis
Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional
b. Meningkatkan kompetensi /kemampuan tenaga kefarmasian
c. Mewujudkan system informasi manajemen
d. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
Sasaran :
a. Puskesmas
b. Polindes/Poskesdes
c. Posyandu
d. PengobatanLansia
Bentuk Kegiatan :
a. Peresepan Obat
1) Obat diresepkan sesuai terapi atas diagnosis pasien
2) Pemberian resep dilakukan oleh petugas farmasi atau petugas lain yang
diberi
kewenangan
b. Pemesanan Obat
1) Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan oleh petugas
Farmasi atau gudang obat puskesmas
2) Pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh petugas unit
3) Pelayanan terkait kepada petugas farmasi gudang obat puskesmas
c. Pengelolaan Obat
Pengelolaan obat di gudang obat dilakukan oleh petugas farmasi meliputi
kegiatan perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian,pengendalian, pencatatan, pelaporan dan pengarsipan,
Pemantauan dan evaluasi.
9. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat yang kadaluarsa.
a. Petugas obat memeriksa semua obat yang diterima termasuk tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik barang.
b. Petugas obat memasukkan obat ke dalam gudang penyimpanan obat
Puskesmas Pasirlangu.
c. Petugas obat menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis
obat dengan mengikuti system FIFO dan FEFO.
d. Petugas obat melakukan pencatatan obat yang disimpan ke dalam Kartu
Stock Obat sebagai kartu kendali.
e. Petugas obat mendistribusikan obat dari dalam gudang mengikuti
system FIFO dan memperhatikan FEFO nya.
f. Petugas obat melakukan control rutin terhadap kualitas obat termasuk
tanggal kadaluwarsa.
g. Petugas obat memilah obat yang telah kadaluwarsa dan menyimpan di
tempat terpisah dari obat lain.
h. Petugas obat membuat daftar obat yang telah kadaluwarsa.
i. Petugas obat melaporkan obat kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
j. Petugas obat mengembalikan obat kadaluwarsa dengan membuat Berita
Acara Serah Terima Obat Kadaluwarsa kepada GUFA.
10.Ketentuan tentang petugas yang berhak meresepan Narkotika dan Psikotropika
bagi pasien antara lain:
a. PERESEPAN NARKOTIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter/ dokter gigi yang telah memiliki izin
praktek dokter di Puskesmas Pasirlangu
2) Resep Narkotika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa
menimbulkan kemungkinan salah tafsir
3) Setiap resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan
penuh oleh dokter/ dokter gigi penulis resep
b. PERESEPAN PSIKOTROPIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter / dokter gigi yang telah memiliki izin
praktek dokter di Puskesmas Pasirlangu
2) Resep Psikotropika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa
menimbulkan kemungkinan salah tafsir
3) Setiap Resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus
diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan
penuh oleh dokter penulis resep.
11. Tidak ada ketentuan yang mengikat mengenai rekonsiliasi obat.adapun
tatacara penggunaan obat sebagaimana dimaksud sebagai berikut:
1. Dokter menetapkan terapi atas diagnosa pasien;

2. Dokter mengetahui dan menetapkan penggunaan obat yang


dibawa sendiri oleh pasien/keluarga yang dapat dikonsumsi
bersama dengan obat yang diperoleh dari puskesmas;
3. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien dan diijinkan
dikonsumsi bersama dengan obat puskesmas harus dicatat
di rekam medis;
4. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien yang tidak Jelas
identitasnya ditarik/diminta oleh petugas puskesmas.
12. Persyaratan Penyimpanan Obat:
a. Petugas obat menerima obat dari Gufa dengan memeriksa keadaan obat
yang diterima antara lain : kesesuaian jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa
serta kondisi fisik obat
b. Petugas obat menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis untuk
setiap bentuk sediaan
c. Petugas obat mengendalikan sirkulasi obat mengikuti sistem FIFO dan
FEFO
d. Petugas obat menyimpan obat Narkotika dan Psikotropika dalam lemari
khusus
e. Petugas obat menyimpan sediaan cair dipisahkan dari sedian padat
f. Petugas obat menyimpan vaksin, dan suppositoria dalam lemari
pendingin dan melakukan control suhu setiap hari
g. Petugas obat mencatat semua obat ke dalam Buku Penerimaan
Puskesmas dan Buku Pengeluaran obat
h. Petugas Obat mencatat semua obat yang diterima dan dikeluarkan
kedalam kartu stok obat sebagai kartu kendali persediaan
i. Petugas obat membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO setiap
bulannya
Bandung Barat.

13. Penanganan Obat Rusak dan Kadaluwarsa sebagai berikut.


a. Obat rusak dan kadaluwarsa ditempatkan secara terpisah agar tidak
terjadi hal-hal seperti : salah ambil, cross contamination dan lain-lain
yang dapat merugikan pelanggan.
b. Semua obat rusak dan kadaluwarsa dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung Barat tembusan UPTD Instalasi Farmasi
Kabupaten.
c. Semua obat rusak dan kadaluwarsa di musnahkan sendiri di puskesmas
pasirlangu dengan membuat Berita Acara pemusnahan.
d. Laporan secara berkala melalui LPLPO atas pengeluaran obat yang telah
dikirim ke UPTD Instalasi Farmasi.
14.Pencatatan, Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat dan Kejadian
Tidak Diinginkan
a. Petugas obat menyampaikan formulir Monitoring efek samping obat
(MESO) kepada petugas kesehatan pemeriksa pasien.
b. Petugas kesehatan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan
timbulnya efek samping obat yang dipergunakan dalam terapi terhadap
pelanggan.
c. Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping obat dalam formulir
MESO.
d. Petugas kesehatan menyerahkan laporan MESO kepada petugas obat.
e. Petugas obat memberikan kompilasi data hasil monitoring efek samping
obat yang diterima dari petugas kesehatan.
f. Petugas obat membuat laporan monitoring efek samping obat Puskesmas
Pasirlangu.
g. Kepala puskesmas memeriksa dan menandatangani laporan Monitoring
Efek Samping Obat.
h. Petugas tata usaha membubuhkan nomor surat keluar Laporan
Monitoring Efek Samping Obat.
i. Petugas obat mengirimkan Laporan Monitoring Efek Samping Obat ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
j. Petugas obat mendokumentasikan arsip Laporan Monitoring Efek
Samping Obat
15. Penyediaan Obat Emergensi di Puskesmas Pasirlangu yaitu dengan :
a. Membuat daftar Obat Emergensi di Unit Kerja.
b. Menetapkan Daftar Obat–obat Emergensi di Unit Pelayanan,sebagai
berikut:
Aminophilin Inj
Atropin Sulfas Inj
Ranitidin Injeksi
Dexametason Inj
Diazepam Inj
Ephineprin Inj
Fitomenadion Inj
Methylergometrin Inj
Paracetamol Suppo 125mg/2,5ml
Lidokain Injeksi
Lidokain+Epinefrin Injeksi
Stesolid Suppo 5mg
Stesolid Suppo 10mg
Mgso4 20%
Mgso4 40%
Calcii Gluconas Inj
Aspilet
ISDN
Nifedipin 10 mg
Furosemid 40 mg
Rl
Nacl
Dextrose 5 %
Difenhydramint
Infusion Set makro
Infusion Set mikro
Iv Catether
Spuit 1cc
Spuit 3 Cc
Spuit 5 Cc
Spuit 10 Cc
Ventolin Inhaler
Betadine 30 ml
Rivanol 60 ml

c. Petugas menjamin tersedianya obat – obat emergensi pada ruang


KIA/KB,ruang Tindakan,ruang laboratorium,ruang gigi,ruang
imunisasi,ruang poned.
d. Petugas di unit pelayanan bertanggung jawab akan ketersediaan obat
– obat emergensi baik dalam hal penyimpanan, pemesanan
monitoring dan keamanannya.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

DIREKTUR KLINIK SEHATI INDONESIA

H. LAODE RUSLAN, SE.,MM

Anda mungkin juga menyukai