NOMOR : 108/PKM-CBRG/SK/X/2017
TENTANG
PELAYANAN OBAT
DI PUSKESMAS CIBAREGBEG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Cibaregbeg
Pada tanggal : 3 Oktober 2017
KEPALA PUSKESMAS CIBAREGBEG,
AGUS TARUNA
Lampiran : Surat Keputusan Kepala
Puskesmas Cibaregbeg
Tanggal : 3 Oktober 2017
Nomor :
1) Pengendalian Persediaan.
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu
diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan
rumus:
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1) Mencantumkan jumlah stok pada kartu stok.
2) Melaporkan kepada Dinas Kesehatan apabila terdapat pemakaian yang melebihi
rencana.
3) Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak atau yang persediaannya kosong dan menipis.
2) Pengendalian Penggunaan.
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi :
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman
3) Penanganan Obat Rusak dan Kadaluwarsa.
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek
samping penggunaan obat rusak / kadaluwarsa. Dalam menangani obat rusak /
kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
3. Jam buka pelayanan farmasi untuk puskesmas dengan pelayanan PONED 24 jam
Puskesmas Cibaregbeg memberikan pelayanan obat selama jam kerja kepada pasien yang
datang di Puskesmas Cibaregbeg dan pelayanan PONED 24 jam
A. Pengertian
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervise dan evaluasi pengelolaan obat. Pelayanan obat 24 jam
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasien pada PONED 24 Jam.
B. Tujuan
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien PONED 24 jam dapat terlayani secara
optimal selama 24 jam.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
obat 24 jam.
C. Sistem Pelayanan Obat 24 Jam
Pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Cibaregbeg dilaksanakan oleh bidan yang pada saat
pelayanan sedang melaksanakan tugas piket jaga.
Pelayanan obat 24 jam meliputi ;
1) Melakukan pelayanan obat selama 24 jam
2) Melayani resep dari PONED
3) Melakukan kegiatan dispensing obat
4) Memberikan informasi obat pada pasien
5) Pelayanan obat dilakukan oleh tenaga kesehatan lain yang diberi wewenang seperti
bidan
6) Melakukan permintaan dan penerimaan obat dari Gudang obat Puskesmas
5. Petugas/tenaga yang berhak menyediakan obat adalah petugas yang telah diberikan
wewenang
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis),
sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap di Puskesmas Cibaregbeg harus tercantum :
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.
Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar
Stok Optimum
tidak terjadi kekosongan.
C. Pengelolaan Obat
Pengelolaan obat di gudang obat dilakukan oleh petugas farmasi meliputi kegiatan ;
1. Perencanaan
2. Permintaan
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Pendistribusian
6. pengendalian, pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
7. Pemantauan dan evaluasi.
13. Pencatatan dan pemantauan Efek Samping Obat dan Kejadian Tidak Diinginkan
a. Petugas obat menyampaikan formulir Monitoring efek samping obat (MESO) kepada
petugas kesehatan pemeriksa pasien.
b. Petugas kesehatan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan timbulnya efek
samping obat yang dipergunakan dalam terapi terhadap pasien.
c. Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping obat dalam formulir MESO.
d. Petugas kesehatan menyerahkan laporan MESO kepada petugas obat.
e. Petugas obat memberikan kompilasi data hasil monitoring efek samping obat yang
diterima dari petugas kesehatan.
f. Petugas obat membuat laporan monitoring efek samping obat Puskesmas Cibaregbeg
g. Petugas obat mencatat apabila terjadi KTD dan kejadian efek samping obat kemudian
dilaporkan kepada Tim Mutu
h. Kepala puskesmas memeriksa dan menandatangani laporan Monitoring Efek Samping
Obat.
i. Petugas tata usaha membubuhkan nomor surat keluar Laporan Monitoring Efek Samping
Obat.
j. Petugas obat mengirimkan Laporan Monitoring Efek Samping Obat ke Dinas Kesehatan
Kab Cianjur
k. Petugas obat mendokumentasikan arsip Laporan Monitoring Efek Samping Obat.
II. Daftar obat emergensi dan bahan medis habis pakai di Ruang Persalinan 24 jam
1. Atropin Sulfat Injeksi 0,25 mg/ml
2. Deksametason Injeksi 5 mg/ml
3. Difenhidramine Injeksi
4. Efinefrin Injeksi 0,1 %
5. Fitomenadion Injeksi 2 mg/ml
6. Lidoakin Injeksi 2%
7. Magnesium Sulfat Injeksi 20%, 40%
8. Metiergometrin Injeksi 0,2 mg/ml
9. Metildopa Tablet 250 mg
10. Nipedifin Tablet 10 mg
11. Oksitosin Injeksi 10 IU/ml
12. D5% Infus 500 ml
13. NaCl 0,9% Infus 500 ml
14. Ringer Laktat Infus 500 ml
15. Alat Suntik 1 ml, 3 ml, 5 ml
16. Alkohol Swab
17. Catgut 2/0, 3/0
18. Folley Catheter
19. Infus Set Dewasa, Anak
20. IV Catheter No. 18, 20, 22, 24
21. Kapas Pembalut
22. Kassa
23. Plester
24. Sarung Tangan Bersih dan Steril
25. Silk
26. Urine bag
27. Umbilical Cord Klem
III. Daftar obat emergensi dan bahan medis habis pakai di Ruang Laboratorium
1. Deksametason Injeksi 5 mg/ml
2. Difenhidramine Injeksi
3. Efinefrin Injeksi 0,1 %
4. Ringer Laktat Infus 500 ml
5. Alat Suntik 1 ml, 3 ml, 5 ml
6. Alkohol Swab
7. Infus Set Dewasa, Anak
8. IV Catheter No. 18, 20, 22, 24
9. Masker
10. Sarung tangan bersih
IV. Daftar obat emergensi dan bahan medis habis pakai di Ruang KIA
1. Deksametason Injeksi 5 mg/ml
2. Difenhidramine Injeksi
3. Efinefrin Injeksi 0,1 %
4. Ringer Laktat Infus 500 ml
5. Alat Suntik 1 ml, 3 ml, 5 ml
6. Alkohol Swab
7. Infus Set Dewasa, Anak
8. IV Catheter No. 18, 20, 22, 24
9. Sarung tangan bersih
Ditetapkan di : Cibaregbeg
Tanggal : 3 Oktober 2017
Kepala Puskesmas Cibaregbeg
Agus Taruna