Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS JANGKAR
Jl. Pelabuhan Jangkar No.1 Telp. (0338) 452334
SITUBONDO 68372
e-mail : puskesmasjangkar.sergap@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JANGKAR
NOMOR: 440/001.6/431.202.7.1.15/2019

TENTANG

PELAYANAN OBAT / FARMASI


DI UPT PUSKESMAS JANGKAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPT PUSKESMAS JANGKAR,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang pelayanan farmasi di UPT puskesmas


jangkar,maka perlu di dukung oleh pelayanan obat yang baik;
b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan pengobatan di UPT
puskesmas jangkar perlu di tunjang dengan pemberian obat yang
rasional;
c. bahwa untuk meningkatkan kerja sama dengan profesi kesehatan
lain dan kepatuhan pasien terkait dalam pelayanan obat, maka
perlu disusun kebijakan penunjang pelayanan farmasi tentang
pelayanan obat di UPT puskesmas jangkar;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.74 Tahun 2016 Tentang
Pelayanan kefarmasian di puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.30 Tahun 2014 Tentang
Standart pelayanan farmasi di Puskesmas;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 46 Tahun 2014 tentang
Sistem Informasi Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Menejemen Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.30 Tahun 2014 tentang
Standart Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.43 Tahun 2016 tentang
Standart Pelayanan minimal Bidang Kesehatan ;
9. Peraturan mentri Kesehatan RI No.72 Tahun 2016 tentang Standart
pelayanan Kefarmasian di Rumah sakit;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS JANGKAR


TENTANG PELAYANAN OBAT/FARMASI DI PUSKESMAS
JANGKAR

KESATU : Menetapkan Kebijakan Pelayanan Obat/Farmasi di UPT Puskesmas


jangkar sebagai mana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini;
KEDUA : Melaksanakan keputusan ini dengan baik dan penuh tanggung jawab;
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat perubahan dalam penetapan ini akan
di adakan perbaikan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : Jangkar
Pada tanggal : 02 JANUARI 2019

KEPALA UPT PUSKESMAS JANGKAR

drg. ABDUL FATAH AHADI


Pembina IV a
NIP. 19720729 200604 1 014

TEMBUSAN :
Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo;
2. Yang bersangkutan.
3. A r s ip
Lampiran 1 : Surat Keputusan Kepala UPT Puskemas Jangkar
Nomor : 440/001.6 /431.202.7.1.15/2019
Tanggal : 02 JANUARI 2019

1. PELAYANAN FARMASI ,YANG DIDALAMNYA MEMUAT METODE UNTUK


MENILAI,MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT
A. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata per bulan di Puskesmas Induk
dan seluruh unit pelayanan untuk menentukan stok obat.
B. Menentukan stok optimum yaitu jumlah stok obat yang diserahkan kepada unit
pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan.
C. Menentukan waktu tunggu yaitu waktu yang diperlukan dari mulai pemesanan
sampai obat diterima.
1. Pengelolaan dan Pengendalian Obat
a) Menerima Obat dari Gudang farmasi kabupaten berdasarkan permintaan
yang diusulkan.
b) Mencatat Obat/alkes yang diterima di gudang obat puskesmas
c) Menulis jumalah obat di kartu stock obat sebagai pengendali stock obat
sebagai pengendali stock obat yang tersedia di gudang obat puskesmas.
d) Menginformasikan kepada petugas medis obat yang stocknya banyak
untuk menghindari obat kadaluarsa dan obat yang stocknya kosong.
2. Penggunaan Obat
a) Mengevaluasi penggunaan obat di sub unit dengan melihat LPLPO sub unit
untuk menghindari ketidaksesuaian pemakaian obat dan kelebihan stock
obat.
2. PELAYANAN FARMASI YANG DIDALAMNYA MEMUAT KEBIJAKAN UNTUK
MENJAMIN KETERSEDIAN OBAT.
a) Menyusun perencanaan dan pengadaan obat
b) Menyusun permintaan obat dengan menyediakan data pemakaian obat
menggunakan LPLPO.
c) Menerima obat sesuai permintaan dan kebutuhan obat dari gudang farmasi
kabupaten
d) Menyimpan Obat di gudang farmasi puskesmas
e) Melakukan pendistribusian ke sub unit internal dan eksternal.
f) Melakukan pengendalian persediaan dan penggunaan untuk menghindari
kekosongan dan kelebihan persediaan.
3. PELAYANAN FARMASI YANG DIDALAMNYA MEMUAT JAM BUKA
FARMASI,UNTUK PUSKESMAS DENGAN PELAYANAN GAWAT DARURAT
BUKA PELAYANAN OBAT 24 JAM.

a) Pada jam 07.00 – 14.00 pelayanan obat dilakukan oleh Petugas Pengelola
Obat melalui Kamar Obat.
b) Pada jam 14.00 – 19.00 pelayanan obat dilakukan oleh Petugas Jaga Obat
melalui Kamar Obat.
c) Pada jam 19.00 – 07.00 pelayanan obat dilakukan oleh Petugas Jaga Obat
melalui Kamar Obat.
d) Persediaan Obat yang digunakan dalam pelayanan 24 jam disiapkan sesuai
kebutuhan di kamar obat.
e) Melakukan Pencatatan dan pelaporan obat.

4. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT KETENTUAN SIAPA


SAJA PETUGAS YANG BERHAK MEMBERIKAN RESEP.
a) Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di UPT Puskesmas
Jangkar dilaksanakan oleh dokter / dokter gigi sesuai kompetensinya dengan
persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki Surat Tanda Registrasi.
2) Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di UPT Puskesmas
Jangkar.

b) Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang


pengobatan karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas
pengobatan dan pemberian resep didelegasikan kepada petugas pelayanan
kesehatan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang farmasi,
yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada hari itu.

5. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT TENTANG PETUGAS


YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT.
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan
pengendalian obat.Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan
dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:

1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di


Puskesmas dan seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
3. Menentukan waktu tunggu.

Pengendalian obat terdiri dari:


1. Pengendalian Persediaan.
2. Pengendalian Penggunaan.
3. Penanganan Obat Hilang.

1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap
stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk
mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya
ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan:

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang
perlu diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo apabila
terdapat pemakaian yang melebihi rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala
Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat
lainnya masih mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu
stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini
dilakukan setiap bulan.

2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah Resep.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.

3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa


a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti
pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan
obat saat itu.Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam
tempat penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada
kartu stok.Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat
penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu
tahun sekali oleh Kepala Puskesmas.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang
hilang untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut
kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo disertai Berita Acara
Obat Hilang.
4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang
pada Kartu Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan
pelayanan, maka petugas pengelola obat segera mengajukan
permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo
dengan menggunakan LPLPO.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada
Kepolisian.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak/kadaluwarsa adalah
untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat
rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang
harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang
obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada
Kartu Stok oleh petugas pengelola obat.
Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada
Kepala Puskesmas.
Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo.

6. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT KETENTUAN TENTANG


PETUGAS YANG DI BERI KEWENANGAN DALAM PENYEDIAAN OBAT JIKA
PETUGAS YANG MEMENUHI PERSYRATAN TIDAK ADA, DAN KEWAJIBAN
UNTUK MENGIKUTI PELATIHAN KHUSUS.
Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian
obat tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus
yang diberikan oleh penanggung jawab pengelola obat Puskesmas untuk
melaksanakan tugas penyediaan obat.
Pelatihan yang diberikan meliputi:
1. Jenis obat dan penggolongannya
2. Cara membaca resep
3. Cara pemakaian dan aturan pakai obat
4. Efek samping obat
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada
pasien
6. Cara merekap resep harian

7. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT KETENTUAN


TENTANG PERESEPAN,PEMESANAN,PENGELOLAAN OBAT.
A. PERESEPAN
Resep merupakan permintaan tertulis dokter kepada tenaga kefarmasian untuk
menyediakan dan menyerahkan obat yang diminta untuk pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan resep meliputi skrining resep,
penyiapan dan penyerahan obat.
1. Skrining Resep
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi,
inkompatibilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau
obatnya tidak tersedia.
2.Penyiapan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal– hal sebagai berikut :
a. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
b. Melakukan peracikan obat bila diperlukan.
c. Memberikan etiket
d. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.
3.Penyerahan Obat
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
(kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien. Memastikan bahwa yang
menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
e. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan yang memudahkan
untuk pelaporan.

B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskemas berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Situbondo. Obat yang disediakan di Puskesmas adalah obat esensial yang
jenisnya merujuk pada Daftar Obat Esensial Nasional. Berdasarkan
pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada
Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyusun petunjuk
lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung
dari Instalasi Farmasi Kabupaten / Kota ke Puskesmas.
C. PENGELOLAAN OBAT
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi,
pencatatan dan pelaporan, serta supervisi dan evaluasi pengelolaan.

8. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT TENTANG LARANAGAN


PEMBERIAN OBAT KADALUARSA,DAN UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN
ADANYA OBAT KADALUARSA DENGAN DENGAN SISTEM FIFO DAN FEFO.
a. Melakukan penanganan dan pengelolaan obat rusak dan kadaluwarsa
sesuaiprosedur yang sudah ditetapkan.
b. Melakukan pendistribusian obat ke sub unit,Luar gedung dan wilayah dengan
menggunakan sistem FIFO dan FEFO.
c. Melakukan pelabelan pada ketersediaan obat di gudang dengan menggunakan
pelabelan sebagai berikut :

1. Obat Exp ≤ 3 bulan di beri tanda label warna Merah

2. Obat Exp ≤ 6 bulan di beri tanda label warna Kuning

3. Obat Exp ≤ 1 Tahun di beri tanda label warna Hijau

9. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT KETENTUAN YANG


BERHAK MERESEPKAN OBAT – OBAT PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

Kamar obat Puskesmas Jangkar hanya dapat menyerahkan Narkotika dan


Psikotropika kepada pasien berdasarkan resep dokter. Resep merupakan
permintaan tertulis dokter kepada tenaga kefarmasian untuk menyediakan dan
menyerahkan obat yang diminta untuk pasien sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
Syarat dan penanganan resep narkotika dan psikotropika yang dapat diterima, yaitu
:
1. Resep harus diskrining terlebih dahulu dimana :
a. Harus resep asli (bukan copy resep)
b. Ada nama penderita dan alamat lengkapnya yang jelas
c. Tidak boleh ada tulisan “ Iter ” yang artinya dapat diulang
2. Obat narkotika dan psikotropika di dalam resep diberi garis bawah tinta merah
3. Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika tidak boleh diulang, tetapi
harus dibuat resep baru
4. Resep yang mengandung narkotika harus disimpan terpisah dari resep lain.
5. Obat Narkotika dan Psikotropika yang tersedia di puskesmas jangkar adalah
sbb:
a. Codeina 10 mg
b. Diazepam 5 mg
c. Diazepam Injek 5 mg

10. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT KETENTUAN TENTANG


REKONSILIASI OBAT.
Rekonsiliasi obat adalah kegiatan membandingkan instruksi penggunaan obat
dengan obat yang di peroleh, untuk mencegah adanya kesalahan pemberian obat
medication error seperti obat yang tidak di berikan, dosis obat yang tidak sesuai,
duplikasi obat, interaksi antar obat ataupun kontaindikasi obat.
Tujuan dilakukannya Rekonsiliasi obat adalah :
1. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang di gunakan seperti :
 Nama obat, dosis,frekuensi, obat mulai di berikan atau di hentikan , riwayat
alergi pasien serta efek samping obat.
2. Mengidentifikasi ketidak sesuaian akibat tidak terdokumentasi
3. Mengidentifikasi ketidak sesuain akibat tidak terbacanya instruksi.

Rekonsiliasi dapat di lakukan setiap adanya pelayanan pengambilan obat, seperti :


1. Saat pasien datang berobat.
2. Saat pasien masuk Ruang UGD
3. Saat pasien mengalami perpindahan dari ruang UGD ke Ruang rawat Inap.
4. Saat Pasien Mau Pulang dari rawat Inap.

11. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT TENTANG PERSYRATAN


PENYIMPANAN OBAT.
Menyiapkan tempat penyimpanan obat di Gudang yang memenuhi syarat :
1. Cukup Luas minimal 3 x 4 m2
2. Ruangan kering dan tidak Lembab
3. Adanya Fentilasi Udara
4. Jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindarkan cahaya langsung.
5. Lantai di buat dari keramik
6. Dinding di buat Licin
7. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
8. Ada Suhu Ruang
9. Ac / Pendingin Ruangan
10. Lampu/Penerangan

12. PENANGANAN OBAT KADALUARSA / RUSAK

Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak/kadaluwarsa adalah untuk


melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok
dan memisahkan dari penyimpan obat yang lain.
3. Petugas mencatat jumlah obat dan tanggal kadaluarsa.
4. pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
5. Pengelola Obat mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa ke Gudang Farmasi
Kesehatan Kabupaten Situbondo.

13. PELAYANAN FARMASI YANG DI DALAMNYA MEMUAT KETENTUAN TENTANG


PENCATATAN ,PEMANTAUAN,PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT,DAN KTD.

Petugas kamar obat dan semua petugas pemberi layanan klinis untuk bisa bekerja
sama dalam hal identifikasi dan pelaporan adanya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD),
Kejadian Nyaris Cidera (KNC) sehubungan dengan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas agar dapat dilakukan tindak lanjut dan perbaikan pelayanan. Pelaporan
dilakukan oleh penanggung jawab kamar obat kepada Tim Mutu.

Adapun Kegiatan Yang Di Lakukan Oleh Petugas Kamar Obat :

1. Mencatat Setiap adanya kejadian yang tidak di inginkan seperti : Nama,


Almat, Umur, dan obat yang di berikan.
2. Melaporkan setiap kejadian kepada Tim mutu.
3. Petugas kamar obat menyiapakan format monitoring efek samping obat di
yunit layanan.

14. ADANYA PENANGGUING JAWAB TERHADAP PELAPORAN INSIDEN


KESALAHAN PEMBERIAN OBAT.

Petugas Kamar obat melaporkan adanya kejadian yang tidak di inginkan di kamar
obat ke pada Tim Mutu.

15. PELAYANAN FARMASI DI DALAMNYA MEMUAT KETENTUAN TENTANG


PENYEDIAAN DAN PENYIMPANAN,MONITORING DAN PENGGANTIAN OBAT
EMERGENSI.

a. Penyedia
Untuk Menjamin penanganan pasien gawat darurat secara cepat terarah dan
berkualitas maka di perlukan penatalaksanaan pasien gawat darurat. Dalam
penyusunan kegawatdaruratan medis di perlukan penyiadian obat emrgensi di yunit
pelayanan yang di lakukan oleh Tim penyedia obat yang bertanggung jawab demi
keselamatan pasien dengan menerepkan pengelolaan obat dengan bener.

b. Penyimpanan : Obat emergensi disimpan dalam lemari obat emergensi.


c. Monitoring dan penggantian Obat emergensi : Obat emergensi di monitoring satu
minggu sekali dan dilakukan penggantian obat emergensi apabila ada yang kosong.

DAFTAR OBAT EMERGENSI DI UNIT PELAYANAN

NO UNIT DAFTAR OBAT YANG HARUS DI SEDIAKAN JUMLAH


PELAYANAN
1. UGD  EPINEPRIN INJEKSI  5
 DEXAMETHASON INJEKSI  5
 AMINOPHILIN INJEKSI  5
 5
 RANITIDIN INJEKSI
 5
 STESOLIT REKTAL SUPP  5
 ATROPIN SULFAT INJEKSI  5
 DIAZEPAM INJEKSI  5
 FITOMENADION INJEKSI  5
 LIDPCAIN INJEKSI  5
 CAIRAN RL  5
 5
 CAIRAN D5
 5
 CAIRAN NaCl  5
 INFUS SET DEWASA  5
 INFUS SET ANAK  5
 SURFLO NO 22  5
 SURFLO NO 24  5
 SURFLO NO 20  5
 5
 SURLO NO 18
 5
 SURFLO NO 16  5
 SPUIT 1 CC  5
 SPUIT 3 CC  5
 SPUIT 5 CC  5
 BETADINE  5
 5
 REVANOL
 1
 GLISEROL  1
 MGSO 40  1
 ALKOHOL  1
 PLESTER  1
 KASA  1
 URIEN BEG  5
 5
 KATETER
 5
 KAPAS  1

2. RAWAT  DIAZEPAM INJEKSI  5


INAP  DEXAMETASON INJEKSI  5
 ATROPIN SULFAT INJEKSI  5
 EPINEPRIN INJEKSI  5
 DIPEN HIDRAMIN INJEKSI  5
 MGSO 40  5
 KAPAS  1
3. BP  DEXAMETASON INJEKSI  5
 DIPEN HIDRAMIN INJEKSI  5
 EPINEPRIN INJEKSI  5
 ATROPIN SULFAT INJEKSI  5
 KAPAS  1
 ALKOHOL  1
 SPUIT 3 CC  5

4. GIGI  FITOMENADION INJEKSI  5


 EPINEPRIN INJEKSI  5
 KAPAS  1
 ALKOHOL  1
 KASA  5

5. KIA  OXITOSIN INJEKSI  3


 EPINEPRIN INJEKSI  3
 MGSO 40  3
 METHILERGOMETRIN INJEKSI  3
 ATROPIN SULFAT INJEKSI  3
 KAPAS  1
 ALKOHOL  1
 BETHADINE  1

6. RUANG VK  CAIRAN RL  3
 SURFLO NO 22  3
 EPINEPRIN INJEKSI  3
 LIDOCAIN  3
 DEXAMETASON  3
 KALCIUM GLUKONAS  3
 ATROPIN SULFAT INJEKSI  3
 KAPAS  1
 ALKOHOL  1
 BETHADINE  1
 SPUIT 3 CC  3

Ditetapkan di : Jangkar
Pada Tanggal : 02 Januari 2018

drg. ABDUL FATAH AHADI


Pembina IV a
NIP. 19720729 200604 1 014
.

Anda mungkin juga menyukai