DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUKARAHAYU
Jl. Apel Raya No. 43 Perumnas Telp. (0260) 420090 Subang
Email : pkm.sukarahayu2014@gmail.com
TENTANG
PELAYANAN FARMASI UPTD PUSKESMAS SUKARAHAYU
Ditetapkan di : Subang
pada tanggal :
SUGITTO
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
SUKARAHAYU
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PELAYANAN FARMASI UPTD
PUSKESMAS SUKARAHAYU
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per bulan
2. Pengendalian Penggunaan.
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk
menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi
pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah resep.
d. Prosentase penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Formularium Puskesmas.
E. Formularium Puskesmas
1. Formularium Puskesmas merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan
dan harus tersedia di Puskesmas Sukarahayu sebagai acuan dalam
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Dalam hal obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam Formularium
Puskesmas, dapat digunakan obat lain secara terbatas berdasarkan
persetujuan Tim Penyusun Formularium Obat dan Kepala Puskesmas.
3. Penambahan dan/atau pengurangan daftar obat yang tercantum dalam
Formularium Puskesmas ditetapkan oleh Kepala Puskesmas setelah
mendapat rekomendasi dari Tim Penyusun Formularium Obat.
4. Ketersediaan obat di Puskesmas minimal 75% dari Formularium obat
puskesmas dan kesesuaian peresepan dengan formularium harus 100%.
5. Formularium disusun oleh petugas yang telah ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas Sukarahayu.
6. Adapun formularium obat puskesmas dijelaskan pada Surat Keputusan
yang lain.
H. Peresepan
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari
dokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola
obat untuk menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya
kepada pasien. Resep merupakan sarana komunikasi profesional dari
dokter kepada Apoteker untuk disediakan dan diserahkan kepada pasien
(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan.
Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus rasional
b. Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya
Tepat indikasi penyakit.
Tepat pemilihan obat.
Tepat dosis.
Tepat cara pemberian obat.
Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah
digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak
mengalami perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis dalam
bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir
c. Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk
pasien rawat jalan harus tercantum:
Nama Dokter
Nomor SIP
Tanggal penulisan resep.
Nama pasien.
Umur pasien.
Alamat pasien.
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat
Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada
kolom suntikan.
Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep mengandung
obat Narkotika, Psikotropika dan Obat-obat tertentu.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
e. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan :
1. Persyaratan kelengkapan resep
2. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jela
3. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia
4. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya
Untuk sediaan obat racikan, langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut
1. Menghitung kesesuaian dosis
2. Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai dengan
kebutuhan
3. Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu
digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar, digerus
sampai homogen.
4. Membagi dan membungkus obat dengan merata.
5. Tidak mencampur antibiotika di dalam sediaan puyer
6. Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.
7. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat sesuai dengan
permintaan dalam resep dengan jelas dan dapat dibaca
8. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada
resep, lalu memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai agar
terjaga mutunya
f. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan :
1. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah, dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep
2. Memanggil dan memastikan nomor urut, nama pasien, umur dan
alamat pasien
3. Menyerahkan obat disertai pemberian Informasi obat melalui loket
penyerahan obat
4. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
5. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan
efek samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.
6. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan obat
7. Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman,
terlindung dari paparan langsung sinar matahari, dan jauh dari
jangkauan anak- anak.
J. Konseling
Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan
dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah
memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga
pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama
penggunaan Obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan
dan penggunaan Obat. Konseling dilakukan terhadap pasien pediatrik,
geriatric, dan pasien dengan penyakit kronis.
Kegiatan atau Langkah-langkah yang dilakukan:
1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
2. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter
kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question),
misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana cara
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain.
3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat
4. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan
Obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
5. Mencatat hasil konseling di form konseling.
M. Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan
dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan obat seperti obat tidak diberikan, duplikasi,
kesalahan dosis atau interaksi obat. Kesalahan obat rentan terjadi pada
pemindahan pasien dari satu puskesmas ke puskesmas lain, antar ruang
perawatan, dan pada pasien yang dirujuk ke rumah sakit ataupun sebaliknya.
Ditetapkan di : Subang
pada tanggal :
SUGITTO