DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTARATU
Jln. Kesehatan No. 02 No.Telp. (0381) 2500096
Email : kotaratuyes01@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KOTARATU
Nomor :117 / SK.03/ PKM-KR / VII / 2021
TENTANG
PELAYANAN FARMASI
MEMUTUSKAN
Fatimah Arubusman
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTARATU
PELAYANAN FARMASI
A. PENGERTIAN
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan
efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan
kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan permintaan, penerimaan,
penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan serta supervisi dan
evaluasi pengelolaan obat.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Kotaratu adalah
agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara
optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam
melaksanakan pelayanan farmasi.
C. SISTEM PELAYANAN
Dalam pelaksanaannya petugas harus:
1. Menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis di resep.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan
3. Menuliskan aturan pemakaian obat pada etiket.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara
penggunaan dan efek samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat.
1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan
stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat
dipesan dengan rumus :
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang
perlu diperhatikan adalah:
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ende apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
c Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala
Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat
lainnya masih mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui
kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap
jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana
obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
E. JAM BUKA PELAYANAN FARMASI (Apotik)
Pelayanan farmasi di Puskesmas Kotaratu buka 6 hari dalam seminggu
(Senin-Sabtu)
Jam buka pelayanan farmasi di Puskesmas Kotaratu :
Senin-Kamis = 08.00 - 11.00 Wita
Jumat = 08.00 - 10.00 Wita
Sabtu = 08.00 – 11.00 Wita
1) Benar pasien.
2) Benar indikasi.
3) Benar obat.
4) Benar dosis.
5) Benar cara pemberian obat.
6) Benar waktu pemberian obat.
7) Benar dokumentasi.
8 ) Efek samping obat.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Kotaratu harus
tercantum:
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat
yang dimaksud tidak tersedia
8) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat
dari tempatnya
9) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan
efek samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di PuskesmasKotaratu berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Ende. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di
Puskesmas Kotaratu adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN
2017 dan Fornas 2017 yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas
Kotaratudiajukan oleh Kepala Puskesmas Kotaratu kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Ende dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan
obat di Puskesmas Kotaratu sesuai dengan pola penyakit yang ada di
wilayah Kecamatan Ende Utara.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Ende untuk Puskesmas Kotaratu.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB atau Bencana
b Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kabupaten Ende.
4) Sisa Stok.
SO = SK + SWK + SWT + SP
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK=Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead
Time).
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Kotaratu sampai
dengan penerimaan obat di Puskesmas Kotaratu.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Kotaratu pada akhir
periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar tidak
terjadi kekosongan.
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal
untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan,
tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap
unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
K. REKONSILIASI OBAT
Apabila ditemukan pasien atau keluarga pasien yang membawa obat sendiri
maka :
Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
Dokter harus memastikan obat yang dibawa keluarga sesuai indikasi,
tidak terjadi pengulangan terapi dengan obat di Puskesmas, tidak
kadaluwarsa, tidak kelebihan dosis.
L. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Kegiatan:
Mengetahui,
Fatimah Arubusman