Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTARATU
Jln. Kesehatan No. 02 No.Telp. (0381) 2500096
Email : kotaratuyes01@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KOTARATU
Nomor :117 / SK.03/ PKM-KR / VII / 2021

TENTANG
PELAYANAN FARMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA PUSKESMAS KOTARATU,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka


perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik;
b. bahwa untuk menunjang pelayanan obat yang baik di
Puskesmas Kotaratu diperlukan adanya kebijakan tentang
pemberian pelayanan farmasi selama tujuh hari dalam
seminggu dan 24 jam pada Puskesmas Kotaratu;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Kotaratu tentang
pelayanan farmasi;

Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;


2. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang
Obat dan Perbekalan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No.11 tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTARATU


TENTANG PELAYANAN FARMASI.

Kesatu : Menentukan pelayanan farmasi sebagaimana terlampir dalam


keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Ende


Pada tanggal: 6 Juli 2021
KEPALA PUSKESMAS KOTARATU,

Fatimah Arubusman
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTARATU

NOMOR :117/ SK.03/ PKM-KR / VII / 2020

TENTANG: PELAYANAN FARMASI

PELAYANAN FARMASI

A. PENGERTIAN
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan
efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan
kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan permintaan, penerimaan,
penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan serta supervisi dan
evaluasi pengelolaan obat.

B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Kotaratu adalah
agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara
optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam
melaksanakan pelayanan farmasi.

C. SISTEM PELAYANAN
Dalam pelaksanaannya petugas harus:
1. Menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis di resep.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan
3. Menuliskan aturan pemakaian obat pada etiket.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara
penggunaan dan efek samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat.

D. MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN


OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan
pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri
dari:

1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di


Puskesmas dan seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
3. Menentukan waktu tunggu.
a. Resep racikan : 15 menit
b. Resep non racikan : 10 menit

Pengendalian obat terdiri dari:

1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan
stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat
dipesan dengan rumus :

Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang
perlu diperhatikan adalah:
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ende apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
c Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala
Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat
lainnya masih mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui
kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap
jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.

2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana
obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
E. JAM BUKA PELAYANAN FARMASI (Apotik)
Pelayanan farmasi di Puskesmas Kotaratu buka 6 hari dalam seminggu
(Senin-Sabtu)
Jam buka pelayanan farmasi di Puskesmas Kotaratu :
Senin-Kamis = 08.00 - 11.00 Wita
Jumat = 08.00 - 10.00 Wita
Sabtu = 08.00 – 11.00 Wita

F. PETUGAS YANG BERHAK MEMBERIKAN RESEP OBAT (Obat-


Obatan Psikotropika Dan Narkotika)
1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Puskesmas Kotara
tu dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b.Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di Puskesmas Kotar
atu.
c. Penyerahan psikotropika oleh dokter dilaksanakan dalam hal :
 menjalankan praktik terapi dan diberikan melalui suntikan;
 menolong orang sakit dalam keadaan darurat;
 menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang
pengobatan karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas
pengobatan dan pemberian resep didelegasikan kepada petugas
pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
tentang farmasi, yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada
hari itu.
3. Petugas yang berhak memberikan resep di kamar obat adalah petugas
yang memiliki kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada.
G. PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT
Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di Puskesmas Kotaratu dilaksanakan
oleh:
1. Apoteker sesuai kompetensinya.
2. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya, apabila tenaga Apoteker tidak
ada.
3. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan
dan pengalaman di bidang farmasi, yaitu: Perawat/Perawat gigi/Bidan.
4. Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan
penyedian obat tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus
mengikuti pelatihan khusus yang diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Ende untuk melaksanakan tugas manajemen kefarmasian.

H. PELATIHAN PETUGAS PENYEDIA OBAT YANG TIDAK SESUAI


SYARAT
Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan
penyedian obat tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus
mengikuti pelatihan khusus yang diberikan oleh penanggung jawab
pengelola obat Puskesmas untuk melaksanakan tugas penyediaan obat.
Pelatihan yang diberikan meliputi:
1. Jenis obat dan penggolongannya
2. Cara membaca resep
3. Cara pemakaian dan aturan pakai obat
4. Efek samping obat
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada
pasien
6. Cara merekap resep harian
I. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT
1. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari
dokter, dokter gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat
di Puskesmas Kotaratu untuk menyediakan atau membuatkan obat dan
menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan sarana komunikasi
profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi
resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat
berhasil, resep harus rasional.

Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:

1) Benar pasien.
2) Benar indikasi.
3) Benar obat.
4) Benar dosis.
5) Benar cara pemberian obat.
6) Benar waktu pemberian obat.
7) Benar dokumentasi.
8 ) Efek samping obat.

Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang


sudah digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak
mengalami perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis dalam
bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.

Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Kotaratu harus
tercantum:

1) Tanggal penulisan resep.


2) Nama pasien.
3) Umur pasien.
4) Alamat pasien.
5) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
6) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
7) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral
pada kolom suntikan.
8) Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
9) Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum.
10) Kode pasien Umum, Bpjs.

b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat
yang dimaksud tidak tersedia
8) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat
dari tempatnya
9) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat

c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan
efek samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.

2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di PuskesmasKotaratu berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Ende. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di
Puskesmas Kotaratu adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN
2017 dan Fornas 2017 yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas
Kotaratudiajukan oleh Kepala Puskesmas Kotaratu kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Ende dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan
obat di Puskesmas Kotaratu sesuai dengan pola penyakit yang ada di
wilayah Kecamatan Ende Utara.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Ende untuk Puskesmas Kotaratu.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
b Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kabupaten Ende.
4) Sisa Stok.

c. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:


Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan
pemakaian pada periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan


menggunakan rumus:

Permintaan = SO - SS

Keterangan:

 SO = Stok Optimum
 SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
 SWK=Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
 SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead
Time).
 SP = Stok Penyangga
 SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.

Waktu Kekosongan Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.

Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Kotaratu sampai
dengan penerimaan obat di Puskesmas Kotaratu.

Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan


kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan Gudang Farmasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Ende.

Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Kotaratu pada akhir
periode distribusi.

Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar tidak
terjadi kekosongan.

3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal
untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan,
tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap
unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:

a perencanaan dan permintaan,


b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pelabelan obat
e pencatatan dan pelaporan serta
f supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

J. PENANGANAN OBAT KADALUWARSA / RUSAK


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi
pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang
harus dilakukan adalah:
1. Petugas dilarang memberikan obat yang sudah kadaluwarsa kepada
pasien.
2. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
3. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada
Kartu Stok oleh petugas pengelola obat.
4. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada
Kepala Puskesmas.
5. Kepala Puskesmas melaporkan dan membuat Berita Acara Pemusnahan
seseuai Peraturan yang berlaku, untuk obat-obatan psikotropika di
kembalikan ke Gudang Farmasi Kabupaten Ende.

K. REKONSILIASI OBAT
Apabila ditemukan pasien atau keluarga pasien yang membawa obat sendiri
maka :
 Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
 Dokter harus memastikan obat yang dibawa keluarga sesuai indikasi,
tidak terjadi pengulangan terapi dengan obat di Puskesmas, tidak
kadaluwarsa, tidak kelebihan dosis.

L. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. bentuk dan jenis sediaan;

b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);

c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan

d. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

M. PENCATATAN, PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING


OBAT (ESO) DAN KTD
Merupakan kegiatan pencatatan, pemantauan setiap respon terhadap Obat
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis.
Tujuan:
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama
yang berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang.

b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat


yang sudah sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.

Kegiatan:

a. Mencatat laporan adanya efek samping obat.


b. Menganalisis laporan efek samping Obat.
c. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai
resiko tinggi mengalami efek samping Obat.
d. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
e. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping
Obat Nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan:

a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.


b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

N. PENYEDIAAN OBAT EMERGENSI

1) Unit-unit yang harus tersedia obat emergensi sebagai berikut :


 Ruang Tindakan
 Ruang Bersalin
2) Obat-obat emergensi harus ditaruh dalam 1 kotak khusus yang diberi
label inventaris lalu dikunci/ditutup dengan lakban transparan agar
tidak sembarang digunakan.
Petugas wajib memonitoring kelengkapan isi kotak obat emergensi setiap
minggu untuk memastikan obat emergensi selalu tersedia dan siap
digunakan kapanpun dalam keadaan lengkap.

Mengetahui,

KEPALA PUSKESMAS KOTARATU,

Fatimah Arubusman

Anda mungkin juga menyukai