DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NGALUPOLO
Alamat: Desa Ngalupolo – Kec. Ndona
Email: puskesmas.ngalupolo11@gmail.com, No. Telepon: 082193041104
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS NGALUPOLO
Nomor : 62/SK.03/PUSK.NPL/III/2018
TENTANG
PELAYANAN FARMASI
Ditetapkan di : Ngalupolo
Pada tanggal : 12 Maret 2018
KEPALA PUSKESMAS NGALUPOLO,
Vinsentius Neta
LAMPIRAN
KEPUTUSANKEPALA PUSKESMAS NGALUPOLO
NOMOR : 54/SK.03/PUSK.NPL/III/2018
TENTANG : PELAYANAN FARMASI
PELAYANAN FARMASI
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Ngalupoloadalah agar :
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan
pelayanan farmasi.
C. SISTEM PELAYANAN
Dalam pelaksanaannya petugas harus:
1. Petugas menulis obat generik sesuai formularium puskesmas pada resep pasien.
2. Petugas Farmasi menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep.
3. Memberi etiket putih untuk pemakaian obat dalam dan etiket biru untuk
pemakaian obat luar.
4. Menuliskan aturan pemakaian obat pada etiket dan atau klip plastik obat.
5. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan
efek samping obatserta cara penyimpanan obat di rumah.
6. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
7. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat
8. Waktu pelayanan resep
a. Resep racikan : ≤ 15 menit
b. Resep non racikan : ≤ 10 menit
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ perbulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada LPLPO dan kartu stok gudang obat
puskesmas.
b Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ende apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
c Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas
tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih
mempunyai persediaan banyak.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan pedoman.
2. Apabila Dokter dan atau Dokter Gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di
bidang pengobatan karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas
pengobatan dan pemberian resep didelegasikan kepada petugas pelayanan
kesehatan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang farmasi, yaitu
perawat / perawat gigi / bidan yang bertugas pada hari itu.
3. Petugas yang berhak memberikan resep di kamar obat adalah petugas yang
memiliki kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga apoteker tidak ada.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter, dokter gigi atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia
8) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya
9) Pemasangan etiket/label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter, dokter gigi atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Kesesuaian pasien dan resep obat, serta identifikasi pasien
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek
samping obat serta cara penyimpanan obat di rumah kepada pasien atau
keluarga pasien.
5) Memastikan pasien atau keluarga pasien yang menerima obat paham
akan penjelasan yang diberikan petugas obat.
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Ngalupolo berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Ende. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas
Ngalupolo adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN 2015 dan FORNAS
2017 yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Ngalupolo
diajukan oleh Kepala Puskesmas Ngalupolo kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Ende dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari
sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub
unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas
Ngalupolo sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Ndona.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Ende untuk Puskesmas Ngalupolo.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
Kebutuhan meningkat
Terjadi kekosongan
Ada KLB atau bencana
b Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kabupaten Ende.
4) Sisa Stok.
c. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian
pada periode sebelumnya.
SO = SK + SWK + SWT + SP
Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus:
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time).
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.
Waktu Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Kekosongan
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Ngalupolo
sampai dengan penerimaan obat di PuskesmasNgalupolo.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan Gudang Farmasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Ende.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Ngalupolo pada akhir
periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar
tidak terjadi kekosongan.
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk
menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a Perencanaan dan permintaan,
b Penerimaan,
c Penyimpanan dan distribusi,
d Pencatatan dan pelaporan serta
e Supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
L. REKONSILIASI OBAT
Apabila ditemukan pasien atau keluarga pasien yang membawa obat sendiri maka :
1. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
2. Dokter harus memastikan obat yang dibawa keluarga sesuai indikasi, tidak
terjadi pengulangan terapi dengan obat di Puskesmas, tidak kadaluwarsa, tidak
kelebihan dosis.
M. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang diterima
agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bentuk dan jenis sediaan;
b. Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
d. Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
o Lemari OKT digantung di dinding yang tidak mudah terlihat orang lain
o Lemari OKT terkunci dengan baik, yang kuncinya disimpan oleh
1. Apoteker Puskesmas
2. Asisten Apoteker puskesmas
Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Petugas memisahkan penyimpanan obat – obatan kategori vital di tempat
tersendiri, diberi tanda khusus, disusun berdasarkan efek terapi secara alfabetis
dengan memperhatikan LASA (Look Alike Sound Alike).
2. Petugas menyimpan obat berdasarkan bentuk sediaannya :
o Obat oral, obat luar, cairan infus, dan sebagainya.
o Alat kesehatan balut
o Suhu kamar antara 25°C-30oC
o Suhu dingin 2°C-8°C
o Suhu beku antara -20°C dan -10°C
3. Petugas tidak boleh meletakan sediaan farmasi langsung di lantai, tetapi harus
diberi alas palet kayu.
4. Petugas memeriksa apakah ada kerusakan pada kemasan (strip sobek, ampul
retak, warna cairan berubah dan keruh).
5. Petugas menyusun dan memisahkan obat berdasarkan FEFO dan FIFO.
6. Petugas memberi label nama obat pada wadah penyimpanan.
7. Petugas menyimpan obat dalam kardus besar ditulis jumlah isi, nama obat dan
tanggal kadaluwarsa, serta tanggal penerimaannya.
Vinsentius Neta