tentang
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI DI RS BHAYANGKARA KEDIRI
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
KEDIRI TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RUMAH
SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
Ditetapkan di : Kediri
pada tanggal : Januari 2015
3. Penyimpanan :
a) Penyimpanan obat dan perbekalan farmasi khusus (obat yang dibawa oleh
pasien, obat emergency, obat program kesehatan) dilaksanakan berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
b) Rumah sakit tidak melakukan penyimpanan dan pengelolaan obat sitostatika,
Total Parenteral Nutrition (TPN) dan produk steril karena belum ada fasilitas BSC
(Biological Safety Cabinet).
c) Rumah sakit menetapkan proses dan peralatan untuk pengamanan obat dan
perbekalan farmasi lainnya.
d) Perbekalan farmasi khusus meliputi obat-obat narkotik dan psikotropik, obat-obat
High Alert, elektrolit pekat, bahan berbahaya dan beracun, produk nutrisi,
dan bahan radioaktif, dikelola dengan prosedur yang ditetapkan rumah sakit
e) Elektrolit konsentrat dilarang disimpan di unit pelayanan, kecuali di tempatkan di
kotak obat emergensi
f) Obat yang dibawa pasien dari luar, setelah melalui proses rekonsiliasi obat dan
terapi boleh dilanjutkan, disimpan di Instalasi Farmasi rumah sakit untuk
dilakukan proses UDD.
g) Sebagai proses monitoring dan evaluasi kondisi penyimpanan obat dan alat
kesehatan, ditunjuk satu orang petugas farmasi untuk melakukan inspeksi secara
berkala setiap dua minggu sekali.
h) Obat emergensi tersedia di unit-unit pelayanan pasien dan pengelolaannya
dimonitor sesuai dengan prosedur yang ditetapkan rumah sakit
i) Sistem penarikan obat telah diatur sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
rumah sakit
j) Obat - obat yang kadaluwarsa dan ketinggalan jaman dipisahkan, disimpan
dan dimusnahkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh rumah sakit
k) Obat-obat yang dikeluarkan dari wadah asli disimpan di wadah baru yang sesuai
dan disertai label baru
5. Pemberian :
a) Petugas farmasi yang berwenang memberikan obat adalah Apoteker yang telah
memiliki SIPA dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki SIKTTK.
b) Dalam pemberian obat pada pasien rawat inap, wewenang pemberian obat
didelegasikan kepada perawat. Perawat yang berwenang memberikan obat
adalah perawat yang telah ditentukan kewenangannya sesuai Penugasan Klinis
Perawat.
c) Dokter yang berwenang memberikan obat adalah semua dokter yang telah
mendapatkan Surat Penugasan ( Clinical Appointment ) dari Karumkit yang
memuat kewenangan klinis ( Clinical Privileges ) yang boleh dilakukan di rumah
sakit
d) Petugas farmasi melakukan proses telaah obat sebelum memberikan obat
e) Rumah sakit menyediakan sarana edukasi dan konseling bagi pasien yang
menggunakan obat sendiri
f) Proses dokumentasi dan pengelolaan obat yang dibawa pasien saat masuk ke
rumah sakit, dilakukan dalam proses Rekonsiliasi Obat oleh dokter, dan
pengelolaan obat berikutnya dilakukan oleh instalasi farmasi
g) Rumah sakit tidak melakukan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat sampel yang ditujukan untuk uji klinis kepada pasien.
6. Pemantauan
a) Ada proses Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan Pemantauan Reaksi Obat
Tidak Dikehendaki (ROTD) yang dilaksanakan secara kolaboratif, dengan
prosedur yang sudah ditetapkan rumah sakit
b) Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan Pemantauan Reaksi Obat
Tidak Dikehendaki (ROTD) yang terpantau, ditulis di dalam dokumen rekam medik
pasien dan dilaporkan selambat - lambatnya 2 x 24 jam dalam bentuk laporan
MESO.
c) Instalasi Farmasi ikut serta dalam proses peningkatan mutu dan keselamatan
pasien bersama Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Ditetapkan di : Kediri
pada tanggal : Januari 2015
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI