Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS JAPANAN MOJOWARNO
Jl. Raya Sumberboto No 61 Kec Mojowarno Telp.(0321) 494790 Fax.-
JOMBANG

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JAPANAN MOJOWARNO


NOMOR:188.4/23.4/415.17.32/2023

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN

DI PUSKESMAS JAPANAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG

KEPALA PUSKESMAS JAPANAN MOJOWARNO,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu


pelayanan kefarmasian dapat berjalan secara
efektif, efisien dan menjamin keselamatan pasien
maka diperlukan tata kelola penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian yang baik:
b. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut
diatas, perlu ditetapkan pemberlakuan
keputusan kepala Puskesmas Japanan
Mojowarno tentang Pelayanan Kefarmasian;
Mengingat : 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 42);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
124);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
( Berita Negara RI Tahun 2014 Nomor 1676 );
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 206).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Keputusan Kepala Puskesmas Japanan Mojowarno Tentang


Kebijakan Pelayanan Kefarmasian

KEDUA : Kebijakan pelayanan farmasi sebagaimana dimaksud


Diktum KESATU meliputi :

1. Metode penilaian, pengendalian penyediaan dan


penggunaan obat
2. Penjaminan ketersediaan obat-obatan yang seharusnya
ada
3. Jam buka pelayanan farmasi
4. Ketentuan petugas yang berhak memberikan resep
5. Ketentuan petugas yang berhak menyediakan obat
6. Ketentuan petugas yang diberi kewenangan peyediaan obat
jika petugas yang memenuhi persyaratan belum ada
7. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
8. Larangan memberikan obat kedaluwarsa
9. Ketentuan peresepan obat-obatan psikotropika dan
narkotika
10. Penggunaan obat-obatan pasien rawat inap yang dibawa
sendiri oleh pasien / keluarga pasien
11. Penyimpanan obat
12. Pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek samping obat
dan Kejadian Tidak Diinginkan
13. ,Penyediaan, penyimpanan, monitoring dan penggantian
obat emergensi
KETIGA : Penjelasan kebijakan pelayanan farmasi sebagaimana

dimaksud Diktum KEDUA tercantum dalam lampi


Keputusan ini.

KEEMPAT : Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan


ini dibebankan pada anggaran yang ada di Puskesmas

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : di Jombang

Pada tanggal : 9 Januari 2023

Kepala Puskesmas Japanan Mojowarno

Kabupaten Jombang,

dr. TUSY NOVITA DWI WARDANI, M.Kes


NIP. 198611242011012008
Lampiran

Keputusan Kepala Puskesmas Japanan Mojowarno

Nomor : 188.4 / 23.4 / 415.17.32 / 2023

Tanggal : 9 Januari 2023

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN

1. Pelaksanaan pelayanan obat


Senin s/d Kamis : 07.30 WIB sd 14.30 WIB
Jumat : 07.30 WIB sd 12.00 WIB
Sabtu : 07.30 WIB sd 12.30 WIB

2. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Japanan Mojowarno terdiri dari


pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan
pelayanan farmasi klinis.

3. Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas Japanan Mojowarno terdiri


dari perencanaan; permintaan (rutin dan khusus) yang dilakukan pengelola obat
yang disetujui oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten menggunakan format LPLPO; pengadaan (BLUD); penerimaan;
penyimpanan; pendistribusian; pengendalian; pencatatan; pelaporan.

4. Pelayanan farmasi klinis di Puskesmas Japanan Mojowarno terdiri dari


pengkajian dan pelayanan resep, penyiapan obat, penyerahan obat, pemberian
informasi obat, konseling obat dan pelayanan informasi obat.
5. Sediaan farmasi dan BMHP harus tersedia di Puskesmas Japanan Mojowarno
sesuai dengan Formularium Puskesmas. Formularium merupakan daftar obat
terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia, yang disusun sebagai acuan dalam
pemberian pelayanan kepada pasien, mengacu pada Formularium Nasional
(Fornas) dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien, keamanan, dan efisiensi.

6. Dalam pelayanan resep, petugas farmasi wajib melakukan pengkajian, telaah


resep yang meliputi pemenuhan persyaratan administratif, aspek farmasetik, dan
aspek klinis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7. Penjaminan Ketersediaan Obat-Obatan Yang Seharusnya Ada :


a. Koordinator kefarmasian Puskesmas bertanggungjawab terhadap
penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat di Puskesmas
b. Koordinator kefarmasian Puskesmas melakukan penyediaan obat yang
menjamin ketersediaan obat di Puskesmas melalui permintaan rutin
maupun permintaan khusus kepada Instalasi Farmasi Kabupaten Jombang
c. Puskesmas dapat melakukan penyediaan obat sendiri dengan
menggunakan dana yang ada di Puskesmas sesuai syarat dan ketentuan
yang berlaku
d. Penyediaan obat sebagaimana dimaksud diatas dijabarkan secara rinci
dalam dalam Standar Prosedur Operasional yang dibuat Puskesmas.

8. Ketentuan Petugas Yang Berhak Memberikan Resep


Petugas yang berhak memberi resep terdiri dari :

a. Dokter dan dokter gigi yang mempunyai SIP di Puskesmas Japanan


b. Paramedis ( perawat, perawat gigi dan bidan ) yang mempunyai SIP sesuai
kompetensinya di Puskesmas Japanan dan telah diberi kewenangan sesuai
ketentuan perundang – undangan yang berlaku

9. Ketentuan Petugas Yang Berhak Menyiapkan Obat


a. Staf yang berhak menyiapkan obat adalah petugas farmasi yang meliputi
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
b. Dalam hal staf yang dimaksud diatas tidak dapat dipenuhi maka dapat
ditunjuk staf yang terlebih dahulu mengikuti pelatihan khusus (internal)
pelayanan dan pemberian obat

10. Ketentuan Petugas Yang Diberi Kewenangan Penyiapan Obat Jika Petugas Yang
Memenuhi Persyaratan Belum Ada
a. Pelatihan khusus bagi staf sebagaimana dimaksud diatas dikoordinasikan oleh
Koordinator Pelayanan Kefarmasian Puskesmas.
b. Pelaksanaan pelatihan khusus bagi staf sebagaimana dimaksud diatas
dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang atau tempat lain yang
memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan
yang berlaku
c. Jangka waktu pelaksanaan pelatihan adalah 12 (dua belas) hari kerja
d. Garis besar materi pelatihan yang akan diberikan adalah sebagai berikut:
 Jenis obat dan penggolongannya
 Cara membaca resep
 Cara pemakaian dan aturan pakai obat
 Efek samping obat
 Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat
kepada pasien
 Cara merekapitulasi resep harian

11. Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan


a. Kebijakan peresepan obat di Puskesmas Japanan Mojowarno mengikuti
mekanisme sebagai berikut :
 Peresepan obat dilakukan oleh dokter, dokter gigi atau petugas
kesehatan lainnya yang diberi kewenangan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Peresepan obat dilakukan berdasarkan terapi yang diberikan atas
diagnosa pasien.
b. Pemesanan obat mengikuti ketentuan sebagai berikut :
 Pemesanan obat yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan
Puskesmas dilakukan oleh Koordinator Kefarmasian Puskesmas
kepada Instalasi Farmasi Kabupaten atau pihak lain sesuai syarat
dan ketentuan yang berlaku.
 Sedangkan pemesanan obat yang dipakai untuk memenuhi
kebutuhan unit pelayanan dilakukan oleh petugas kesehatan unit
pelayanan kepada petugas gudang obat Puskesmas.
c. Pengelolaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Koordinator Kefarmasian
Puskesmas yang meliputi kegiatan perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan,
pengarsipan, pemantauan dan evaluasi.
d. Pelaksanaan peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat di Puskesmas
Japanan Mojowarno mengikuti langkah-langkah yang ada dalam Standar
Prosedur Operasional yang telah dibuat Puskesmas.
e. Pengelolaan Obat Rusak / Kedaluwarsa.
Larangan memberikan obat kedaluwarsa berlaku untuk semua pelayanan
pengobatan pasien di Puskesmas Japanan Mojowarno :

Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan adanya obat kedaluwarsa melalui


cara sebagai berikut :

 Penerapan sistem FIFO ( First In First Out ) dan FEFO ( First


Expired First Out )
 Melakukan pengecekan apakah obat yang akan diberikan sudah
kedaluwarsa atau belum pada saat penyiapan atau pemberian
obat kepada pasien

12. Ketentuan Peresepan Obat-Obatan Psikotropika dan Narkotika


Peresepan psikotropika dan narkotika di Puskesmas Japanan Mojowarno
mengikuti ketentuan sebagai berikut :

a. Peresepan psikotropika dan narkotika hanya boleh ditulis oleh dokter dan
dokter gigi Puskesmas
b. Resep yang diberikan adalah resep asli dari dokter pemeriksa atau dokter
pemberi resep
c. Dokter pemberi resep harus membubuhkan tanda tangan pada resep
tersebut
d. Resep yang ditulis harus jelas, baik jenis, jumlah maupun cara
penggunaannya serta nama dan alamat pasien yang lengkap
e. Resep yang berisi obat psikotropika dan narkotika disimpan dalam lemari
obat menjadi satu dengan obat psikotropika dan narkotika dalam keadaan
terkunci
f. Peresepan obat psikotropika dan narkotika secara rinci dijabarkan dalam
Standar Prosedur Operasional yang dibuat Puskesmas.

13. Penggunaan Obat-Obatan Pasien Yang Dibawa Sendiri Oleh Pasien / Keluarga
Pasien
Secara garis besar kebijakan penggunaan obat-obatan pasien yang dibawa sendiri
oleh pasien / keluarga di Puskesmas Japanan adalah sebagai berikut :

a. Petugas kesehatan pemberi layanan di Puskesmas berkewajiban


menanyakan obat yang dibawa sendiri oleh pasien / keluarga pada saat
pengkajian awal klinis pasien.
b. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien / keluarga, harus sudah
mendapat persetujuan dari dokter yang menangani pasien tersebut.
c. Jenis dan jumlah obat yang dibawa sendiri oleh pasien / keluarga wajib
ditulis dalam buku rekam medis pasien oleh petugas kesehatan pemberi
layanan di Puskesmas.
d. Prosedur pelaksanaan penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga dijabarkan secara rinci dalam Standar Prosedur
Operasional yang dibuat Puskesmas

14. Penyimpanan Obat


Kebijakan penyimpanan obat di Puskesmas Japanan adalah sebagai berikut :

a. Penyimpanan obat dilakukan di gudang obat yang dapat menjamin terhindar


dari gangguan fisik dan terjamin secara kualitas selama penyimpanan
b. Penyimpanan obat dilakukan oleh petugas gudang obat Puskesmas
c. Penyimpanan obat disususn berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dengan
prinsip First Expired First Out ( FEFO ) dan First In First Out ( FIFO )
d. Penempatan obat yang Look Alike Sound Alike ( LASA ) tidak boleh saling
berdampingan / berdekatan
e. Penyimpanan obat-obatan golongan psikotropika dan narkotika harus
tersimpan dalam lemari yang terkunci ganda serta setiap pengeluaran harus
diketahui oleh penanggungjawabnya dan dicatat
f. Obat dengan kategori high alert disimpan terpisah dari obat lain dan diberi
label merah
g. Obat emergensi disimpan dalam kotak obat emergensi yang dikunci dengan
pengamanan kunci kotak obat menjadi tanggungjawab koordinator unit
pelayanan
h. Bahan berbahaya disimpan dalam lemari tersendiri dan diberi lambang bahan
berbahaya

15.Pencatatan, Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat dan Kejadian Tidak
Diinginkan
Kebijakan pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek samping obat dan
Kejadian Tidak Diharapkan di Puskesmas Japanan Mojowarno adalah sebagai
berikut :

a. Pelaksanaan pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek samping obat dan


Kejadian Tidak Diharapkan dikoordinasikan oleh Koordinator Kefarmasian
Puskesmas bekerjasama dengan pasien, dokter, perawat dan petugas
kesehatan lainnya
b. Penanganan efek samping obat dan Kejadian Tidak Diinginkan ( KTD )
ditindaklanjuti oleh petugas farmasi Puskesmas dan didokumentasikan dalam
rekam medis pasien
c. Pelakasanaan pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek samping obat dan
Kejadian Tidak Diinginkan secara rinci dijabarkan dalam langkah-langkah
sesuai Standar Prosedur Operasional yang dibuat Puskesmas.
16.Penyediaan, Penyimpanan, Monitoring dan Penggantian Obat Emergensi
Kebijakan Puskesmas Japanan Mojowarno tentang penyediaan, penyimpanan,
monitoring dan penggantian obat emergensi adalah sebagai berikut :

a. Puskesmas menjamin ketersediaan, penyimpanan, monitoring dan penggantian


obat emergensi dengan menerapkan mekanisme pengelolaan obat yang baik
dan benar
b. Koordinator Kefarmasian Puskesmas berkoordinasi dengan petugas kesehatan
di unit pelayanan Puskesmas dalam pelaksanaan penyediaan, penyimpanan,
monitoring dan penggantian obat emergensi
c. Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan Puskesmas dilakukan pada
Ruang Gigi, Ruang KIA-KB, Ruang Imunisasi, Ruang Tindakan, dan
Puskesmas Pembantu.
d. Penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan menggunakan kotak obat
emergensi yang dikunci dengan pengamanan kunci kotak obat menjadi
tanggungjawab koordinator unit pelayanan
e. Koordinator Kefarmasian Puskesmas bertanggungjawab terhadap monitoring
dan penggantian obat emergensi setelah digunakan, rusak atau kedaluwarsa,
secara tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
f. Mekanisme pelaksanaan penyediaan, penyimpanan, monitoring dan
penggantian obat emergensi diatur secara rinci dalam Standar Prosedur
Operasional yang dibuat Puskesmas.

Kepala Puskesmas Japanan Mojowarno


Kabupaten Jombang,

dr. TUSY NOVITA DWI WARDANI, M.Kes


NIP. 198611242011012008

Anda mungkin juga menyukai