KEPUTUSAN
NOMOR : ……/KPTS/PKM/V/2019
TENTANG
PELAYANAN FARMASI
DITETAPKAN DI : RAYA
PADA TANGGAL : 06 MEI 2019
Plt. KEPALA PUSKESMAS RAYA,
PELAYANAN FARMASI
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Raya adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan
pelayanan farmasi.
C. SISTEM PELAYANAN
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara
penggunaan dan efek samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat
D. MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT YANG
MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
c Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas
tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih
mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan
antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia
8) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya
9) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek
samping obat kepada pasien atau keluarga pasien.
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Raya berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Lingga Obat yang diperkenankan untuk disediakan
di Puskesmas Raya adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang
telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas
Raya diajukan oleh Kepala Puskesmas Raya kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Lingga dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan
secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan
obat di Puskesmas Raya sesuai dengan pola penyakit yang ada di
wilayah Kecamatan Singkep Barat.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Lingga untuk Puskesmas Raya.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB atau Bencana
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead
Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal
untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan,
tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap
unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a perencanaan dan permintaan,
b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pencatatan dan pelaporan serta
e supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
J. PENANGANAN OBAT KEDALUWARSA / RUSAK
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi
pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang
harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada
Kartu Stok oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada
Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat
rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga
K. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
4. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
1. PENGERTIAN
Pelayanan Farmasi Koinik merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaiatan dengan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
2. TUJUAN PELAYANAN FARMASI KLINIK
Tujuan dari pelayanan farmasi klinik adalah :
Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
Memberikan Pelayanan Kefarmasian dengan profesi kesehatan lain dan
meningkatkan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan
Kefarmasian.
Memberikan pelayanan kefarmasian yang dapat menjamin
efektivitas,keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Habis Pakai.
Melaksakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan obat secara rasional.
C. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelsaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien
rawat jalan dan rawat inap,serta keluara pasien.
Tujuan : memberikan pemahaman yang benar mengenai obat
kepada pasien dan keluarga antara lain tujuan pengobatan,
jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan obat,efek
samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan
penggunaan obat.
Kegiatan :
a. Membuka komunikasi antara paoteker dengan pasien
b. Menanyakan hal-hal yang menyanbkut obat yang
diberikan oleh dokter kepada pasien dan menjelaskan
atau memperagakan cara penggunaan obat.
c. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien,
mengidentifikasi dan menyelesakan masalah yang
berhubungan dengan cara penggunaan obat untuk
mengoptimalkan tujaun terapi.
d. Factor yang perlu diperhatikan :
Pasien rujukan dokter
Pasien dengan penyakit kronis,geriatric dan
pediatrik
Pasien dengan obat yang berindeks terapetik
sempit dan polifarmasi
Pasien pulang sesuai dengna kriteria diatas
e. Sarana prasarana:
Ruangan khusus
Kartu pasien/catatan konseling
f. Setelah pasien yang memeiliki kemungkinan mendapat
resiko maslah terkait Obat misalnya komorbitas,lanjut
usia , lingkungan social, karakteristik obat, kompleksitas
pengobatan dan penggunaan obat, pasien yang bingung
dalam menggunakan obat maka perlu dilakukan
pelayanan kefarmasian rumah (Home Pharmacy Care)
dengan tujuan tercapainya keberhasilan terapi obat.