LAMPUNG UTARA
UPTD PUSKESMAS SUBIK
Jl. Pasar Baru Desa Subik Kecamatan Abung Tengah
Kabupaten Lampung Utara Kode Pos 34558
KEPUTUSAN
NOMOR :........./............/........./2016
TENTANG
PELAYANAN FARMASI
Mengingat : 1.UU Nomor36Tahun 2009, tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063;
2. PeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
TentangKeselamatanPasienRumahSakit;
3. PeraturanMenteriKesehatan No. 30 tahun 2014 tentangStandarPelayananKefarmasian di
Puskesmas
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas;
MEMUTUSKAN
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ………………………….
padatanggal : ………………………….
Kepala Puskesmas Subik
A. PENGERTIAN
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Subik adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
farmasi.
C. SISTEM PELAYANAN
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat
D. MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT YANG
MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian
obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadikelebihandankekosonganobat di
unit pelayanankesehatandasar, yang terdiridari:
Pengendalianobatterdiridari:
1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan
perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat
atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan
dengan rumus :
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
c Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara
kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini
dilakukan setiap bulan.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
Bahasadalampenulisanresepmenggunakanbahasalatin yang
sudahdigunakansebagaibahasailmukesehatankarenabahasalatintidakmengalamiperuba
han (statis), sehinggaresepobat yang
ditulisdalambahasalatintidakakanterjadisalahtafsir.
Penulisanresep yang baikharuslengkapdanjelas.
Dalamresepuntukpasienrawatjalandanrawatinap di
PuskesmasTigaraksaharustercantum:
1) Tanggal penulisan resep.
2) Nama pasien.
3) Umur pasien.
4) Alamat pasien.
5) Diagnosis penyakit.
6) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
8) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom
suntikan.
9) Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
10) Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum.
11) Kode pasien Umum, Askes dan Askes PNS.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud
tidak tersedia
9) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
10) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping
obat kepada pasien atau keluarga pasien.
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Subik berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Utara. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di
Puskesmas Subik adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Subik
diajukan oleh Kepala Puskesmas Tigaraksa kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Utara dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan
permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik
menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
Puskesmas Subik sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan
Abung Tengah.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Utara untuk Puskesmas Tigaraksa.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB atau Bencana
SO = SK + SWK + SWT + SP
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO= Stok Optimum
SK= StokKerja (stok padaperiode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkanpadawaktukekosonganobat
SWT = Jumlah yang dibutuhkanpadawaktutunggu (Lead Time)
SP = StokPenyangga
SS = SisaStok
StokPenyangga Persediaanobatuntukmengantisipasiterjadinyapeningkatankunjungan,
BesarnyaditentukanberdasarkankesepakatanantaraPuskesmasdanGudangFarmasiDinasKesehata
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk
menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a perencanaan dan permintaan,
b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pencatatan dan pelaporan serta
e supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
L. PENANGANAN OBAT KEDALUWARSA / RUSAK
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien
dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok
oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat mendata jumlah obat yang kadaluarsa dan melaporkan obat
rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan Undangan untuk dilakukan nya
pemusnahan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung utara sebagai saksi.
M. PENYIMPANAN OBAT
PenyimpananObatmerupakansuatukegiatanpengaturanterhadapObat yang diterima agar
aman (tidakhilang), terhindardarikerusakanfisikmaupunkimiadanmutunyatetapterjamin,
sesuaidenganpersyaratan yang ditetapkan.
Tujuannyaadalah agar mutuobat yang tersedia di
puskesmasdapatdipertahankansesuaidenganpersyaratan yang ditetapkan.
PenyimpananObatdenganmempertimbangkanhal-halsebagaiberikut:
1. bentukdanjenissediaan;
2. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
3. mudahatautidaknyameledak/terbakar; dan
4. narkotikadanpsikotropikadisimpandalamlemarikhusus.
N. PENCATATAN, PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
(ESO)
Merupakankegiatanpencatatan, pemantauansetiapresponterhadapObat yang
merugikanatautidakdiharapkan yang terjadipadadosis normal yang
digunakanpadamanusiauntuktujuanprofilaksis, diagnosis
danterapiataumemodifikasifungsifisiologis.
Tujuan:
1. MenemukanefeksampingObatsedinimungkinterutama yang
berat,tidakdikenaldanfrekuensinyajarang.
2. MenentukanfrekuensidaninsidensiefeksampingObat yang sudahsangatdikenalatau
yang barusajaditemukan.
Kegiatan:
a. Mencatatlaporanadanyaefeksampingobat.
b. MenganalisislaporanefeksampingObat.
c. MengidentifikasiObatdanpasien yang
mempunyairesikotinggimengalamiefeksampingObat.
d. Mengisiformulir Monitoring EfekSampingObat (MESO).
e. MelaporkankePusat Monitoring EfekSampingObatNasional.