PUSKESMAS BUSUNGBIU II
Jl. Raya Pupuan-Dapdap Putih Km.10, Busungbiu Email :
puskesmasbusungbiuii@gmail.com Telp. 081338535387
KEPUTUSAN
NOMOR :........./............/........./20
TENTANG
PELAYANAN FARMASI
Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka perlu didukung oleh pelayanan
farmasi yang baik.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Puskesmas Busungbiu II tentang Pelayanan Farmasi.
Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang Obat dan Perbekalan
Kesehatan.
MEMUTUSKAN
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ………………………….
Pada tanggal : ………………………….
Kepala Puskesmas Busungbiu II
A. PENGERTIAN
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi Puskesmas Busungbiu II adalah agar :
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
farmasi.
C. SISTEM PELAYANAN
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat
D. MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT YANG
MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian
obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di
unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu / per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah :
a Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
c Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara
kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini
dilakukan setiap bulan.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan :
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7) Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud
tidak tersedia
9) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
10) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan :
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping
obat kepada pasien atau keluarga pasien.
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Busungbiu II berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Buleleng. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di
Puskesmas Busungbiu II adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang
telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas
Busungbiu II diajukan oleh Kepala Puskesmas Busungbiu II kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dengan menggunakan format LPLPO,
sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
Puskesmas Busungbiu II sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah
Kecamatan Busungbiu.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain :
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Buleleng untuk Puskesmas Busungbiu II.
2) Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila :
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB atau Bencana
SO = SK + SWK + SWT + SP
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Busungbiu II sampai
dengan penerimaan obat di Puskesmas Busungbiu II.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kunjungan,
keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara Puskesmas dan Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Buleleng.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Busungbiu II pada akhir periode
distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar tidak
terjadi kekosongan.
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk
menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan :
a perencanaan dan permintaan,
b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pencatatan dan pelaporan serta
e supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
L. PENANGANAN OBAT KEaALUWARSA / RUSAK
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien
dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah :
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu
Stok oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala
Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat
rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng.
M. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bentuk dan jenis sediaan;
2. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
4. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.