MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Serang
Pada Tanggal : 2 JUNI 2021
PIMPINAN KLINIK PRATAMA
MURASAKI MEDIKA,
Warih Anjari
PELAYANAN FARMASI
A. PENGERTIAN
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung danbertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
B. TUJUAN
C. SISTEM PELAYANAN
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
- Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
- Melaporkan kepada Pimpinan Klinik apabila terdapat pemakaian yang
melebihi rencana.
- Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Pimpinan Klinik
tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih
mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan
antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
b. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
2. Petugas yang berhak memberikan resep di apotek adalah petugas yang memiliki
kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga apoteker tidak ada.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas. Konsultasi
alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak tersedia
7) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
8) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep (skrining resep)
2) Pemberian obat
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping
obat kepada pasien atau keluarga pasien.
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Klinik dan Apotek Murasaki Medika berasal dari PBF
yang telah melalukan kerjasama. Permintaan obat untuk mendukung pelayanan
obat di Klinik Murasaki Medika diajukan oleh berdasarkan stok optimum. Tujuan
dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Klinik Murasaki
Medika sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan kramatwatu.
Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO= Stok Optimum
SK= Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Klinik Murasaki
sampai dengan penerimaan obat di Klinik Murasaki.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan Prediksi kunjungan
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Klinik Murasaki Medika
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar
tidak terja dikekosongan.
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a perencanaan dan permintaan,
b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pencatatan dan pelaporan,
e supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.