Anda di halaman 1dari 11

KEPUTUSAN

PIMPINAN KLINIK PRATAMA MURASAKI MEDIKA


NOMOR :
TENTANG
PELAYANAN FARMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


PIMPINAN KLINIK PRATAMA MURASAKI MEDIKA,

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Klinik, maka perlu


didukung oleh pelayanan farmasi yang baik;
b. bahwa untuk menunjang pelayanan farmasi yang baik Klinik
Pratama Murasaki Medika diperlukan adanya kebijakan tentang
pelayanan farmasi selama enam hari dalam seminggu pada Klinik
Pratama Murasaki Medika;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Pimpinan Klinik Pratama Murasaki
Medika tentang Pelayanan Farmasi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan Pada Penanggulangan Bencana;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA


MURASAKI MEDIKA TENTANG PELAYANAN
FARMASI.
Kesatu : Pelayanan farmasi Klinik Pratama Murasaki Medika
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini..
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Serang
Pada Tanggal : 2 JUNI 2021
PIMPINAN KLINIK PRATAMA
MURASAKI MEDIKA,

Warih Anjari

LAMPIRAN KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK


PRATAMA MURASAKI MEDIKA
NOMOR : 002-III/SK-PF/VI/2021
TANGGAL : 2 JUNI 2021
TENTANG : PELAYANAN FARMASI

PELAYANAN FARMASI

A. PENGERTIAN
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung danbertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

B. TUJUAN

Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Murasaki Medika adalah agar:


1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan
pelayanan farmasi.

C. SISTEM PELAYANAN

Dalam pelaksanaannya petugas harus:


1. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan
efek samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di Apotek.

D. MENILAI, MENGENDALIKAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT


YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan
pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan
dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di klinik dan
seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
3. Menentukan waktu tunggu.
Pengendalian obat terdiri dari:
a. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap
stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk
mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada
pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat
dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus :

Q = SK + SP (WT x D) – SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
- Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
- Melaporkan kepada Pimpinan Klinik apabila terdapat pemakaian yang
melebihi rencana.
- Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Pimpinan Klinik
tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih
mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan
antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
b. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.

E. JAM BUKA PELAYANAN FARMASI (Apotik)


Pelayanan farmasi di Klinik dan Apotek Murasaki Medika buka 6 hari dalam
seminggu (Senin-Sabtu)
Jam buka pelayanan farmasi di Klinik dan Apotek Murasaki Medika :
Senin-Sabtu = 08.00 – 21.00 WIB.

F. PETUGAS YANG BERHAK MEMBERIKAN RESEP OBAT


1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep Di Klinik Murasaki Medika
dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan
sebagai berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di Klinik Murasaki Medika.

2. Petugas yang berhak memberikan resep di apotek adalah petugas yang memiliki
kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga apoteker tidak ada.

G. PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT


Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di Klinik dan Apotek Murasaki Medika
dilaksanakan oleh:
1. Apoteker sesuai kompetensinya.
2. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya, apabila tenaga Apoteker tidak ada.
3. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan dan
pengalaman di bidang farmasi, yaitu: Perawat /Bidan.

H. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


1. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter,
dokter gigi, untuk menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada
pasien. Resep merupakan sarana komunikasi professional antara dokter, penyedian
Obat dan pasien (penggunaobat). Isi resep merupakan refleksi dari proses
pengobatan. Untukitu, agar obatberhasil, resep harus rasional.

Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:


1) Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
2) Tepat indikasi penyakit.
3) Tepat pemilihan obat.
4) Tepat dosis.
5) Tepat cara pemberian obat.
6) Tepat pasien.

Bahasa dalam penulisan resep menggunakanbahasalatin yang sudah


digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami
perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak
akanterjadisalahtafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep
untukpasienrawatjalandanrawatinap di Klinik Murasaki Medika harus tercantum:
1) Tanggal penulisan resep.
2) Nama pasien.
3) Umur pasien.
4) Alamat pasien.
5) Diagnosis penyakit.
6) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
8) Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom
suntikan.
9) Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
10) Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum.
11) Kode pasien Umum, BPJS dan Assuransi/ perusahaan.

b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan
memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas. Konsultasi
alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak tersedia
7) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
8) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat

c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep (skrining resep)
2) Pemberian obat
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping
obat kepada pasien atau keluarga pasien.

2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Klinik dan Apotek Murasaki Medika berasal dari PBF
yang telah melalukan kerjasama. Permintaan obat untuk mendukung pelayanan
obat di Klinik Murasaki Medika diajukan oleh berdasarkan stok optimum. Tujuan
dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Klinik Murasaki
Medika sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan kramatwatu.

a. Menentukan jumlah permintaan obat


Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Sisa Stok.

b. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:


Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian
pada periode sebelumnya.
SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan


menggunakan rumus:

Permintaan = SO - SS

Keterangan:
SO= Stok Optimum
SK= Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Kekosongan Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.

Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Klinik Murasaki
sampai dengan penerimaan obat di Klinik Murasaki.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan Prediksi kunjungan

Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Klinik Murasaki Medika

Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar
tidak terja dikekosongan.

3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a perencanaan dan permintaan,
b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pencatatan dan pelaporan,
e supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

I. PENANGANAN OBAT KEDALUWARSA / RUSAK


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa. Dalam menangani obat
rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok
oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Pimpinan
Klinik.
4. Petugas pengelola obat membuat dan mempersiapkan proses pemusnahan obat
rusak/kadaluwarsa
J. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang diterima
agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di Klinik dapat dipertahankan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bentuk dan jenis sediaan;
2. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan

K. PENANGANAN OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok
oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada pimpinan
Klinik.
4. Petugas pengelola obat membuat dan mempersiapkan proses pemusnahan obat
rusak/kadaluwarsa

L. PENCATATAN, PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT


(ESO)
Merupakan kegiatan pencatatan, pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi
fisiologis.
Tujuan:
1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat,tidak dikenal
dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat
dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
a. Mencatat laporan adanya efek samping obat.
b. Menganalisis laporan efek samping Obat.
c. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami
efek samping Obat.
d. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
e. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

Faktor yang perludiperhatikan:


a. Kerjasamadengantimkesehatan lain.
b. Ketersediaanformulir Monitoring Efek SampingObat.

Anda mungkin juga menyukai