0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
134 tayangan4 halaman
Sistem pelaporan medication error di RSU Sayang Bunda bertujuan menurunkan insiden kesalahan obat dan meningkatkan keselamatan pasien. Prosedurnya meliputi pelaporan insiden oleh petugas, investigasi berdasarkan tingkat risiko, analisis oleh apoteker, dan rekomendasi perbaikan oleh tim keselamatan pasien rumah sakit.
Sistem pelaporan medication error di RSU Sayang Bunda bertujuan menurunkan insiden kesalahan obat dan meningkatkan keselamatan pasien. Prosedurnya meliputi pelaporan insiden oleh petugas, investigasi berdasarkan tingkat risiko, analisis oleh apoteker, dan rekomendasi perbaikan oleh tim keselamatan pasien rumah sakit.
Sistem pelaporan medication error di RSU Sayang Bunda bertujuan menurunkan insiden kesalahan obat dan meningkatkan keselamatan pasien. Prosedurnya meliputi pelaporan insiden oleh petugas, investigasi berdasarkan tingkat risiko, analisis oleh apoteker, dan rekomendasi perbaikan oleh tim keselamatan pasien rumah sakit.
Ditetapkan Oleh : Direktur RSU Sayang Bunda STANDARD OPERASIONAL Tanggal terbit: PROSEDUR
dr. Iman Firmansyah, Sp.KJ., SH.
Pengertian Merupakan kegiatan pelaporan dan pemantauan setiap kejadian medication error Tujuan 1. Menurunya Insiden KTD dan KNC yang terkait medication error di rumah sakit 2. Meningkatnya mutu pelayanan farmasi dan keselamatan pasien 3. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit 4. Meningkatnya akuntabilitas farmasi rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 5. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan insiden tidak diharapkan Kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
1. Petugas pelapor / petugas penerima laporan :
a. Mengidentifikasi tipe insiden yang terjadi 1) KNC/ kejadian nyaris cidera : diselesaikan terlebih dahulu sesegera mungkin dengan Instalasi Farmasi sebelum melaporkan kepada atasan langsung untuk mencegah dan mengurangi dampak / cidera yang tidak diharapkan. 2) KTD / kejadian tidak diharapkan dan KTC / kejadian tidak cidera segera dilaporkan kepada atasan langsung maksimal 30 menit setelah ditemukannya insiden. b. Setelah ditindaklanjuti segera membuat laporan insiden den- gan mengisi formulir Laporan Insiden kepada tim Kesela- matan Pasien Rumah Sakit (TKP-RS) dan menandatan- ganinya SISTEM PELAPORAN MEDICATION ERROR
No. Dokumen: Revisi: Halaman:
RSU 00 2/4 SAYANG BUNDA
Prosedur c. Menyerahkan laporan insiden kepada atasan langsung petu-
gas pelapor maksimal pada akhir shiftnya 2. Atasan langsung petugas pelapor/Kepala Instalasi/Kepala Bangsal/ Kepala Ruang memeriksa laporan dan melaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), apabila insiden tersebut menyangkut pasien secara langsung. 3. Atasan langsung/Kepala unit/bangsal/Instalasi melakukan ases- men / grading risiko insiden. 4. Atasan langsung petugas pelapor/Kepala Instalasi/Kepala Bangsal/ Kepala Ruang melaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), apabila insiden tsb menyangkut pasien secara langsung. 5. Grading risiko menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan dilakukan sebagai berikut: a. Grade Biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung maksimal Grade hijau: investigasi sederhana oleh atasan langsung maksimal waktu adalah 2 minggu setelah insiden ditemukan b. Grade kuning: investigasi komprehensif /akar masalah (RCA) oleh TKP-RS (Waktu maksimal 45 Hari). c. Grade orange: investigasi komprehensif /akar masalah (RCA) oleh TKP-RS (Waktu maksimal 45 Hari). d. Grade merah : investigasi komprehensif /akar masalah (RCA) oleh TKP-RS (Waktu maksimal 45 Hari). 6. Apabila grading risiko kuning, orange dan merah maka atasan langsung petugas segera melaporkan insiden kepada TKP-RS maksimal 1 minggu dan melaporkan laporan insiden yang telah ditandatangani.
SISTEM PELAPORAN MEDICATION ERROR
RSU No. Dokumen: Revisi: Halaman: SAYANG BUNDA 00 3/4
7. Apabila grading biru dan grading hijau maksimal 2 minggu
Setelah selesai melakukan investigasi sederhana segera mela- porkan laporan insiden dan hasil investigasi sederhana kepada TKP-RS 8. Petugas Instalasi Farmasi melakukan analisa dan identifikasi kejadian medication error; analisa eror /kesalahan pada fase: a. Tahapan purchasing dan ordering (perencanaan dan pengadaan) b. Tahapan prescribing (peresepan) c. Tahapan transcribing (pembacaan resep) d. Tahapan dispensing (penyiapan obat) e. Tahapan delivering (pengiriman obat) f. Tahapan administering (pemberian obat) g. Tahapan storing (penyimpanan) h. Tahapan monitoring (pemantauan terapi) 9. Petugas Instalasi Farmasi melakukan analisa dan identifikasi tipe medication error yang terjadi: a. E1= Resep tidak terbaca b. E2=Salah Pasien c. E3=Salah Obat d. E4=Salah dosis / Kekuatan /Frekuensi e. E5=Salah Peracikan /Bentuk Sediaan f. E6=Salah Rute / Cara Pemberian g. E7=Salah Waktu Pemberian h. E8= Salah Kuantitas i. E9=Salah Label /Instruksi j. E10=Kontraindikasi k. E11= Salah Penyimpanan l. E12= Tidak mendapat obat /Kepatuhan m. E13= Obat kadaluarsa / Rusak /Stabilitas n. E14=Reaksi Efek Samping Obat o. E15= Interaksi Obat / Inkompatibilitas p. E16=Duplikasi
SISTEM PELAPORAN MEDICATION ERROR
RSU No. Dokumen: Revisi: Halaman: SAYANG BUNDA 00 4/4
dian medication error dan segera melaporkan (1x 8 jam atau dalam shift kerjanya) kepada apoteker / kepala Instalasi Farmasi. 11. TKP-RS segera mengevaluasi dan menganalisis kem- bali laporan insiden dan laporan hasil investigasi un- tuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading. 12. Untuk grade kuning dan merah, TKP-RS akan melakukan investigasi komprehensif / akar masalah (RCA). 13. Setelah melakukan RCA, TKP-RS akan membuat la- poran dan rekomendasi untuk perbaikan serta “Pem- belajaran” berupa: Petunjuk / “Safety Alert” untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali. 14. Mengidentifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa depan. 15. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dila- porkan secara berkala (maksimal tiga bulan) kepada Direktur 16. Rekomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan umpan balik kepada unit kerja terkait. 17. Unit kerja membuat analisis dan trend kejadian di sat- uan kerjanya masing-masing. 18. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh TKP-RS. Unit Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Unit pelayanan lain / unit perawatan TKPRS