KECAMATAN BESUKI
KABUPATEN SITUBONDO
Email : rsud.besuki@gmail.com
PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Besuki
Tanggal : 2 September 2019
Direktur
UPT RSUD BESUKI
A. Latar Belakang
B. Pedoman Akreditasi
Rumah sakit mempunyai proses untuk mengidentifikasi dan
melaporkan kesalahan obat dan KNC (near miss). Proses termasuk
mendefinisikan suatu kesalahan obat dan KNC, menggunakan format pelaporan
yang distandarisasi dan mengedukasi staf tentang proses dan pentingnya
pelaporan. Definisi dan proses dikembangkan melalui proses kerjasama yang
mengikutsertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam manajemen
obat. Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan program
keselamatan pasien rumah sakit. Laporan-laporan diarahkan kepada seorang
petugas atau lebih yang akuntabel untuk mengambil tindakan. Program ini
memusatkan pada pencegahan kesalahan obat melalui pemahaman jenis
kesalahan yang terjadi di rumah sakit dan mengapa terjadi KNC.
Perbaikan dalam proses pengobatan dan pelatihan staf digunakan untuk
mencegah kesalahan di kemudian hari. Unit farmasi mengambil bagian dalam
pelatihan staf yang demikian. Elemen penilaiannya adalah :
1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui proses kerjasama
2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan tepat waktu menggunakan prosedur baku
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A. Definisi
Kategori Keterangan
Tipe Keterangan
drug error
Wrong patient
Wrong dosage form Memberikan obat kepada pasien dengan bentuk sediaan
error obat yang berbeda dengan yang diinstruksikan oleh dokter.
Wrong drug preparation Mempersiapkan obat dengan cara yang salah sebelum
error diberikan ke pasien.
Wrong administration- Prosedur atau teknik yang tidak layak atau tidak benar saat
technique error memberikan obat
Monitoring error Kegagalan untuk memantau kelayakan dan deteksi
problem dari
regimen yang diresepkan atau kegagalan untuk
menggunakan
data klinis atau laboratorium untuk asesmen respon pasien
terhadap terapi obat yang diresepkan.
Compliance error Sikap pasien yang tidak layak berkaitan
dengan ketaatan penggunaan obat yang diresepkan
Masalah farmasetika
Kesalahan transkripsi
Saat datang ke rumah sakit, secara tidak sengaja tidak meresepkan obat
yang digunakan pasien sebelum ke rumah sakit
2. Dispensing Error
Jenis - jenis kesalahan dalam dispensing obat secara spesifik bergantung pada
metode dispensing yang digunakan rumah sakit tersebut. Masing-masing metode
distribusi obat floor stock, semi floor stock, unit dose, menggunakan mesin
otomatis, metode distribusi injeksi yang telah disiapkan oleh farmasi, dsb
mempunyai konsekuensi masing-masing dari sisi jenis kesalahan dispensing yang
dapat terjadi. Secara umum, kesalahan dalam dispensing obat meliputi:
a. Kesalahan seleksi obat :
- Salah obat
- Salah jumlah
- Salah kekuatan/konsentrasi
b. Salah teknik persiapan :
- Meracik
- Mempersiapkan iv admixture
- Rekonstitusi
- Keterlambatan dispensing
- Salah etiket/label : salah nama pasien, kam ar, register, aturan pakai, dll
- Kesalahan penyerahan
3. Administration Error
berikutnya
5. Monitoring Error
Kegagalan untuk memantau kelayakan dan deteksi problem dari regimen yang
diresepkan atau kegagalan untuk menggunakan data klinis, data interaksi atau
laboratorium untuk asesmen respon pasien terhadap terapi obat yang diresepkan.
BAB III
TATA LAKSANA
a. Pemilihan
Pada tahap pemilihan perbekalan farmasi, risiko insiden/error dapat
diturunkan dengan pengendalian jumlah item obat dan penggunaan obat-
obat sesuai formularium.
b. Pengadaan
Pengadaan harus menjamin ketersediaan obat yang aman efektif
dan sesuai peraturan yang berlaku (legalitas) dan diperoleh dari
distributor resmi. Melakukan evaluasi terhadap distributor mengenai
transportasi yang aman, ketepatan waktu, dan ketersediaan obat.
c. Penyimpanan
- Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang potensial, interaksi obat dengan obat
lain dan makanan harus dijelaskan kepada pasien
- Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction – ADR) yang
mengakibatkan cedera pasien, pasien harus mendapat edukasi
mengenai bagaimana cara mengatasi kemungkinan terjadinya ADR tersebut
- Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk mengenali obat yang
sudah rusak atau kadaluarsa.
- Tepat indikasi
- Tepat obat
- Tepat dosis
Pemberian obat :
- Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan
pasien di tempat pelayanan (instalasi farmasi/apotek)
- Adanya suatu tim di Instalasi Farmasi/Apotek yang bertanggung
jawab terhadap keselamatan pasien (sesuai dengan kondisi)
- Tunjuk staf Instalasi Farmasi/Apotek yang bisa menjadi penggerak
dan mampu mensosialisasikan program (leader)
- Adakan pelatihan untuk staf dan pastikan pelatihan ini diikuti oleh seluruh
staf dan tempatkan staf sesuai kompetensi
- Staf farmasi harus mendapat edukasi tentang kebijakan dan SPO
yang berkaitan dengan proses dispensing yang akurat, mengenai nama
dan bentuk obat-obat yang membingungkan, obat-obat
formularium/non formularium, obat-obat yang ditanggung asuransi/non-
asuransi, obat-obat baru dan obat-obat yang memerlukan perhatian
khusus. Disamping itu, petugas farmasi harus mewaspadai dan
mencegah medication error yang dapat terjadi.
- Tumbuhkan budaya tidak menyalahkan (no blaming culture) agar staf
berani melaporkan setiap insiden yang terjadi.
c. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
DOKUMENTASI