Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kebaikanNya maka Buku Pedoman Khusus Tata Naskah Dokumen dan
Regulasi Akreditasi RSU Sayang Bunda telah selesai. Buku pedoman ini
sangatlah penting untuk membantu RS dalam menyusun dokumen akreditasi,
yang juga dalam upayamembangun sistem manajemen RS.
Dalam proses penyusunan dokumen akreditasi diperlukan acuan tata
naskahsehingga format yang dihasilkan seragam, sehingga perlu dibuat buku
Pedoman Khusus Tata Naskah Dokumen dan Regulasi Akreditasi RSU Sayang
Bunda yang akan dijadikan sebagai acuan dan panduan dalam pembuatan
dokumen-dokumen dalam kegiatan RS.
Dengan adanya panduan ini, diharapkan dapat membantu rumah sakit
menyiapkan dokumen yang merupakan bagian yang cukup penting dari
proses akreditasi rumah sakit. Pada dasarnya, dokumen akreditasi terdiri dari
2 jenis, yaitu:
1. Regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan program.
2. Bukti pelaksanaan kegiatan.
Semoga Buku Pedoman Khusus Tata Naskah Dokumen dan Regulasi
Akreditasi RSU Sayang Bunda ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit dan
pihak- pihak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan akreditasi rumah
sakit.
Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan buku pedoman ini. Kami menyadari bahwa buku pedoman
ini masih banyak kekurangannya, untuk itu saran dan masukan yang berharga
senantiasa kami harapkan.
Tata Naskah 1
DAFTAR ISI
Tata Naskah 2
BAB I
PENDAHULUAN
Akreditasi Rumah Sakit (RS) merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja
pelayanan yang dilakukan melalui membangun sistem manajemen mutu,
penyelenggaraan upaya kesehatan, dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi
standar akreditasi yang ditetapkan dan peraturan perundangan serta pedoman yang
berlaku. Untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu, sistem
pelayanan, perlu disusun pengaturan- pengaturan, regulasi/internal yang menjadi dasar
dalam pelaksanaan upaya kesehatan di RS. Regulasi internal tersebut berupa kebijakan,
pedoman, standar prosedur operasional dan dokumen lain yang disusun berdasarkan
peraturan perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang berlaku. Untuk
memudahkan dalam mempersiapkan regulasi internal tersebut, maka perlu disusun
Pedoman Khusus Tata Naskah Dokumen dan Regulasi Akreditasi RS. Pedoman ini
disusun dengan tujuan untuk dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan dokumen
bagi semua pihak di RS.
Tata Naskah 3
BAB II
DOKUMEN REGULASI AKREDITASI
Yang dimaksud dokumen regulasi akreditasi adalah semua dokumen regulasi yang
harus disiapkan RS dalam pelaksanaan akreditasi RS. Dokumen regulasi di RS, dapat
dibedakan menjadi:
1. Regulasi pelayanan RS, yang terdiri dari:
• Kebijakan Pelayanan RS
• Pedoman/Panduan Pelayanan RS
• Standar Prosedur Operasional (SPO)
• Kerangka Acuan (TOR)
2. Regulasi di unit kerja RS yang terdiri dari:
• Kebijakan Pelayanan Unit Kerja
• Pedoman/Panduan Pelayanan Unit Kerja
• Standar Prosedur Operasional (SPO)
• Program Kerja (Rencana kerja tahunan unit kerja)
Kebijakan dan pedoman ditetapkan berdasarkan keputusan atau peraturan
Direktur sesuai dengan panduan/pedoman khusus tata naskah dokumen dan regulasi
akreditasi. Dokumen sebagai bukti pelaksanaan, terdiri dari:
1. Bukti tertulis kegiatan/rekam kegiatan
2. Dokumen pendukung lainnya : misalnya ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat
perijinan, kalibrasi, dll.
Kebijakan, pedoman/panduan, dan prosedur merupakan kelompok dokumen
regulasi sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan, dimana kebijakan merupakan
regulasi yang tertinggi di RS, kemudian diikuti dengan pedoman/panduan dan kemudian
prosedur (SPO). Karena itu untuk menyusun pedoman/panduan harus mengacu pada
kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh RS, sedangkan untuk menyusun SPO
harus berdasarkan kebijakan danpedoman/panduan.
3.1. KEBIJAKAN
Kebijakan RS adalah penetapan Direktur RS pada tataran strategis atau
bersifat garis besar yang mengikat. Oleh karena kebijakan bersifat garis besar
maka untuk penerapan kebijakan tersebut perlu disusun pedoman/panduan dan
prosedur sehingga ada kejelasan langkah-langkah untuk melaksanakan
kebijakan tersebut. Kebijakan ditetapkan dengan peraturan atau keputusan
Direktur RS. Kebijakan dapat dituangkan dalam pasal-pasal di dalam
peraturan/keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan/keputusan.
• Undang-undang
• Peraturan Pemerintah
• Peraturan Presiden
• Keputusan Presiden
• Peraturan Menteri Kesehatan
• Peraturan Gubernur
• Peraturan Daerah
• Peraturan Bupati
• SK Direktur
Dengan aturan penulisan dari tahun terdahulu sampai tahun terkini.
2. Diktum
a. Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
hurufkapital, serta diletakkan di tengah margin, tanpa bold;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata Memutuskan
disejajarkanke bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf
awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:)
c. Dilanjutkan dengan menulis “nama peraturan/keputusan sesuai
dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengantanda baca titik (.)
3. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi peraturan/keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya :
KESATU :
KEDUA :
Dst
b. Tulisan KESATU disejajarkan dengan kata Menetapkan.
Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan,
Tata Naskah 6
perubahan,pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya, dan
5. Penandatanganan
Peraturan/Keputusan Direktur RS ditandatangani oleh Direktur RS
(cantumkanJabatan dan NIP)
6. Lampiran peraturan/keputusan :
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul, nomor,
perihal/tentang dantanggal peraturan/keputusan. Diketik dengan
posisi sejajar.
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur RS.
3.2 PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana
sesuatu harus dilakukan, dengan demikian merupakan hal pokok yang menjadi
dasar untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan. Sedangkan panduan
adalah merupakan petunjuk dalam melakukan kegiatan. Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
meliputi 1 (satu) kegiatan. Agar pedoman/panduan dapat dimplementasikan
dengan baik dan benar, diperlukan pengaturan melalui SPO.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka sulit
untuk dibuat standar sistematikanya atau format bakunya. Oleh karena itu RS
dapat menyusun/membuat sistematika buku pedoman/panduan sesuai
kebutuhan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen
pedoman/panduan ini yaitu:
1. Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan peraturan/keputusan
Direktur RS untuk pemberlakukan pedoman/panduan tersebut. Bila Direktur
RS diganti, peraturan/keputusan Direktur RS untuk pemberlakuan
pedoman/panduan tidak perlu diganti. Peraturan/Keputusan Direktur RS
diganti bila memang ada perubahan dalam pedoman/panduan tersebut.
2. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali.
3. Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman/panduan untuk
suatu kegiatan/pelayanan tertentu maka RS dalam membuat
pedoman/panduan wajib mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan tersebut.
4. Pedoman/ panduan terdiri dari :
Tata Naskah 8
a. Cover (Halaman Depan berisi Judul Dokumen)
b. Daftar isi
c. Bab I s/d....
d. Tanda Tangan Direktur di akhir Bab
5. Walaupun format baku sistematika pedoman/panduan tidak ditetapkan,
namun adasistematika yang lazim digunakan sebagai berikut :
Tata Naskah 9
c. Format Panduan Pelayanan RS
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
Sistematika panduan pelayanan RS tersebut di atas bukanlah baku tergantung
darimateri/isi panduan. Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah
pedoman/panduan
Minimal yang harus ada di RS yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta
dalam elemen penilaian.
Bagi rumah sakit yang telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai hard copy
pedoman/panduan yang dikelola oleh Tim Dokumen dan Regulasi Akreditasi
Rumah Sakit atau Bagian Tata Usaha RS, sedangkan di unit kerja bisa dengan
melihat di intranet rumah sakit.
Tata Naskah 10
CahuNomor : ……………………………………….
Tentang : ..................................................... (spasi 1)
Contoh dokumen pedoman/ panduan terlampir (Lampiran II)
Tata Naskah 11
BAB IV
PROSEDUR
4.1. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah :
Suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
Tata Naskah 12
PENGUMPULAN DATA MUTU
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Penjelasan :
Penulisan SPO yang harus tetap di dalam tabel/ kotak adalah : nama RS dan logo, judul
SPO,frasa Standa Prosedur Opersional, nomor dokumen, nomor revisi, tanggal terbit dan
tanda tangan Direktur RSU Sayang Bunda, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
kebijakan, prosedurdan unit terkait boleh tidak diberi kotak/tabel.
Tata Naskah 13
2) Kotak RS diberi nama RSU Sayang Bunda dan logo RS (bila RS sudah
mempunyai logo).
Bila RS tidak memiliki logo maka logo yang dicantum adalah logo
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Murung Raya.
3) Judul SPO : diberi judul/nama SPO sesuai proses kerjanya.
Judul SPO dibuat dengan huruf besar (uppercase) dengan font size 14.
4) Nomor Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang
berlaku di RS yang bersangkutan, yang dibuat sistematis agar ada
keseragaman.
5) Nomor Revisi : diisi dengan status revisi, menggunakan angka. Misalnya
untuk dokumen baru, diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi
pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
Contoh : dokumen baru diberi nomor 0, dokumen revisi pertama diberi
nomor 1 dan seterusnya.
6) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SPO tersebut. Misalnya : halaman pertama: 1/5,
halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.
7) SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan RS,
misalnya : SPO, prosedur, prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan,
prosedur kerja dan sebagainya.
8) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut.
9) Ditetapkan Direktur RSU Puruk Cahu : diberi tanda tangan Direktur RSU
Sayang Bunda dan nama jelasnya.
10) Contoh SPO terlampir
11) Page Layout
a) Menggunakan Kertas A4 – 70 gram : width 21 cm dan height 29.7 cm
b) Batas tepi: Atas = 2, Bawah = 2,5 cm, Kiri = 2 cm, Kanan = 2 cm
c) Jenis Huruf : Times New Roman
d) Ukuran Huruf : 12
e) Spasi 1 spasi
f) Isi dokumen SPO menggunakan huruf kecil sesuai dengan EYD
(Sentence case)
Tata Naskah 14
4.6. Isi SPO :
a. Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian.
b. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci : ”
Sebagaiacuan penerapan langkah-langkah untuk ...................... ”
c. Kebijakan : berisi kebijakan Direktur RS yang menjadi dasar dibuatnya
SPO tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO tersebut,
kemudian diikuti dengan peraturan/keputusan dari kebijakan terkait.
Kebijakan dicantumkan dalam bentuk kalimat.
d. Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah- langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
e. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
proseskerja tersebut.
Tata Naskah 15
ditunjuk oleh Direktur RS hanya untuk menanggapi dan mengoreksi SPO
tersebut. Hal tersebut sangatlah penting, karena komitmen terhadap
pelaksanaan SPO hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan
personel/unitkerja dalam penyusunan SPO.
3) SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit
kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian
Tim/Panitia diminta memberikan tanggapan.
4) Di dalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan dan mengapa.
5) SPO jangan menggunakan kalimat majemuk. Subyek, predikat dan
obyek harus jelas.
6) SPO harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan bahasa
yang dikenal pemakai.
7) SPO harus jelas ringkas dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO pelayanan
pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan
kenyamanan pasien. Untuk SPO profesi harus mengacu kepada standar
profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini dan memperhatikan aspek
keselamatan pasien.
Tata Naskah 16
segi bahasa maupun penulisan.
Tata Naskah 17
Contoh : diagram kotak untuk pembelian bahan yang digunakan di RS.
Tata Naskah 18
4.9. TATA CARA PENOMORAN SPO
1. Semua SPO harus diberi nomor
2. RSU Sayang Bunda membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SPO.
3. Pemberian nomor bisa mengikuti tata persuratan RS atau ketentuan
penomoranyang khusus untuk SPO (bisa menggunakan garis miring atau
dengan sistem digit). Pemberian nomor sebaiknya secara sentral.
4. Kode-kode yang dipergunakan untuk pemberian nomor :
a. Kode SPO unit kerja : masing-masing unit kerja di RSU Sayang Bunda
mempunyai kode SPO tersendiri. Kode dibuat dalam bentuk huruf.
(terdapat dalam lampiran)
b. Nomor urut SPO adalah urutan nomor SPO di dalam unit kerja yang
bersangkutan.
c. Contoh penomoran SPO di Instalasi Gawat Darurat : SPO-B-015 (artinya
SPO dari Instalasi Gawat Darurat dengan nomor urut SPO = 15)
Tata Naskah 19
dilihat,mudah diambil dan mudah dibaca oleh pelaksana.
5. Khusus untuk penyimpanan SPO secara elektronik diatur sebagai berikut :
• Setiap SPO tetap harus di print-out , ditandatangani direktur dan
disimpan sebagai dokumen SPO asli .
• Dokumen SPO asli yang sudah ditandatangani direktur harus dipindai
dan direkam secara elektronik (pdf atau jpeg) lalu diunggah ke dalam
Sismadak/SIMRS/server RSU Sayang Bunda. Beberapa SPO bisa
ditayangkan di intranet di rumah sakit, sehingga tidak perlu dicetak
dalam bentuk hard copy. Namun untuk SPO penanganan gawat darurat
tetap harus tersedia dalam bentuk hard copy di unit kerja tersebut.
Tata Naskah 20
4.12. TATA CARA EVALUASI
1. Evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan maksimal 3 tahun sekali.
2. Evaluasi SPO dilakukan oleh masing-masing unit kerja yang dipimpin
olehkepala unit kerja.
3. Hasil evaluasi : SPO masih tetap bisa dipergunakan atau SPO perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi bisa isi SPO sebagian atau
seluruhnya.
4. Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
a. Alur di SPO sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
b. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
d. Adanya perubahan fasilitas
5. Dalam hal terjadi pergantian Direktur RSU Sayang Bunda, bila SPO
memangmasih sesuai/dipergunakan maka tidak perlu direvisi.
6. Dokumen hard copy SPO yang sudah tidak berlaku ditarik dari peredaran
dandistempel dengan stempel “TIDAK BERLAKU”.
Tata Naskah 21
BAB V
PROGRAM
B. SISTEMATIKA/FORMAT PROGRAM
Sistematika atau format program sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan legiatan
6. Sasaran
7. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
C. PETUNJUK PENULISAN
Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan program.
Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
Tata Naskah 23
Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan umum adalah
tujuansecara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara
rinci.
Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program. Sasaran program menunjukkan hasil
antara yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan
sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Tata Naskah 25
No KEGIATAN BULAN
2 10 11 12
1. Pembentukan Tim
2. Rapat Tim
3. Dst
Tata Naskah 26
BAB VI
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TOR)
Tata Naskah 28
BAB VII
NASKAH PELAPORAN KEGIATAN
Tata Naskah 29
b. Materi
Materi dari setiap kegiatan menyesuaikan dari isi penyampaian materi dari
narasumber
c. Presensi (daftar hadir)
Ketentuan Daftar Hadir
:
1) Menggunakan Kertas A4 – 70 gram ( width 21 cm dan height 29.7 cm )
2) Batas Tepi : Atas = 2 cm, Bawah = 2.5 cm, Kiri = 2 cm, Kanan = 2 cm
3) Jenis Huruf: Times New Roman
4) Ukuran huruf : 12
5) Spasi 1
6) Selanjutnya contoh isi presensi (daftar hadir) terdapat dalam lampiran
d. Notula
Ketentuan Notula :
1) Menggunakan Kertas A4 – 70 gram ( width 21 cm dan height 29.7 cm )
2) Batas Tepi : Atas = 2 cm, Bawah = 2.5 cm, Kiri = 2 cm, Kanan = 2 cm
3) Jenis Huruf: Times New Roman
4) Ukuran huruf : 12
5) Spasi 1
6) Selanjutnya contoh isi notula terdapat dalam lampiran
7) Isi tulisan menggunakan huruf kecil sesuai dengan EYD (Sentence Case)
Tata Naskah 30
BAB VIII
PENUTUP
Tata Naskah 31
LAMPIRAN KODE/KATEGORI SPO
Contoh :
SPO Pengumpulan Data PMKP : Q-001
Tata Naskah 32
LAMPIRAN KOP RSU SAYANG BUNDA
Tata Naskah 33