Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

TRANSFER PASIEN
SK No. 067/SK/RS-MCM/I/2019

RUMAH SAKIT MARYAM CITRA MEDIKA


TAKALAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerah yang telah
diberikan kepada penyusun sehingga Panduan Transfer Pasien ini dapat selesai disusun.
Buku Panduan ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam melaksanakan
Transfer Pasien di RSU Sayang Bunda. Dalam panduan ini diuraikan tentang Petunjuk pelaksanaan
Transfer Pasien di RSU Sayang Bunda.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Transfer Pasien
ini.

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................iii
BAB I DEFINISI.................................................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.................................................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA...................................................................................................................................3
BAB IV DOKUMENTASI...................................................................................................................................9

iii
BAB I
DEFINISI

Transfer pasien antar ruang perawatan ( intra rumah sakit ) adalah memindahkan pasien dari satu
unit ke unit lain di dalam RSU Sayang Bunda yang memiliki pelayanan & fasilitas yang sesuai dengan
status dan kebutuhan pasien akan perawatan lanjutan, berdasarkan pertimbangan faktor penyakit, fasilitas,
dan ketenagaan.
Prinsip dalam melakukan transfer pasien adalah memastikan keselamatan dan keamanan pasien
saat menjalani transfer, dan transfer pasien hanya dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk ditransfer.
Transfer pasien dimulai dengan melakukan koordinasi dan komunikasi pra transportasi pasien,
menentukan petugas yang akan mendampingi transfer pasien, menyiapkan peralatan yang disertakan saat
transfer dan monitoring pasien saat transfer. Transfer pasien hanya boleh dilakukan oleh staff medis dan
staff keperawatan yang kompeten serta petugas profesional lainnya yang sudah terlatih.
Kebijakan transfer pasien ini bertujuan menyeragamkan suatu proses transfer pasien yang aman
dan untuk memastikan bahwa informasi penting mengenai perawatan pasien disampaikan dengan baik
pada saat terjadi perpindahan tanggung jawab dari satu unit ke unit lainnya sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan. Pelaksanaan transfer pasien harus memperhatikan keselamatan dan keamanan pasien.
Tujuan dari manajemen transfer pasien adalah:
1. Agar pelayanan transfer pasien dilaksanakan secara profesional dan berdedikasi tinggi.
2. Agar proses transfer/ pemindahan pasien berlangsung dengan aman dan lancar serta
pelaksanaannya sangat memperhatikan keselamatan pasien serta sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
3. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan serah terima pasien antar ruangan.
4. Supaya pelayanan medik dan pelayanan keperawatan pasien tidak terputus dan tetap
berkesinambungan.
5. Untuk menghindari salah komunikasi dan salah persepsi.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Indikasi pasien transfer intra rumah sakit di RSU Sayang Bunda, adalah :
1. Pasien mengalami perubahan kondisi perburukan/perbaikan dan juga disesuaikan dengan kriteria
keluar/masuk ruang pelayanan intensif.
2. Pasien yang memerlukan perawatan di Unit Rawat Inap
3. Pasien yang memerlukan tindakan di Unit Penunjang seperti ruang hemodialisa, ruang operasi
4. Transfer pasien dari ruang isolasi ke penunjang atau pindah ruangan, pasien harus dipakaikan
masker.
Transfer pasien didalam rumah sakit terdiri dari :
1. Transfer pasien dari Unit Gawat Darurat (UGD) ke Unit Rawat Rawat Inap (RANAP), High Care
Unit (HCU), dan Ruang Operasi.
2. Transfer pasien dari Unit Rawat Jalan (RAJAL) ke Unit Rawat Inap (RANAP)
3. Transfer pasien dari Unit Rawat Inap (RANAP) ke High Care Unit (HCU) dan Ruang Operasi.
4. Transfer pasien dari High Care Unit (HCU) ke Unit Rawat Inap (RANAP).
5. Transfer pasien dari UGD ke Unit Penunjang
6. Transfer Pasien dari RANAP ke Unit Penunjang
7. Transfer pasien dari Unit Penunjang ke RANAP, HCU

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengaturan Transfer
1. RSU Sayang Bunda memiliki suatu tim transfer yang terdiri dari dokter di UGD atau dokter
ruangan, perawat yang kompeten dalam merawat pasien.
2. RSU Sayang Bunda mempunyai sistem resusitasi, stabilisasi dan transfer untuk pasien-
pasien dengan sakit berat atau kritis.
3. Transfer pasien hanya boleh dilakukan oleh staff medis dan staff keperawatan yang kompeten
serta petugas professional lainnya yang sudah terlatih.
4. Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk ditransfer.
5. Pertimbangkan resiko dan keuntungan dilakukan transfer, jika resikonya pada pasien lebih
besar, sebaiknya jangan melakukan transfer.
6. Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan nama dokter yang mengambil
keputusan, tanggal dan waktu diambilnya keputusan serta alasan yang mendasari
B. Kondisi Pasien
Dalam melakukan transfer pasien antar ruangan di RSU Sayang Bunda harus memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Prosedur transfer hanya boleh dilakukan apabila pasien dalam keadaan yang cukup baik /
stabil / transportable untuk dipindahkan ke unit lain (dapat ditangani dengan aman dengan
fasilitas medik / non medik dan dokter / perawat yang kompeten dalam proses transfernya).
2. Pasien yang akan ditransfer maka kegawatannya diatasi terlebih dahulu di unit yang akan
merujuk.
3. Pasien di transfer dari atau ke unit lain dengan mempertimbangkan kebutuhan transportasi
medik (kursi roda, bed, brankard) harus diperiksa secara seksama dan dipastikan bahwa
pasien layak dibawa dengan alat tersebut.
4. Pasien ditransfer ke unit lain dengan mempertimbangkan keselamatan pasien, kelayakan
transport dan harus memenuhi pencegahan dan pengendalian infeksi.
5. Proses mentransfer pasien tetap memperhatikan kesinambungan pengobatan & perawatan
pasien serta memastikan agar unit lain mampu memenuhi kelanjutan kebutuhan pasien.
6. Sebelum ditransfer ke unit lain dipastikan bahwa sudah tersedia tempat perawatan atau
fasilitas diagnostik atau terapi yang diperlukan tersebut di unit lain.
7. Pasien yang dipindahkan di unit lain harus menyertakan formulir :
a. Serah Terima Pasien

3
Yaitu formulir yang berisi kondisi atau status klinis pasien, berbagai prosedur dan
tindakan lain serta kebutuhan pasien selanjutnya.
Formulir ini digunakan pada transfer pasien:
1. Poliklinik ke RANAP dan HCU
2. RANAP ke Unit Penunjang
3. HCU ke Unit Penunjang
4. UGD ke Unit Penunjang
b. Transfer Antar Ruangan
Yaitu formulir yang berisi kondisi atau status klinik pasien, prosedur dan tindakan yang
telah dilakukan dilakukan di unit yang akan melakukan transfer, serta prosedur dan
tindakan yang akan dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan pasien di unit yang akan
dilakukan transfer.
Formulir ini digunakan pada transfer pasien:
1. Unit Gawat Darurat (UGD) ke Unit Rawat Inap (RANAP), High Care Unit (HCU), dan
Ruang Operasi.
2. Unit Rawat Jalan (RAJAL) ke Unit Rawat Inap (RANAP)
3. Unit Rawat Rawat Inap (RANAP) ke High Care Unit (HCU) dan Ruang Operasi.
4. High Care Unit (HCU) ke Unit Rawat Inap (RANAP).
Apabila ada pasien dari salah satu ruangan akan dilakukan tindakan perawatan
di Unit Penunjang, kemudian harus pindah di ruangan yang lain, maka setelah tindakan
di Unit penunjang selesei, perawat penunjang harus membuat formulir transfer pasien.
Kemudian perawat penunjang menghubungi perawat dari kedua ruangan (baik perawat
yang mengirim maupun yang menerima) untuk dilakukan timbang terima pasien secara
bersama – sama. Kemudian pasien dilakukan transfer ke ruangan yang dilakukan
secara bersama- sama oleh dua perawat (baik perawat yang mengirim maupun yang
menerima).
C. Petugas Pendamping Transfer Antar Ruangan
1. Selama proses pemindahan pasien didampingi oleh perawat dan atau dokter, yaitu:
a. Pasien dengan ancaman life saving/ yang akan dirawat di HCU didampingi oleh
perawat yang bersertifikat BTCLS dan dokter yang bersertifikat ACLS;
b. Pasien yang dirawat di ruang rawat biasa, didampingi oleh perawat yang bersertifikat
BTCLS;
2. Petugas pendamping harus mengetahui kondisi pasien, minimal tentang :
a. Pengelolaan jalan napas penderita;

4
b. Cairan yang telah/ akan diberikan;
c. Prosedur khusus yang mungkin akan diperlukan;
d. Prosedur resusitasi dan perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi selama
dalam perjalanan.
3. Kebutuhan akan jumlah tenaga medis atau petugas yang mendampingi pasien bergantung
pada kondisi atau situasi klinis dari tiap kasus ( tingkat atau derajat beratnya penyakit/
kondisi pasien.
4. Hal penting yang harus diperhatikan sebelum transfer :
a. Amankan patensi jalan nafas
Beberapa pasien mungkin membutuhkan intubasi atau trakheostomi dengan pemantauan
end-tidal carbondioxide yang adekuat.
b. Analisis Gas Darah harus dilakukan pada pasien yang menggunakan ventilator portabel
selama minimal 15 menit sebelum transfer.
c. Pengukuran tekanan darah yang kontinyu merupakan tehnik untuk memantau tekanan
darah pasien sebelum proses transfer.
d. Jika terdapat pneumothoraks, selang drainase dada ( Water-Sealed Drainage WSD )
harus terpasang dan tidak boleh diklem.
e. Kateter urin dan NGT jika diperlukan harus sudah dipasang.
f. Pemberian terapi atau tatalaksana tidak boleh ditunda saat menunggu pelaksanaan
transfer.
5. Berikut ini adalah panduan perlu tidaknya dilakukan transfer berdasarkan tingkat atau
derajat kebutuhan perawatan pasien kritis. (keputusan harus dibuat oleh dokter DPJP
a. Derajat 0
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhanya dengan ruang rawat inap. Transfer pasien
dapat didampingi oleh petugas non medis.
b. Derajat 1
Pasien dengan resiko perburukan kondisi atau pasien yang sebelumnya menjalani
perawatan di High Care Unit ( HCU ), dimana membutuhkan perawatan di ruang rawat inap
biasa. Dapat didampingi oleh perawat dengan dibantu petugas non medis ( memiliki
kemampuan BHD ). Perawat pada derajat ini harus yang sudah memiliki kompetensi BHD,
cara pemberian oksigen, sudah berpengalaman dalam memberikan obat – obatan yang
spesifik, dapat melakukan suction.

5
c. Derajat 2
Pasien yang membutuhkan observasi atau intervensi yang lebih ketat, termasuk
penanganan kegagalan satu system organ atau perawatan pasca operasi yang membutuhkan
perawatan di ruang intensif. Pasien harus didampingi perawat terlatih dan dokter. Perawat
transfer pada level ini harus mempunyai kompetensi seperti pada level 1ditambah dengan
kompetensi : mempunyai pengalaman kerja 2 tahun merawat pasien kritis, dapat memberikan
bantuan pernapasan menggunakan ambubag, dapat menggunakan defibrillator, dapat
melakukan perawatan CVP.
d. Derajat 3
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut ( advanced respiratory support )
dengan dukungan atau bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien- pasien yang
membutuhkan penanganan multi organ dan harus didampingi oleh petugas yang kompeten,
terlatih dan berpengalaman yaitu perawat didampingi dokter yang memiliki kompetensi ACLS.

Kompentensi Pendamping Pasien dan Peralatan yang Harus di Bawa Selama Transfer Antar
Ruangan
Pasien Petugas Keterampilan Yang Peralatan
Pendamping Dibutuhkan
(minimal)
Derajat 0 Petugas Non Bantuan Hidup Dasar  Status Rekam Medis
Medis ( BHD )  Hasil Pemeriksaan
Penunjang ( foto Rontgen )
 Formulir Transfer
 Kursi Roda atau Tempat
Tidur
Derajat 1 Perawat dan  Bantuan Hidup  Semua Peralatan pada
Petugas Non Dasar ( BHD ) Pasien Derajat 1,
Medis  Pemberian ditambah;
obat- obatan  Tabung Oksigen dan Kanul
yang spesifik  Suction
 Keterampilan  Tiang Infus Portabel
Suction  Pompa infuse dengan
baterai

6
 Oksimetri denyut
Derajat 2 Dokter dan  Semua  Semua Peralatan pada
Perawat Ketrampilan Pasien Derajat 0 dan 1
pada Pasien ditambah;
Derajat 0 dan 1  Monitor EKG bila
 Perawat memungkinkan dan
dengan tekanan darah
kompetensi
ketrampilan
oksigenasi
dengan
menggunakan
ambubag
 Perawatan CVP
 Perawatan
Trakheostomi
 Pengalaman
kerja 2 tahun
merawat pasien
kritis (HCU) bila
memungkinkan
Derajat 3 Dokter dan  Semua  Semua Peralatan pada
Perawat Keterampilan Pasien Derajat 0, 1 dan 2
pada Pasien  Defibrillator bila
Derajat 0, 1 dan memungkinkan
2 ditambah;  Alat Bantu Pernafasan
 Kompetensi (ventilator) bila
Perawat dapat memungkinkan
menggunakan
Defibrillator
 Standar
Kompetensi
Dokter harus
memiliki
7
Sertifikat ACLS

BAB IV
DOKUMENTASI

8
1. SPO Transfer Pasien
2. Form Transfer Pasien Antar Ruangan (RM 09)

Anda mungkin juga menyukai