01
RUMAH SAKIT TK IV IM 07.01
PANDUAN
TRANSFER PASIEN
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Indikasi pasien transfer intra rumah sakit di Rumah Sakit TK IV IM 07.01, adalah :
1. Pasien mengalami perubahan kondisi perburukan/perbaikan dan
juga disesuaikan dengan kriteria keluar/masuk ruang pelayanan intensif.
2. Pasien yang memerlukan perawatan di Instalansi Rawat Inap
3. Pasien yang memerlukan tindakan di Instalasi Penunjang seperti
ruang ruang operasi.
4. Transfer pasien dari ruang isolasi ke penunjang atau pindah ruangan, pasien
harus dipakaikan masker.
2
BAB III
TATA LAKSANA
A. Pengaturan Transfer
1. Rumah Sakit TK IV IM 07.01 memiliki suatu tim transfer yang terdiri dari
perawat yang kompeten dalam merawat pasien.
2. Transfer pasien hanya boleh dilakukan oleh staff medis dan staff
keperawatan yang kompeten serta petugas professional lainnya yang
sudah terlatih.
3. Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak untuk
ditransfer.
4. Pertimbangkan resiko dan keuntungan dilakukan transfer, jika
resikonya pada pasien lebih besar, sebaiknya jangan melakukan
transfer.
5. Dokumentasi pengambilan keputusan harus mencantumkan
nama dokter yang mengambil keputusan, tanggal dan waktu diambilnya
keputusan serta alasan yang mendasari
B. Kondisi Pasien
Dalam melakukan transfer pasien antar ruangan di Rumah Sakit TK IV IM
07.01 memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Prosedur transfer hanya boleh dilakukan apabila pasien dalam
keadaan yang cukup baik / stabil / transportable untuk dipindahkan ke
unit lain (dapat ditangani dengan aman dengan fasilitas medik / non
medik dan dokter / perawat yang kompeten dalam proses
transfernya).
2. Pasien yang akan ditransfer maka kegawatannya diatasi terlebih
dahulu di unit yang akan merujuk.
3. Pasien di transfer dari atau ke unit lain dengan mempertimbangkan
kebutuhan transportasi medik (kursi roda, bed, brankard) harus
diperiksa secara seksama dan dipastikan bahwa pasien layak dibawa
dengan alat tersebut.
3
4. Pasien ditransfer ke unit lain dengan mempertimbangkan keselamatan
pasien, kelayakan transport dan harus memenuhi pencegahan dan
pengendalian infeksi.
5. Proses mentransfer pasien tetap memperhatikan kesinambungan
pengobatan & perawatan pasien serta memastikan agar unit lain
mampu memenuhi kelanjutan kebutuhan pasien.
6. Sebelum ditransfer ke unit lain dipastikan bahwa sudah tersedia
tempat perawatan atau fasilitas diagnostik atau terapi yang diperlukan
tersebut di unit lain.
7. Pasien yang dipindahkan di unit lain harus menyertakan formulir :
a. Transfer Antar Ruangan
Yaitu formulir yang berisi kondisi atau status klinik pasien,
prosedur dan tindakan yang telah dilakukan dilakukan di unit yang
akan melakukan transfer, serta prosedur dan tindakan yang akan
dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan pasien di unit yang akan
dilakukan transfer.
Formulir ini digunakan pada transfer
pasien:
1. Transfer pasien dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) ke Instalasi
Rawat Rawat Inap (IRNA), Intensive Care Unit (ICU) Neonatal
Intensive Care Unit ( NICU), Ruang Isolasi.
2. Transfer pasien dari Instalalasi Rawat Jalan (IRJA) ke
Instalasi
Rawat Rawat Inap (IRNA).
3. Transfer pasien dari Instalasi Rawat Rawat Inap (IRNA) ke
Intensive Care Unit (ICU) / Ruang isolasi / Ruang Operasi.
4. Transfer pasien dari Ruang Operasi Ke Instalasi Rawat Inap,
ICU.
5. Transfer pasien dari Intensive Care Unit (ICU) ke
Instalasi
Rawat Rawat Inap (IRNA) / ruang isolasi.
6. Transfer pasien dari Ruang Isolasi ke ICU.
4
Apabila ada pasien dari salah satu ruangan akan dilakukan tindakan
perawatan di Instalansi Penunjang (Ruang Operasi), kemudian harus pindah di
ruangan yang lain, maka setelah tindakan di instalansi penunjang selesai,
perawat penunjang harus membuat formulir transfer pasien. Kemudian perawat
penunjang menghubungi perawat dari kedua ruangan ( baik perawat yang
mengirim maupun yang menerima ) untuk dilakukan timbang terima pasien
secara bersama – sama.
b. Derajat 1
Pasien dengan resiko perburukan kondisi atau pasien yang
sebelumnya menjalani perawatan di High Care Unit ( HCU ), dimana
membutuhkan perawatan di ruang rawat inap biasa. Dapat
didampingi oleh perawat dengan dibantu Portir ( memiliki
kemampuan BLS ). Perawat pada derajat ini harus yang sudah
memiliki kompetensi BLS, cara pemberian oksigen, sudah
berpengalaman dalam memberikan obat – obatan yang spesifik,
dapat melakukan suction dan perawatan trakheostomi bila
memungkinkan.
c. Derajat 2
Pasien yang membutuhkan observasi atau intervensi yang lebih ketat,
termasuk penanganan kegagalan satu system organ atau perawatan
pasca operasi yang membutuhkan perawatan di ruang intensif.
Pasien harus didampingi perawat terlatih dan dokter. Perawat transfer
pada level ini harus mempunyai kompetensi seperti pada level
1ditambah dengan kompetensi : mempunyai pengalaman kerja 2
tahun merawat pasien kritis, dapat memberikan bantuan pernapasan
menggunakan ambubag, dapat menggunakan defibrillator, dapat
melakukan perawatanCVP.
6
d. Derajat 3
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut ( advanced
respiratory support ) dengan dukungan atau bantuan pada minimal 2
sistem organ, termasuk pasien- pasien yang membutuhkan
penanganan multi organ dan harus didampingi oleh petugas yang
kompeten, terlatih dan berpengalaman yaitu perawat didampingi
dokter yang memiliki kompetensi ACLS.
7
BAB IV
DOKUMENTASI
8
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 15 April 2022
Kepala Rumah Sakit Tk IV IM 07.01,