Anda di halaman 1dari 10

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH IM 04.

01
RUMAH SAKIT TK IV IM 07.01

PANDUAN
TRANSPORTASI PASIEN

RUMKIT TK IV IM 07.01 LHOKSEUMAWE


JL. SAMUDERA NO. 53A KP. JAWA LHOKSEUMAWE
LHOKSEUMAWE – INDONESIA
TAHUN 2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i


BAB I DEFINISI ....................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ....................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA ........................................................................................ 3
BAB IV DOKUMENTASI ......................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 8

i
BAB I
DEFENISI

Transportasi pasien adalah suatu proses transfer / perpindahan pasien dari


suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat transportasi. Perpindahan
pasien dari rumah sakit ke rumah sakit lain disebut transfer inter hospital, sedangkan
perpindahan pasien antar instalasi didalam rumah sakit disebut transfer intra hospital.

Proses transportasi dapat terjadi pada pasien-pasien yang berasal dari instalasi
rawat jalan dan instalasi rawat inap rumah sakit atau untuk mengangkut pasien pra
rumah sakit atau pasien gawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian
ketempat tindakan definitif atau ke rumah sakit rujukan yang lebih mampu.

Ambulance adalah kendaraan yang dirancang khusus untuk mengangkut orang


sakit atau terluka untuk mendapatkan fasilitas medis. Jenis kendaraan untuk
trasportasi berbagai macam, bergantung pada kondisi dan status pasien.

Interior ambulance memiliki ruang untuk satu atau lebih pasien ditambah beberapa
personel gawat darurat medis. Ambulance juga berisi berbagai perlengkapan dan
peralatan yang digunakan untuk memberi pertolongan pasien saat perjalanan.

Tujuan penggunaan ambulance adalah pertolongan penderita gawat darurat pra


rumah sakit, pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi
kejadian ke rumah sakit, dan sebagai kendaraan transport rujukan.

1
BAB II

RUANG LINGKUP

Proses merujuk, memindahkan dan memulangkan pasein membutuhkan


pemahaman tentang kebutuhan traspor pasien. Misalnya, pasien dari unit pelayanan
kronik atau pusat rehabilitasi yang membutuhkan pelayanan rawat jalan atau evaluasi
asuhan di unit darurat mungkin tiba dengan ambulan atau transportasi lainnya. Pasien
mungkin minta bantuan transport untuk kembali ke rumahnya atau fasilitas lain.

Merupakan tanggung jawab rumah sakit melakukan asesmen kebutuhan transport


pasien dan memastikan pasien mendapat transportasi aman. Bergantung pada
kebijakan rumah sakit dan perundangan.

Keadaan rumah sakit tunduk pada peraturan perundangan yang mengatur


operasionalnya, kondisi dan perawatan kendaraan. Persediaan obat dan perbekalan
medis yang tersedia dalam kendaraan menyesuaikan dengan keadaan pasien yang
dibawa. Selain itu, rumah sakit juga mengidentifikai kegiatan transportasi yang beresiko
terkena infeksi dan menetukan strategi mengurangi infeksi tersebut.

Dalam semua hal, rumah sakit senantiasa melakukan evaluasi terhadap mutu dan
keselamatan pelayanan transportasi termasuk penerimaan, evaluasi dan tindak lanjut
atas keluhan terkait pelayanan transportasi.

2
BAB III

TATA LAKSANA

A. Prosedur Pemakaian Ambulance


1. Parkir ambulance selalu disamping IGD.
2. Bila admisi menerima panggilan darurat atau kasus yang memerlukan
pertolongan khusus (dari luar rumah sakit):
• Mencatat identitas orang yang meminta pelayanan ambulance (nama,
alamat yang dituju, nomor telepon yang bisa dihubungi).
• Petugas admisi menyerahkan data tersebut ke penanggung jawab
ambulance.
• Penangung Jawab ambulance melakukan konfirmasi dengan
menghubungi kembali dengan menghubungi nomor telepon yang telah
diberikan.
3. Apabila pasien dari ruangan rawat inap memerlukan pemakaian ambulance,
pasien atau keluarga mengisi formulir permintaan ambulance terlebih dahulu.
Kemudian perawat ruangan menyerahkan kepada penanggung jawab
ambulance.
4. Perawat menghubungi sopir ambulance, apabila sopir tidak ada ditempat,
perawat menghubungi petugas piket.
5. Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam di jalan biasa dan 80 km/jam di
jalan bebas hambatan / tol.
6. Pada saat membawa pasien boleh menggunakan lampu sirene dan rotator.
7. Sebisa mungkin mentaati peraturan lalu lintas yang ada.
8. Selama dalam transportasi kondisi pasien tetap dimonitoring dan dilakukan
dokumentasi pada lembar observasi pasien.
9. Petugas yang ada di dalam ambulance memakai seragam dan identitas jelas.
10. Dalam melakukan kegiatan pelayanan ambulance :
• Sopir harus disertai perawat.
• Dalam kasus darurat atau cyto, sopir ambulance bisa digantikan oleh
petugas piket.

3
B. Prosedur pemeriksaan ambulance dan alat medis pada ambulance
Pemeriksaan ambulance dilakukan secara harian dan perawatan bulanan, meliputi :
1. Pemeriksaan harian
a. Perawatan mobil
1) Cuci mobil bila dalam keadaan kotor
2) Panaskan mesin mobil setiap pagi selama 10 menit
3) Periksa bahan bakar setiap hari (minimal tidak kurang dari setengah
indikator BBM)
4) Cek oli mesin
5) Cek tekanan ban
6) Cek bunga-bunga ban
7) Cek kedinginan AC
8) Cek lampu depan, lampu belakang, kedipan lampu hazard, lampu DIM
9) Cek lampu rotator dan sirine
b. Perlengkapan medis
1) Cek kelengkapan obat yang tersedia
2) Cek kelengkapan dan kelayakan alat-alat kesehatan
3) Cek ketersediaan tabung oksigen
c. Bila terdapat kekurangan, penanggung jawab ambulance melaporkan ke
penanggung jawab obat dan alat kesehatan IGD.
2. Pemeriksaan bulanan
a. Mesin
b. Sistem pelumasan
c. Sistem pendinginan
d. Sistem pembakaran
e. Karburator
f. Sistem pengapian
g. Instalasi listrik
h. Sistem kemudi
i. ACU dan Generator
j. Dinamo stater dan lampu
k. Kopling dan percepatan
l. AS dan Gardan
m. Rangka dan pegas

4
n. Baut dan mur
o. Rem
p. Ban dan alat perkakas
3. Pemeriksa keadaan dan perawatan mobil adalah supir ambulance
4. Pemeriksa kelengkapan medis adalah penanggung jawab ambulance
5. Ceklis harian dan bulanan di isi oleh supir dan ditandatangani oleh
penanggung jawab ambulance.

C. Prosedur dekontaminasi cairan tubuh pasien

Persiapan alat :

1. Kotak/kontainer perlengkapan pembersih alat untuk penyimpan perlengkapan


dan bahan-bahan pembersih untuk keperluan tumpahan dan cairan tubuh
2. Bio hazard weet floor.
3. Kain, koran/lap sekali pakai yang dapat digunakan untuk mengelap tumpahan
cairan tersebut
4. Sarung tangan disposable
5. Gaun/ apron, masker, sepatu bot dan kaca mata
6. Alat/ sikat yang dapat menggosok kotoran / noda pada lantai dan dinding.
7. Larutan Chlorine 0,5% dan cairan sabun deterjen

Pelaksanaan :

1. Sebelum melakukan tindakan petugas melakukan cuci tangan dengan 6 langkah.


2. Memasang Bio hazard weet floor.
3. Ambil dan bawa spill kit ke area tumpahan
Petugas membuka spill kit dan keluarkan kantong kuning plastik sampah
infeksius
5. Petugas memakai sepatu bout, masker,kacamata, gaun dan sarung tangan.
Petugas menutup dan membersihkan seluruh area tumpahan tersebut dengan
koran / tissue yang menyerap darah atau cairan tubuh, diamkan selama 5-10
menit kemudian petugas menuangkan chlorin 0,5% keatas permukaan
tissue/koran dan menutup kembali permukaan dengan tissue/koran.
6. Petugas mengangkat bekas tumpahan yang tertutup tissue/koran dengan cara
memutar tissue/koran tersebut dan membuang kekantong plastik sampah warna
kuning.
7. Petugas membersihkan dengan cairan deterjen untuk menghilangkan sisa
kotoran

5
8. Petugas membersihkan dengan pel
9. Petugas melepas semua APD.
10. APD bekas pakai dibuang ke kantong plastik sampah warna kuning, dan
diikat dengan kencang.
11. Setelah tindakan selesai, petugas melakukan kebersihan tangan dengan
6 langkah dan merapikan spill kit.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Check List Pemeriksaan Harian


2. Check List Pemeriksaan Bulanan
3. Lembar Observasi Pasien
4. Formulir Permintaan Ambulance

7
BAB V
PENUTUP

Demikianlah panduan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan Transfortasi


(Ambulans) pasien dalam rangka kesinambungan dan integrasi pelayanan di rumah
sakit Tk IV IM 07.01. Panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan
akan ditinjau kembali sesuai dengan tuntutan layanan dan standar Akreditasi
Rumah sakit .

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 15 April 2022
Kepala Rumah Sakit Tk IV IM 07.01,

dr. Arif Puguh Santoso, Sp.PD, M.Kes


Mayor Ckm NRP.
11030001780475

Anda mungkin juga menyukai