Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Halaman

COVER...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
SK PEMBERLAKUAN PANDUAN/ LEMBAR PENGESAHAN ......................... iii
BAB I DEFINISI ....................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP .................................................................................... 2
BAB III KEBIJAKAN .............................................................................................. 3
BAB IV TATA LAKSANA ...................................................................................... 4
A. Asesmen Kebutuhan Transportasi Pasien...................................................... 4
B. Transportasi Pasien Rawat Jalan ................................................................... 5
C. Transportasi Pasien Rawat Inap .................................................................... 5
BAB V DOKUMENTASI ......................................................................................... 6

PANDUAN TRANSPORTASI ii
BAB I
DEFINISI

1. Trasnportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat
lainnya dengan moda transportasi menggunakan alat transportasi atau kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin.
2. Trasnportasi pasien adalah suatu proses transfer/perpindahan pasien dari suatu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan alat/sarana transportasi. Perpindahan pasien dari
rumah sakit ke rumah sakit lain disebut transfer inter hospital atau rujukan , sedangkan
perpindahan pasien antar instalasi didalam rumah sakit disebut transfer intra hospital.
3. Alat transportasi adalah alat ynag digunakan dalam proses transportasi yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan yang diperlukan.
4. Ambulan adalah suatu alat transportasi khusus pasien yang digunakan untuk
memindahkan pasien dari rumah ke rumah sakit atau antar rumah sakit atau dari
rumah sakit ke rumah.
5. Ambulan transport adalah mobil ambulan yang bertujuan hanya sebagai alat
transportasi mengangkut pasien yang diperkirakan tidak akam timbul kegawatan
selama dalam perjalanan, tidak memerlukan perawatan dan peralatan khusus untuk
tindakan darurat menyelamatkan nyawa.
6. Ambulan emergensi / gawat darurat adalah mobil ambulan yang bertujuan disamping
sebagai alat transportasi mengangkut pasien yang diperkirakan dapat timbul
kegawatdaruratan selama dalam perjalanan, dilengkapi petugas kesehatan dan
peralatan untuk emergensi. Ambulan emergensi digunakan mengangkut pasien gawat
darurat pra rumah sakit atau pasien gawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi
kejadian ketempat tindakan definitive atau ke rumah sakit rujukan yang lebih mapan.
7. Transportasi umum adalah lendaran yang digunakan sebagai alat transportasi orang
yang tidak mempunyai kekhususan untu keperluan medis, seperti kendaraan pribadi
atau angkutan umum atau kendaraan roda dua.

PANDUAN TRANSPORTASI 1
BAB II
RUANG LINGKUP

Proses transportasi dapat terjadi pada pasien-pasien yang berasal dari instalasi
rawat jalan dan instalasi rawat inap rumah sakit atau untuk mengangkat pasien pra rumah
sakit atau pasien gawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ketempat
tindakan definitif atau kerumah sakit rujukan yang lebih mapan.
Alat transportasi yang digunakan dalam proses transportasi yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan pasien yang diperlukan, dapat menggukan transportasi umum
(kendaraan pribadi atau kendaraan umum) dan transportasi khusus (ambulan transport,
ambulan gawat darurat dan mobil operasioanl rumah sakit).
Ruang lingkup panduan transportasi di RS PKU Muhammadiyah Kebutuhan
Transportasi Pasien
1. Kriteria jenis transportasi pasien
2. Jenis-jenis alat tranpsortasi yang dapat digunakan pasien
a. Transportasi Pasien Rawat Jalan
b. Transportasi Pasien Rawat Inap

PANDUAN TRANSPORTASI 2
BAB III
KEBIJAKAN
a. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
b. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII /1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah sakit.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran
h. Permenkes RI No 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien
i. Buku standar akreditasi rumah sakit, yang diterbitkan oleh jendral bina upaya
kesehatan kementrian kesehatan RI dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS),tahun 2017
j. Statuta RS PKU Muhammadiyah Bima
k. Peraturan Ketenagakerjaan RS PKU Muhammadiyah Bima
l. SK PDM Nomor : 040/KEP/III.0/H/2015 tentang pengangkatan dr. H.
Muhamad Ali, Sp. PD,FINASIM sebagai Direktur RS PKU Muhammadiyah Bima

PANDUAN TRANSPORTASI 3
BAB IV
TATA LAKSANA

Transportasi pasien adalah suatu proses transfer/perpindahan pasien dari suatu


tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat transportasi. Perpindahan pasien dari
rumah sakit ke rumah sakit lain disebut transfer inter hospital, sedangkan perpindahan
pasien antar instalasi didalam rumah sakit disebut transfer intra hospital.
Proses transportasi dapat terjadi pada pasien-pasien yang berasal dari instalasi
rawat jalan dan instalasi rawat inap rumah sakit atau untuk mengangkut pasien pra rumah
sakit atau pasien gawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ketempat
tindakan definitif atau ke rumah sakit rujukan yang lebih mampu.
Penentuan jenis transportasi disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien
sehingga sebelum melakukan transportasi perlu dilakukan asesmen kebutuhan transportasi
pasien.

A. Asesmen Kebutuhan Transportasi Pasien


Asesmen kebutuhan transportasi dilakukan oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) atau dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan lain. Setelah
dilakukan asesmen maka ditentukan kebutuhan transportasi sesuai dengan kondisi
pasien.
1. Kriteria jenis transportasi pasien :
a. Pasien yang membutuhkan posisi yang nyaman (tirah baring), terdapat
gangguan keseimbangan, instabilitas postural atau dalam kondisi lain yang
tidak memungkinkan untuk pulang sendiri, tidak diperbolehkan manggunakan
kendaraan roda dua. Pasien harus menggunakan kendaraan roda empat serta
didampingi oleh keluarga.
b. Pasein-pasien yang dalam kmondisi stabil, tidak terdapat gangguan
keseimbangan diperbolehkan menggunakan kendaraan roda dua.
c. Pasein yang membutuhkan pendampingan tenaga medis disertai peralatan
medis yang memadai menggunakan ambulan.
d. Transportasi pasien yang lain akan dirujuk atau ditransfer ke rumah sakit /
penyedia pelayanan lain dilakukan menggunakan ambulance transport atau
ambulan gawat darurat sesuai dengan kondisi pasien.

PANDUAN TRANSPORTASI 4
e. Kebutuhan medikamentosa dan perbekalan lainnya di dalam kendaraan
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
2. Jenis-jenis Alat Transportasi yang dapat digunakan pasien :
a. Transportasi umum
1) Kendaran milik pribadi : sepeda motor, mobil, dll.
2) Kendaran angkutan umum : ojek, mikrolet, taksi, bus, dll.
b. Transportasi khusus
1) Ambulan transport
2) Ambulan emergensi / gawat darurat
Disiapkan sesuai kemampuan dan kapasitas rumah sakit dan bila tidak ada
tempat digunkan dari luar seperti ambulan 118.
3) Mobil operasional rumah sakit
Untuk kasus-kasus tertentu apabila mobil ambulan sedang dipakai untuk
merujuk pasien, transportasi pasien dapat menggunakan mobil operasional
rumah sakit apabila kondisi pasien memungkinkan.

B. Transportasi Pasien Rawat Jalan


1. Pasien-pasien yang datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan dapat
datang sendiri atau diantar keluarga dapat menggunakan transportasi umum
dengan menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua.
2. Setelah dilakukan pemeriksaan di polklinik / rawat jalan atau IGD (Instalasi Gawat
Darurat), sesuai dengan kondisi kebutuhan pasien ditentukan apakah pasien
ditransfer ke rawat inap (intra-hospital) atau dirujuk ke rumah sakit lain (inter-
hospital) atau diperbolehkan pulang.
3. Dalam melakukan rujukan ke rumah sakit lain (inter-hospital) maka DPJP atau
petugas kesehatan harus melakukan pengkajian kebutuhan transportasi pasien.
Proses pengkajian ini untuk menilai pasien dari poliklinik / rawat jalan atau IGD :
a. Dapat emnggunakan transportasi umum seperti roda empat atau roda dua,
perlu keluarga untuk mendampingi atau diperbolehkan pulang sendiri.
b. Menggunakan ambulan transport merujuk pasien ke rumah sakit lain untuk
mengangkut pasien yang diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama
dalam perjalanan, dilengkapi petugas kesehatan dan peralatan untuk
emergensi.

PANDUAN TRANSPORTASI 5
C. Transportasi Pasien Rawat Inap
1. Pasien yang akan dirujuk/ditransfer dari instalasi rawat inap rumah sakit untuk
dirujuk ke rumah sakit lain atau pasien yang sudah diperbolehkan pulang ke rumah
harus dilakukan pengkajian / asesmen kebutuhan transportasi sesuai kondisi
pasien.
2. Pasien yang akan ditransfer dari instalasi rawat inap dapat menggunakan alat
transportasi :
a. Ambulan gawat darurat
b. Ambulan transport
c. Mobil Operasional milik RS
3. Pasien yang sudah diperbolehkan pulang dengan kondisi perbaikan / sembuh dan
tidak memerlukan perawatan lagi dapat menggunakan transportasi kendaraan roda
empat ( mobil pribadi atau transpotasi umum ) atau kendaraan mobil operasional
RS.
4. Pasien yang pulang dengan kondisi yang belum stabil tetapi tetap menginginkan
untuk pulang ( pulang atas permintaan sendiri), rumah sakit dapat menyediakan
ambulan sebagai alat transportasi ke rumah dan kondisi pasien selanjutnya
menjadi tanggung jawab pada keluarga.
5. Pasien yang memerlukan rujukan ke rumah sakit lain dan diperkirakan tidak akan
timbul kegawatan selama dalam perjalanan, tidak memerlukan perawatan dan
peralatan khusus untuk tindakan darurat menyelamatkan nyawa dapat
menggunakan ambulan transport dari rumah sakit.
6. Pasien yang memerlukan rujukan ke rumah sakit lain dan diperkirakan dapat
timbul kegawatdaruratan selama dalam perjalanan, menggunakan ambulan
emergensi / gawat darurat yang dilengkapi petugas kesehatan dan peralatan untuk
emergensi.

BAB V
DOKUMENTASI

1. Selama proses pengkajian kebutuhan transportasi pasien dilakukan pencatatan di


berkas rekam medis pasien terintegrasi terkait dengan penggunaan transportasi yang
akan dilakukan.

PANDUAN TRANSPORTASI 6
2. Pasien yang dipulangkan ke rumah harus dilakukan pencatatan penjelasan yang
diberikan kepada pasien tentang hal-hal yang dibutuhkan pasien lebih lanjut.
3. Pada pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit lain, dilakukan dokumentasi sesuai
dengan surat rujukan pasein dan pencatatan yang memuat kondisi pasien selama
proses transportasi.
4. Pada pasien yang menggunakan ambulan gawat daruat, dokumentasi dilengkapi
formulir-formulir yang diisi oleh petugas terkait kegawatdaruratan pasien selama
dalam perjalanan.

PANDUAN TRANSPORTASI 7

Anda mungkin juga menyukai