Anda di halaman 1dari 19

PANACEA CLINIC

Komplek Mal Balikpapan Baru Blok AB 2 No. 17- 20,25 Balikpapan Baru
Kalimantan Timur 76114 Telp. (0542) 877898, Fax. (0542) 877641

KEPUTUSAN
DIREKTUR PANACEA CLINIC
NOMOR : 055/PC-DIR/SK/I/2019

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR PANACEA CLINIC

Menimbang : a. bahwa dalam pengelolaan dan pelayanan sediaan Farmasi,


BMHP dan alat kesehatan dilakukan oleh tenaga
kefarmasian yang kompeten;
b bahwa pelayanan kefarmasian perlu diatur dalam kebijakan
. pelayanan kefarmasian berdasarkan prinsip pelayanan
kefarmasian (pharmaceutical care) dan standar pelayanan
farmasi yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pemberian pelayanan kefarmasian di klinik;
bahwa kebijakan pelayanan kefarmasian menjadi acuan dan
c. pedoman dalam bekerja bagi seluruh petugas Apotek
khususnya dan unit terkait;
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b dan c
d perlu ditetapkan dengan surat keputusan Direktur.
.

Mengingat : 1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun


2009 tentang Narkotika.
2. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 tentang
Apotek
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
6. PMK No 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan
Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perijinan
Berusaha berbasis Risiko Sektor Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
34 Tahun 2021 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Klinik

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR PANACEA CLINIC


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
KEFARMASIAN
Kesatu : Kebijakan tentang Pelayanan Kefarmasian sebagaimana
tercantum dalam lampiran surat keputusan ini;
Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
Farmasi di panacea Clinic dilaksanakan oleh Direktur
Panacea Clinic.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : 02 Januari 2019

DIREKTUR PANACEA CLINIC


Erica Lukman

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR PANACEA


CLINIC
NOMOR : 055/PC-DIR/SK/I/2019
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN
KEFARMASIAN

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN

I. PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI


I.1 Penilaian :
a. Penilaian perbekalan farmasi berdasarkan pada jumlah pasien/kunjungan dan
pola penyakit di klinik.
b. Penilaian jenis perbekalan farmasi dilaksanakan seminimal mungkin terkait
dengan kesamaan jenis.
c. Penilaian jenis obat dapat dilakukan berdasarkan jenis obat pilihan (drug of
choice) dari penyakit yang prevelensinya tinggi.
d. Penilaian perbekalan farmasi terutama dilaksanakan oleh Apoteker dengan
persetujuan Direktur Panacea Clinic.
e. Penilaian kebutuhan perbekalan farmasi berdasarkan data order obat (DTO)
pada sistem billing apotek yang terjadwal setiap 2 minggu.
f. Penilaian kebutuhan dilakukan dengan sistem komputerisasi atau manual berupa
Data order obat dan Bon Permintaan Barang dari Poli atau ruangan.

I.2 Pengendalian :
Penyediaan obat/ABHP yang menjamin ketersediaan obat/ABHP diwujudkan
dalam kegiatan pengendalian obat/ABHP. Tujuan kegiatan pengendalian obat/ABHP
agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat/ABHP di Klinik.
Pengendalian obat/ABHP terdiri dari :
1) Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan dilakukan dengan cara dengan cara membuat Data Order
(DTO). Pemeriksaan obat/ABHP (stock opname) dimaksudkan untuk mengetahui
kecocokan antara kartu stok obat/ABHP dengan fisik obat/ABHP, yaitu jumlah setiap
jenis obat/ABHP. Pemeriksaan ini dilakukan setiap 1 bulan sekali.
Contoh DTO :
Perkiraan Stok
Penjualan Akhir Realisasi Ket
Total
Nama (Final Order
Penjualan Buffer Stock Order  
Obat/ Rencana Stock Stock)
No Kode ABHP 7 4 Pemesanan Minimum  
  barang   Hari hari
      (A) (B) (C) (D) (E)  (F) (G) (H)   (I)
30
AFAMED Cap/
1 AF02 CAPS 30 15 8 23 30 10 43 60 Box

Keterangan:
A = Total Penjualan 2 minggu
B = Perkiraan Penjualan 7 hari (A/2)
C = Pekiraan Penjualan 4 hari (B/2)
D = Rencana Pemesanan (B+C)
E = Stok minimum
F = Stok Akhir
G = Order (D+E-F)
H = Realisasi order (disesuaikan/dibulatkan sesuai satuan kemasan)
I = Satuan kemasan

2) Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat/ABHP.
3) Pengendalian Obat/ABHP Rusak dan Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat/ABHP rusak adalah untuk melindungi
pasien dari efek samping penggunaan obat/ABHP rusak/kadaluwarsa. Dalam
menangani obat/ABHP rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas apotek mengumpulkan obat/ABHP rusak di apotek setiap bulan.
2. Obat/ABHP yang rusak/kadaluwarsa dikeluarkan dari catatan sisa stok pada
Kartu Stok oleh petugas apotek dan dimutasi expired pada system billing
apotek.
3. Obat/ABHP/ABHP yang rusak/kadaluarsa disimpan di Box khusus.
4. Setiap 6 bulan dilakukan pemusnahan secara periodik.
5. Apoteker membuat berita acara pemusnahan (BAP) yang ditandatangani oleh
Direktur Klinik dan saksi dari instansi terkait.
6. Petugas apotek membuat laporan obat/ABHP rusak/kadaluwarsa kepada
Direktur Klinik, Dinas Kesehatan Kota/Provinsi dan BPOM.

I.3 Pengadaan :
a. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan ke Pedagang Besar Farmasi (PBF)
atau distributor yang resmi dan telah mendapatkan Izin dari Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur atau setempat
b. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan sesuai jadwal PBF dengan membuat
Surat Pesanan (SP)
c. Pengadaan obat-obat golongan narkotika di Apotek Panacea dilakukan melalui
Perusahaan Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma Balikpapan
d. Untuk memenuhi kebutuhan obat yang kosong atau tidak tersedia, dapat
dilakukan penggantian dengan zat aktif dan fungsi yang sama dan telah
mendapat persetujuan dari Direktur Panacea Clinic

I.4 Penerimaan :
a. Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh asisten apoteker yang
ditunjuk di bawah pengawasan Apoteker.
b. Semua perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa dan disesuaikan
dengan spesifikasi pada surat pesanan dan faktur.
c. Pemeriksaan perbekalan farmasi yang diterima meliputi:
1) Jenis dan nama perbekalan farmasi
2) Jumlah perbekalan farmasi
3) Kondisi fisik perbekalan farmasi
4) Tanggal kadaluarsa perbekalan farmasi
5) Nomor Batch pada kemasan

I.5 Penyimpanan :
a. Perbekalan Farmasi harus disimpan di tempat yang dapat menjamin terhindar
dari gangguan fisik dan dapat menjaga mutu obat selama penyimpanan.
b. Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan oleh petugas apotek, perawat,
petugas radiologi, petugas fisioterapi dan petugas laboratorium di unit kerja
masing-masing.
c. Penyusunan perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan
alfabetis dengan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First in First
Out(FIFO)
d. Obat LASA (Look Alike Sound Alike) disimpan terpisah atau tidak saling
berdekatan dengan obat LASA lainnya yang sama jenisnya atau sama ucapannya
dan disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan.
e. Tanda obat LASA adalah sebagai berikut :

f. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika sesuai dengan peraturan. Obat


narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari yang mempunyai kunci
ganda dan setiap pengeluaran harus diketahui oleh apoteker penanggung jawab
dan tercatat di kartu stok.
g. Produk nutrisi parenteral yang sudah melalui proses pencampuran atau
pengemasan ulang disimpan di dalam wadah dengan suhu penyimpanan yang
dapat menjamin stabilitas produk.
h. Obat dengan kategori high alert disimpan terpisah dari obat lain selain obat high
alert dan diberi label merah.
i. Tanda Obat High Alert sebagai berikut :
j. Obat emergency disimpan dalam KIT emergency.
k. Perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, dan cahaya
disimpan pada suhu dan tempat yang sesuai.
l. Penyimpanan harus sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan untuk
menjamin mutu, menghindar dari penggunaan yang tidak bertanggung jawab,
menjaga ketersediaan dan mudah dalam pencarian dan pengawasan.
m. Seluruh perbekalan farmasi yang disimpan harus dilakukan pemantauan
penyimpanannya secara berkala untuk memastikan obat disimpan secara benar.
n. Pemantauan kondisi suhu dan kelembapan dicacat secara harian pada form yang
tersedia untuk menjamin stabilitas produk perbekalan farmasi
o. Perbekalan farmasi dapat ditarik bila diperlukan karena alasan tertentu.

I.6 Penyiapan dan Pengemasan


a. Perbekalan farmasi yang akan diberikan kepada seluruh pasien dikemas dan
diberi label etiket obat sesuai dengan instruksi dokter yang tertera pada resep
dengan memperhatikan jenis dan stabilitas obat.
b. Penyiapan dan pengemasan perbekalan farmasi dilakukan oleh petugas farmasi
yang diberi kewenangan oleh Apoteker.

I.7 Pendistribusian :
a. Distribusi obat dilakukan secara tersentralisasi di Apotek Panacea untuk
pasien rawat jalan dan rawat inap.
b. Pendistribusian perbekalan farmasi di klinik terdiri atas:
1) Distribusi untuk pasien rawat jalan
a) Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dilakukan
berdasarkan resep dan penjualan bebas untuk obat tertentu.
b) Penyerahan perbekalan farmasi rawat jalan dilakukan oleh
apoteker atau asisten apoteker yang diberi wewenang.
c) Penyerahan perbekalan farmasi pasien rawat jalan dilakukan
dengan memberikan informasi obat kepada pasien.
2) Distribusi untuk pasien rawat inap
Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap
dilakukan dengan system kombinasi resep individual dan persediaan
ruang minimal. Penyerahan perbekalan farmasi rawat inap dilakukan
oleh apoteker atau petugas yang diberi wewenang.
c. Penyerahan
Pada saat di distribusikan, petugas yang melakukan serah
terima memeriksa kesesuaian pengeluaran perbekalan farmasi baik dari
jumlah, jenis, dan kondisi fisik, kemudian di ruangan disimpan sesuai
dengan stabilitas perbekalan farmasi. Petugas yang menyerahkan
perbekalan farmasi adalah apoteker atau tenaga teknik kefarmasian yang
kompeten sesuai dengan kredensialnya.

d. Bentuk Distribusi
1) Distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan rawat inap
dilakukan dalam bentuk paling siap digunakan untuk diberikan pada
pasien.
2) Bentuk paling siap digunakan adalah seluruh perbekalan farmasi yang
diberikan sudah dikemas, diberi label mulai dari identitas pasien yaitu
nama pasien, nama obat, dosis, jumlah dan cara pakai.
3) Waktu pelayanan obat yang ditetapkan adalah obat jadi <30 menit,
sedangkan obat racikan < 60 menit. Waktu tersebut dihitung setelah
waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan pasien
menerima obat.
4) Untuk resep pasien rawat jalan, dilakukan proses telaah resep terlebih
dahulu oleh apoteker sebelum dilaksanakan pelayanan resep
selanjutnya.
5) Untuk resep rawat inap, petugas farmasi menerima resep obat dari
perawat sesuai dengan instruksi dokter, kemudian obat diserahkan
kepada petugas yang ada di ruang perawatan.

I.8 Pemusnahan :
a. Pengelolaan perbekalan farmasi rusak dan kadaluarsa berada di bawah
pengawasan Apoteker Pengelola Apotek dan dikoordinasikan dengan Direktur
agar tidak disalah gunakan. Pemusnahan perbekalan farmasi yang rusak dan
kadaluarsa tersebut disaksikan oleh Dinas Kesehatan dan dilaporkan kemudian
dibuatkan berita acara pemusnahan.
b. Untuk obat-obat narkotika dan psikotopika, apabila rusak atau kadaluarsa,
kegiatan pemusnahannya harus disaksikan oleh petugas Dinas Kesehatan dan
petugas dari BPOM setempat.
c. Proses Pemusnahan dapat dilakukan secara mandiri di Panacea Clinic atau secara
kolektif dengan Fasilitas kesehatan lain
d. Pembuangan limbah perbekalan farmasi dan kadaluarsa diserahterimakan kepada
Pihak yang berwenang dalam menangani pembuangan limbah
e. Resep dimusnahkan setelah disimpan selama 5 tahun oleh Apotek dengan
disaksikan oleh Kepada Divisi Medis dan Asisten Apoteker dan dilaporkan
Berita Acara Pemusnahannya kepada Direktur Panacea Clinic.

I.9 Pengawasan Kuantitas Perbekalan Farmasi


Seluruh perbekalan farmasi yang ada di Panacea Clinic baik di Apotek, Gudang
Apotek, ruang perawatan maupun penunjang medis lainnya harus diawasi dengan cara
stok opname.
Jadwal stok opname menggunakan jadwal yang telah ditetapkan yaitu rutin setiap
bulan dengan pembagian personil yang sudah ditetapkan dan diputuskan oleh
Apoteker Pengelola Apotek.
Untuk pengawasan dalam obat expired date yang di temukan saat pelaksanaan
stok opname maka ditetapkan larangan penggunaan obat kadaluarsa sesuai dengan
keputusan direktur panacea clinic. Adapun Obat yang sudah kadaluarsa tidak lagi
dapat digunakan karena :
1. Efektifitas obat berkurang
Hal ini penting untuk diketahui mengingat penggunaan antibiotik yang sudah
kadaluarsa dapat menimbulkan resisten mikroba. Resisten mikroba berdampak
terhadap mahalnya biaya pengobatan.
2. Obat dapat berubah menjadi toksis selama penyimpanan.
beberapa obat dapat terurai menjadi substansi-substansi yang toksik. Sebagai
contoh : Tetrasiklin dari serbuk warna kuning dapat berubah menjadi warna coklat
yang toksik.
Dan upaya untuk meminimalkan adanya obat kadaluarsa dengan system First
Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO)

I.10 Evaluasi Penggunaan Obat


a. Evaluasi Terapi Pengobatan Pasien
b. Evaluasi Formularium Panacea Clinic
Pengajuan obat baru dari petugas penulis resep diterima secara tertulis dan
disampaikan kepada Petugas Farmasi.
c. Kriteria Obat Masuk Formularium
1) Untuk satu golongan obat ditetapkan satu generik, satu paten, dan
maksimal lima ”me too”.
2) Kejadian efek samping obat dan KTD jarang atau bahkan tidak pernah
terjadi.
3) Mutu obat terjamin termasuk stabilitas dan efektifitas.
4) Praktis dalam penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan.
5) Banyak digunakan dalam pelayanan pasien
6) Tidak pernah mengalami kosong pabrik atau distributor.
d. Kriteria Obat Dikeluarkan Dari Formularium
1) Obat sering menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
2) KTD terkait obat tersebut sering terjadi
3) Obat banyak dikeluhkan user karena mutu obatnya kurang baik.
4) Obat sering mengalami kekosongan distributor atau pabrik.
5) Obat jarang digunakan (slow moving) sampai lebih dari tiga bulan.
6) Obat karena terlalu jarang digunakan, hingga sampai waktu kadaluarsa nya
(hampir) tidak pernah ada pemakaian.

e. Penerapan Penggunaan Formularium


Dalam upaya menertibkan penggunaan obat, Panacea Clinic menerapkan
penggunaan obat yang mengacu kepada Formularium yang harus dipatuhi
oleh semua jajaran medis sehingga pengendalian dan pengawasan
penggunaan obat secara menyeluruh oleh Petugas Apotek.

II. PELAYANAN KEFARMASIAN


Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian maka diatur kebijakan sebagai
berikut :
II.1 Pengkajian resep
Setiap resep yang diterima untuk dilayani harus dikaji terlebih dahulu oleh
Apoteker dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang kompeten yang dapat melakukan
konfirmasi dengan dokter penulis resep bila ditemukan persyaratan resep tidak tepat
atau ketidakjelasan tetap dalam pengawasan Apoteker.
Aspek yang ditelaah dalam pengkajian resep meliputi :
a. Persyaratan administrasi
1. Tanggal Resep
2. Nama Pasien
3. Nomor Rekam Medis
4. Tanggal Lahir
5. Berat Badan
6. Nama Dokter
7. Tanda Tangan Dokter
b. Persyaratan farmasetika
1. Nama Obat
2. Dosis
3. Bentuk Sediaan
4. Jumlah
5. Aturan Pakai
6. Cara Pakai
c. Persyaratan klinis
1. Kontraindikasi
2. Interaksi obat
3. Alergi
4. Duplikasi
II.2 Dispensing Obat
Seluruh resep yang masuk ke apotek akan dilayani seluruhnya sesuai dengan
prosedur mulai dari pencampuran, peracikan, pengemasan sampai penyerahan
kepada pasien oleh seluruh petugas farmasi sesuai dengan wewenangnya masing-
masing.

II.3 Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat


Seluruh perbekalan farmasi terutama obat di Panacea Clinic dipantau
penggunaannya untuk keamanan dan keselamatan pasien serta dilaporkan kepada
Apoteker jika ada efek samping obat untuk ditindaklanjuti.

II.4 Pelayanan Informasi Obat


PIO dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker dibawah bimbingan
Apoteker yang ditunjuk memberikan pelayanan PIO.

II.5 Konseling / Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)


Konseling / KIE dilakukan secara selektif maupun sewaktu oleh Apoteker
yang ditunjuk dengan menggunakan literatur farmasi jika diperlukan sesuai
dengan kewenangannya.
Adapun Kriteria pasien yang diberikan konseling dan KIE adalah :
1. Pasien dengan penyakit kronik.
2. Pasien yang mendapatkan obat lebih dari lima komponen (polifarmasi).
3. Pasien yang mendapatkan obat indeks terapi sempit.
4. Pasien yang mendapatkan variasi rute pemberian dan aturan pakai.
III. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGGUNAAN NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA
1. Penyaluran Narkotik, psikotropika hanya dapat berdasarkan evaluasi penggunaan
setiap 2 minggu berdasarkan data order obat dari stok apotek
2. Pengawasan atas kesesuaian diagnosis dengan terapi penggunaan psikotropika dan
narkotika
3. Identifikasi pasien penerima resep narkotika dan psikotropika dan verifikasi saat
penyerahan obat
4. Pengendalian obat narkotika dan psikotropika melalui tertib administrasi
5. Resep narkotika dan psikotropika diberi penandaan khusus berupa garis merah di
bawah nama obat narkotika dan psikotropika
6. Petugas Apotek hanya dapat menyerahkan narkotika dan psikotropika berdasarkan
resep dokter
7. Penyerahan obat narkotika dan psikotropika kepada pasien harus dilakukan oleh
petugas farmasi khususnya Apoteker
8. Pengendalian masuk dan keluar obat narkotika dan psikotropika menggunakan
kartu stok

Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : 02 Januari 2019
DIREKTUR PANACEA CLINIC

Erica Lukman
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK PANACEA
Nomor : 055/PC-DIR/SK/I/2019
Tanggal : 02 Januari 2023
Tentang : DAFTAR OBAT LASA

DAFTAR OBAT LASA (Look Alike Sound Alike)/NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
Mirip)

Daftar Obat LASA

Tabel 1. Daftar contoh Obat Look alike (Bentuk/rupa mirip)

No NAMA OBAT
1 Acyclovir 200mg Acyclovir 400mg
2 Allopurinol 100mg Allopurinol 300mg
3 Amaryl M1/250 Amaryl M2/500
4 Amlodipine 5mg Amlodipine 10mg
5 Amoxicillin 250mg Amoxicillin 500mg
6 Amoxsan 250mg Amoxsan 500mg
7 Amoxsan dry syrup Amoxsan forte dry syrup
8 Apialys syrup Apialys drop
9 Apolar cr Apolar N cr
10 Apolar cr Apolar N cr
11 Ardium 500 Ardium 1000
12 Asthin force 4mg Asthin force 12mg
13 Atorvastatin 10mg Atorvastatin 20mg
14 Azitromycin 250mg Azitromycin 500mg
15 Barole 10 mg Barole 20 mg
16 Becom C Becom Zet
17 Benoson cr Benoson N cr
18 Benoson N Benoson G
19 Betason N Benoson N
20 Borraginol N Cream Borraginol S Cream
21 Borraginol N Cream Borraginol S Cream
22 Borraginol N Suppo Borraginol N Suppo
23 Borraginol S Suppo Borraginol N Suppo
24 Buscopan Buscopan plus
25 Canderin 8mg Canderin 16mg
26 Candesartan 8mg Candesartan 16mg
27 Captopril 12,5mg Captopril 25mg, 50mg
28 Cataflam 25mg Cataflam 50mg, D50mg
29 Cedocard 5 mg Cedocard 10 mg
30 Cefat dry syrup Cefat forte dry syrup
31 Cefixime 100mg Cefixime 200mg
32 Cendo eyefresh Cendo cenfresh
33 Cinolon cr Cinolon N cr
34 Clindamycin 150mg Clindamycin 300mg
35 Codein 10mg Codein 20mg
36 Codipront syrup Codipront cum exp syrup
37 Concor 2,5mg Concor 5mg/ Concor Am 5/5
38 Crestor 5mg Crestor 10mg, 20mg
39 Dilavask 5 mg Dilavask 10 mg
40 Dumin Rectal 125 mg Dumin Rectal 250 mg
41 Eflagen 25mg Eflagen 50mg
42 Erythromycin 250mg Erythromycin 500mg
43 Esilgan 1mg Esilgan 2mg
44 Euthtyrox 50 Euthyrox 100
45 Fenofibrate 100 mg Fenofibrate 300 mg
46 Festaric 40 mg Festaric 80 mg
47 Flamar 25 mg Flamar 50 mg
48 Flamicort Injeksi 10 gr Flamicort Injeksi 40 gr
49 Forbettes 500 mg Forbettes 850 mg
50 Gentamisin Salep Mata Gentamisin Tetes Mata
51 Glimepiride 1 mg Glimepiride 2 mg
52 Glimepiride 3 mg Glimepiride 4 mg
53 Glucophage XR 1000 Glucophage XR 500
54 Glucovance 500/2,5 mg Glucovance 500/5
55 Harnal D 0,2 Harnal ocas 0,4
56 Hid 1000 mg Hid 5000 mg
57 Ibuprofen 200 mg Ibuprofen 400 mg
58 Iliadin nasal drop Iliadin nasal spray
Imboost force extra strength/ Imboost
59 Imboost force Tablet
60 Isoric 100 mg Isoric 300 mg
61 Jardiance 10 mg Jardiance 25 mg
62 Kalnex 250 mg Kalnex 500 mg
63 Kanamycin 1 gr Kanamycin 2 gr
64 Kloderma Gel 0,05% Kloderma Cream 0,05%
65 L Bio Sachet L Bio Capsul
66 Lameson 4mg Lameson 8 mg
67 Lipitor 10 mg Lipitor 20 mg
68 Marimer Hypertonic Nasal Spray Marimer Isotonic Nasal Spray
69 Mefinal 250 mg Mefinal 500 mg
70 Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg
71 Memucil 200 mg Memucil 600 mg
72 Metformin 500 mg Metformin 850 mg
73 Methylprednisolon 4 mg Methylprednisolon 8 mg
74 Mucera forte syrup Mucera drop
75 Natrium diklofenak 25 mg Natrium diklofenak 50 mg
76 Nebacetin Ointment Nebacetin Powder
77 Neurobion Neurobion forte
78 Nexium 20 mg Nexium 40 mg
79 Norvask 5 mg Norvask 10 mg
80 Ondansentron 4 mg Ondansentron 8 mg
81 Ondansentron 4 mg Injeksi Ondansentron 8 mg
82 Opicef syrup Opicef forte syrup
83 Opiprol 2,5 mg Opiprol 5 mg
84 Orinox 60 mg Orinox 90 mg
85 Orvast 10 mg Orvast 20 mg
86 Oste Oste forte
87 Oxyetetracyclin Salep Kulit 3% Oxytetracyclin Salep Mata 1%
88 Pariet 10 mg Pariet 20 mg
89 Piroxicam 10 mg Piroxicam 20 mg
90 Propanolol 10 mg Propanolol 40 mg
91 Proris syrup Proris forte syrup
92 Reco eye drop Reco ear drop
93 Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg
94 Sanmol 500 mg Sanmol Forte 600 mg
95 Sanmol syrup Sanmol drop
96 Sanmol Tablet Sanmol Forte
97 Sanprima Sanprima forte
98 Santa E 200 Santa E 400
99 Scabimite 10 g Scabimite 30 gr
10
0 Simvastatin 10mg Simvastatin 20mg
10
1 Stator 10 mg Stator 40 mg
10
2 Telfas HD Telfas OD
10
3 Tempra syrup Tempra forte syrup
10
4 Tensivask 5 mg Tensivask 10 mg
10
5 Theravask 5 mg Theravask 10 mg
10
6 Thyrozol 5 mg Thyrozol 10mg
10
7 Trajenta 5 mg Trajenta duo 2,5/1000 mg
10
8 Twynsta 40/5 Twynsta 80/5
10
9 Unalium 5 mg Unalium 10 mg
11
0 Ventolin nebu Ventolin inhaler
11
1 Vometa syrup Vometa drop
11
2 Zanidip 10 mg Zanidip 20 mg
11
3 Zithromax 500 mg Zithromax 250 mg
Tabel 2. Daftar Contoh Obat Sound alike (Suara Mirip)
No Nama Obat Nama Persamaan Obat
1 BISOprolol PROPAnolol
2 Cendo EYEfresh Cendo CENfresh
3 ceTIRGI ceTIRIZINE
4 CLINDAmycin LINCOmycin
5 dextaMINE dextaFEN
6 eloCON eloPRO
7 EPINEPrine EPHEDrine
8 fentaNYL etaNYL
9 folaMIL folaVIT
10 gliMEPIRIDE gliBENKLAMIDE
11 glucoVANCE glucoPHAGE
12 hyPERIL hyPOFIL
13 inBION inTERZOL
14 inCIDAL-OD inCLARIN
15 inerSON interCON
16 inTRIZIN inTIFEN
17 ITRACOnazole 500 mg KETOCONAzole 200 mg
18 LApraz INHIpraz
19 mefiNTER mefiNAL
20 MICONAzole 10 gr KETOCONAzole 10 gr
21 myoNAL myoNEP
22 NaSONEX naSACORT
23 neuroBION neuroSANBE
24 opiCEF 500 opiPENTIN
25 opiMOX opiCORT
26 opiPROL opiMOX
27 osTE osFIT
28 osTEONATE osTETRIL
29 proSOGAN proTB
30 proVELYN proLIVER
31 simFIX 100 mg simLEV 500 mg
32 TENSIvask THERAvask
33 TRIclofem Cyclofem
34 uriSPAS uriNTER

Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : 01 Januari 2023
DIREKTUR PANACEA CLINIC

Erica Lukman
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK PANACEA
Nomor : 055/PC-DIR/SK/I/2019

Tanggal : 02 Januari 2023

Tentang : DAFTAR OBAT HIGH ALERT

DAFTAR CONTOH OBAT HIGH ALERT

NO KELAS TERAPI NAMA GENERIK BENTUK NAMA DAGANG KEKUATAN KETERANGAN


SEDIAAN

1 Anastesi Propofol Injeksi n/a 10 mg / ml Inklusi

Midazolam Injeksi Sedacum 5mg /5 ml Inklusi

Levobupivacaine Injeksi Levica 50 mg / 10 ml Inklusi

2 Agonis Epinephrin Injeksi n/a 1 mg / ml Inklusi


Adnergik, Anti
Aritma Lidocain Injeksi Lidodex 5% 20 mg / ml Inklusi

Lidocain 2%

Lidocain - Epineprin Injeksi Pehacain 20 mg/ml, Inklusi


0.0125mg/ml
Lidocain Compositum

3 Trombolitik / Silostazol Tablet Pletaal 50 mg Inklusi


Fibrinolitik
Clopidogrel Tablet Plavix 75 mg Inklusi

Plavesco 75 mg Inklusi

4 Anti Diabetes Glibenklamid Tablet n/a 5 mg Inklusi


Oral

Gliklazid Tablet Diamicron MR 60 mg Inklusi

Glikuidon Tablet n/a 30 mg Inklusi

Glimepirid Tablet n/a 1 mg, 2 mg, 3 Inklusi


mg, 4 mg

Metformin+ Tablet Amaryl M1/250 2/500 mg Inklusi

Glimepiride Amaryl M2/500 1/500 mg


Lapigim 2/500

5 Insulin Analog Insulin Injeksi Lantus Solostar inj 100 UI/ml Inklusi
(Long acting)

Injeksi Ozempic inj 100 UI/ml Inklusi

Injeksi Victoza Inj 6 mg/ml Inklusi

Injeksi Sansulin Log G inj 100 UI/ml Inklusi

Analog Insulin (Mix Injeksi Novomix Flexpen inj 100 UI/ml Inklusi
insulin)

Injeksi Ryzodeg inj 100 UI/ml Inklusi

6 Obat Narkotika Fentanil Injeksi Etanyl 2 ml Inklusi

Codein Tab Codein 10 mg, 20 mg Inklusi

Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : 02 Januari 2023
DIREKTUR PANACEA CLINIC

Erica Lukman

Anda mungkin juga menyukai