0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas prosedur pelayanan konseling obat oleh apoteker di klinik kesehatan. Konseling obat dapat dilakukan untuk pasien yang dirujuk dokter, atas permintaan pasien, atau jika apoteker mendeteksi kriteria pasien yang membutuhkan konseling. Prosedurnya meliputi persiapan ruang konsultasi, penyampaian informasi penggunaan obat, dokumentasi, dan pemahaman pasien.
Dokumen ini membahas prosedur pelayanan konseling obat oleh apoteker di klinik kesehatan. Konseling obat dapat dilakukan untuk pasien yang dirujuk dokter, atas permintaan pasien, atau jika apoteker mendeteksi kriteria pasien yang membutuhkan konseling. Prosedurnya meliputi persiapan ruang konsultasi, penyampaian informasi penggunaan obat, dokumentasi, dan pemahaman pasien.
Dokumen ini membahas prosedur pelayanan konseling obat oleh apoteker di klinik kesehatan. Konseling obat dapat dilakukan untuk pasien yang dirujuk dokter, atas permintaan pasien, atau jika apoteker mendeteksi kriteria pasien yang membutuhkan konseling. Prosedurnya meliputi persiapan ruang konsultasi, penyampaian informasi penggunaan obat, dokumentasi, dan pemahaman pasien.
No. Revisi : 01 Tanggal Terbit : 19 Agustus 2022 PT. ALINKA SOP Halaman : 1/3 HEALTH CARE
PANACEA CLINIC Dr. Erica Lukman
Pengertian Pelayanan konseling obat adalah prosedur memberikan konseling
obat kepada pasien yang dilakukan oleh apoteker. Konseling dapat dilakukan kepada pasien yang mendapat rujukan konseling obat dari dokter, atas permintaan pasien sendiri atau apoteker mendeteksi adanya kriteria untuk pasien mendapat konseling obat.
Kriteria pasien yang dilakukan konseling yaitu :
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati/ ginjal, Ibu Hamil dan menyusui) 2. Pasien dengan terapi jangka Panjang / penyakit kronis (TB, DM, AIDS, Epilepsi) 3. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (kortikosteroid dengan tapering off) 4. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin, teofilin) 5. Pasien dengan poli farmasi 6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Apoteker melayani konseling obat. Kebijakan Keputusan Direktur Panacea Clinic Nomor : 055/PC-DIR/SK/I/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi Di Panacea Clinic
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefamasian di Apotek.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2021 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik
Prosedur Konseling Obat Berasal dari Rujukan Dokter
1. Apoteker melayani konseling obat terhadap pasien yang menerima surat rujukan konsultasi obat dari Dokter yang diserahkan oleh pasien. 2. Apoteker menyiapkan ruang konsultasi 3. Apoteker menyampaikan konseling penggunaan obat kepada pasien. 4. Apoteker membuat Dokumentasi Konseling 5. Apoteker memastikan pasien memahami penyampaian konseling 6. Apoteker meminta pasien untuk menandatangani formulir Dokumentasi Konseling
Konseling Obat Berasal dari Permintaan Pasien
1. Pasien meminta konsultasi obat kepada Apoteker. 2. Apoteker menyiapkan ruang konsultasi 3. Apoteker melakukan konseling penggunaan obat kepada pasien. 4. Apoteker membuat Dokumentasi Konseling 5. Apoteker memastikan pasien memahami penyampaian konseling 6. Apoteker meminta pasien untuk menandatangani formulir Dokumentasi Konseling. Konseling Obat Berasal dari Identifikasi Kriteria dari Apoteker 1. Apoteker mengindentifikasi ada kriteria pasien yang memerlukan konseling obat. 2. Apoteker menyiapkan ruang konsultasi 3. Apoteker melakukan konseling penggunaan obat kepada pasien. 4. Apoteker membuat Dokumentasi Konseling 5. Apoteker memastikan pasien memahami penyampaian konseling 6. Apoteker meminta pasien untuk menandatangani formulir Dokumentasi Konseling. Unit terkait 1. Pelayanan dan Penunjang 2. Apoteker
Diagram Alir Apoteker meminta tanda tangan pasien pada formulir informasi dan konseling Obat