Anda di halaman 1dari 11

KOP SURAT

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR KLINIK UTAMA DORA MEDIKA
NOMOR : …../SK/………………./I/2023

TENTANG
PELAYANAN INSTALASI FARMASI
DI KLINIK UTAMA DORA MEDIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PIMPINAN KLINIK UTAMA DORA MEDIKA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan


kefarmasian di Klinik yang berorientasi kepada
pasien diperlukan suatu standar yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelayanan
kefarmasian;
b. bahwa sehubungan dengan poin a tersebut di atas
perlu menetapkan keputusan Direktur Klinik
Utama Dora Medika tentang Pelayanan Farmasi
Klinik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang


Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5044);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 322);
5. Peraturan Kemenkes Nomor 75 Tahun 2014
tentang Klinik;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 189/Menkes/SK/III/2006
tentang Kebijakan Obat Nasional;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 922 tahun 2008 tentang Obat dan
Perbekalan Kesehatan;
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK TENTANG


PELAYANAN FARMASI DI KLINIK UTAMA DORA
MEDIKA.

KESATU : Pelayanan farmasi di Klinik Utama Dora Medika


sebagaimana tersebut tercantum dalam lampiran ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan atau perubahan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Karawang
Pada Tanggal :
DIREKTUR KLINIK UTAMA DORA
MEDIKA,

DORA APRIANI
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN
KEPALA KLINIK UTAMA
DORA MEDIKA
NOMOR : …../SK/KLINIK-
……/…../2023
TENTANG : PELAYANAN
FARMASI KLINIK UTAMA
DORA MEDIKA

PELAYANAN FARMASI KLINIK UTAMA DORA MEDIKA

A. Jam Buka Pelayanan Farmasi


Untuk Pelayanan Kefarmasian dilakukan setiap hari 24 Jam.

B. Pelayanan Obat 24 Jam


1. Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan
benar serta efektif dan efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan
obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan perencanaan
dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi,
pencatatan dan pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan
obat.
Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien pada instalasi gawat darurat 24 Jam terbatas
2. Tujuan dilaksanakannya pelayanan obat 24 jam di Klinik Utama
Dora Medika adalah agar :
a. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien UGD 24 jam terbatas
dan pasien dapat terlayani secara optimal selama 24 jam.
b. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam
melaksanakan pelayanan obat 24 Jam.
3. Pelayanan obat 24 jam di Klinik Utama Dora Medika dilaksanakan
oleh perawat atau bidan yang pada saat pelayanan sedang
melaksanakan tugas piket jaga. Dalam pelaksanaannya perawat atau
bidan piket jaga harus: Menulis obat yang dikeluarkan dari apotek
pada resep pasien. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
a. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik
resep.
b. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara
penggunaan dan efek samping obat.
c. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
d. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di apotek.
4. Analisis dan evaluasi dilakukan oleh petugas pengelola obat untuk
menentukan obat – obat yang harus disediakan pada pelayanan obat
24 jam dan memastikan keamanan obat di apotek.

C. Petugas Yang Berhak Memberi Resep


1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Klinik Utama
Dora Medika dilaksanakan oleh dokter sesuai kompetensinya dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter di Klinik Utama Dora Medika.
2. Apabila dokter tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang
pengobatan karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat dll), maka
tugas pengobatan dan pemberian resep didelegasikan kepada petugas
pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
tentang farmasi, yaitu perawat/bidan yang bertugas pada hari itu.
3. Petugas yang berhak memberikan resep di apotek adalah petugas
yang memiliki kompetensi di bidang farmasi, yaitu:
a. Apoteker.
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada.

D. Petugas yang Berhak Memberi Obat


Penyediaan obat dan pengelolaan obat di Klinik Utama Dora Medika
dilaksanakan oleh :
1. Apoteker sesuai kompetensinya.
2. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya, apabila tenaga Apoteker tidak
ada.
3. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki
pengetahuan dan pengalaman di bidang farmasi, yaitu:
Perawat/Bidan.
Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan
penyedian obat tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus
mengikuti pelatihan khusus yang diberikan oleh Dinas kesehatan
Kabupaten Karawang untuk melaksanakan tugas manajemen
kefarmasian.

E. Petugas yang Diberi Kewenangan Dalam Penyediaan Obat Yang


Memenuhi Persyaratan dan sudah Mengikuti pelatihan Khusus
1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di Klinik Utama Dora
Medika dilaksanakan oleh Dokter sesuai kompetensinya dengan
persyaratan sebagai berikut :
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi.
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter di Klinik Utama Dora Medika.
2. Apabila dokter tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang
pengobatan karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas
pengobatan dan pemberian resep didelegasikan kepada petugas
pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
tentang farmasi, yaitu perawat /bidan yang bertugas pada hari itu.
3. Petugas yang berhak memberikan resep di apotek adalah petugas yang
memiliki Kompetensi dibidang farmasi, yaitu :
a. Apoteker.
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada.

F. Peresepan
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari
dokter dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di
Klink Utama Dora Medika untuk menyediakan atau membuatkan
obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan sarana
komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien
(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses
pengobatan. Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus rasional.
b. Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
✓ Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya
✓ Tepat indikasi penyakit.
✓ Tepat pemilihan obat.
✓ Tepat dosis.
✓ Tepat cara pemberian obat.
✓ Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang
sudah digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa
latin tidak mengalami perubahan (statis), sehingga resep obat yang
ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
c. Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep
untuk pasien rawat jalan di Klinik Utama Dora Medika harus
tercantum:
✓ Tanggal penulisan resep.
✓ Nama pasien.
✓ Umur pasien.
✓ Alamat pasien.
✓ Diagnosis penyakit.
✓ Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
✓ Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
✓ Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral
pada kolom suntikan.
✓ Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
✓ Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum.
✓ Kode pasien Umum, JKN.
d. Pengkajian dan pelayanan Resep.
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis.
Persyaratan administrasi meliputi:
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2. Nama, dan paraf dokter.
3. Tanggal resep.
4. Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:


1. Bentuk dan kekuatan sediaan.
2. Dosis dan jumlah Obat.
3. Stabilitas dan ketersediaan.
4. Aturan dan cara penggunaan.
5. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

Persyaratan klinis meliputi:


1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
2. Duplikasi pengobatan.
3. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
e. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memahami isi
resep dan memperhatikan :
1. Nama Obat.
2. Jenis dan bentuk sediaan obat.
3. Nama dan umur pasien.
4. Dosis.
5. Cara Pemakaian dan Aturan Pemberian.
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas.
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia.
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya.
9. Untuk sediaan obat racikan, langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Menghitung kesesuaian dosis.
2. Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai
dengan kebutuhan.
3. Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu
digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar,
digerus sampai homogen.
4. Membagi dan membungkus obat dengan merata.
5. Tidak mencampur antibiotika di dalam sediaan puyer
6. Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.
7. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat sesuai
dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan dapat
dibaca.
8. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan
pada resep, lalu memasukkan obat ke dalam wadah yang
sesuai agar terjaga mutunya.

f. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter atau praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah, dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep.
2. Memanggil dan memastikan nama pasien, umur dan alamat
pasien.
3. Menyerahkan obat disertai pemberian Informasi obat melalui
loket penyerahan obat.
a. Penerima obat adalah pasien atau keluarga
pasien.
b. Pemberian informasi tentang cara pemakaian,
aturan pakai dan efek samping obat kepada
pasien atau keluarga pasien.
4. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan
obat.
5. Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman,
terlindung dari paparan langsung sinar matahari dan jauh
dari jangkauan anak-anak.

G. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,
jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan
lainnya dan pasien. Tujuan dilaksanakannya Pelayanan Informasi Obat
adalah untuk menyediakan Informasi mengenai obat kepada tenaga
Kesehatan lain di lingkungan pskesmas, pasien, dan masyarakat,
menyediakan Informasi untuk membuat kebijakan terkait obat, serta
menunjang penggunaan obat yang rasional.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Menyediakan dan memasang spanduk, poster, booklet, leaflet yang
berisi informasi obat pada tempat yang mudah dilihat oleh pasien
2. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, langsung atau
tidak langsung. dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis
dan bijaksana melalui penelusuran literatur secara sistematis
untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.
3. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
secara sistematis.

H. Konseling
1. Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat
pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan
dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar
mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat,
efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan
penggunaan Obat. Konseling dilakukan terhadap pasien pediatrik,
geriatric, dan pasien dengan penyakit kronis.
2. Kegiatan atau Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
b) Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh
dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-
ended question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai
Obat, bagaimana cara pemakaian, apa efek yang diharapkan dari
Obat tersebut, dan lain-lain.
c) Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat
d) Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien,
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan cara penggunaan Obat untuk mengoptimalkan tujuan
terapi.
e) Mencatat hasil konseling di form konseling.

I. Pelayanan Obat Tentang Larangan Pemberian Obat Kadaluwarsa


Untuk Meminimalkan Obat Kadaluwarsa Menggunakan Sistem FIFO
dan FEFO
1. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat
rusak/kadaluwarsa. Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka
langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Petugas pengelola menilai dan mengidentifikasi obat – obat di
Gudang Instalasi Farmasi Klinik Utama Dora Medika.
b. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang
obat serta melarang memberikan obat kadaluwarsa,
c. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok
pada kartu stok oleh petugas pengelola obat.
d. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada
Pimpinan Klinik Utama Dora Medika.
e. Petugas Apotik berupaya untuk meminimalkan adanya obat
kadaluwarsa dengan system FEFO dan FIFO disusun secara
alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO)
dan First In First Out (FIFO).

J. Pelayanan Farmasi Tentang Ketentuan Yang Berhak Meresepkan Obat


Psikotropika dan Narkotika
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari
dokter dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di Klinik
Utama Dora Medika untuk menyediakan atau membuatkan obat dan
menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan sarana komunikasi
profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi
resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat
berhasil, resep harus rasional.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
a. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
b. Tepat indikasi penyakit.
c. Tepat pemilihan obat.
d. Tepat dosis.
e. Tepat cara pemberian obat.
f. Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang
sudah digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin
tidak mengalami perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis
dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap di Klinik Utama Dora Medika
harus tercantum:
a. Tanggal Penulis Resep.
b. Nama Pasien.
c. Umur Pasien.
d. Alamat Pasien.
e. Diagnosis Penyakit.
f. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
g. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
h. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada
kolom suntikan.
i. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
j. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung
obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum
k. Kode pasien Umum dan BPJS.
Khusus penulisan resep obat psikotropika dan narkotika harus
dilakukan oleh dokter Klinik Utama Dora Medika yang sudah memiliki
surat izin praktek di Klinik Utama Dora Medika.

K. Pelayanan Farmasi Tentang Penanganan Obat Kadaluarsa atau Rusak


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat kadaluarsa/rusak.
Dalam menangani obat kadaluwarsa/rusak, maka langkah – langkah yang
harus dilakukan adalah:
1. Petugas farmasi mengidentifikasi semua obat yang kadaluwarsa /
rusak di ruang penyimpanan obat (gudang obat dan apotek);
2. Petugas farmasi mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsanya;
3. Petugas farmasi mengidentifikasi obat yang kadaluarsa / rusak di
ruang penyimpanan obat;
4. Petugas mencatat jumlah, nomor bacth dan tanggal kadaluwarsanya
yang ada di gudang obat dan apotek;
5. Petugas mengidentifikasi obat yang kadaluarsa;
6. Petugas mencatat jumlah, nomor bacth dan tanggal kadaluwarsanya;
7. Petugas memisahkan obat kadaluarsa / rusak dari penyimpanan obat
lainnya;
8. Setiap 6 bulan sekali Petugas membuat Laporan dan berita acara obat
kadaluwarsa/rusak;
9. Laporan dan berita acara obat kadaluwarsa / rusak dengan lampiran
jenis dan jumlah obat yang kadaluarsa/rusak diserahkan ke Gudang
Farmasi;
10. Obat – obat yang kadaluwarsa / rusak yang sudah dipisah untuk
dimusnahkan atau dimusnahkan di puskesmas, dengan prosedur :
 Mengajukan permohonan ijin pemusnahan obat rusak dan
kedaluwarsa kepada Pimpinan Klinik;
 Apabila memungkinkan mengajukan permohonan personil saksi
pemusnahan obat kepada Pimpinan Klinik;
 Dilakukan pemusnahan obat;
 Membuat Berita Acara Pemusnahan Obat diketahui Pimpinan
Klinik;

L. Pelayanan Farmasi Tentang Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan Efek


Samping Obat dan KTD
1. Pengelolaan obat efek samping obat adalah suatu proses kegiatan
pematauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau yang
tidak di harapkan yang terjadi pada dosis normal yang di gunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi serta
mengelola obat efek samping di Klinik.
2. Tujuannya adalah untuk menemukan efek samping Obat sedini
mungkin terutama yang berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang,
serta menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang
sudah sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.

3. Langkah - langkah pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek


samping obat:
a. Petugas kesehatan dipoli menerima ESO dari pelanggan.
b. Petugas kesehatan dipoli mencatat ke dalam buku laporan ESO.
c. Petugas kesehatan dipoli menyerahkan buku laporan ESO ke
Petugas Farmasi.
d. Petugas farmasi merekap semua buku laporan ESO dari petugas
Kesehatan.
e. Petugas farmasi memilih ESO yang belum pernah terjadi.
f. Petugas farmasi mencatat identitas pasien.
g. Petugas farmasi mengisi formulir monitoring ESO.

M. Pelayanan Farmasi Tentang Penyediaan Obat Emergensi


1. Penyediaan Obat Emergensi di unit Pelayanan 24 jam
No Nama Obat Jumlah Satuan

1 Dexamethason Injeksi Ampul

2 Mersibion 5000 injeksi Ampul

3 Ketoprofen injeksi Ampul

4 Ranitidine Injeksi Ampul

5 Metampiron Injeksi Ampul

6 Fitomenadion Injeksi Ampul

7 Ringer Laktat 500 ml Botol

8 Glukosa 5% 500 ml Botol

9 NaCl 0,9% 500 ml Botol

10 Diazepam Rectal Tube 5 mg/2,5 ml Ampul

11 Ipratropium Br Ampul

12 ISDN 5 mg Tablet

13 Nifedipin 10 mg Tablet

DIREKTUR KLINIK UTAMA DORA MEDIKA,


DORA APRIANI

Anda mungkin juga menyukai