DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUMPIUH I
Jalan Raya Barat Sumpiuh, Kelurahan Kebokura
Kecamatan Sumpiuh, Kode Pos 53195, Telepon (0282) 497528
E-mail: puskesmassatusumpiuh@yahoo.co.id
Website: puskesmas1sumpiuh.banyumaskab.go.id
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUMPIUH I
TENTANG PERUBAHAN KESATU ATAS KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS SUMPIUH I TENTANG
PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS SUMPIUH I.
KESATU : Kebijakan Pelayanan Farmasi Puskesmas Sumpiuh I
sebagaimana tercantum pada Lampiran merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Farmasi sebagaimana tercantum
pada Diktum KESATU digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di
-4-
Puskesmas Sumpiuh I.
KETIGA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat
pelaksanaan surat keputusan ini dibebankan pada
anggaran Puskesmas Sumpiuh I.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Sumpiuh
pada tanggal : 2 Januari 2023
ANGGORO SUPRIYO
LAMPIRAN I : KEPUTUSANKEPALA
PUSKESMAS SUMPIUH I
PERUBAHAN KESATU
ATAS KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS
-5-
SUMPIUH I NOMOR :
440/SK.61/I/2019
TENTANG PELAYANAN
FARMASI PUSKESMAS
SUMPIUH I
NOMOR : 800/SK.07/I/2023
TANGGAL : 2 Januari 2023
A. PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Pelayanan kefarmasian di puskesmas adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan puskesmas yang utuh dan
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan
farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya
manusia dan sarana dan prasarana.
3. Sediaan farmasi/ perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan medis
habis pakai, reagensia, dan gas medis.
4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
5. Tahap manajemen penggunaan obat diatur dalam regulasi yang
ditetapkan oleh Puskesmas.
6. Pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat diatur oleh
prosedur yang ditetapkan oleh Puskesmas.
7. Penanggung jawab pelayanan obat di Puskesmas adalah Apoteker,
berijazah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memiliki Surat
Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Praktek Apoteker, yang
bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-
peraturan famasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan
pengawasan distribusi.
8. Ruang Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/
perbekalan farmasi yang beredar di Puskesmas.
-6-
2. Pengadaan
Sumber penyediaaan obat di Puskesmas Sumpiuh I berasal dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan pengadaan dari anggaran
BLUD, tercantum dalam formularium nasional yang telah ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan yang masih berlaku.
a. Permintaan;
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan
obat di Puskesmas Sumpiuh I sesuai dengan pola penyakit yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Sumpiuh I.
Pengajuan permintaan obat oleh Kepala Puskesmas Sumpiuh I
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas melalui UPKF
Dinas Kesehatan Kabupaten.
3. Penerimaan;
Penerimaan Sediaan Farmasi dan BMHP bertujuan agar Sediaan
Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu. Tenaga Kefarmasian wajib
melakukan pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan BMHP yang
diserahkan, diantaranya mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan
jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi
dokumen LPLPO atau arsip surat pesanan, kondisi fisik barang
termasuk segel label/penandaan dalam keadaan baik, dan tanggal
kadaluarsa obat sesuai dengan yang tercantum pada LPLPO atau
surat pengiriman barang.
-9-
4. Penyimpanan;
Penyimpanan obat bertujuan untuk menjamin stabilitas dan
kualitas obat sesuai dengan kondisi standar penyimpanan dan
memudahkan pencarian dan pengawasan obat.
Penyimpanan obat harus mempertimbangkan hal - hal sebagai
berikut :
a. Bentuk dan jenis sediaan;
b. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan
sediaan farmasi seperti suhu penyimpanan, cahaya dan
kelembaban;
c. Mudah atau tidaknya meledak / terbakar;
d. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan;
e. Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak diperbolehkan untuk
menyimpan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
5. Pendistribusian;
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi
dan BMHP secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
sub unit farmasi Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan
- 11 -
6. Pengendalian;
Pengendalian Sediaan Farmasi dan BMHP adalah suatu kegiatan
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Kegiatan pengendalian Sediaan Farmasi dan BMHP terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan meliputi:
1) Menjamin ketersediaan obat dengan stok minimum 25% dari
perkiraan penggunaan per 3 bulan
2) Membuat laporan LPLPO setiap 3 bulan
3) Melaksanakan stok opname setiap 6 bulan
4) Pengadaan obat dengan sistem satu pintu
b. Pengendalian penggunaan
Pengendalian penggunaan obat dan pengamanan obat diatur oleh
prosedur yang ditetapkan oleh puskesmas. Tujuan
dilaksanakannya pengendalian penggunaan obat adalah untuk
menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi
pemanfaatan dana obat.
- 12 -
f. Tepat pasien;
g. Waspada efek samping;
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin
yang sudah digunakan sebagai bahasa ilmu kesehatan, karena
bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis), sehingga resep
obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam
resep untuk pasien rawat jalan di Puskesmas Sumpiuh I harus
tercantum :
a. Tanggal penulisan resep;
b. Nama pasien;
c. TTL / umur pasien;
d. Alamat pasien;
e. Nomor rekam medis pasien;
f. Tanda R/ pada bagian kiri pada setiap penulisan obat;
g. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral;
h. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral;
i. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep;
j. Paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum;
k. Kode pasien umum dan BPJS.
4) Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik
untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
b. Nama, dan paraf dokter.
c. Tanggal resep.
d. Ruangan/unit asal resep.
5) Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang
diresepkan oleh dokter dan dokter gigi, harus memahami isi resep
dan memperhatikan :
a. Nama obat;
b. Jenis dan bentuk sediaan obat;
c. Nama dan umur pasien;
d. Dosis;
e. Cara pemakaian dan aturan pemberian;
f. Tanggal kadaluarsa obat pada blister/wadah obat agar tidak
terjadi pemberian obat kadaluarsa;
g. Bertanya kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas;
h. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat
yang dimaksud tidak tersedia;
i. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya;
j. Pemasangan etiket atau label obat pada kemasan obat.
6) Penyerahan obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang
diresepkan oleh dokter dan dokter gigi, harus memperhatikan :
a. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep;
b. Pemberian obat melalui loket obat untuk resep rawat jalan dan
pemberian langsung kepada pasien untuk pasien rawat inap;
c. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien;
d. Pemberian informasi tentang nama obat, cara pakai,
penyimpanan, indikasi, kontaindikasi, stabilitas, efek samping
obat dan interaksi kepada pasien atau keluarga pasien.
3. Konseling;
Faktor yang perlu diperhatikan:
1) Kriteria pasien:
a. Pasien rujukan dokter.
b. Pasien dengan penyakit kronis.
c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli
farmasi.
- 18 -
d. Pasien geriatrik.
e. Pasien pediatrik.
f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
2) Sarana dan prasarana:
a. Ruangan khusus.
b. Kartu pasien/catatan konseling.
5. Rekonsiliasi Obat;
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi
pengobatan dengan obat yang telah dibawa pasien. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan ( medication error )
- 19 -
ANGGORO SUPRIYO