DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS AJIBARANG I
Jl. Raya Ajibarang, Kec. Ajibarang Kode Pos 53163
Telp.(0281) 571297 Email puskes1ajb@gmail.com
Website puskesmas1ajibarang.banyumaskab.go.id
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS AJIBARANG I
TENTANG PERUBAHAN KESATU ATAS
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS AJIBARANG I
TENTANG PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS
AJIBARANG I.
KESATU : Kebijakan Pelayanan Farmasi Puskesmas Ajibarang
I sebagaimana tercantum pada Lampiran
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Farmasi sebagaimana
tercantum pada Diktum KESATU digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan standar
pelayanan kefarmasian di Puskesma Ajibarang I.
KETIGA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai
akibat pelaksanaan surat keputusan ini
dibebankan pada anggaran Puskesmas
Ajibarang I.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Ajibarang
Pada tanggal : 31 Januari 2023
KABUL HARSONO
LAMPIRAN: KEPALA PUSKESMAS
AJIBARANG I PERUBAHAN
KESATU ATAS KEPUTUSAN
PUSKESMAS AJIBARANG I
NOMOR : 440 /SK.61/I/2017
TENTANG PELAYANAN
FARMASI PUSKESMAS
AJIBRANG I
NOMOR : 449.1/122/2023
TANGGAL : 31 JANUARI 2023
A. PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Pelayanan kefarmasian di puskesmas adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan puskesmas yang utuh dan
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu
dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia dan sarana
dan prasarana.
3. Sediaan farmasi/ perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan medis habis
pakai, reagensia, dan gas medis.
4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
5. Tahap manajemen penggunaan obat diatur dalam regulasi yang
ditetapkan oleh Puskesmas.
6. Pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat diatur oleh
prosedur yang ditetapkan oleh Puskesmas.
7. Penanggung jawab pelayanan obat di Puskesmas adalah Apoteker,
berijazah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memiliki Surat Tanda
Registrasi Apoteker dan Surat Izin Praktek Apoteker, yang bertanggung
jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan- peraturan famasi
baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan pengawasan distribusi.
8. Ruang Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi/
perbekalan farmasi yang beredar di Puskesmas.
9. Ruang Farmasi bertanggung jawab untuk semua instrumen medis yang
digunakan di Puskesmas.
10. Jam buka pelayanan Farmasi mengikuti jam buka pelayanan di
Puskesmas Ajibarang I. Pelayanan farmasi di Puskesmas Ajibarang I yaitu
jam 07.15 – 14.15 WIB.
11. Pelayanan Obat 24 Jam
- Puskesmas Ajibarang I memberikan pelayanan farmasi secara
terbatas 24 jam kepada pasien di Ruang Persalinan
- Pelayanan farmasi secara terbatas dilakukan oleh petugas yang diberi
pelimpahan tugas.
1. Perencanaan kebutuhan;
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah
Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
a. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan BMHP yang
mendekati kebutuhan;
b. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
c. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi
Sediaan Farmasi periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi,
dan rencana pengembangan. Proses seleksi ini harus melibatkan
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi,
bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan
pengobatan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan BMHP juga harus
mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Formularium
Nasional, Formularium Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan
Formularium Puskesmas Ajibarang I.
Formularium Obat Puskesmas merupakan hasil dari proses
seleksi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas, di dalamnya juga termasuk obat tambahan yang diajukan
oleh dokter puskesmas apabila obat tidak tercantum dalam
formularium nasional dan formularium kabupaten.
Formularium ditelaah minimal satu kali dalam tiga tahun,
dengan mempertimbangkan tentang kebutuhan pasien, keamanan dan
efisiensi. Penggunaan obat sesuai dengan diagnosa dan terapi sesuai
dengan formularium puskesmas. Evaluasi ketersediaan dan
penggunaan obat sesuai dengan formularium diatur dalam prosedur
yang telah ditetapkan.
2. Pengadaan
Sumber penyediaaan obat di Puskesmas Ajibarang I berasal dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan pengadaan dari anggaran
BLUD, tercantum dalam formularium nasional yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang masih berlaku.
a. Permintaan;
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan
obat di Puskesmas Ajibarang I sesuai dengan pola penyakit yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Ajibarang I. Pengajuan permintaan
obat oleh Kepala Puskesmas Ajibarang I kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas melalui UPKF Dinas Kesehatan Kabupaten.
3. Penerimaan;
Penerimaan Sediaan Farmasi dan BMHP bertujuan agar Sediaan
Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu. Tenaga Kefarmasian wajib
melakukan pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan BMHP yang
diserahkan, diantaranya mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan
jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi
dokumen LPLPO atau arsip surat pesanan, kondisi fisik barang
termasuk segel label/penandaan dalam keadaan baik, dan tanggal
kadaluarsa obat sesuai dengan yang tercantum pada LPLPO atau
surat pengiriman barang.
4. Penyimpanan;
Penyimpanan obat bertujuan untuk menjamin stabilitas dan
kualitas obat sesuai dengan kondisi standar penyimpanan dan
memudahkan pencarian dan pengawasan obat.
Penyimpanan obat harus mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut
:
a. Bentuk dan jenis sediaan;
b. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan sediaan
farmasi seperti suhu penyimpanan, cahaya dan kelembaban;
c. Mudah atau tidaknya meledak / terbakar;
d. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan;
e. Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak diperbolehkan untuk
menyimpan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
Penyimpanan sediaan farmasi di Puskesmas Ajibarang I:
a. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya,
b. Menurut suhu dan kestabilannya,
c. Tahan/tidaknya terhadap cahaya,
d. Penyusunan obat secara farmakologi, alfabetis, FEFO (First
Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).
Sediaan farmasi khusus obat-obat narkotik dan psikotropik, obat-
obat High Alert, elektrolit konsentrat tinggi, bahan berbahaya dan
beracun, produk nutrisi dikelola dengan prosedur yang telah
ditetapkan puskesmas.
a. Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan secara berkala 1
bulan sekali ke UPKF dinas kesehatan atau SIPNAP secara online.
b. Penyimpanan narkotika dan psikotropika pada lemari terkunci
ganda.
c. Peningkatan keamanan obat yang harus diwaspadai (High Alert)
atau obat dengan resiko tinggi terjadinya kesalahan dikelola dengan
peraturan yang ditetapkan oleh Puskesmas.
d. Penyimpanan Sediaan Farmasi yang penampilan dan penamaan
yang mirip (LASA / Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan / diletakkan secara terpisah dan harus diberi
penandaan berupa label khusus berwarna hijau bertuliskan LASA
6. Pengendalian;
Pengendalian Sediaan Farmasi dan BMHP adalah suatu kegiatan
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Kegiatan pengendalian Sediaan Farmasi dan BMHP terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan meliputi:
1) Menjamin ketersediaan obat dengan stok minimum 25% dari
perkiraan penggunaan per 3 bulan
2) Membuat laporan LPLPO setiap 3 bulan
3) Melaksanakan stok opname setiap 3 bulan
4) Pengadaan obat dengan sistem satu pintu
b. Pengendalian penggunaan
Pengendalian penggunaan obat dan pengamanan obat diatur oleh
prosedur yang ditetapkan oleh puskesmas. Tujuan dilaksanakannya
pengendalian penggunaan obat adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi :
1) Prosentase penggunaan antibiotika pada pasien diare
nonspesifik dan pasien ISPA non pneumonia;
2) Prosentase rata – rata jumlah R/;
3) Prosentase penggunaan obat generik;
4) Kesesuaian peresepan dengan formularium
5) Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan
oleh dokter dan dokter gigi, harus memahami isi resep dan
memperhatikan :
a. Nama obat;
b. Jenis dan bentuk sediaan obat;
c. Nama dan umur pasien;
d. Dosis;
e. Cara pemakaian dan aturan pemberian;
f. Tanggal kadaluarsa obat pada blister/wadah obat agar tidak terjadi
pemberian obat kadaluarsa;
g. Bertanya kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas;
h. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang
dimaksud tidak tersedia;
i. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari
tempatnya;
j. Pemasangan etiket atau label obat pada kemasan obat.
6) Penyerahan obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat
yang diresepkan oleh dokter dan dokter gigi, harus memperhatikan :
a. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep;
b. Pemberian obat melalui loket obat untuk resep rawat jalan dan
pemberian langsung kepada pasien untuk pasien rawat inap;
c. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien;
d. Pemberian informasi tentang nama obat, cara pakai, penyimpanan,
indikasi, kontaindikasi, stabilitas, efek samping obat dan interaksi
kepada pasien atau keluarga pasien.
3. Konseling;
Faktor yang perlu diperhatikan:
1) Kriteria pasien:
a. Pasien rujukan dokter.
b. Pasien dengan penyakit kronis.
c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli farmasi.
d. Pasien geriatrik.
e. Pasien pediatrik.
f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
2) Sarana dan prasarana:
a. Ruangan khusus.
b. Kartu pasien/catatan konseling.
5. Rekonsiliasi Obat;
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi
pengobatan dengan obat yang telah dibawa pasien. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan ( medication error )
seperti obat tidak diberikan, duplikasi obat, kesalahan dosis atau
interaksi obat.