Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH DAERAH KOTA CIREBON

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS JAGASATRU
Jalan Kesambi Dalam No.6 Telp.(0231) 230058 Cirebon 45115
Email: puskesmas_jagasatru@yahoo.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS JAGASATRU


NOMOR: ……….
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI UPT PUSKESMAS JAGASATRU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA UPT PUSKESMAS JAGASATRU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di


puskesmas yang berkualitas, berorientasi pada pasien diperlukan suatu
peraturan sebagai pedoman
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir a
maka dipandang perlu untuk menetapkan kebijakan mengenai
pengelolaan perbekalan farmasi di UPT Puskesmas Jagasatru

Mengingat : 1. Undang-undang nomor 05 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembar


Negara Republik Indonesia tahun 1997 nomor 10, tambahan Lembar
negara Republik Indonesia nomor 361);
2. Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
3. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang pelayanan
kefarmasian;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 47 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Kegawatdaruratan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 26 tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 679/Menkes/SK/V/2003 tentang
Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2022 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS JAGASATRU TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI UPT PUSKESMAS
JAGASATRU
Kesatu : Kebijakan pelayanan kefarmasian UPT Puskesmas Jagasatru
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.

Kedua : Pada saat surat keputusan ini mulai berlaku maka Surat Keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Jagasatru Nomor : Kep. 15 /UKP-Pusk.jgs dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Cirebon
Pada tanggal : 15 Januari 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS JAGASATRU,

SUSI SUSANTI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS JAGASATRU
NOMOR : Kep. 15 /UKP-Pusk.jgs

TANGGAL : 15 Januari 2023

TENTANG : Kebijakan Pelayanan


Kefarmasian di UPT
Puskesmas Jagasatru

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI


DI UPT PUSKESMAS JAGASATRU

TUJUAN

Pengelolaan sediaan farmasi bertujuan :


1) Mengelola sediaan farmasi yang efektif dan efisien
2) Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan
3) Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi
4) Mewujudkan system informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna
5) Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.

KEGIATAN PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

1) Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
b. Permintaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
c. Penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
d. Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
e. Pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
f. Pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis

PERENCANAAN KEBUTUHAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

1) Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah sediaan farmasi sediaan farmasi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas
2) Tujuan dari perencanaan adalah untuk mendapatkan :
a. Perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan bahan habis pakai yang mendekati
kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan sediaan farmasi secara rasional, dan
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan sediaan farmasi
3) Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di puskesmas
setiap periode dilaksanakan oleh bagian farmasi di puskesmas
4) Hasil dari perencanaan tahunan diserahkan pada dinas kesehatan Kota Cirebon untuk
dapat diproses lebih lanjut
5) Perencanaan yang tidak difasilitasi oleh Dinas kesehatan Kota Cirebon dalam hal ini
UPT Farmasi Kota Cirebon maka proses selanjutnya dapat dilakukan oleh puskesmas.

PERMINTAAN / PENGADAAN
1) Pengadaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai di puskesmas, sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan yang telah
dibuat.
2) Pembelian dapat dilaksanakan dengan proses tender atau pembelian langsung pada
distributor/pedagang besar farmasi atau rekanan sesuai dengan aturan yang berlaku.
3) Pengadaan perbekalan Farmasi dalam jumlah kecil dapat langsung dipesan pada
distributor, yang dilakukan sesuai kebutuhan sesuai dengan peraturan perundangan.
4) Permintaan/pengadaan menjamin ketersediaan sediaan farmasi di puskesmas
5) Permintaan ke Instalasi farmasi Kota Cirebon menggunakan Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Sediaan farmasi (LPLPO) sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6) Pengadaan bersumber dana dari JKN dilakukan oleh puskesmas mengikuti aturan yang
berlaku.
7) Pengadaan sediaan farmasi golongan narkotika dan psikotropika dilaksanakan oleh UPT
Farmasi Kota Cirebon

PENERIMAAN

1) Penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan dalam
penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai baik dari Instalasi farmasi
kota Cirebon maupun distributor obat sesuai dengan permintaan.
2) Tujuannya adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh puskesmas jagasatru
3) Kegiatan penerimaan dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku

PENYIMPANAN

1) Merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
2) Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
3) Dalam penyimpanan harus menggunakan system FIFO (First In First Out) dan FEFO
(First Expired First Out)
4) Perbekalan farmasi harus disimpan pada tempat / rak dan lemari yang memenuhi syarat.
5) Penyimpanan Obat Hight Alert yang terdiri dari obat rediko tinggi, obat LASA (Look Alike
Sound Alike) dan elektrolit konsentrat dilakukan secara khusus dan diberi penandaan.
6) Obat narkotika, psikotropika dan prekursor disimpan sesuai aturan yang berlaku

PENDISTRIBUSIAN

1) Merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan habis pakai secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan puskesmas Jagasatru.
2) Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di puskesmas Jagasatru dengan
jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
3) Penyerahan obat kepada pasien dilakukan sesuai prosedur yang menjamin pasien
memahami indikasi, dosis, cara penggunaan obat dan efek samping yang mungkin
terjadi.
4) Pendistribusian dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku

PENGENDALIAN

1) Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan ketersediaan obat


dan BMHP.
2) Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat dan BMHP di
puskesmas.
3) Pengendalian meliputi pengendalian persediaan, pengendalian penggunaan dan
penanganan obat rusak/kadaluarsa
4) Setiap obat dan bahan medis habis pakai mengalami mutasi keluar – masuk harus
dicatat dalam kartu stok

PENCATATAN DAN PELAPORAN

1) Pencatatan merupakan suatu rangkaian kegitan yang bertujuan untuk memonitor keluar
dan masuknya obat di puskesmas. Dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk digital
maupun manual.
2) Pelaporan adalah kumpulan catatan dan penandaan kegiatan administrasi sediaan
farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehtan yang disajikan kepada pihak yang
berkepentingan.

PENANGANAN OBAT RUSAK/KADALUARSA

1) Obat rusak/kadaluarsa adalah obat yang mutunya sudah tidak sesuai dengan
persyaratan karena rusak atau sudah memasuki masa kadaluarsa
2) Obat rusak/kadaluarsa harus ditarik dari pelayanan maupun tempat penyimpanan di
bagian farmasi puskesmas jagasatru
3) Setiap obat rusak/kadaluarsa harus dibuat laporan yang diketahui oleh kepala
puskesmas
4) Obat rusak /kadaluarsa diusulkan oleh penanggung jawab ruang farmasi untuk
dihapuskan dan penghapusan dapat dilakukan apabila mendapatkan persetujuan kepala
puskesmas.
5) Pemusnahan obat rusak/ kadaluarsa dilakukan sesuai dengan prosedur

PERESEPAN

1) Petugas puskesmas yang berwenang menuliskan resep baik obat biasa maupun obat
narkotika dan psikotropika adalah dokter umum/dokter gigi dan dokter spesialis yang
memiliki surat izin praktek dokter di Puskesmas Jagasatru.
2) Dalam kondisi tertentu bidan dan perawat yang memiliki izin praktek di Puskesmas
Jagasatru dapat menuliskan resep obat non narkotika-psikotropika dan antibiotika.
3) Puskesmas mengeluarkan surat pelimpahan kewenangan pada petugas di ayat 2

OBAT-OBATAN EMERGENCY

1) Obat emergency adalah obat-obatan yang dibutuhkan untuk menangani kasus


kegawatdaruratan di puskesmas
2) Obat emergency harus dapat dan mudah terakses oleh petugas yang menangani kasus
emergency
3) Obat-obatan emergency tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di luar farmasi.
4) Ruangan yang menangani kasus emergency harus dilengkapi dengan stok obat
emergency yang selalu terpantau ketersediaannya.

FORMULARIUM PUSKESMAS

1) Formularium puskesmas jagasatru adalah daftar obat yang disusun dan digunakan untuk
terapi di lingkungan puskesmas jagasatru
2) Formularium disahkan oleh Kepala Puskesmas Jagasatru
3) Formularium dapat direvisi untuk pemutakhiran data dan mengikuti perkembangan
pengetahuan dan kebutuhan
4) Dokter yang bekerja di puskesmas jagasatru harus berpedoman pada formularium
puskesmas jagasatru dalam penulisan resep
5) Harus dilakukan evaluasi ketersediaan obat dan kesesuaian peresepan terhadap
formularium secara berkala serta dilakukan evaluasi dan tindak lanjut

PELAYANAN FARMASI KLINIK

Pelayanan farmasi klinik di UPT Puskesmas Jagasatru merupakan bagian dari pelayanan
kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan
bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan kefarmasian di puskesmas
2. Memberikan pelayanan kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan
efisiensi obat dan BMHP.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait
dalam pelayanan kefarmasian
4. Melaksanakan kebijakan obat di UPT Puskesmas Jagasatru dalam rangka peningkatan
penggunaan obat secara rasional.

Pelayanan farmasi klinik di UPT Puskesmas Jagasatru meliputi:


1. Pengkajian dan pelayanan resep
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Konseling
4. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
5. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
6. Evaluasi Pengunaan Obat

PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP

1) Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan


farmasetik dan persyaratan klinis untuk semua pasien.
2) Persyaratan administrasi meliputi nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
(anak), nama dan paraf dokter, tanggal resep dan ruangan asal resep
3) Persyaratan farmasetik meliputi bentuk sediaan dan kekuatan sediaan, dosis dan
jumlah obat, stabilitas dan ketersediaan, aturan dan cara penggunaan, inkompatibilitas
(ketidak tercaampuran obat)
4) Persyaratan klinis meliputi ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat,
duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan efek samping obat, kontra indikasi, efek
adiktif
5) Setelah melalui tahapan pengkajian, resep dapat dikerjakan/ diracik
6) Penyerahan obat dilakukan setelah dilakukan pengecekan ulang kesesuaian resepdan
obat yang akan diserahkan.

REKONSILIASI OBAT
1) Rekonsiliasi adalah proses mendapatkan dan memelihara daftar semua obat (resep dan
non resep) yang sedang digunakan pasien secara akurat dan rinci, termasuk dosis dan
frekwensi
2) Dilakukan pembandingan antra obat sebelum dan sesudah peresepan saat ini
3) Rekonsiliasi dilakukan untuk pasien-pasien tertentu yang dianggap perlu
4) Hasil rekonsiliasi dicatat dalam form Rekonsiliasi obat

PELAYANAN INFORMASI OBAT


1) Pelayanan Informasi Obat adalah kegiatan Edukasi yang berisikan informasi mengenai
sediaan farmasi
2) Edukasi diberikan pada pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan maupun
masyarakat.
3) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif dan pasif
dengan berbagai cara, antara lain :
a. atau tatap muka.
b. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
c. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien di UPT puskesmas jagasatru serta
masyarakat.
d. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga
kesehatan lainnya terkait dengan obatdan BMHP.
e. Mengkoordinasi penelitian terkait obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian.
4) Edukasi sediaan farmasi pada masyarakat dilakukan melalui penyuluhan gema cermat
(Gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat) di lingkungan kelurahan jagasatru.

KONSELING
1) Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien
yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien, serta keluarga pasien.
2) Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai
obat kepada pasien/ keluarga pasien, antara lain tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara dan lama menggunakan obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas,
cara penyimpanan dan penggunaan obat.

MONITORING EFEK SAMPING OBAT


1) Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
2) Kegiatan pemantauan dicatat dalam form Pantauan MESO
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
1) Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat
yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek
samping.
2) Tujuan dari PTO adalah Mendeteksi masalah yang terkait dengan obat dan memberikan
rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan obat.
3) Kegiatan PTO dicatatat dalam form PTO yang sudah ditetapkan

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT


1) Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman
dan terjangkau (rasional).
2) Tujuan dari EPO adalah mendapatkan gambaran pola penggunaan obat pada kasus
terentu dan melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan obat tertentu.

KEPALA UPT PUSKESMAS JAGASATRU,

SUSI SUSANTI

Anda mungkin juga menyukai