DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MULTIWAHANA
Jl. Musi Raya Nomor 1 RT.013 RW.005 Kel. Sialang Kec. Sako Palembang
Komp. Perkantoran Kecamatan Sako
Email : pkm_multiwahana@yahoo.com Telepon : 0711-826194
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN
KEFARMASIAN PUSKESMAS MULTIWAHANA
Kesatu : Pedoman Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Multiwahana
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.Apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini,
akan ditinjau dan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : 17 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS MULTIWAHANA
DIAN HAYATI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MULTIWAHANA
NOMOR : 445/309/KEP/PKM.MW/2023
TANGGAL : 17 JANUARI 2023
TENTANG : PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS
MULTIWAHANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja
puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari
satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/kelurahan atau
dusun/rukun warga (RW). Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat. Kecamatan sehat
mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat,cakupan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Misi
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat mandiri dalam hidup sehat. Untuk mencapai visi tersebut, puskesmas
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan
kefarmasian yang bermutu.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari
orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian
(Pharmaceutical Care). Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut,
apoteker/asisten apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan
pasien.
Undang-Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan
bahwa praktek ke farmasian meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi,pengamanan, pengadaan,penyimpanan dan pendistribusian
obat,pelayanan obat atas resep dokter,pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan kewenangan pada peraturan perundang-undangan,
pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus
kepada pengelolahan obat (drug oriented) berkembang menjadi pelayanan
komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik.
Oleh karena itu perlu adanya pedoman pelyananan kefarmasian untuk
menunjang pelayanan dan sebagai acuan dalam pembuatan laporan.
B. TUJUAN
TUJUAN UMUM :
Sebagai acuan bagi petugas farmasi untuk melakukan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Multiwahana.
TUJUAN KHUSUS :
1. Sebagai acuan bagi petugas farmasi untuk pelayanan obat di puskesmas.
2. Sebagai acuan bagi petugas farmasi untuk pendistribusian obat ke ruang
pelayanan dan ke Pustu Sukamaju.
3. Sebagai acuan bagi petugas farmasi untuk pengadaan obat di Puskesmas
Multiwahana.
4. Sebagai acuan penyimpanan obat di puskesmas.
5. Sebagai acuan bagi petugas farmasi dalam pembuatan laporan bulanan.
6. Sebagai acuan bagi petugas farmasi untuk pengendalian obat kadaluwarsa
yang ada di Puskesmas Multiwahana
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman Pedoman Pelayanan Kefarmasian ini adalah petugas
farmasi di Puskesmas Multiwahana.
D. RUANG LINGKUP
Pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajemen berupa pengelolaan obat dan bahan medis
habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh
sumber daya manusia, sarana dan prasarana.
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Puskesmas adalah Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
2. Ruang Farmasi adalah Ruang yang terdapat di Puskesmas Multiwahana yang
khusus melayani resep dokter, pendistribusian obat ke ruang pelayanan lainnya
lainnya.
3. Obat adalah Bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
4. Resep adalah Permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada
apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
5. Dokter / dokter gigi adalah Seseorang yang telah lulus pendidikan kedokteran
/kedokteran gigi yang diberi kewenangan untuk melakukan praktek kedokteran
dalam upaya pelayanan kesehatan.
6. Apoteker adalah Sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah
mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan
berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.
7. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah Tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, dan Ahli
Madya Farmasi.
8. Sediaan farmasi adalah Obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Alat
Kesehatan adalah Barang, instrumen atau alat yang digunakan dalam
perawatan kesehatan, diagnosis, penyembuhan, pencegahan penyakit, kelainan
pada keadaan badan atau gejala lainnya pada manusia.
9. Bahan Medis Habis Pakai adalah Alat kesehatan yang di gunakan untuk
penggunaan sekali pakai dengan tujuan mencapai hasil yang baik.
10. Pelayanan Resep adalah Permintaan tertulis dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan lain kepada apoteker untuk menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
11. Pengelolaan Obat adalah Kegiatan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
di puskesmas untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan
obat yang efisien, efektif dan rasional.
12. Pelayanan Farmasi Klinik adalah Suatu kegiatan pelayanan kefarmasian yang di
berikan oleh petugas farmasi kepada pasien yang bertujuan untuk
meningkatkan pengobatan rasional yang aman dan tepat.
13. Pelayanan Informasi Obat adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh apoteker
atau asisten apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat , cara
penggunaan obat, aturan pakai atau dosis, bentuk sediaan, efek samping,
penyimpanan obat, kepada pasien dan kepada profesi kesehatan lain.
14. Skrining Resep adalah Suatu kegiatan pengkajian resep meliputi nama
pasien,umur, jenis kelamin dan berat badan; nama dokter, nomor Surat Izin
Praktik (SIP), tanggal penulisan resep, paraf, dan dosis obat.
15. Efek Samping Obat adalah Setiap respons obat yang merugikan dan tidak
diharapkan serta terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran
normal.
16. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah Tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
17. Pelayanan Kefarmasianadalah Suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Penyelengaraan ketenagaan kefarmasian di Puskesmas Multiwahana
dilaksanakan oleh 1 (satu) orang apoteker dan 2 (dua) Tenaga Teknis Kefarmasian.
Ketenagaan Ruang Farmasi Puskesmas Multiwahana adalah sebagai berikut :
Penanggung jawab : apt.Dessy Fajarini, S.Farm
Anggota : M. Nugrah Amrullah, A.Md.Farm
: Zulkipli, A.Md.Farm
Penanggung Jawab
apt.Dessy Fajarini, S.Farm
Anggota Anggota
M.Nugrah Amrullah, A.Md.Farm Zulkifli, A.Md. Farm
Masing-masing tenaga kesehatan yang bertugas di Ruang Farmasi memiliki
uraian tugas masing-masing sesuai dengan latar belakang pendidikan, dan
kedudukannya dalam struktur organisasi.
Uraian tugas masing-masing tenaga kesehatan tersebut adalah sebagai berikut
1. Penanggung Jawab
Sebagai penanggung jawab ruang farmasi, dan segala kegiatan yang
berhubungan dengan kefarmasian.
2. Tenaga Teknis Kefarmasian
Bertanggung jawab di bagian pelayanan obat, serta pencatatan dan pelaporan
kunjungan resep dan laporan narkotika dan psikotropika.
C. JADWAL PELAYANAN
Pelayanan ruang farmasi dibuka setiap hari kerja, yakni senin sampai sabtu
dengan jam-jam sebagai berikut:
Tabel 1. JADWAL PELAYANAN RUANG FARMASI
Hari Jam Pelayanan Petugas
Senin 07.30 – 14.00 Staf Farmasi
WIB
Selasa 07.30 – 14.00 Staf Farmasi
WIB
Rabu 07.30 – 14.00 Staf Farmasi
WIB
Kamis 07.30 – 14.00 Staf Farmasi
WIB
Jumat 07.30 – 13.00 Staf Farmasi
WIB
Sabtu 07.30 – 13.30 Staf Farmasi
WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS
H D
I G F E
C
C
N
K L M
B : Meja Konseling
J : Chiller
C : Pintu Masuk
H : Meja Administrasi
K : Kulkas
D : Wastafel
H : Meja Administrasi
A. STANDAR FASILITAS
1. Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep ditempatkan pada
bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
2. Ruang pelayanan resep dan ruang penyerahan obat meliputi rak obat, meja,
kursi blanko salinan resep, etiket dan label obat, buku catatan pelayanan resep,
buku bantu PIO, serta alat-alat tulis.
3. Ruang Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi rak/lemari
obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan
khusus narkotika dan psikotropika, pengukur suhu , dan ceklist suhu.
4. Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dan pelayanan kefarmasian.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan pelayanan farmasi di Puskesmas Multiwahana berpusat di
dalam gedung yaitu:
1. Pelayanan resep.
2. Pengkajian resep
3. Pelayanan informasi obat.
4. Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai.
5. Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai ke ruang pelayanan di
puskesmas.
6. Pengelolahan obat dan bahan medis habis pakai.
B. METODE
Metode pelaksanaan kegiatan farmasi dilaksanakan dengan dua cara yaitu:
1. Metode pengelolahan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai.
2. Metode pelayanan farmasi klinik
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Baku Medis Habis Pakai
a) Perencanaan kebutuhan farmasi dan bahan habis pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Proses perencanaan obat dan bahan
medis habis pakai dilakukan per tahun.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1) perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai yang
mendekati kebutuhan.
2) Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
3) Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
b) Pengadaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan obat
dan bahan medis habis pakai harus melalui jalur resmi. Pengadan di
puskesmas dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Pengadaan dari dinas yaitu pengadaan yang dilakukan oleh
puskesmas ke gudang obat dinas kesehatan dengan melakukan
permintaan setiap 3 (tiga) bulan sekali. Dengan melampirkan form
LPLPO
2) Pengadaan dengan dana BLUD yaitu pengadaan yang dilakukan
dengan membeli sendiri obat dan bahan medis habis pakai, dengan
pemesan langsung ke PBF (Perdagangan Besar Farmasi) melalui
dengan melampirkan surat pesanan
c) Penerimaan Sediaan farmasi dan bahan habis pakai
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
Langkah-langkah :
1) Petugas menerima LPLPO yang telah diisi jumlah pemberian pada
kolom jenis pemberian oleh petugas GFK.
2) Petugas menerima obat yang telah disediakan oleh petugas GFK.
3) Petugas memeriksa jumlah obat yang diterima sesuai dengan
pemberian yang ditulis pada LPLPO.
4) Apabila jumlah obat tidak sesuai, petugas meminta obat yang
kurang atau mengembalikan obat yang lebih.
5) Apabila jumlah obat telah sesuai, petugas memeriksa kondisi fisik
serta tanggal kadaluarsa obat yang diterima.
6) Apabila terdapat kerusakan fisik atau tanggal kadaluwarsa kurang
dari 6 bulan, petugas meminta penggantian atau mengembalikan
obat tersebut.
7) Petugas menandatangani bukti penerimaan LPLPO sebanyak 3
rangkap.
8) Petugas menerima obat serta 1 rangkap LPLPO sebagai arsip
puskesmas.
d) Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan habis pakai
Penyimpanan sediaan farmasi dan bahas habis pakai harus mematuhi
ketentuan berikut :
1) Obat harus di simpan dalam wadah asli dari pabrik.
2) Semua obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3) Tempat penyimpanan obat tidak di pergunakan untuk penyimpan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
4) Penyimpanan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari
langsung.
5) Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
6) Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar
tidak beku, kecuali tertulis pada etiket obat.
7) Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
8) Sistem penyimpanan obat di susun secara alfabetis.
9) Pada penyimpanan obat pengeluaran obat memakai sistem FEFO
(First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).
10)Sediaan farmasi dan BMHP yang mendekati masa kadaluarsa diberi
tanda
a.Label Hijau, untukobat dengan rentang kadaluwarsa lebih dari 6
bulan
b.Label Kuning, untuk obat dengan rentang kadaluwarsa 3 – 6
bulan
c. Label Merah, untuk obat dengan rentang kadaluwarsa kurang
dari 3 bulan
LansopraZOLE 30 mg OmepraZOLE 20 mg
MiconaZOLE Salep Kulit KetoconaZOLE Salep Kulit
AmlodiPIN NifediPINe
PIRoxicam PIRidoxin
ChloramPHENICOL ThiamPHENICOL
SimvastaTIN BetahisTIN
ASAM MefenAMAT 500 mg ASAM TranexAMAT 500 mg
Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
Glimepirid 1 mg Glimepirid 2 mg
Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : 17 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS MULTIWAHANA,
DIAN HAYATI