Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KOTA BAUBAU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WAJO
Jl. Dr. Wahidin No. 137, Kel. Lamangga, Kec. Murhum
BAUBAU

KEPUTUSAN KEPALA PUSKEMAS WAJO


NOMOR : 005 . a / PKM WAJO / I / 2022

TENTANG

PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN


DI PUSKESMAS WAJO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA PUSKESMAS WAJO,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di


Puskesmas perlu memperhatikan kebutuhan pasien,
keselamatan pasien dan harus berkesinambungan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud


dalam huruf a, maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas Wajo tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas Wajo;

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 23 Tahun 2020 tentang Penetapan Dan


Perubahan Penggolongan Psikotropika

2. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 36 Tahun 2014,


tentang Tenaga kesehatan;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun


2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43


tahun 2019, tentang Puskesmas;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2015 tentang


Peredaran, Penyimmpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46


tahun 2015, tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri
Dokter Gigi;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2020 tentang


Peraturan Menteri Kesehatan tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang


Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas

MEMUTUSKAN

Menetapka : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAJO TENTANG


n PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI
PUSKESMAS WAJO

Kesatu : Kebijakan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di Wajo.


Sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Baubau
Pada tanggal : 10 Januari 2022

KEPALA PUSKESMAS WAJO,

LM AWALUDDIN AKRAM
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAJO TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI
PUSKESMAS WAJO
NOMOR : 005 . a / PKM WAJO / I / 202245
TANGGAL : 10 januari 2022

A. PENILAIAN, PENYEDIAAN, PENGENDALIAN DAN PENGGUNAAN OBAT


1. Prosedur pengelolaan obat-obatan di Puskesmas meliputi penilaian,
penyediaan pengendalian dan penggunaan obat sesuai dengan standar
operasional yang ditetapkan.
2. Obat-obatan Psikotropika dan emergensi diatur dan dikelola dalam prosedur
khusus tersendiri
3. Apabila dipandang perlu, maka evaluasi pengelolaan obat dan kefarmasian
dapat dilakukan sewaktu-waktu

B. PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN OBAT


Penanggung jawab Pelayanan Obat di Puskesmas Wajo Kota Baubau adalah
Apoteker yang mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan Kefarmasian yang
meliputi :
1. Tugas Pokok, yang terdiri dari:
a. Melakukan pelayanan resep mulai dari menerima resep, menyerahkan obat
sesuai resep dan menjelaskan kepada pasien tentang pemakaian obat.
b. Memberikan KIE kepada pasien
c. Merencanakan kebutuhan obat dan perbekalan kefarmasian baik bulanan
dan tahunan
d. Mengelola pemasukan obat dan alkes (Alat Kesehatan ).
e. Mengelola pengeluaran / pendistribusian obat ke unit terkait
f. Menyusun dan menyimpan arsip serta,
g. Melakukan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
2. Pelayanan Farmasi Klinik yang terdiri dari :
a. Membantu melaksanakan kegiatan Posyandu Lansia
b. Sebagai pemegang program PSM (Peran Serta Masyarakat) yang bertugas
untuk membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan,
khususnya bidang kefarmasian.
c. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan oleh atasan.

C. PENYEDIAAN OBAT
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium puskesmas.
2. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat di Puskesmas Wajo Kota
Baubau dikoordinir oleh Apoteker Penanggung jawab.
3. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
4. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali.
D. PELAYANAN OBAT 24 JAM KEPADA PASIEN
1. Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasien pada
Unit Gawat Darurat 24 Jam terbatas pasien Rawat Inap/ One Day care.
2. Tujuan dilaksanakannya pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Wajo adalah
agar :
a. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien UGD 24 jam terbatas dan
pasien Rawat Inap/ One Day Care dapat terlayani secara optimal selama
24 jam.
b. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam
melaksanakan pelayanan obat 24 jam.
3. Pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Wajo diluar jam kerja dilaksanakan oleh
petugas pelayanan kefarmasian yang saat pelayanan sedang melaksanakan
tugas piket jaga. Dalam pelaksanaannya petugas piket jaga harus :
a. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
b. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
c. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
d. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara
penggunaan dan efek samping obat.
e. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
f. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat.
4. Analisis dan evaluasi dilakukan oleh petugas pengelola obat untuk menentukan
obat – obat yang harus disediakan pada pelayanan obat 24 jam dan
memastikan keamanan obat di kamar obat.

E. PERSYARATAN PETUGAS YANG BERHAK MEMBERIKAN RESEP


Persyaratan petugas yang berhak memberikan resep di Puskesmas Wajo :
1. Menetapkan definisi resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi kepada apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat kepada
pasien.
2. Menunjuk dan menetapkan persyaratan petugas yang berhak memberi resep di
Puskesmas Wajo Kota Baubau.
3. Petugas yang berhak memberi resep di Puskesmas Wajo yang dimaksud
adalah Dokter Umum dan Dokter Gigi yang memiliki Surat Izin Praktek (SIP) di
Puskesmas Wajo Kota Baubau.
4. Dalam kondisi tertentu dimana petugas yang berhak memberi resep tidak ada,
maka petugas lain yang telah dilatih dapat memberikan resep kepada pasien
dengan pengawasan dan pembinaan dari Kepala Puskesmas.

F. PERSYARATAN PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT


1. Petugas yang berhak menyediakan obat di unit Puskesmas Wajo adalah
Tenaga Apoteker yang mempunyai latar belakang pendidikan minimal Apoteker
dan telah mempunyai Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA);
2. Petugas farmasi di Puskesmas dapat dibantu oleh petugas lain yang bukan
merupakan tenaga kefarmasian untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di
Puskesmas Wajo, meliputi kegiatan menyediakan obat dan dengan syarat di
damping oleh petugas farmasi yang bertanggung jawab Puskesmas Wajo;
3. Kompetensi tenaga apoteker sebagai petugas yang berhak menyediakan obat
antara lain :
a. Mampu memberikan pelayanan kefarmasian
b. Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian
c. Mampu mengelola manajemen praktis farmasi
d. Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian
e. Mampu melaksakan pendidikan dan pelatihan
f. Mampu melaksakan penelitian dan pengembangan
4. Semua tenaga kefarmasian di puskesmas harus selalu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam rangka menjaga dan
menignkatan kompetensinya
5. Semua tenaga kefarmasian di puskesmas melaksakan pelayanan kefarmasian
berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dibuat secara tertulis,
disusun oleh kepala ruang farmasi, dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
SOP tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Jenis SOP dibuat sesuai
dengan kebutuhan pelayanan yang dilakukan pada Puskesmas.
6. Dalam kondisi tertentu dimana petugas yang berhak menyediakan obat tidak
ada, maka petugas lain yang telah dilatih dapat menyediakan obat kepada
pasien dengan pengawasan dan pembinaan dari Kepala Puskesmas dan atau
Apoteker di Dinas Kesehatan Kota Baubau.

G. PELATIHAN BAGI PETUGAS YANG DIBERI KEWENANGAN MENYEDIAKAN


OBAT TETAPI BELUM SESUAI PERSYARATAN
1. Setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas Wajo mempunyai kesempatan yang
sama untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
2. Apoteker dan atau tenaga teknis kefarmasian dan atau petugas yang diberikan
kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan harus
memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun program
pengembangan staf.
3. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawabnya.
4. Melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi
tenaga kefarmasian dan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat
tetapi belum sesuai persyaratan.
5. Tenaga kefarmasian dan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat
tetapi belum sesuai persyaratan difasilitasi untuk mengikuti program yang
diadakan oleh organisasi profesi dan isntitusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan.
6. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktek, magang,
dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas.

H. PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


Peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat di Puskesmas Wajo Kota Baubau
1. Peresepan dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi yang telah memiliki Surat
Ijin Praktek (SIP) yang ada di Puskesmas Wajo
2. Dalam kondisi tertentu dimana petugas yang berhak memberi resep tidak ada,
maka petugas lain yang telah dilatih dapat memberikan resep kepada pasien
dengan pengawasan dan pembinaan dari Kepala Puskesmas.
3. Pemesanan dan pengelolaan dilaksanakan sesuai dengan PMK nomor 26
tahun 2020 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas

I. PERESEPAN PSIKOTROPIK
Peresepan psikotropika di Puskesmas Wajo Kota Baubau :
1. Aturan peresepan psikotropika di Puskesmas Wajo Kota Baubau dilaksakan
oleh Dokter di Puskesmas Wajo Kota Baubau
2. Peresepan psikotropika harus dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pasien
sesuai diagnosis dan tatalaksana terapi yang tercantum dalam pedoman
pengobatan di puskesmas
3. Peresepan psikotropika diberikan paling lama untuk 10 hari dan bila diperlukan
bagi penderita dengan pengobatan jangka panjang maka dokter akan
meresepkan kembali setelah pasien kontrol pada kunjungan berikutnya.

J. PENGGUNAAN OBAT YANG DIBAWA SENDIRI OLEH PASIEN/KELUARGA


PASIEN
Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan ditulis di
formular rekonsiliasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter

K. PENYIMPANAN OBAT
1. Bahwa penyimpanan obat dan sediaan farmasi lain harus sesuai dengan
prosedur dan persyaratan penyimpanan obat yang telah ditetapkan dengan
persyaratan penyimpanan obat
2. Dalam menjamin keamanan dan mutu obat, maka perlu dilakukan penyimpanan
yang baik
3. Adapun tata cara penyimpanan obat di Puskesmas Wajo , yaitu
a. Obat Psikotropika/Narkotika disimpan dalam lemari khusus
b. Obat Golongan antibiotik dan harus disimpan di tempat yang kering dalam
wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya matahari.
c. Petugas obat atau petugas Imunisasi menyimpan Vaksin dan serum
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan disimpan dalam
lemari pendingin (2 0C - 8 0C), kartu temperatur selalu diisi.
d. Obat injeksi disimpan ditempat yang terhindar dari cahaya matahari
e. Obat LASA diberi jarak 1 obat dan diberi label LASA
f. Obat obatan High Alert diberi tanda High Alert
g. Obat Emergensi di simpan dalam lemari emergensi atau emergensi kit
h. Obat berbentuk cairan dan bentuk padatan serta semi padat disimpan
dalam lemari terpisah.
4. Penyimpanan obat dan sediaan farmasi lain disimpan berdasarkan alfabet obat,
jenis dan bentuk sediaan, stabilitas obat dengan memperhatikan sistem FEFO
dan FIFO.

L. PENANGANAN OBAT RUSAK DAN KEDALUWARSA


1. Dalam penanganan obat kedaluwarsa atau rusak Kepala Puskesmas Wajo
menunjuk koordinator farmasi pelaksana di Puskesmas Wajo Kota Baubau
yaitu seorang Apoteker.
2. Tugas, wewenang dan tanggung jawab koordinator farmasi pelaksana pada
diktum pertama adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi
yang terkait dengan penanganan obat kedaluwarsa atau rusak yang
ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku
b. Koordinator farmasi bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
penanganan obat kedaluwarsa atau rusak
c. Mengumpulkan, mengolah, merangkum dan melaporkan data obat
kedaluwarsa atau rusak
d. Dalam melaksakan tugasnya pelaksana kegiatan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas Wajo Kota Baubau

M. LARANGAN MEMBERIKAN OBAT KEDALUWARSA DAN UPAYA UNTUK


MEMINIMALKAN ADANYA OBAT KEDALUWARSA DENGAN SISTEM FIFO
DAN FEFO
1. Bahwa pemakaian obat kedaluwarsa merupakan salah satu bentuk dari
pemakaian obat yang tidak tepat, dapat menimbulkan kerugian pada pasien,
mengancam keselamatan jiwa dan mengacaukan diagnosa penyakit.
2. Dibutuhkan pemahaman akan pentingnya pengetahuan perihal kedaluwarsa
obat, baik oleh apoteker, maupun pasien.
3. Dalam menjamin keamanan pasien dan mutu obat, peringatan untuk tidak
memberikan obat kedaluwarsa kepada pasien jika sudah lewat tanggal yang
ditetapkan.
4. Penyimpanan dan penyusunan obat harus diperhatikan dan diatur sebaik-
baiknya, hal ini untuk menjamin obat tersedia dengan cukup dan dalam kondisi
baik, tidak rusak, dan tidak kedaluwarsa.
5. Perlu ditetapkan dan diterapkan Sistem penyimpanan dengan memperhatikan
bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis Dengan
sistem Pengeluaran Obat FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First
Out).

N. PENCATATAN, PEMANTAUAN, PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT DAN


KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (KTD)
1. Untuk mencegah terjadinya efek samping obat dan kejadian yang tidak
diinginkan, maka penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang
berisi minimal:
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir
c. Nomor rekam medis
d. Aturan pakai
e. Cara pemakaian
2. Jika terjadi kejadian efek samping dan KTD maka dilakukan pencatatan
kejadian efek samping dan KTD beserta langkah-langkah tindakan medis dan
non medis yang telah dilakukan lalu menyerahkan hasil pencatatan kepada
petugas obat.
3. Laporan KTD akan di serahkan kepada Tim Keselamatan Pasien Puskesmas
serta dilakukan pembuatan laporan efek samping obat menggunakan
Formulir MESO dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas untuk dilaporkan
ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional
O. PENANGGUNG JAWAB TINDAK LANJUT PELAPORAN KESALAHAN
PEMBERIAN OBAT (KPO) DAN (KNC)
Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan KPO dan KNC di Puskesmas Wajo Kota
Baubau adalah Apoteker.

P. PENYEDIAAN OBAT-OBAT EMERGENSI DI UNIT KERJA


1. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan unit gawat darurat,
Poli Gigi, VK dan Poli KIA
2. Puskesmas Wajo wajib mengatasi jika terjadi kedaruratan dalam pelayanan
kesehatan
3. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera diganti
jika digunakan dan disegel kembali oleh petugas farmasi.
4. Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan Puskesmas Wajo Kota Baubau
dilaksanakan oleh tim penyediaan obat emergensi di unit pelayanan
Puskesmas Wajo Kota Baubau
5. Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan Puskesmas Wajo Kota Baubau
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
bertanggung jawab demi keselamatan pasien

DAFTAR OBAT EMERGENSI DI UNIT PELAYANAN

Unit Pelayanan
No Nama Obat Poli
UGD KIA Bersalin Ranap Ambulance Vaksinasi
Gigi
1 Atropin injeksi √ √ √ √
Diazepam
2 √ √
injeksi
Dexametasone
3 √ √ √ √ √ √ √
injeksi
Epinefrina HCl
4 √ √ √ √ √ √ √
Injeksi
MgSO4 40
5 √
injeksi
Natrium
6 Klorida 0.9% √ √ √ √ √ √ √
Infus

Q. OBAT HIGH ALERT


Obat- obat high alert wajib disimpan secara terpisah dari penyimpanan obat lain dan
diberi pelabelan khusus
DAFTAR OBAT HIGH ALERT

Kekuatan
No Nama Obat Sediaan

1 Atropin sulfat Injeksi 0.25 mg


2 Diazepam Injeksi 10mg
3 Diazepam Tablet 2 mg, 5 mg
4 Epinefrina HCl Injeksi 0.1%
5 Kalsium Glukonas Injeksi 10%
6 Lidokain Injeksi 2%
7 Metilergometrin Injeksi 0.2 mg
8 MgSO4 Injeksi 40%
9 Oksitosin Injeksi 10 IU

KEPALA PUSKESMAS WAJO,

LM AWALUDDIN AKRAM

Anda mungkin juga menyukai