Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEBAWI
Jl. Raya Sebawi Desa Sebawi Kec.Sebawi Kode Pos 79462
Call Centre 08115710026 Email pusksebawi01@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS SEBAWI
NOMOR TAHUN 2023

TENTANG

PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS SEBAWI

KEPALA PUSKESMAS SEBAWI

Menimbang : a. Bahwa layanan farmasi merupakan salah satu penunjang


dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Sebawi
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas
ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Sebawi tentang
Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Sebawi

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi Izin Praktek
dan Izin Keja Tenaga Kefarmasian;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Permenkes No 74 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS SEBAWI
TAHUN 2023.
KESATU : Kebijakan pelayanan kefarmasian Puskesmas Sebawi
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sebawi
pada tanggal 17 Januari 2023

Kepala Puskesmas Sebawi,

URAY JONI
Lampiran I
Keputusan Kepala Puskesmas Sebawi
Nomor Tahun 2023
Tentang Pelayanan Kefarmasian
Puskesmas Sebawi

PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS SEBAWI


 Tahap manajemen penggunaan obat diatur dalam regulasi yang ditetapkan oleh
Puskesmas.
 Ruang Farmasi bertanggung jawab untuk menjamin kelangsungan ketersediaan
dan keterjangkauan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang efektif,
efisien dan rasional.
 Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu
kegiatan pelayanan kefarmasian, dimulai dari perencanaan, penerimaan,
penyimpanan, penyimpanan, pendisribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan
serta pemantuan dan evaluasi.
 Sediaan farmasi / perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan medis habis pakai,
reagensia, dan gas medis.
 Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
puskesmas yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat
yang bermutu yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
 Pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat diatur oleh prosedur yang
ditetapkan oleh Puskesmas.
 Penanggung jawab pelayanan obat di Puskesmas adalah Tenaga Tekhnis
Kefarmasian, berijazah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai asisten apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan asisten apoteker, yang telah memilliki Surat
Tanda Registrasi Tenaga Tekhnis Kefarmasian dan Surat Izin Praktek Tenaga
Tekhnis Kefarmasian, yang bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan-peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan
pengawasan distribusi.
 Dilakukan pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat di Puskesmas.
 Penarikan obat dilakukan pada kondisi obat kadaluarsa atau ketinggalan jaman,
dan pada kondisi penarikan dari produsen yang bersangkutan.

I. Metode untuk Menilai, Mengendalikan Penyediaan dan Penggunaan


Obatyang Menjamin Ketersediaan Obat

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan


pengendalian obat.
1. Pengendalian persediaan meliputi:
a. Membuat laporan LPLPO setiap 1 bulan
b. Melaksanakan stok opname setiap 1 bulan
c. Melakukan PKO (Permintaan Kekurangan Obat) jika tidak mencukupi sampai
permintaan bulan berikutnya
d. Pelayanan farmasi menggunakan sistem satu pintu
2. Pengendalian penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan obat adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi :
a. Prosentase penggunaan antibiotika (sampel kasus tertentu);
b. Prosentase rata – rata jumlah R/;
c. Prosentase penggunaan obat generik;
d. Kesesuaian dengan pedoman

Pengendalian penggunaan obat dan pengamanan obat diatur oleh prosedur yang
ditetapkan oleh puskesmas.

II. Tersedia Formularium Puskesmas


 Formularium obat puskesmas mengacu kepada formularium nasional dan
formularium dinas kesehatan kabupaten.
 Formularium ditelaah minimal satu kali dalam tiga tahun, berdasarkan informasi
tentang keamanan dan efektivitasnya.
 Penggunaan obat sesuai dengan diagnosa dan terapi sesuai dengan formularium
puskesmas.
 Evaluasi ketersediaan dan penggunaan obat sesuai dengan formularium diatur
dalam prosedur yang telah ditetapkan.

III. Jam Buka Pelayanan Farmasi


Jam buka pelayanan Farmasi mengikuti jam buka pelayanan di Puskesmas Sebawi.
1. Pelayanan obat Rawat jalan pada hari kerja senin s/d kamis (jam 07.30 s/d 14.40),
hari jumat (Jam 07.30 s/d 10.50), hari sabtu (jam 07.30 s/d 14.40)
2. Pelayanan obat rawat inap dilaksanakan oleh petugas jaga yang diberi
kewenangan pengelolaan obat dan telah diberi pelatihan.

IV. Petugas yang Berhak Memberikan Resep


1. Petugas yang berhak menuliskan resep adalah dokter dan dokter gigi sesuai
kompetensinya dengan persyaratan :
a. Memiliki surat tanda registrasi ( STR )
b. Memiliki surat ijin praktek ( SIP ) di Puskesmas Sebawi
2. Apabila dokter / dokter gigi tidak dapat menjalankan tugas karena tidak berada di
tempat, maka pelayanan pengobatan dan penulisan catatan penulisan obat
didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang ada (perawat, perawat gigi dan bidan),
yang sudah mendapatkan pelatihan;

V. Petugas yang Berhak Menyediakan Obat

Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat adalah :


1. TTK yang memiliki SIKTTK;
2. Tenaga kesehatan lain yang diberi pelimpahan tugas dan sudah mengikuti
pelatihan kefarmasian.
VI. Pelatihan Petugas yang Diberi Kewenangan dalam Penyediaan Obat Jika
Petugas yang Memenuhi Persyaratan Tidak Ada

Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyediaan


obat tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus
yang diberikan oleh penanggung jawab pengelola obat Puskesmas untuk
melaksanakan tugas penyediaan obat.
Pelatihan yang diberikan meliputi :
1. Jenis obat dan penggolongannya;
2. Cara membaca resep;
3. Penulisan etiket;
4. Cara pemakaian dan aturan pakai obat; efek samping obat;
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada pasien;
6. Distribusi obat berdasarkan FIFO dan FEFO;
7. Cara merekap resep harian.

VII. Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat


A. Peresepan Obat
1. Penulisan resep
Peresepan adalah proses pemesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter,
dokter gigi kepada pengelola obat/apoteker di Puskesmas Sebawi untuk
menyediakan atau meracik obat dan menyerahkan obat kepada pasien. Resep
merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien
(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu,
agar pengobatan berhasil maka resep harus rasional.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional adalah :
a. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakit;
b. Tepat indikasi penyakit;
c. Tepat pemilihan obat;
d. Tepat dosis;
e. Tepat cara pemberian obat;
f. Tepat pasien;
g. Waspada efek samping;

Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai bahasa ilmu kesehatan, karena bahasa latin tidak mengalami perubahan
( statis ), sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah
tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat
jalan di Puskesmas Sebawi harus tercantum :
a. Tanggal penulisan resep;
b. Nama pasien;
c. Umur pasien;
d. Alamat pasien;
e. Nomor rekam medis pasien;
f. Tanda R/ pada bagian kiri pada setiap penulisan obat;
g. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral;
h. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral;
i. Tanda tangan dan nama terang dokter penulis resep;
j. Tanda seru dan paraf dokter penulis resep untuk resep yang mengandung obat
yang jumlahnya melebihi dosis maksimum;
k. Kode pasien umum dan BPJS

2. Penyiapan obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter dan
dokter gigi, harus memahami isi resep dan memperhatikan :
a. Nama obat;
b. Jenis dan bentuk sediaan obat;
c. Nama dan umur pasien;
d. Dosis;
e. Cara pemakaian dan aturan pemberian;
f. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas;
g. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak
tersedia;
h. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya;
i. Pemasangan etiket atau label obat pada kemasan obat.

3. Penyerahan obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter dan
dokter gigi, harus memperhatikan :
a. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep;
b. Pemberian obat melalui loket obat;
c. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien;
d. Pemberian informasi tentang nama obat, cara pakai, penyimpanan, indikasi, konta
indikasi, stabilitas, efek samping obat dan interaksi kepada pasien atau keluarga
pasien.

B. Pemesanan Obat

Sumber penyediaaan obat di Puskesmas Sebawi berasal dari Dinas Kesehatan


Kabupaten Sambas, tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan yang masih berlaku.
Pemesanan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Sebawi, dapat di
lakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Mengajukan permintaan obat oleh Kepala Puskesmas Sebawi kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Sambas melalui IFK dengan menggunakan format LPLPO
setiap 1 (satu) bulan sekali, apabila dalam pertengahan waktu persediaan obat tidak
mencukupi dapat melakukan permintaan kekurangan obat (PKO).
2. Melakukan pemesanan kepada distributor melalui e-catalog dan non e-catalog
dengan menggunakan dana BLUD Puskesmas. Sedangkan permintaan dari unit
dilakukan secara periodik menggunakan buku permintaan obat dan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas
Sebawi sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sebawi.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain :

1. Menentukan jenis permintaan obat :


a. Permintaan rutin;
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Instalasi Farmasi Kabupaten
Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas untuk Puskesmas Sebawi;
b. Permintaan khusus :
Dilakukan di luar jadwal rutin distribusi rutin apabila :
1) Kebutuhan meningkat;
2) Terjadi kekosongan;
3) Terjadi KLB / bencana.

2. Menentukan jumlah permintaan obat


Data yang diperlukan antara lain :
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya;
b. Sisa stok
c. Kekosongan obat
d. Waktu tunggu
e. Stok Pengaman
f. Perkembangan pola kunjungan

C. Pengelolaan Obat

Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di setiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan :
1. Perencanaan dan permintaan;
2. Penerimaan;
3. Penyimpanan dan distribusi;
4. Pencatatan dan pelaporan;
5. Monitoring dan evaluasi pengelolaan obat.

VIII. Sistem Distribusi Obat FIFO/FEFO untuk Meminimalkan Obat


Kadaluarsa/Rusak

Langkah - langkah untuk meminimalkan obat kadaluwarsa adalah :


1. Identifikasi nama obat dan waktu kadaluwarsa dalam kartu stok;
2. Membuat daftar obat yang akan kadaluwarsa
3. Komunikasi aktif kepada dokter dan dokter gigi penulis resep untuk meresepkan
obat obat yang hampir kadaluwarsa;
4. Penggunaan obat berdasar :
a. FEFO ( First Expired First Out ) yaitu obat yang mendekati kadaluwarsa harus
dikeluarkan lebih dahulu;
b. FIFO ( First In First Out ) yaitu obat yang datang pertama kali datang harus
dikeluarkan lebih dahulu.

IX. Penanganan Obat Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat kadaluwarsa untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat kadaluwarsa. Prosedur mengikuti ketentuan yang
ditetapkan oleh Puskesmas.

X. Petugas yang Berhak Meresepkan Obat Psikotropika dan Narkotika

Obat psikotropika dan narkotika hanya boleh diresepkan oleh :


a. Dokter;
b. Dokter gigi.

Pemberian obat psikotropika dan narkotika :


a. Diberikan sesuai diagnosis;
b. Penyerahan obat oleh petugas farmasi;
c. Resep diberi penandaan khusus dengan memberi garis bawah warna merah pada
nama obat psikotropika dan obat narkotika;
d. Identifikasi pasien penerima resep dan verifikasi saat penyerahan obat.

XI. Penanganan dan Penggunaan Obat yang Dibawa oleh Pasien/Keluarga


Pasien (Rekonsiliasi Obat)
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan
obat yang telah dibawa pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan ( medication error ) seperti obat tidak diberikan, duplikasi obat, kesalahan
dosis atau interaksi obat.
Tujuan rekonsiliasi obat :
1. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan pasien;
2. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasikannya instruksi
dokter;
3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter.

Pada pasien yang telah membawa obat sendiri, petugas harus mengkomunikasikan
dengan dokter tentang obat - obat tersebut dan dokter yang menentukan status obat
tersebut, apakah dilanjutkan, ditunda atau dihentikan. Apabila obat tidak
dibawa,maka riwayat pengobatan sebelumnya dihentikan. Petugas mencatat hasil
rekonsiliasi pada lembar riwayat penggunaan obat di Form Rekam Medis Pasien.

XII. Penyimpanan Obat


Penyimpanan obat bertujuan untuk menjamin stabilitas dan kualitas obat sesuai
dengan kondisi standar penyimpanan dan memudahkan pencarian dan pengawasan
obat.
Penyimpanan obat harus mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut :
1. Bentuk dan jenis sediaan;
2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan sediaan farmasi
seperti suhu penyimpanan, cahaya dan kelembaban;
3. Mudah atau tidaknya meledak / terbakar;
4. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan;
5. Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak di perbolehkan untuk menyimpan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

Penyimpanan sediaan farmasi di Puskemas Sebawi:


a. dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya,
b. menurut suhu dan kestabilannya,
c. Penyusunan obat secara alfabetis, FEFO ( First Expired First Out)dan FIFO (First
In First Out).

XIII. Pemberian Obat kepada Pasien


 Petugas yang berhak memberikan obat di ruang farmasi adalah petugas yang
mempunyai kompetensi di bidang farmasi yaitu :
a. Apoteker yang telah memiliki SIPA;
b. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang memiliki SIKTTK.
c. Dalam pemberian obat pada pasien rawat inap, wewenang pemberian obat
didelegasikan kepada bidan. Bidan yang berwenang memberikan obat adalah bidan
yang telah ditentukan kewenangannya.
 Pemberian obat pasien rawat jalan diberikan secara resep individu.
 Pemberian obat ke pasien IGD, ruang bersalin, ruang kesehatan gigi dan mulut
(tindakan anastesi) diberikan sesuai resep yang diterima Floor Stock.
Pemberian obat ke sub unit atau jaringan puskesmas diberikan sesuai kebutuhan
dengan menggunakan LPLPO sub unit tiap 1 bulan.

Pemberian obat yang aman dengan melakukan telaah / verifikasi terhadap:


a. Ketepatan obat dengan resep atau pesanan
b. Waktu dan frekuensi pemberian
c. Jumlah dosis
d. Rute pemberian
e. Identitas pasien
 Pemberian obat kepada pasien disertai label/etiket yang mencakup informasi:
nama pasien, tanggal pemberian obat, nama dan dosis obat, cara penggunaan dan
frekuensi pemakaian.
 Obat pasien rawat jalan diserahkan dengan memberikan informasi terkait nama
obat, cara pakai, penyimpanan, indikasi, kontra indikasi, stabilitas, efek samping dan
interaksi oleh Apoteker.
 Sediaan farmasi dengan penggunaan khusus diserahkan oleh apoteker dengan
informasi khusus pemakaian.
 pemberian / administrasi obat di ruangan perawatan dilakukan oleh petugas
keperawatan yang telah memperoleh pelatihan pemberian obat.
 Sebelum pemberian obat, petugas keperawatan melakukan telaah obat
XIV. Penggunaan Obat-Obat Khusus
Perbekalan farmasi khusus obat-obat narkotik dan psikotropik, obat-obat High Alert,
elektrolit pekat, bahan berbahaya dan beracun, produk nutrisi, dikelola dengan
prosedur yang telah ditetapkan puskesmas.
 Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan secara berkala 1 bulan sekali ke
IFK Dinas Kesehatan kabupaten Sambas melalui aplikasi SIPNAP secara online.
 Penyimpanan narkotika pada lemari terkunci ganda.
 Perlu adanya peningkatan keamanan obat yang harus diwaspadai ( High Alert)
atau Obat dengan resiko tinggi terjadinya kesalahan dikelola dengan peraturan yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit.
 Penyimpanan Sediaan Farmasi yang penampilan dan penamaan yang mirip
(LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan / diletakkan secara
terpisah dan harus diberi penandaan berupa label khusus berwarna kuning
bertuliskan LASA untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat.
 Setiap unit pelayanan obat harus tersedia daftar obat High Alert, Obat LASA,
Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat High Alert
 Setiap staf klinis terkait harus tahu penatalaksanaan obat High Alert
 Obat High Alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas

XV. Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan Efek Samping Obat dan KTD

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia
untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Tujuan :
1. Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal
dan frekwensinya jarang;
2. Menentukan frekwensi dan insidensi efek samping obat yang sudah sangat
dikenal atau yang baru saja ditemukan.

Kegiatan :
1. Menganalisis laporan efek samping obat;
2. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek
samping obat;
3. Mengisi formulir monitoring efek samping obat ( MESO );
4. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

XVI. Penyediaan, Penyimpanan, Monitoring dan Penggantian Obat Emergensi

Obat emergensi adalah persediaan perbekalan farmasi yang digunakan untuk


menangani kasus darurat di masing masing ruangan.Tujuan penyediaan obat
emergensi adalah : menjamin ketersediaan obat emergensi di unit pelayanan untuk
kebutuhan kegawatdaruratan; menjamin jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar
obat emergensi yang telah di tetapkan.
Pengelolaan obat emergensi harus menjamin :
1. Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang telah di tetapkan
di unit masing masing pelayanan;
2. Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain;
3. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera di ganti;
4. Obat emergensi disimpan dalam kotak tertutup yang bersegel dan diletakkan di
tempat yang aman, strategis dan mudah dijangkau;
5. Dalam setiap kotak diberi kartu stok obat;
6. Di cek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa.

Obat emergensi tersedia di ruang IGD, Ruang bersalin, Ruang pemeriksaan umum,
Ruang KIA, Ruang Gigi dan Mulut, dan Ambulance

JENIS-JENIS OBAT EMERGENSI


PUSKESMAS SEBAWI

1. Ambulance

NO NAMA OBAT SATUAN JUMLAH


1 Dexamethasone inj ampul 2
2 Ephinepfrin inj ampul 2
3 MgSO4 40% botol 2
4 Lidocain inj Ampul 2
5 Diphenhidramin inj Ampul 2
6 Dispo 3 cc Pcs 2
7 Dispo 5 cc pcs 2
8 Dispo 1 cc Pcs 2
9 Dispo 10 cc Pcs 2

2. RUANG TINDAKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

NO NAMA OBAT SATUAN JUMLAH


1 Dexamethasone Injeksi Ampul 2
2 Epineprin Injeksi Ampul 2
3. Diphenhidramin injeksi Ampul 2
4 Atrophin sulfat injeksi Ampul 2
5 Lidocain injeksi Ampul 2
6 Dispo 1 cc Pcs 2
7 Dispo 3 cc Pcs 2
8 Dispo 5 cc Pcs 2

3. JENIS-JENIS OBAT EMERGENSI DI RUANG PERSALINAN

NO NAMA OBAT SATUAN JUMLAH


1 MgSO4 40 % Botol 2
2 Calcil Glukonas botol 1
3 Epinefrin injeksi Ampu 2
4 Atrophin sulfat injeksi Ampul 2
5 Lidocain inj ampul 3
6 Dexamethasone Injeksi Ampul 2
7 Dispo 1 cc Pcs 4
8 Dispo 3 cc Pcs 5
9 Dispo 5 cc Pcs 5
10 Dispo 10 cc Pcs 2
4. RUANG TINDAKAN

NO NAMA OBAT SATUAN JUMLAH


1 Dexamethasone Injeksi Ampul 2
2 Epineprin Injeksi Ampul 2
3. Diphenhidramin injeksi Ampul 2
4 Atrophin sulfat injeksi Ampul 2
5 Lidocain injeksi Ampul 2
6 Dispo 1 cc Pcs 2
7 Dispo 3 cc Pcs 2
8 Dispo 5 cc Pcs 2

5. RUANG KESEHATAN IBU DAN ANAK

NO NAMA OBAT SATUAN JUMLAH


1 Dexamethasone Injeksi Ampul 2
2 Epineprin Injeksi Ampul 2
3. Atrophin sulfat injeksi Ampul 2
4 Lidocain injeksi Ampul 2
5 Dispo 1 cc Pcs 2
6 Dispo 3 cc Pcs 2
7 Dispo 5 cc Pcs 2

Ditetapkan di Sebawi
pada tanggal 17 Januari 2023

KEPALA PUSKESMAS SEBAWI,

URAY JONI

Anda mungkin juga menyukai