PENGERJAAN RESEP
1. Kelegkapan resep :
1) Resep 1
2) Resep 2
4) Resep 4
2) Resep 2
3) Resep 3
Onat
diminum
sesudah
makan
4) Resep 4
3. Deskripsi obat
1) Resep 1
KALMOXILIN
Nama obat : kalmoxilin 250 mg
Kategori terapi : antobiotik
Mekanisme aksi : Amoksisilin bekerja dengan menghambat sintesis
dari dinding sel bakteri. Amoksisilin menghambat cross-linkage di antara
rantai polimer peptidoglikan linear yang membentuk komponen utama
dari dinding sel dari bakteri Gram-positif dan komponen minor dari Gram-
negatif. Bakteri Gram negatif umumnya tahan terhadap antibiotik Beta-
laktam.
Farnakokinetik : Absorbsi amoksisilin dicaluran cerna jauh lebih baik dari
pada ampisilin. Amoksisilin mencapai kadar dalam darah yang tingginya
kira- kira lebih tinggi dari pada ampisilin, masa paruh eliminasi ampisilin
dan amoksisilin hampir sama. Distribusi ampisilin dan amoksisilin secara
garis besar sama (Gunawan, 2012:668)
Indikasi : infeksi gram positif dan negatif pada saluran cerna, saluran
kemih
Resiko pada kehamilan : Obat antibiotik jenis ini aman untuk ibu hamil,
tetapi amoxsisilin merupakan alternative yang perlu dipertimbangkan
untuk diberikan pada ibu hamil, karena kadar dalam darah ibu hamil
seperempat sampai sepertiga kadar disirkulasi ibu hamil.
Kontraindikasi : hipersensitif pada penisilin
Dosis : oral: 0,25-1 gram tiap 6 jam, diberikan 30 menit sebelum makan.
ANAK di bawah 10 tahun, ½ dosis dewasa. Infeksi saluran kemih, 500 mg
tiap 8 jam; ANAK di bawah 10 tahun, setengah dosis dewasa. Injeksi
intramuskular atau injeksi intravena atau infus, 500 mg setiap 4-6 jam;
ANAK di bawah 10 tahun, ½ dosis dewasa; Endokarditis (dalam
kombinasi dengan antibiotik lain jika diperlukan), infus intravena, 2 g
setiap 6 jam, ditingkatkan hingga 2 g setiap 4 jam, dalam endokarditis
enterokokus atau jika ampisilin digunakan tunggal; Listerial meningitis
(dalam kombinasi dengan antibiotik lain), infus intravena, 2 g setiap 4 jam
selama 10–14 hari; NEONATAL 50 mg/kg bb setiap 6 jam; BAYI 1-3
bulan, 50-100 mg/kg bb setiap 6 jam; ANAK 3 bulan – 12 tahun, 100
mg/kg bb setiap 6 jam (maksimal 12 g sehari).
Perhartian : riwayat alergi, gangguan ginjal, ruam eritematous umumnya
pada glandular fever, infeksi sitomegalovirus, dan leukemia limfositik
akut atau kronik (lihat keterangan di atas). Pemakaian dosis tinggi atau
jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi terutama pada saluran
pencernaan. Jangan diberikan pada bayi baru lahir dan ibu yang
hipersensitif terhadap penisilin. Pada penderita payah ginjal, takaran harus
dikurangi. Keamanan pemakaian pada wanita hamil belum diketahui
dengan pasti. Hati-hati kemungkinan terjadi syok anafilaktik.
Efek samping : mual, muntah, diare; ruam (hentikan penggunaan), jarang
terjadi kolitis karena antibiotik; lihat juga Benzilpenisilin
Over dosis :
Parameter yang harus dimonitor: penggunaan jangka panjang, dosis,
aturan pakai.
Bentuk sediaan : tablet
Interaksi obat :
Meningkatnya risiko perdarahan, jika digunakan dengan obat
pengencer darah.
Meningkatnya risiko alergi, jika digunakan dengan allopurinol.
Meningkatnya efek samping amoxicillin, jika digunakan
dengan probenecid.
Menurunnya efektivitas amoxicillin, jika digunakan dengan
chloramphenicol, makrolid, sulfonamida, dan tetracycline HCl.
Menurunnya efektivitas pil KB.
PONCOSOLVON SYR
2) Resep 2
Asetosal
Ciproxin
Igastrum syr
3) Resep 3
4) Resep 4
Nama obat : Pamol
Kategori terapi : Analgesik antipiretik
Mekanisme aksi : Bekerja langsung di pusat saraf dengan mempengaruhi
ambang rasa sakit dengan menghambat enzim cyclooxsygenase, COX-1,
COX-2, dan COX-3 yang terlibat dalam pembentukan prostaglandin,
substansi yang bertindak mengatur rasa sakit dan diketahui juga sebagai
regulator panas pada hipotalamus.
Kontra indikasi : Hipersensitivitas dan penyakit hepar aktif derajat berat
Dosis : Dewasa : 325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam.
Paracetamol biasanya tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 500
mg. Paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4–6 jam sekali untuk
meredakan demam.
Anak < 2 bulan : 10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan
anjuran dokter.
Anak 2 bulan–12 tahun : 10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai
anjuran dokter. Dosis maksimal 5 kali pemberian dalam 24 jam.
Anak > 12 tahun : 325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam
Perhatian : Jangan mengonsumsi dan menggunakan paracetamol jika
memiliki riwayat alergi dengan obat ini.
Jangan memberikan paracetamol kepada anak berusia di bawah 2
tahun tanpa petunjuk dari dokter.
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan paracetamol
jika menderita gangguan hati atau ginjal.
Jangan mengonsumsi alkohol bersama dengan parasetamol karena
dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat, seperti obat untuk
epilepsi, tuberkulosis (TBC), obat pengencer darah, suplemen, atau
obat herbal.
Segera ke rumah sakit jika demam tidak mereda, serta ketika
muncul kemerahan pada kulit.
Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis.
Ibu hamil atau menyusui selalu berkonsultasi dengan dokter
(kategori C)
ESO dan Toksikologi : Jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan
terjadi reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, kelainan darah (termasuk
trombositopenia, leukopenia, neutropenia), hipotensi juga dilaporkan pada
infus
Toksikologi : Penggunaan jangka panjang dan dosis berlebihan atau
overdosis dapat menyebabkan kerusakan hati, dan keracunan.
Parameter yang harus dimonitor : Pada pasien dengan terapi jangka
panjang dan toksikologi obat.
Informasi untuk pasien : Telan obat ini secara utuh. Jangan
menghancurkan, mengunyah atau mematahkan tablet, simpan pada suhu
ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan
disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Gunakan dosis sesuai
anjuran atau penyakit yang diderita dan hati-hati dengan pasien pada
kondisi tertentu yang hipersensitif terhadap Paracetamol. Bila terjadi
keracunan segera hubungi dokter atau cari penawarnya.
Bentuk sediaan : Tablet
Interaksi obat dari resep ke-4 : Tidak terdapat interaksi obat di ketiga obat dalam
resep tersebut.