Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WANASARI
Jl. Raya Klampok No. 20 Wanasari Brebes 52252
Telp. (0283) 671968
Email : pusk.wanasari@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WANASARI


NOMOR: 012.3/SK/I/ 2023

TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN (UKP)

KEPALA PUSKESMAS WANASARI,

Menimbang : a. bahwa dalam pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan


(UKP) Puskesmas, perlu disusun pedoman yang jelas di
Puskesmas, sehingga setiap karyawan yang memegang
posisi baik pimpinan, penanggung jawab maupun
pelaksana akan melakukan tugas sesuai dengan
pedoman yang diberikan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dipandang pelu ditetapkan
keputusan Kepala Puskesmas Wanasari tentang
penetapan Pedoman Pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas Wanasari;

Mengingat : 1. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah;
2. Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi
dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medik
8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 3 tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika,
Dan Prekursor Farmasi.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 5 tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 71 tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional;
11. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022
Tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan
Kesehatan, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter
Gigi, Puskesmas, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah
Sakit, Laboratorium Kesehatan dan Unit Transfusi
Darah;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah,Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
14. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor HK.02.02/I/3991/2022 Tentang Petunjuk
Teknis Survei Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat,
Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi;
15. Peraturan Bupati Brebes Nomor 011 Tahun 2011
tentang Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Brebes;
16. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
Nomor 800/2692 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten
Brebes;
17. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
Nomor 800/170 Tahun 2017 tentang Jenis Pelayanan
yang disediakan puskesmas ;
18. Surat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
Nomor 440/00588/2020 Tahun 2020 mengenai
indikator kinerja;
19. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
Nomor 360.2/06148 Tahun 2020 tentang Struktur
Organisasi Puskesmas di Kabupaten Brebes;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WANASARI TENTANG


PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN UPAYA
KESEHATAN PERORANGAN (UKP).
KESATU : Menetapkan Pedoman Pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas Wanasari terlampir pada surat
keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Wanasari
Pada tanggal 03 Januari 2023

KEPALA PUSKESMAS WANASARI,

AGUS NAWAWI
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
WANASARI
NOMOR : 012.3/SK/I/ 2023

TENTANG : PEDOMAN PENYELENGGARAAN


PELAYANAN UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN (UKP)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk
masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas.
Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung awab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah
pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan:
kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan rehabilitative (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedaan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia. Dalam hal ini Puskesmas
dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para
pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya
untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa
layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang
semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku
salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan
kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan
yang telah diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah
sesuai dengan harapan atau belum. Olehnya itu puskesmas sangat
dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan yang
berkualitas bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi petugas
kesehatan di Puskesmas Wanasari dalam menyelenggarakan kegiatan
Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Wanasari. Sehingga
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana serta memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman penyelenggaran UKP Puskesmas Wanasari
adalah petugas pelaksana UKP yang meliputi:
1. Pelaksana Pelayanan Loket Pendaftaran
2. Pelaksana Pelayanan Kasir
3. Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Umum Dewasa
4. Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Umum Lansia
5. Pelaksana Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
7. Pelaksana Pelayanan MTBS dan MTBM
8. Pelaksana Pelayanan Penyakit Jiwa
9. Pelaksana Pelayanan UGD
10. Pelaksana Pelayanan PONED
11. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
12. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
13. Pelaksana Pelayanan Rujukan
14. Pelaksana Pelayanan Konseling
D. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
di . Puskesmas Wanasari meliputi pelayanan di dalam gedung dan di
luar gedung.
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Pelayanan Loket Pendaftaran
b. Pelayanan Kasir
c. Pelayanan Pemeriksaan Umum Dewasa
d. Pelayanan Pemeriksaan Umum Lansia
e. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Pelayanan KIA/KB
g. Pelayanan MTBS dan MTBM
h. Pelayanan Penyakit Jiwa
i. Pelayanan TB dan Kusta
j. Pelayanan UGD
k. Pelayanan PMP
l. Pelayanan Laboratorium
m. Pelayanan Kefarmasian
n. Pelayanan Rujukan
o. Pelayanan Konseling
2. Pelayanan Luar Gedung
a. Puskesmas Keliling
b. Posyandu Lansia
c. Posbindu
d. UKS
e. UKK

E. Batasan Operasional
Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
perorangan, kefarmasian dan laboratorim. Pedoman ini hanya mengatur
penyelenggaraan pelayanan UKP pada Puskesmas Wanasari.
F. Landasan Hukum
1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas Klinik Pratama Tempat Praktek Mandiri
Dokter
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber daya Manusia

Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan Upaya


Kesehatan Masyarakat Puskesmas Wanasari adalah Sumber Daya
Manusia (SDM Kesehatan). Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM,
sama halnya dengan job spesifikasi, yaitu minimal golongan/jabatan,
masa kerja minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai
performance (kinerjanya), dan standar kompetensi. Jenis dan jumlah
tenaga kesehatan dihitung berdasar analisa beban kerja, dengan
mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, luas wilayah kerja, dan ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja.

Kualifikasi Ketenagaan Pelaksana UKP


di Puskesmas Wanasari

Kualifikasi
Nama Unit
NO Jumlah
Pelayanan
Status Pendidikan Pelatihan
1 Pelayanan Loket D III Rekam Pelatihan
Pendaftaran Medis Rekmed
SMA
2 Pelayanan Kasir Minimal 1
SMA
3 Pelayanan Dokter 1
Pemeriksaan Umum
Umum Dewasa
4 Pelayanan D III ,S-1 1
Pemeriksaan Keperawata
Umum Lansia n
5 Pelayanan Dokter Gigi,
Kesehatan Gigi D III ,S-1 Prwt
dan Mulut Keperawata Gigi. 2
n
6 Pelayanan KIA/KB D III, D IV 17
Kebidanan
7 Pelayanan MTBS D III ,S-1 Prwt. 1
dan MTBM Keperawata Bdn. 2
n
8 Pelayanan D III ,S-1 1
Penyakit Jiwa Keperawata
n
9 Pelayanan TB dan D III ,S-1 2
Kusta Keperawata
n
10 Pelayanan UGD D III ,S-1 5
Keperawata
n
11 Pelayanan PMP D III, D IV 12
Kebidanan
12 Pelayanan D III Analis 1
Laboratorium Kesehatan
13 Pelayanan S 1 Apoteker 1
Kefarmasian
14 Pelayanan S 1 Teknik 1
Rujukan Informatika
14 Pelayanan D III, S1 1
Konseling Penyuluh
Kesehatan :
Kesling

B. Distribusi Ketenagaan Upaya Kesehatan Perorangan


Distribusi Ketenagaan Pelaksana UKM di Puskesmas Wanasari

Nama Unit Puskesmas


No Jenis Tenaga
Pelayanan Wajib Ada Kekurangan
1 Pelayanan Loket - Petugas Pendaftaran 3 1 2
Pendaftaran - Petugas Rekmed 3 1 2
2 Pelayanan Kasir - Petugas Loket 1 1 -
3 Pelayanan - Dokter fungsional 1 1 -
Pemeriksaan - Perawat 1 1 -
Umum Dewasa
4 Pelayanan - Perawat 1 1 -
Pemeriksaan
Umum Lansia
5 Pelayanan - Dokter gigi 1 0 1
Kesehatan Gigi - Perawat gigi 2 2 -
dan Mulut
6 Pelayanan - Bidan 2 2 -
KIA/KB
7 Pelayanan MTBS - Perawat 1 1 -
dan MTBM - Bidan 1 1 -
8 Pelayanan - Perawat 1 1 -
Penyakit Jiwa
9 Pelayanan UGD - Perawat 2 2 -
10 Pelayanan PONED - Bidan 6 6 2
11 Pelayanan - Analis 2 1 1
Laboratorium
12 Pelayanan - Apoteker 1 0 1
Kefarmasian - Asisten Apoteker 2 1 1

13 Pelayanan - Administrasi 1 1 -
Rujukan
14 Pelayanan - Penyuluh kesehatan 1 1 -
Konseling

C. Jadwal kegiatan Upaya perorangan


Jadwal Kegiatan Upaya perorangan di Puskesmas Wanasari

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Upaya kesehatan Senin s/d Kamis


Perorangan dalam 07.30-14.00 WIB
Pelaksanaan UKP
gedung Jumat 07.30
keluar gedung
s/d 14.30
dilakukan diluar
Sabtu 07.30 jadwal rapat rutin
s/d 13.00 puskesmas

2 Upaya kesehatan Senin s/d Sabtu


Perorangan luar
07.30 – 12.00 WIB
gedung
BAB III

STANDAR FASILITAS

Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan


terselenggaranya pelayanan kesehatan yang optimal, efektif dan efisien di
Puskesmas. Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi
persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin edar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan diuji serta
dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.
Standar peralatan Upaya Kesehatan perorangan di Puskesmas
Wanasari mengacu pada standar peralatan puskesmas berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

A. STRATEGI
1. Indikator Input
- Sumber Daya Manusia
- Sarana Prasarana
- Dana
- Pedoman kerja / SOP
- Dukungan administrasi
2. Indikator Proses
- Pendataan sasaran
- Perencanaan kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan
- Monitoring dan evaluasi kegiatan
- Pelaporan kegiatan
- Perencanaan tindak lanjut
3. Indikator Output
- Pelaporan kegiatan
- Penilaian kinerja
- Penilaian kinerja

B. KEGIATAN
1. Pelayanan Kesehatan
 Loket
 Pengobatan
 UGD
 KIA/ KB
 MTBS dan Imunisasi
 Farmasi
 Pelayanan Gigi
 Laboratorium
 Konseling Terpadu
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
- Inspeksi kesling pada tempat-tempat umun, tempat
pengelolaan makanan, dan sarana air minum
- Pemicuan melalui Sanitasi total berbasis masyarakat
- Pembinaan pasca pemicuan STBM
- Pengambilan sampel air
BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta


proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan,
penyimpanan, pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan dari
manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik
mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien.
Manajemen logistik Upaya Kesehatan Perorangan . Puskesmas Wanasari
adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Pelayanan Klinis
a) Perencanaan pelayanan klinis dan perencanaan pelayanan
terpadu ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnosis
b) Dalam penyusunan perencanaan pelayanan klinis harus dipandu
oleh SK Kepala Puskesmas Wanasari tentang Penyusunan
Rencana Klinis dan SOP Penyusunan Perencanaan Layanan Medis
sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan
c) Dalam penyususnan rencana pelayanan terpadu harus dipandu
oleh SK Kepala Puskesmas Wanasari tentang Pelayanan Terpadu
sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan
d) Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan klinis harus
mengetahui kebijakan dan prosedur penyusunan layanan klinis
serta menerapkannya dalam penyusunan rencana terapi
dan/rencana layanan terpadu
e) Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam melakukan
perencanaan pelayanan harus melibatkan pasien. Perencanaan
layanan klinis yang disusun untuk setiap pasien harus ada
kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Penyusunannya harus
mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan
tata nilai budaya pasien. Rencana layanan yang disusun juga
memuat pendidikan / penyuluhan pasien sesuai dengan SOP
Pendidikan / Penyuluhan pasien
f) Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi
kesehatan sesuai SK Kepala Puskesmas Wanasari tentang hak
dan kewajiban pasien.
g) Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang
melibatkan tim kesehatan. Rencana layanan meliputi tujuan
layanan yang akan diberikan, pendidikan kesehatan bagi pasien
dan/ keluarga, jadwal kegiatan, sumber daya yang akan
digunakan dan kejelasan tanggung jawab tiap anggota tim
kesehatan dalam melaksanakan layanan. Layanan dilakukan
secara paripurna dan dilakukan sesuai SOP Layanan Terpadu.
Rencana yang disusun mempertimbangkan efisiensi pemanfaatan
sumber daya manusia dan sejak awal mempertimbangkan risiko
yang akan dialami psien termasuk efek samping pengobatan (SOP
Pemberian Informasi dan efek samping dan risiko pengobatan)
h) Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis.
Perubahan layanan didasarkan atas perkembangan pasien dan
didokumentasikan.
B. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
a) Pasien/pelanggan selalu dilibatkan dalam setiap pengambilan
keputusan dalam layanan klinis, yaitu dengan cara memberikan
informed concent.
b) Untuk menyetujui/memilih tindkan, pasien harus diberikan
penjelasan/ konseling tentang hal-hal yang berhubungan dengan
pelayanan yang direncanakan, karena diperlukan untuk suatu
keputusan persetujuan.
c) Informed concent dapat diperoleh diberbagai titik waktu dalam
proses pelayanan baik itu ketika pasien masuk rawat inap dan
sebelum suatu tindakan pengobatan yang berisiko dan
dilaksanakan sesuai SOP Informed Concent. Pasien dan/ keluarga
dijelaskan tentang tes/ tindakan, prosedur, dan pengobatan mana
yang memerlukan persetujuan baik lisan maupun
menandatangani formulir.
d) Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien,
dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau
pengobatan setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
 Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan
keluarganya tentang hak mereka untuk membuat
keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut dan
tangguang jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut. (SK Kepala Puskesmas tentang hak dan kewajiban
pasien, SOP tentang penolakan pasien untuk menolak atau
tidak melanjutkan pengobatan)
 Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternative
pelayanan dan pengobatan.
C. Pembeliian / pengadaan barang terkait pelayanan klinis
a) Pengadaan barang untuk pelayanan klinis harus berdasarkan
perencanaan yang baik sehingga sesuai dengan kebutuhan
pelayanan dan prioritas kebutuhan
b) Perencanaan yang diudah dibuat disampaikan kepada Kepala
Dinas Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan
c) Pengadaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku
d) Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/ laik pakainya
peralatan medis puskesmas:
 Melakukan inventarisasi peralatan medis
 Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
 Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuannya
 Melaksanakan pemeliharaan
 Melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi
 Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan
kalibrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku

D. Penyelenggaran pelayanan klinis


Bagian atau Unit Kerja melaksanakan kegiatan proses pelayanan
dalam kondisi terkendali, sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan
dilaksanakan sesui SK Kepala Puskesmas Wanasari tentang
Penyelenggaraan Pelayanan
E. Peningkatan Mutu Pelayanan klinis dan keselamatan pasien
a) Untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu dilakukan
penilaian. Penilaian tersebut dilakukan dengan pengukuran dan
analisis terhadap indicator-indikator klinis yang ditetapkan
dengan SK Kepala Puskesmas Wanasari tentang Indikator Mutu
Pelayanan Klinis Hasil dan rekomendasi dari penilaian tersebut
harus ditindaklanjuti sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan klinis
 Penilaian hasil layanan secara kuantitatif antara lain
adalah: indicator klinik, survey kepuasan pasien
 Penilaian secara kualitatif adalah deskripsi pengalaman
pasien/ keluarga pasien, pendapat, dan persepsi pasien
terhadap pelayanan
b) Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layanan klinis dan
keselamatan menjadi tanggung jawab tenaga yang bekerja di
pelayanan klinis. Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis
yang memberikan asuhan pasien 9 dokter, perawat, bidan, dan
tenaga kesehatan llain sesuai SK Kepala Puskesmas Wanasari
tentang kewajiban Semua Petugas Puskesmas Dalam Peningkatan
Mutu Puskesmas
c) Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi
permasalahan mutu layanan klinis, melakukan analisis,
menyusun rencana perbaikan, melaksanakan dan menindak
lanjuti. Identifikasi permasalahan mutu layanan klinis,
melakukan analisis, potensi terjadinya resiko dilakukan dengan
menggunakan indicator-indikator pelayanan klinis yang
ditetapkan oleh Puskesmas dengan acuan yang jelas. (SK Kepala
Puskesmas Wanasari tentang kewajiban Petugas Dalam
Peningkatan Mutu Klinis). Pimpinan puskesmas bersama tenaga
klinis melakukan evaluasi dan tindak lanut terhadap analisis dan
monitoring dan penilaian mutu klinis
d) Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang
tidak sesuai dengan harapan, yang terjadi bukan karena kondisi
pasien tetapi oleh karena penanganan klinis (clinical
management). Penanganan klinis yang tidak sesuai kadang tidak
menimbulkan cedera, maka kejadian ini disebut dengan Kejadian
Tidak Cedera (KTC)
e) Kejadian Nyaris Cedera (KNC) terjadi jika hamper saja dilakukan
kesalahan dalam penanganan klinis, tetapi kesalahan tersebut
tidk jadi dilakukan
f) keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis, misalnya
tempat tidur yang tidak dilengkapi dengan pengaman, lantai yang
licin yang beresiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi,
menimbulkan cedera. Keadaan ini disebut kondisi berpotensi
menyebabkan cedera (KPC).
g) Terdapat kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC, KPC,
KNC dan resiko dalam pelayanan klinis yaitu SK Kepala
Puskesmas tentang penanganan KTD,KTC,KPC,KNC dan SOP
penanganan KTD, KTC, KPC,KNC. Jika terjadi KTD, KTC, dan
KNC dilakukan analisis dan tindak lanjut. Resiko- resiko yang
mungkin terjadi dalam pelayanaan klinis diidentifikasi, dianalisi,
dan ditindak lanjuti. Terdapat kebijakan yaitu SK
KepalaPuskesmas tentang penerapana manajemen resiko klinis,
Panduan Manajemen resiko klinis. Pelaksanaan keselamatan
pasien harus mengikuti kerangka acuan perencanaan program
keselamatan pasien.
h) Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem
pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian
pelayanan. Tenaga klinis perlu melakukan evaluasi terhadap
perilaku dalam pemberian pelayanan dan melakukan upaya
perbaikan baik pada system pelayanan maupun perilaku
pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan, dan budaya
perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan sesuai SK Kepala .
Puskesmas Wanasari Tentang Indikator Perilaku Dalam Layanan
Klinis.
i) Dilakukan evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pelayanan
klinis oleh tenaga klinis dalam pelayanan klinis yang
mencerminkan budaya keselamatan dan budaya perbaikan yang
berkelanjutan. Budaya mutu dan keselamatan pasien diterapkan
dalam pelayanan klinis. Ada keterlibatan tenaga klinis dalam
kegiatan peningkatan murtu yang ditunjukkan dalam
penyusunan indicator untuk menilaiperilaku dalam pemberian
pelayanan klinis dan ide-ide perbaikan (SK dan SOP tentang
pdenyusunan indicator klinis dan indicator perilaku pemberi
layanan klinis dan penilainya.)
j) Kepala puskesmas beserta jajaran berkomitmen meningkatkan
mutu layanan klinis, memfasilitasi, mengalokasikan dan sesuai
dengan ketersediaan angggaran dan sumber daya yang ada
dipuskesmas. Terdapat Rencana Peningkatan Mutu Layanan
Klinis dan Keselamatan Pasien, Kerangka acuan peningkatan
mutu klinis dan keselamatan pasien. Program/ kegiatan tersebut
dilaksanakan sesuai rencana, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
k) Fungsi dan proses layanan klinis yang utama diidentifikasi dan
diprioritaskan dalam upaya perbaikan mutu layanan klinis dan
menjamin keselamatan.
l) Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka
perlu dilakukan pembakuan standard an prosedur layanan klinis.
Standar dan prosedur tersebut perlu disusun berdasarkan acuan
yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, dan bila
memungkinkan berdasarkan bukti ilmiah terkini dan yang terbaik
(the best available avidence) (SK Kepala Puskesmas Wanasari
Tentang Penyusunan Layanan Klinis Berdasarkan Prosedur dan
Standar yang Jelas)
m) Dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu ditetapkan
ukuran-ukuran mutu layanan klinis yang menjadi sasaran
peningkatan layanan klinis. Untuk meningkatkan keseelamatan
pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-sarsaran
keselamatan pasieen. Indicator peengukuran keselamatan pasien
meliputi tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien, tidak
terjadi kesalahan pemberian obat, tidak terjadinya kesalahan
prosedur tindakan medis dan keperawatan, pengurangan
terjadinya resiko infeksi dipuskesmas, dan tidak terjadinya pasien
jatuh (SK Kepala Puskesmas Nusa Penida I tentang peningkatan
keselamatan).
n) Untuk mengetahui nilai keberhasilan pencapaian mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien, maka perlu ditetapkan target
(batasan) yang harus dicapai untuk tiap-tiap indicator yang dipilih
dengan acuan yang jelas. Untuk monitor mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, perlu dilakuakn pengukuran-pengukuran
dengan indicator yang telah ditetapkan secara periodic, dianalisis,
untuk menentukan strategi dan rencana perbaikan mutu layanan
klinis
o) Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
hanya dapat terlaksana jika ada kejelasan siapa yang bertanggung
jawab dalam upaya tersebut. Penanggung jawab pelaksanaan
dapat dilakukandengan membentuk timpeningkatan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas, yang
mempunyai program kerja yang jelas. Uraian tugas dan tanggung
jawab masing-masing anggota tim. (SK Kepala . Puskesmas
Wanasari Tentang Pihak Pihak Yang Terlibat Dalam Peningkatan
MutuLayanan Klinis)
p) Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien perlu dikomunikasikan untuk
meningkatkan motivasi petugas dan meningkatkan
keberlangsungan upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien. Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien perlu
dikomunikasikan untuk meningkatkan motivasi petugas dan
meningkatkan keberlangsungan upaya peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien.
BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman Peningkatan Mutu Kinerja . Puskesmas Wanasari


ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk
dijadikan acuan oleh segenap karyawan . Puskesmas Wanasari mulai
dari level pimpinan sampai staf dalam bertindak dan mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemeen serta
tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan
wewenang yang telah diberikan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SK Kepala Puskesmas Wanasari Tentang Kebijakan Mutu dan


Keselamatan Pasien.

Ditetapkan di Wanasari
Pada tanggal 03 Januari 2023

KEPALA PUSKESMAS WANASARI,

AGUS NAWAWI

Anda mungkin juga menyukai