Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL BLOK ASUHAN NEONATUS

DOSEN PENGAMPU :
WULAN MARGIANA, M.KES

OLEH :
KELOMPOK 1
Ketua : Neni Fitriani (2011060010)
Sekretaris : Tika Ayu Lestari (2011060003)
Anggota : Ana Soraya Siyami (2011060002)
Nabilla Alya Larasati (2011060005)
Salsa Alfianti L. P (2011060007)
Windi Widyasari (2011060011)
Ranika Nur Oktapiani (2011060019)
Laelatus Syifa (2011060020)
Salsabila Binti Sulfin (2011060026)
Nadifah Syifaul Rahman (2011060027)
Silvi Agustin (2011060033)
Ike Mukti Rahayu (2011060042)
Eka Silvi Ardiantika (2011060043)

PRODI PENDIDIKAN KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2023
BAB I

SKENARIO TUTORIAL HARI KE 1

TRAUMA?

Salah satu data pada penelitian tahun 2004-2005 di kota Rafsanjan, Iran
menunjukkan tingkat trauma persalinan pada 3340 neonatus pada 1935 jumlah
persalinan, diantaranya mengalami trauma persalinan. Data dari penelitian
deskriptif ini berdasarkan pada berat badan lahir bayi. Dilaporkan bahwa neonatus
dengan trauma kelahiran sekitar 28,6 atau sekitar 29 per 1000 persalinan di rumah
sakit. Neonatus dengan trauma persalinan dapat di deteksi dengan melakukan
pemeriksaan fisik pada neonatus. Salah satu tanda trauma pada neonatus tersebut
adalah tidak simetrisnya gerakan tangan atau kaki pada bayi. Tenaga kesehatan
yang menolong persalinan harus mengetahui jenis dari trauma yang dialami oleh
neonatus melalui pemeriksaan fisik.
BAB II

DISKUSI DAN STUDI PUSTAKA

A. STEP I (Klarifikasi Istilah Asing)


1. Trauma persalinan : cedera jiwa / fisik yang dialami ibu dan bayi pada
saat persalinan → Trauma melahirkan adalah kondisi kesehatan mental
yang dipicu oleh peristiwa menakutkan, entah mengalaminya atau
menyaksikannya secara langsung (karina 2021)
2. Neonatus : umur bayi 0 – 28 hari→ Neonatus adalah usia bayi sejak
lahir hingga akhir bulan pertama. (Koizer, 2011)
3. Pemeriksaan fisik : pemeriksaan yang dilakukan dari ujung kepala
sampai ujung kaki→ pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah
sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk
menemukan tanda klinis penyakit.(BKTM.2023)
4. Jenis trauma : trauma jalan lahir→Kaput suksedaneum ·
Sefalhematoma · Perdarahan intrakranial · Fraktur klavikula · Palsi
brakial · Paralisis saraf frenikus · Perdarahan intraabdomen. (undip
2023)
5. Tingkat trauma persalinan : angka yang menggambarkan dan
mendeskripsikan jumlah angka trauma persalinan→ Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata tingkat stress pasca trauma pada ibu yang
melakukan persalinan dengan Sectio Caesaremergency adalah 16,7,
dengan SD 4,95. Rata-rata tingkat stress pasca trauma pada ibu yang
melakukan persalinan dengan persalinan normal adalah 16.7, dengan
SD 3,39. (Yuliati.2018)
6. Tanda trauma neonatus : tidak simetris gerakan tangan dan kaki,
gerakan pasif, gawat nafas, icterus, demam, warna kulit, hipotermi,
mata bengkak, gangguan pencernaan→ Menurunnya gerakan lengan
ipsilateral · Nyeri saat pergerakan pasif · Nyeri, krepitasi pada
klavikula · Tidak adanya refleks Moro pada bayi ()
7. Tidak simetris gerakan tangan dan kaki : merupakan kelainan
abnormal pada neonatus→ Dislokasi pada sendi (posisi tulang/sendi
tidak pada tempatnya) Gangguan pada struktur tulang belakang,
contohnya skoliosis
B. STEP II (Identifikasi masalah)
1. Penyebab trauma neonatus?
2. Apa saja macam – macam tanda trauma neonatus?
3. Pemeriksaan fisik apa saja yang dilakukan untuk trauma neonatus?
4. Bagaimana penatalaksanaan dari trauma neonatus?
5. Apa yang di maksud dengan trauma neonatus?
6. Apa saja faktor resiko trauma neonatus?
7. Bagaimana cara mengetahui terjadinya trauma neonatus?
C. STEP III (Brainstrom)
1. Kala 2 lama persalinan dengan bantuan forsep / vakum, CPD→
a. makrosomia
b. prematuritas
c. disproporsi sefalopelvik
d. distosia
e. persalinan lama
f. persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
g. persalinan dengan sectio caesaria
h. kelahiran sungsang
i. presentasi bokong
j. presentasi muka
k. kelainan bayi letak lintang

2. Tanda trauma neonatus :


a. Kesulitan bernapas
b. Hisapan lemah
c. Bayi tidur terus
d. Kebiruan, icterus, pucat
e. Bayi tidak aktif
f. Febris ( hipotermi dan hipertermi )
g. Nangis merintih
h. Tali pusat merah dan berbau
i. Diare
j. Mata bengkak

 Dapat mendeteksi tanda disfungsi neurologi:

• Fontanel anterior menonjol

• Hipotoni

• Kejang

• Ketidakstabilan suhu

• Apnea

 Pada kasus fraktura klavikula

• Riwayat manipulasi berlebihan pada lengan dan bahu saat


persalinan.

• Menurunnya gerakan pada lengan  ipsilateral.

• Nyeri saat digerakan.

• Tegang dan krepitus pada klavikula.

• Tidak ada refleks Moro pada bagian yang mengalami trauma.

• Ada kalus yang bisa dipalpasi pada usia 7- 10 hari.

• Konfirmasi diagnosis dengan rontgen.

• Tatalaksana neonatus dengan benar dengan cara tidak


menggerakkan bahu dan lengan yang mengalami trauma
selama 7-10 hari

 Pada kasus palsi brakial


• Neonatus besar dan mengalami asfiksia.

• Lengan mengalami aduksi, rotasi internal, ekstensi pada siku,


pronasi pada lengan bagian muka dan fleksi di pergelangan.

• Tatalaksana neonatus dengan cara:

• Imobilisasi parsial selama 1-2 minggu pada posisi yang bisa


dilakukan oleh neonatus.

• Lakukan masase dan latihan pasif setelah

  1-2 minggu selama 3 bulan.

• Rujuk untuk transfer syaraf melalui pembedahan jika tidak


membaik.

 Pada kasus paralisis saraf frenikus

• Gawat napas.

• Tidak ada bagian abdomen yang menonjol dengan inspirasi


pada bagian yang terkena.

• Konfirmasi dan diagnosis melalui pembuktian radiologist


adanya kenaikan pada kupola diafragma yang berkaitan.

3. Kepala dan leher, bahu, lengan, tangan, punggung, abdomen, genetalia,


ekstermitas, pemeriksaan antropometri ( BB, PB, LK, LD, Lila, suhu,
denyut jantung, RR, nadi )
→ Keadaan umum pasien (kesadaran)
Pemeriksaan neurologis saraf kranial
Pemeriksaan leher dan bahu: observasi posisi dan gerakan spontan dari
bayi, refleks Moro untuk memeriksa fungsi motorik lengan, manuver
Scarf

4. Dengan melakukan resusitasi pada bbl dan merujuk ke instansi yang


lebih memadai

 Penatalaksanaan cedera kepala
Observasi
Kesadaran
Besar benjolan
Edukasi orangtua bila benjolan membesar, bayi malas minum
dan atau kuning, segera membawa kembali ke dokter
 Cedera leher dan bahu
Imobilisasi parsial ekstremitas yang terkena selama 1-2 minggu
pada posisi yang berseberangan
Masase lembut dan latihan pasif setelah 1-2 minggu dan
teruskan hingga 3 bulan
Jika tidak ada peningkatan, rujuk ke dokter bedah untuk
mencari kemungkinan dilakukannya intervensi

5. Trauma bayi usia 0 – 28 hari yang terjadi karena proses persalinan


→ Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau
karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk
menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat
dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi
pada masa persalinan dan kelahiran.

6. Faktor resiko :
a. Makrosomia
b. Disporposi kepala panggul
c. Persalinan dengan penyulit
d. Letak sungsang
e. Penggunaan alat pada poroses persalinan
f. Oligohidramnion

7. dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada bbl, penilaian APGAR,


balliad score→ mengenali jenis-jenis trauma neonatus dan
mencocokan dengan tanda gejala sehingga dapat disimpulkan diagnosa
D. STEP IV (Sistematika step III)

Trauma neonatus

Deteksi dini

Jenis - Jenis

Tanda gejala Penyebab Faktor resiko

Penatalaksanaan

E. STEP V (learning objective)


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang trauma
neonatus
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami deteksi dini pada
trauma neonatus
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis – jenis trauma
pada neonatus
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tanda gejala pada
trauma neonatus
5. Mahasiwa mampu mengetahui dan memahami penyebab pada trauma
neonatus
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami faktor resiko pada
trauma neonatus
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan pada
trauma neonatus

STUDI PUSTAKA

A. TRAUMA NEONATUS

Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik


yang dapat dihindari dan tidak dapat dihindari, serta trauma anoksik yang dialami
bayi selama kelahiran dan persalinan. Trauma lahir ini dapat merupakan akibat
dari keterampilan atau perhatian medis yang tidak tepat atau kurang, atau trauma
lahir dapat terjadi walaupun terdapat keterampilan dan kemampuan untuk
melakukan perawatan obstetrik, tidak bergantung pada suatu tindakan atau
kelalaian. Faktor-faktor predisposisinya meliputi makrosomia, prematuritas,
disproporsi kepala terhadap panggul, distosia, partus lama dan mal presentasi.
Insiden trauma lahir diperkirakan 2-7/1.000 kelahiran hidup.(1)

Hal tersebut didukung oleh pendapat Widiyati dkk yang


menyatakan, bahwa trauma lahir masih merupakan masalah utama dalam
pelayanan obstetri. Selama penelitian terdapat 6678 kelahiran, dengan angka
kejadian trauma lahir 7 per 1000 kelahiran hidup. Angka kejadian trauma lahir
pada primigravida 63,8%. Secara keseluruhan, 5 - 8 neonatus per 100.000
kelahiran hidup meninggal akibat trauma lahir. (2)

Namun kejadian trauma lahir ini dapat menimbulkan kejadian


seperti salah pengertian, atau salah persepsi antara keluarga dan tenaga kesehatan.
Kejadian trauma lahir ini juga mengakibatkan kecemasan, kekhawatiran serta
pertanyaan yang memerlukan nasihat atau dukungan supportif dan informatif
kepada keluarga. Sehingga diperlukannya asuhan yang tepat dan dukungan morill
yang diberikan kepada keluarga dengan anak yang terdapat trauma lahir. (1)

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur


yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah
kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat
fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada
kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Kunjungan neonatal
idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari, dan umur 8-28
hari. (5)

B. DETEKSI DINI PADA TRAUMA NEONATES

C JENIS-JENIS TRAUMA,TANDA GEJALA,PENATALAKSANAAN

1. Cedera Kepala

 Kaput suksedaneum

Definisi

Edema yang tidak berbatas tegas di bagian kulit kepala yang paling dahulu keluar
dalam persalinan vertex.

Presentasi Klinis

Pembengkakan lunak yang melebar melewati garis sutura (eksternal dari


periosteum). Kadang kaput suksedaneum sulit dibedakan dari sefalhematoma
terutama pada sefalhematoma yang bersifat ekstensif dan bilateral.

Tatalaksana

Biasanya tidak diperlukan perawatan dan kondisi ini hilang sendiri dalam waktu
beberapa hari.

 Sefalhematoma

Definisi

Mengumpulnya darah pada subperiosteal yang melapisi tulang kranial karena


robeknya pembuluh darah melewati periosteum tulang kepala yang diakibatkan
oleh persalinan lama atau sulit dan trauma mekanis yang disebabkan oleh forsep
atau vakum. Sefalhematoma terjadi pada 0,4-2,5% kelahiran hidup dan lebih
sering terjadi pada bayi yang lahir dari ibu primipara.

Presentasi Klinis

1. Perdarahan terbatas pada garis sutura

2. Kulit kepala diatasnya tidak mengalami diskolorasi

3. Pembengkakan mungkin timbul bberapa jam atau hari setelah lahir

4. Hilang setelah 2 minggu sampai 3 bulan

Tatalaksana

1. Tidak perlu perawatan untuk sefalhematoma tanpa komplikasi

2. Insisi atau aspirasi merupakan kontraindikasi (risiko infeksi)

3. Transfusi darah dilakukan jika berkembang menjadi anemia berat

4. Hiperbilirubinemia yang signifikan mungkin memerlukan terapi sinar atau


bahkan transfusi tukar tergantung pada kadar bilirubin

 Perdarahan Intrakranial

Definisi

Perdarahan intrakranial terjadi pada 20% - 40% bayi dengan berat lahir  <1.500
gram. Tidak terlalu sering terjadi pada neonatus yang lebih matur.

Perdarahan intrakranial bisa terjadi pada:

1. Ruang epidural, subdural atau subarachnoid

2. Parenkim serebrum atau serebelum

3. Ventrikel

Presentasi Klinis

1. Presentasi tanpa gejala bisa terjadi hingga 50% kasus


2. Tanda kehilangan darah antara lain syok, pucat, gawat napas, DIC dan
ikterus
3. Tanda disfungsi neurologis
4. Fontanela anterior menonjol
5. Hipotonia, lemah, kejang
6. Temperatur  tidak stabil
7. Apnea

Pemeriksaan

1. USG Kepala

2. CT Scan

3. PT/PTT dan jumlah trombosit untuk menyingkirkan kemungkinan


penyakit koagulopati sebagai penyebab

Tatalaksana

1. Hindari manipulasi yang tidak perlu

2. Berikan pengembang volume perlahan-lahan (albumin, plasma dan darah)

3. Vitamin K  harus diberikan jika sudah diidentifikasi adanya kegagalan


koagulasi

4. Rawat kejang dan hiperbilirubinemia (jika ada)

2. Cedera Leher dan Bahu

 Fraktur Klavikula

Definisi

Fraktur klavikula merupakan fraktur yang  paling sering terjadi selama proses
kelahiran. Disebabkan karena manipulasi yang berlebihan pada lengan dan bahu
selama persalinan dengan presentasi kepala atau sungsang.

Presentasi Klinis

1. Menurunnya gerakan lengan ipsilateral

2. Nyeri saat pergerakan pasif


3. Nyeri, krepitasi pada klavikula

4. Tidak adanya refleks Moro pada bagian yang terkena

5. Kalus bisa dipalpasi pada usia  7-10 hari

6. Hasil X-Ray memastikan diagnosis

Tatalaksana

Lengan dan bahu yang terkena tidak dimobilisasi selama 7-10 hari.

 Brakial palsi

Definisi

Brakial palsi adalah kelumpuhan yang melibatkan otot  bagian atas ekstremitas
setelah terjadinya trauma mekanis pada akar spinal dari  pleksus brakialis..
Kelumpuhan Erb merupakan bentuk paling umum dari brakial palsi, dan
merupakan akibat dari cederanya akar servikal kelima dan keenam.

Temuan Klinis

1. Bayi yang terkena biasanya besar dan mengalami asfiksia

2. Lengan yang terkena biasanya mengalami aduksi, rotasi internal,


memanjang di bagian siku, pronasi lengan, dan fleksi di bagian
pergelangan tangan

Tatalaksana

1 Imobilisasi parsial ekstremitas yang terkena selama 1-2 minggu pada


posisi yang berseberangan

2 Masase lembut dan latihan pasif setelah 1-2 minggu dan teruskan
hingga 3 bulan

3 Jika tidak ada peningkatan, rujuk ke dokter bedah untuk mencari


kemungkinan dilakukannya intervensi

 Paralisi saraf frenikus (Phrenic nerve paralysis)

1. Mengakibatkan paralisis diafragma


2. Jarang merupakan lesi tersendiri (isolated)

3. Biasanya unilateral

Temuan Klinis

1. Gawat napas

2. Tidak ada pengembangan abdomen dengan inspirasi pada sisi yang


terkena

3. Hasil pemeriksaan radiologis meningkatnya lengkungan diafragma


(seperti kubah)

Perawatan

Tidak ada yang spesifik untuk gawat napas

4. Cedera intra-abdomen

 Definisi

Cedera intra-abdomen bisa mengakibatkan ruptur atau perdarahan subkapsular di


hati, limpa atau kelenjar adrenal.

 Presentasi klinis

1. Riwayat persalinan yang sulit

2. Manifestasi mendadak termasuk syok dan distensi abdomen

3. Gejala yang mengindikasikan awitan lanjut termasuk ikterus, pucat,


asupan minum yang buruk, takipnea dan takikardia

4. Pemeriksaan: USG abdomen

 Tatalaksana

Mungkin perlu laparotomi untuk kasus cedera hati atau limpa

E. PENYEBAB PADA TRAUMA NEONATES

a. makrosomia

b. prematuritas
c. disproporsi sefalopelvik

d. distosia

e. persalinan lama

f. persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)

g. persalinan dengan sectio caesaria

h. kelahiran sungsang

i. presentasi bokong

j. presentasi muka

k. kelainan bayi letak lintang

F. FAKTOR RESIKO PADA TRAUMA NEONATES

Hal yang perlu ditanyakan untuk mengetahui factor resiko trauma neonatus adalah

-Berapa umur kehamilan?

-Taksiran berat janin?

-Adanya disproporsi sefalopelvik?

-Adanya distosia?

-Apakah terjadi partus lama?

-Oligohidramnion?
DAFTAR PUSTAKA

Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 21/06/2021Waspadai Trauma


Melahirkan (Postpartum PTSD) Akibat Pengalaman Melahirkan
https://hellosehat.com/kehamilan/perawatan-ibu/kesehatan-mental-
ibu/trauma-melahirkan-postpartum-ptsd/ waktu pengambilan 9
maret 2023 jam 00.47

Kozier Barbara, D. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses


& Praktik (1st ed.). Jakarta: EGC.

Univesitas Diponogoro Thursday, 9 March 2023, 1:15 AM Trauma Lahir pada


Neonatus
https://kulon2.undip.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?
id=117169 waktu pengambilan 9 maret 2023 jam 01.14

BKTM Makasar, 06 Maret 2023. Pelayanan pemeriksaan klinik, http://www.bktm-


makassar.org/service/pemeriksaan_klinik.html waktu pengambilan
9 maret 2023 jam 01.25

Yuliati Amperaningsih, Purwanti Nugrahanti Siwi.2018. Stres Pasca Trauma pada


Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea Emergency dan Partus
Spontan. DOI: http://dx.doi.org/10.26630/jkep.v14i1.1011

Sarwono Prawirohardjo, 2001, Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
________, Hanifah Wiknojosastro, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi
III, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1997, Pedoman Pelayanan Kesehatan
Perinatal di Wilayah Kerja Puskesmas, Jakarta.
Das D, Irigoyen M, Patterson MB, Salvador A, Schutzman DL. Neonatal
outcomes of macrosomic births in diabetic and non-diabetic
women. Department of Pediatrics, Division of Neonatology, Albert
Einstein Medical Center, Philadelphia Pennsylvania: USA, 2009.

Handryastuti S. Trauma lahir. Dalam: Hardiono DP, Handryastuti S, Kurniati N,


Pendidikan Kesehatan Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLIX:
Pediatric Neurology and Neuroemergency in daily Practice, Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2006.h.29- 41

Br Sembiring, J. (2017). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Prasekolah (Pertama).


Sleman: CV Budi Utama.

Asuhan Kebidanan Neonatus Caput Succedeneum


(https://www.ejournal.stikesmucis.ac.id/F
assets/dokumen/13DB277053.pdf)

Diouf dkk : / Jurnal Of Neonatal and Pediatric Medicine. Vol. 3. Issue. 1, Maret
2017.

Jenny J.S. Sondakh.2014.Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru


Lahir,Jakarta:Erlangga,7

Maryunani, Anik dan Eka Puspita Sari.2014. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal


&Neonatal, Jakarta: Cv Trans

Anda mungkin juga menyukai