Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALAPANUNGGAL
(PPK-BLUD PENUH)
Jalan Raya Kalapanunggal Km. 17,5 Tlp. (0266) 620030
email: puskesmaskalapanunggal@yahoo.co.id
Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi
Kode Pos 43354 Jawa Barat

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KALAPANUNGGAL
NOMOR : 440/33/SK.C3/PKM-KLP/I/2022
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

KEPALA UPTD PUSKESMAS KALAPANUNGGAL

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan
mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilakukan
sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan
keselamatan pasien, maka perlu disusun kebijakan
pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Kalapanunggal;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2019, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium, Unit Transfusi Darah,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Bidan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1936/2022 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KALAPANUNGGAL


TENTANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS
KALAPANUNGGAL

KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Kalapanunggal


sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Kalapanunggal
Pada tanggal : 22 Desember 2022

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KALAPANUNGGAL,

IKHSAN ZUARSA
Salinan Sesuai Dengan Aslinya
KASUBBAG TATA USAHA,

Asep Suryadi

Penata Muda Tingkat 1.III/B

NIP. 19690105 200701 10


LAMPIRAN
Nomor : 440/33/SK.C3/PKM-KLP/I/2022
Perihal : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS
KALAPANUNGGAL

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS KALAPANUNGGAL

I. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Minimal Lulusan SMA/Sederajat
b. Telah mengikuti pelatihan SIM Puskesmas (diutamakan)
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut : nama pasien, tanggal lahir pasien,
alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis.
5. Proses identifikasi pasien dengan hambatan dan kebutuhan khusus
telah dibahas dalam SK Identifikasi dan Kebutuhan Khusus. Kendala
fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi
dan ditindak lanjuti.
6. Proses pendaftaran dilakukan pemilahan prioritas yaitu : pasien
dengan kebutuhan khusus (disabilitas), pralansia dan lanisa (Usia
>45 tahun), pasien resiko jatuh, ibu hamil, dan balita (<5 tahun).
7. Pasien yang termasuk ke dalam prioritas, mendaftar di loket
pendaftaran prioritas. Petugas dengan segala kesiapan nya
membantu berjalannya proses pendaftaran untuk pasien prioritas
tersebut.
8. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi
lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis
pelayanan, jadwal pelayanan dan informasi tentang kerjasama
dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di
tempat pendaftaran.
II. PENGKAJIAN AWAL, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar
asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan
dalam pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara rutin, tim kesehatan antar profesi
harus tersedia.
10. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
profesional yang memenuhi persyaratan.
11. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur
klinis yang dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal,
rencana layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara
kolaboratif dalam tim interprofesi. Diantaranya:
Ketua Tim : dr. Taufik Ismail
a. Profesi Dokter : dr. Nurlaila Ishaq
b. Profesi Dokter Gigi : drg. Sutan Indrakesuma
c. Profesi Perawat : Endang Ruslan, Amd.Kep
d. Profesi Bidan : Ira Nuriah, S.ST
e. Profesi Apoteker : Aditya Nugraha, S.Farm, Apt
f. Petugas Laboratorium : Siti Nurapriani Wulandari, Amd, AK
g. Petugas Gizi : Muhammad Ariefsyah, AMG
h. Sanitarian : M. Haris Ramdhani, Amd.KL

16. Rencana layanan disusun untuk setiap pasien, dan melibatkan


pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan memperhatikan tata nilai
buadaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

III. PELAKSANAAN LAYANAN


1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjuti.
9. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
10. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi.
11. Kasus-kasus perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan.
12. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti
prosedur aseptik.
13. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
14. Hak dan kebutuhan klinis harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
15. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti.
16. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
17. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus
dijamin kesinambungannya.
18. Pasien berhak untuk menolah pengobatan.
19. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
20. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.
21. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut.
22. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksnakan oleh petugas
yang kompeten diantaranya dokter, perawat minimal lulusan D3
Keperawatan dan bidan minimal lulusan D3 Kebidanan.
24. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent.
25. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan.
26. Jenis –jenis tindakan anestesi yang dilakukan diantaranya:
a. Anestesi Lokal :
 Preparat yang digunakan adalah Lidocaine 2 % untuk
pembedahan minor dan penjahitan luka.
 Preparat Pehacaine digunakan untuk tindakan pencabutan
gigi atau area lain yang berpotensi perdarahan banyak,
dengan syarat pasien tidak memiliki tekanan darah tinggi dan
bukan daerah end-artery.
b. Sedasi Per Rectal :
 Digunakan untuk pasien anak dengan kejang demam
sederhana maupun kompleks.
 Preparat yang digunakan adalah Diazepam
c. Sedasi Topikal :
 Digunakan untuk pembiusan daerah-daerah operasi yang
tidak memerlukan penyuntikan seperti : absess, pencabutan
gigi susu, dan tindakan lainnya.
 Preparat yang digunakan adalah Chloretil.
27. Jenis-jenis pembedahan minor yang dapat dilakukan :
- Ruang Pelayanan Umum
a. Sirkumsisi
b. Insisi Abses
c. Lipoma dengan diameter tidak melebihi 10 cm
d. Clavus
e. Corpus Alienum
f. Jahit Luka tanpa perdarahan aktif (ruptur arteri / vena), tidak
terindikasi ruptur tendon.
g. Necrotomy combutio
h. Ekstraksi Kuku dan Rosserplasty
- Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Ekstraksi gigi susu/tetap akar satu tanpa komplikasi
- Ruang Pelayanan KIA
a. Pasang Implan
b. Pencabutan Implan
28. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan
sesuai dengan rencana layanan.
29. Seluruh hasil pemeriksaan, jenis tindakan, terapi dan penyuluhan
dicatat secara rinci di dalam rekam medis.
30. Seluruh layanan klinis harus menghindari pengulangan yang tidak
perlu, antara lain melalui penulisan lengkap dalam rekam medis,
semua pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan dan pengobatan
yang diberikan pada pasien dan kewajiban petugas kesehatan lain
untuk mengingatkan pada dokter jika terjadi pengulangan yang tidak
perlu.
31. Seluruh layanan klinis yang dilaksanakan menjamin
kesinambungan antar unit dengan menggunakan prosedur rujukan
internal maupun rujukan eksternal.

IV. PELAYANAN RUJUKAN DAN PEMULANGAN


A. RUJUKAN
1. Rujukan Eksternal
Merupakan rujukan antar pelayanan yang berbeda tingkatan.
1. Rujukan eksternal dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke
tingkat yang lebih tinggi dilakukan apabila :
a. Pasien membutuhkan pelayanan yang lebih spesifik atau sub
spesialistik,
b. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan ketenagaan,
c. Adapun penyakit-penyakit yang dirujuk dapat disesuaikan
dengan kriteria rujukan yang terdapat dalam panduan praktek
klinis,
d. Pasien yang dirujuk ke faskes lanjutan harus dilakukan
stabilisasi terlebih dahulu.
2. Rujukan eksternal dari tingkat pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan yang lebih rendah dilakukan apabila :
a. Permasalahan pasien dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan yang lebih rendah sesuai kompetensi dan
kewenangan,
b. Kompetensi dan kewenangan pelayanan Tingkat I dan Tingkat
II lebih baik dalam melayani pasien,
c. Pasien melakukan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani
oleh tingkatan pelayanan yang lebi rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang,
d. Rujukan di UPTD Puskesmas Kalapanunggal terdiridari
rujukan umum dimana pasien tidak memiliki jaminan
kesehatan BPJS dan memerlukan rujukan secara vertikal atau
horizontal yang wajib diisi oleh tenaga medis mengenai
identitas pasien, diagnosa, dan terapi yang sudah diberikan di
faskes satu yang wajib diisi oleh tenaga medis yang merujuk
dan dicap basah Puskesmas. Serta rujuka BPJS yang mana
petugas faskes pertama wajib menginput sesuai RS yang dituju
dan kemudian surat rujukan online BPJS dikeluarkan oleh
faskes pertama dan ditanda tangani oleh dokter faskes pertama
serta dicap basah Puskesmas untuk diserahkan ke RS
Rujukan yang dituju,
e. Untuk rujukan online BPJS memiliki masa berlaku 3 bulan
yang wajib diperpanjang kembali oleh pasien untuk
melanjutkan proses pengobatan di RS dengan syarat
melampirkan surat kontrol dari RS yang bersangkutan yang
beriri identitas pasien, tanggal kontrol dan diagnosis medis,
f. Jika pasien sudah stabil dan dikembalikan oleh RS Rujukan
ke faskes pertama, petugas kesehatan di faskes pertama
mengecek ulang surat rujukan balik dan melakukan kajian
ulang sebagai tindak lanjut pasien yang dirujuk balik dan
mengikuti arahan terapi yang diberikan RS Rujukan dan
melakukan evaluasi secara berkala kepada pasien.
g. Jika dalam pengkajian ulang kondisi pasien ditemui tidak
stabil, maka oetugas kesehatan di fakses pertama dapat
merujuk kembali pasien ke RS Rujukan untuk penanganan
kesehatan kembali.

2. Rujukan Internal
a. Rujukan internal dilakukan apabila perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan dan ketenagaan yang sifatnya
sementara atau pasien membutuhkan kolaborasi pemeriksaan
dan asuhan kesehatan yang terpadu,
b. Pelayanan rujukan internal di UPTD Puskesmas Kalapanunggal
memakai formulir konsultasi internal sebagai bukti komunikasi
antar profesi di unit pelayanan UPTD Puskesmas Kalapanunggal
dalam palayanan kesehatan terpadu.

B. PEMULANGAN
Pemulangan pasien obseravsi atau setelah mendapat tindakan
dipandu oleh prosedur yang baku. Dokter yang menangani bertanggung
jawab untuk melaksanakan proses pemulangan/rujukan. Pada saat
pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang
tindak lanjut layanan.
Berikut ini kriteria pemulangan pasien yang berlaku di UPTD
Puskesmas Kalapanunggal :
1. Rawat Jalan :
a. Pasien dalam kondisi stabil
b. Tidak didapatkan tanda-tanda kegawat daruratan
c. Prognosis baik
d. Mampu minum obat
e. Disarankan kontrol apabila obat habis
2. Ruang Tindakan (Gawat Darurat) :
a. Pasien dalam kondisi stabil, GCS 4 5 6
b. Tidak didapatkan tanda gawat darurat yang mengancam jiwa
c. Untuk tindakan luka, tidak ada perdarahan lagi pada luka
tersebut dan telah dilakukan edukasi perawatan luka
d. Prognosis pasien baik
e. Telah mendapatkan rencana terapi farmakologi selama
penyembuhan di rumah (bila diperlukan)
f. Apabila terjadi tanda-tanda penurunan kondisi, segera kembali
memeriksakan diri. Seperti : terjadi indikasi perdarahan, luka
pembedahan terbuka, dan terjadi reaksi peradangan akut
g. Mampu kontrol apabila obat habis
3. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) :
a. IBU :
1) Ibu dalam kondisi stabil, misalnya : kontraksi uterus bagus,
keras, perdarahan tidak masif, BAK normal
2) Tanda-tanda vital bagus
3) Ibu mampu minum obat secara per-oral
4) Ibu dan keluarga mampu melakukan perawatan secara
mandiri di rumah
5) Mampu kontrol apabila obat habis dalam waktu 3 hari kedepan
6) Pasien pulang atas persetujuan dokter
7) Pesien/keluarga sudah menyelesaikan administrasi
b. BAYI :
1) Bayi : kondisi stabil, bayi sudah BAB dan BAK
2) Bayi mampu menetek
3) Tidak ada sesak nafas
4) Seudah mendapatkan suntikan Vit.K dan HbO (Untuk kondisi
pasien tanpa penyulit)

KEPALA UPTD PUSKESMAS


KALAPANUNGGAL,

IKHSAN ZUARSA

Anda mungkin juga menyukai