Anda di halaman 1dari 11

TRIASE UNIT GAWAT DARURAT

No dokumen
No refisi
SOP
Tgl terbit

halaman 2
TTD
KEPALA PUSKESMAS BONTORAMBA
UPTD FRIDA S.ST SKM
PUSKESMAS NIP.
BONTORAMBA 196610171988032008

1. Pengertian Pengelompokan atau proses memilah-milah keadaan pasien


berdasarkan kegawatdaruratan dan berat – ringannya trauma atau
penyakit pasien
2. Tujuan Setiap pasien yang datang dapat ditangani dengan cepat dan tepat
sesuai dengan jenis kasus dan tindakan kegawatan

3. Kebijakan Proses triase dialakukan langsung oleh perawat instalasi Gawat


Darurat.
1. Pertolongan pada pelayanan gawat darurat sehari-
haridahulukan korban yang kondisinya berat sekali
2. Prioritas pertolongan dengan labelisasi warna
 Merah : gawat darurat
 Kuning : gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat
 Hijau : tidak gawat tidak darurat
 Hitam : meninggal
4. Referensi

5. Presodur a. Petugas menerima pasien yang datang dan membawanya ke


ruang triase
b. Perawat UGD melakukan anamnesa dengan cepat nama, umur
dan alamat pasien serta keluhan utama pasien, pada pasien
untuk menilai tingkat kesadaran, pasien, bila perlu menyentuh
atau menggoyang bahu pasien dengan tetap menyaga
prosesionalitas
c. Perawat UGD memeriksa gangguan jalan nafas (lihat, raba, dan
dengar)
d. Perawat UGD memeriksa gangguan sirkulasi pada pasien
dengan memeriksa nadi pasien (nadi radialis/carotis)
e. Perawat UGD memeriksa adanya luka, patah tulang maupun
perdarahan dengan cara melihat dan meraba tubuh korban
secara detail mulai dari kepala sampai ujung kaki sesuai
dengan kondisi korban
f. Dari hasil pemeriksaan, perawat UGD menentukan kategori
pasien berdasarkan label pelayanan:
1. Label merah : emergensi. Paien gawat dan darurat, pasien
ini harus mendapatkan pertolongan dengan prioritas
penanganan pertama
P1 contoh: pasien dengan keluhan AMI (Acute Myocardiac
Infarct), pasien dengan distress pernafasan, sumbatan jalan
nafas, gangguan sirkulasi, luka bakar luas, akut abdomen,
syok.
2. Label kuning : urgent. Pasien tidak gawat tapi darurat, atau
gawat tapi tidak darurat, pasien ini harus mendapat
pertolongan dengan prioritas penanganan ke dua
P2 contoh: pasien dengan luka bakar ringan, patah tulang
tanpa syok. Pasien luka sobek tanpa mematikandan akan
meninggal meski mendapat pertolongan.
g. Perawat UGD menginformasikan hasil triase kepada dokter
jaga UGD. Dokter jaga memeriksa keadaan umum pasien
untuk melihat kondisi pasien.
6. Unit terkait Unit Gawat Darurat
7. Bagan Air
Pasien datang

Tidak gawat
Gawat darurat UGD
(Screening) darurat

Tentukan skala triase:


Stabilisasi (airway, Merah,Kuning Hijau,Hitam
breathing, circulation)

Rujuk
Sudah melewati
fase kritis

Tindakan Rawat Jalan

Tatalaksana UGD

Bed yang dibutuhkan : 4. Dua diantaranya Rawat Inap


digunakan untuk pasien dengan label MERAH
Dan HITAM. Bed untuk triase menggunakan 2
bed lain yang dapat digunakan untuk pasien
dengan label KUNING dan HIJAU. Bed untuk
pasien berlabel MERAH Dan HITAM bisa

BED BED BED BED


untuk untuk untuk untuk
pasien pasie pasien pasien
label n label label
KUNING label MERAH HITAM
/TRIASE HIJAU /TRIAS /TRIAS

PINTU MASUK UGD


MENCUCI TANGAN
No dokumen
No refisi
SOP
Tgl terbit

halaman 2
TTD
KEPALA PUSKESMAS BONTORAMBA
UPTD FRIDA S.ST SKM
PUSKESMAS NIP.
BONTORAMBA 196610171988032008

1. Pengertian Suatu prosedur universal precaution sebelum dan setelah kontak


dengan pasien
2. Tujuan Sebagai acuan pedoman petugas agar dapat melaksanakan cara
mencuci tangan dengan baik dan benar

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Bontoramba Nomor : 445/ /PKM-


BTR/TU/ / 2023
Tentang : Instruksi Kerja Cara Mencuci Tangan
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015
5. Presodur 1. Alat
a. Washtafel sebagai tempat mencuci tangan atau bak cuci
dengan kran air mengalir
b. Lap bersih atau tissue
2. Sabun cuci tangan (hand soap) atau sabun desinfektan
6. Unit terkait Semua staf UGD
7. Langkah-langkah 1. Basahkan kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan
dengan air mengalir kemudian ambil sabun
2. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut, kemudian
gosok kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
perlahan
7. Bilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir
lalu keringkan memakai handuk atau tissue, kemudian matikan
kran dengan tissue dan tangan bersih terjaga.
8. Bagan Air

AWAL AKHIR

Tahapan
? YA
Kegiatan

TIDAK

9. Dokumen Terkait Leaflet atau pamphlet tata cara mencuci tangan dengan baik dan
benar
RAWAT LUKA
No dokumen
No refisi
SOP
Tgl terbit

halaman 2
TTD
KEPALA PUSKESMAS BONTORAMBA
UPTD FRIDA S.ST SKM
PUSKESMAS NIP.
BONTORAMBA 196610171988032008

1. Pengertian Membersihkan luka, mengobati luka dan menutup kembali luka


dengan teknik steril
2. Tujuan Sebagai acuan petugas untuk melaksanakan perawatan luka sesuai
dengan prosedur

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Bontoramba Nomor : 445/ /PKM-


BTR/TU/ / 2023
Tentang : kebijakan pelayanan klinis
4. Referensi KMK No HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentan Panduan Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5. Presodur 1. Menfgatur posisi pasien, instruksikan pada pasien untuk tidak
menyuntuh area luka atau peralatan steril
2. Mencuci tangan
3. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan
plester, ikatan atau balutan dengan pinset
4. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya
dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarahkan pada
balutan. Jika masih terdapat plester pada kulit, bersihkan
dengan kapas alkohol
5. Dengan sarung tangan atau pinset, angkta balutan, pertahankan
permukaan kotor jauh dari penglihatan pasien
6. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan
larutan steril/NaCl
7. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
8. Buang balutan kotor pada bengkok
9. Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok
10. Buka bak instrumen steril
11. Siapkan larutan yang akan digunakan
12. Kenakan sarung tangan steril
13. Inspeksi luka dan bersihkan luka dengan larutan antiseptik
yang diresepkan atau larutan garam fisiologis
14. Pegang kasa yang dibasahi tersebut dengan pinset steril
15. Gunakan satu kasa untuk satu kali usapan
16. Bersihkan dari area kurang terkontaminasi ke area
terkontaminasi
17. Gerakan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi
luka
18. Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap
dengan cara seperti diatas
19. Berikan salep antiseptik, bila dipesankan/diresepkan, gunakan
tehnik seperti langkah pembersihan
6. Unit terkait UGD, Rawat Inap
7. Dokumen Terkait Leaflet atau pamphlet tata cara mencuci tangan dengan baik dan
benar
ANESTESI LOKAL
No dokumen
No refisi
SOP
Tgl terbit

halaman 1
TTD
KEPALA PUSKESMAS BONTORAMBA
UPTD FRIDA S.ST SKM
PUSKESMAS NIP.
BONTORAMBA 196610171988032008

1. Pengertia Tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi dibagian


n tubuh tertentu
2. Tujuan Sebagai acuan prosedur anastesi untuk mengurangi rasa tidak nyaman
atau rasa sakit pada saat tindakan tertentu dilakukan, misalnya
penjahitan atau pembedahan minor
3. Kebijakan -
4. Referensi 1. UU RI NO 29 TAHUN 2004 Tentan Praktek Kedokteran
2. Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Presodur Persiapan bahan dan alat : kapas DTT, choretil, lidocain 1%, spuit 3/5
cc
Langkah-langkah prosedur
1. Setelah pasien mengisi dan menandatangani lembar informed
consent petugas menyiapkan alat, diantaranya : spuit 3/5 cc,
lidokain 1 % , kapas DTT, sarung tangan
2. Dokter atau petugas menyiapkan pasien
3. Dokter atau petugas memberi tahu pasien akan dilakukan
penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit saat tindakan penjahitan
atau pembedahan minor lainnya
4. Bersihkan area yang akan dilakukan tindakan dengan kapas DTT
5. Pasang duk atau kain steril untuk memperkecil ruang tindakan
6. Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka mengikuti garis
dimana jarum jahitnya akan masuk atau keluar
7. Aspirasi kemudian injeksinya anastesi tersebut sambil menarik
jarum ketitik dimana jarum masuk atau jika tidak dilakukan
aspirasi maka setelah spuit dimasukkan sampai dalam kemudian
ditarik sambil disemprotkan perlahan-lahan
8. Hentikan penginjeksian anastesi atau jangan jarum dicabut tapi
dibelokkan kembali jaru sepanjang garis lain dimana direncanakan
akan dibuat jahitan
9. Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka disebelahnya,
sehingga seluruh daerah kemungkinan akan dijahit sudah anastesi
10. Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan penekanan pada
luka
11. Lakukan tindakan bedah jika pasien sudah terlihat baik .
6. Unit terkait UGD, Dokter, Perawat UGD
PENJAHITAN LUKA
No dokumen
No refisi
SOP
Tgl terbit

halaman
TTD
KEPALA PUSKESMAS BONTORAMBA
UPTD FRIDA S.ST SKM
PUSKESMAS NIP.
BONTORAMBA 196610171988032008

1. Pengertian Melakukan penjahitan luka pada penderita yang mengalami luka


2. Tujuan Mencegah terjadinya infeksi
Membantu proses penyembuhan
3. Kebijakan -
4. Referensi Permenkes 1691 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien
Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Presodur A. Persiapan penderita
Penderita dan keluarga diberitahu tentang maksud dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan
B. Persiapan alat
 Antiseptik : betadine, alkohol
 Obat untuk anastesi sesuai ketentuan misal lidokain 2 %
 Benang jahit, sesuai kebutuhan
 Bengkok
 Gunting, plester
 Tromol kasa, korentang steril
 Sarung tangan
 Cairan pembersih luka : cairan isotonic (NaCl 0,9%, Ringer
Lactat)
 Spuit sesuai kebutuhan anastesi
 Set jahit:
 Pembawa jarum
 Arteri klem lurus/bengkok
 Pincet cirugies
 Gunting luka steril
 Penjepit kain
 Jarum jahit
 Doek steril/kain penutup luka
 Sarung tangan
 Pembalut lukasesuai dengan kebutuhan
C. Langkah-langkah
1. Mencuci tangan
2. Membersihkan luka dengan cairan isotonik atau antiseptik
3. Memberikan obat anastesi dengan injeksi disekitar luka
4. Membersihkan luka dengan cairan isotonik
5. Mendesinfeksi luka dan sekitarnya dengan betadine
6. Menggunakan sarung tangan steril
7. Memasang doek lubang
8. Mengjahit luka dan pastikan hal berikut :
 Lokasi menjahit benar
 Jenis benang benar
 Ukuran jaru benang benar
9. Memberikan betadine dan sulfraktul sesuai instuksi dokter
10. Melakukan tehnik aseptik selama bekerja
11. Membalut luka sesuai kebutuhan
12. Membereskan alat-alat
13. Mencuci tangan
14. Menuliskan pada status pasien : jenis benang, jumlah jahitan
luar dan dalam
15. Menjelaskan pada penderita tentang perawatan luka dirumah
6. Unit terkait UGD, Dokter, Perawat UGD
PEMASANGAN INFUS
No dokumen
No refisi
SOP
Tgl terbit

halaman 2
TTD
KEPALA PUSKESMAS BONTORAMBA
UPTD FRIDA S.ST SKM
PUSKESMAS NIP.
BONTORAMBA 196610171988032008

1. Pengertian Memasukkan cairan obat kedalam tubuh, langsung melalui


pembuluh darah vena dengan menggunakan infus set.
2. Tujuan Untuk pengobatan tertentu
Memenuhi kekurangan cairan /elektrolit
Memenuhi nutrisi bagi pasien yang tidak boleh makan per oral

3. Kebijakan -
4. Referensi Permenkes No 5 Tahun 2014

5. Presodur 1. Persiapan alat


 Infus set steril
 Jarum infus steril (abbocath, veinflon, surflow, dsb)
 Kapas alkohol 70%
 Cairan infus yang diperlukan
 Karet pembendung (torniquet)
 Plester, gunting verban
 Gantungan standar infus
 Bidai/spalk yang sudah dibalur
 Bengkok
 Jam tangan
 Alat tulis dan lembaran observasi cairan
2. Persiapan penderita
 Petugas memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan/serta sebab dan akibatpemasangan
infus baik terhadap penderita maupun keluarganya
 Menjelaskan langkah perasat yang akan digunakan
 Menyiapkan posisi penderita
 Menyiapkan suasana lingkungan penderita yang aman
dan nyaman
3. .pelaksanaan tindakan
 Alat-alat didekatkan pada penderita
 Petugas mencuci tangan
 Cairan yang diperlukan digantung pada standar infus
 Tutup botol cairan dilepas kemudian didesinfeksi kapas
alkohol 70%
 Infus set dibuka dan kran selang infus ditutup, kemudian
tusukkan pipa saluran infus pada botol cairan yang sudah
didesinfeksi
 Isi recorvoir/tabung selang infus dengan cairan sampai
batas sudah ditentukan
 Tutup jarum selang infus dibuka, cairan infus dialirkan
sampai keluar dengan cara membuka kran selang infus
secara pelan-pelan agartidak ada udara yang tersisa
didalam selang infus, setelah cairaninfus sudah keluar kran
sealang infus ditutup kembali
 Tourniquet dipasang pada daerah yang akan dipasang
infus
 Cuci tangan dengan sedikit alkohol, kemudian lokasi yang
akan ditusuk jarum (abbocath) didesinfeksi dengan kapas
alkohol 70%, tunggu sampai kering
 Pastikan dengan tepat bahwa vena tersebut dapat dipasang
infus
 Jarum infus (abbocath) ditusukkan kedalam vena yang
sudah disiapkan dengan posisi lubang jarum infus
menghadap ke atas (bila pembuluh darah vena tersebut
baik dan tidak kolap) dan apabila pembuluh darah vena
dalam keadaan kolap maka lubang jarum infus dihadapkan
kebawah
 Jarum infus ditarik sedikit untuk mengontrol apakah
kanula jarum infus sudah masuk vena dengan tepat
 Kanula jarum infus disambung dengan selang infus
 Cairan infus dikeluarkan secara menetes dan observasi
reaksi penderita
 Observasi reaksi penderita baik verbal maupun non verbal
 Bila tetesan cairan lancar pangkal jarum infus di fiksasi
dengan plester
 Tetesan cairan infus diatur sesuai dengan kebutuhan
 Pasien diatur pada posisi nyaman. Bila perlu pasang
spalk/bidai
 Bereskan alat

6. Unit terkait UGD, Perawat UGD

Anda mungkin juga menyukai