Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH DAERAH KOTA SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
JL. Pelda Suryanta No. 43 Kota Sukabumi Kode Pos 43145 Provinsi Jawa Barat
Telepon (0266) 216975
Email : pkmnanggeleng2018@gmail.com / Website :
puskesmasnanggeleng.sukabumikota.go.id

KEPUTUSAN KEPALA UPTDD PUSKESMAS NANGGELENG


NOMOR: TAHUN 2023

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS NANGGELENG

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis di Puskesmas Nanggeleng


dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis di Puskesmas Nanggeleng perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b
diatas perlu menetapkan keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Nanggeleng tentang Kebijakan Layanan Klinis
di UPTD Puskesmas Nanggeleng ;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
3. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 116);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1799);
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1335);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2023 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19)
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/4805/2023 Tentang Indikator
Penyesuaian Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pembatasan
Sosial Dalam Penanggulangan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2023 tentang
Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Puskesmas , Pusat
Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium
Kesehatan, dan Unit Transfusi Darah;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tahun 34 Tahun 2023
Tentang Akreditasi Puskesmas, Puskesmas , Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD
PUSKESMAS NANGGELENG

KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Nanggeleng


sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

KETIGABELAS Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Nanggeleng
pada tanggal 2 Januari 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,


HENDRA GUNAWAN HILMAN
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR : TAHUN 2023
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS
NANGGELENG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS NANGGELENG

A. PENDAFTARAN PASIEN

1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas

2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang berkompeten

3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien

4. Identifikasi pasien dilakukan sesuai dengan standar

5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat harus dapat disediakan di tempat pendaftaran

6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses


pelayanan yang dimulai dari proses pendaftaran hingga proses pemulangan atau
rujukan

7. Petugas pendaftaran melakukan komunikasi serah terima rekam medis dengan


petugas unit terkait.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian

2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan

3. Proses kajian yang dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar
asuhan

4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan


yang tidak perlu

5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan


lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis

6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan SOP

7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam


pelayanan

8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan


profesional yang kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia

10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang

11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang


memenuhi persyaratan

12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan


peralatan dan tempat yang memadai

13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas

14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan

15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim
layanan yang terpadu

16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien

17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,


psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien

18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya

19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi

20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien

21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis

22. Dalam menyusun rencana layanan, pemberi layanan harus:

a. Melibatkan pasien dalam penyusunan rencana layanan yang diberikan


kepada pasien
b. Menjelaskan tujuan layanan yang akan diberikan
c. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang diderita
pasien
d. Memberikan bukti tertulis telah dilakukan pelibatan pasien dalam
penyusunan rencana layanan klinis.

23. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN

1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis


2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dlakukan secara komperhensif dan terpadu untuk
menjamin kelangsungan dan kesinambungan layanan
5. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis
6. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
7. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
8. Pasien berhak menolak atau tidak melanjutkan tindakan medis/pengobatan
setelah pasien mendapatkan penjelasan /informasi dari petugas kesehatan
sesuai dengan prosedur
9. Pemberian informasi dan persetujuan atau penolakan pasien (informed
consent) wajib didokumentasikan
10. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti
11. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
12. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat
13. Penanganan kasus-kasus gawat darurat dipandu oleh Kebijakan dan prosedur
yang berlaku
14. Penanganan kasus-kasus beresiko tinggi dipandu oleh kebijakan dan prosedur
yang berlaku.
15. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan
universal)
16. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
17. Pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik
18. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas
19. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan
20. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti
21. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu
22. Pelayanan mulai dari pendaftaran, poliklinik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang
atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
23. Petugas pelayanan klinis melakukan komunikasi antar unit terkait rujukan
internal.
24. Pelaksanaan layanan laboratorium dimulai dari Petugas menerima formulir
permohonan pemeriksaan laboratorium yang dibawa pasien dari ruang periksa
(Poli Umum, KIA, Bidan Praktek Swasta)
25. Petugas menggunakan Alat Pelindung diri sesuai dengan prosedur
26. Petugas melaksanakan pengambilan specimen yang belum tersedia
27. Petugas menerima specimen yang sudah tersedia/dibawa oleh pasien pada
waktu yang telah di janjikan.
28. Petugas memberi nomor/kode pada spesimen sesuai buku register dan
identitas pasien
29. Petugas melakukan pemeriksaan spesimen sesuai dengan pedoman
pemeriksaan yang berlaku untuk setiap jenis pemeriksaan jenis spesimen.
30. Petugas melakukan rujukan sarana laboratorium yang lebih mampu terhadap
spesimen yang tidak mampu di kerjakan di tempat
31. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register laboratorium dan
formulir hasil pemeriksaan
32. Pasien menyelesaikan biaya pemeriksaan dan administrasi
33. Penggunaan dan pemberian obat dan/atau cairan intravena dipandu oleh
kebijakan dan prosedur yang berlaku
34. Pelayanan sedasi, anestesi lokal dan pembedahan harus dipandu dengan
prosedur baku
35. Pelayanan sedasi, anestesi lokal dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten
36. Jenis-jenis sedasi dan anestesi lokal ditetapkan sesuai prosedur
37. Sebelum melakukan anestesi lokal dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent
38. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
39. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN

1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku


2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang
telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten
9. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang
tindak lanjut layanaan.
Ditetapkan di NANGGELENG
pada tanggal 2 Januari 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,

HENDRA GUNAWAN HILMAN


LAMPIRAN 2 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR : TAHUN 2023
TENTANG : MEDIA INFORMASI DI TEMPAT PENDAFTARAN

MEDIA INFORMASI DI TEMPAT PENDAFTARAN

1. Jadwal dan Jenis Pelayanan


2. Persyaratan Pendaftaran Pasien
3. Daftar Tarif Pelayanan Sesuai Peraturan Daerah
4. Hak dan kewajiban Pasien
5. Alur Pendaftaran Pasien
6. Alur Pelayanan Pasien
7. Denah Ruang Pelayanan
8. Ketersediaan Tempat Tidur di PONED
9. Daftar Alamat Rumah Sakit Rujukan
10. Dokumen Persyaratan Rujukan

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,

HENDRA GUNAWAN HILMAN


LAMPIRAN 3 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR : TAHUN 2023
TENTANG : PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

DAFTAR KASUS GAWAT DARURAT YANG SERING DITANGANI DI RUANG


TINDAKAN UPTD PUSKESMAS NANGGELENG

NO JENIS KASUS GAWAT DARURAT RESIKO TINGGI


1. KEJANG DEMAM 

2. ASMA 

3. DIARE 

4. VOMITUS 
5. RETENSIO URIN 
6. VULNUS LACERATUM 
LAMPIRAN 4 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR : ...TAHUN 2023
TENTANG : DAFTAR KASUS GAWAT DARURAT YANG
KEMUNGKINAN ADA DAN DAPAT DITANGANI DI DI RUANG
TINDAKAN UPTD PUSKESMAS NANGGELENG

DAFTAR KASUS GAWAT DARURAT YANG KEMUNGKINAN ADA DAN DAPAT


DITANGANI DI DI RUANG TINDAKAN UPTD PUSKESMAS NANGGELENG

NO BAGIAN JENIS KASUS GAWAT RESIKO


DARURAT TINGGI

1. ANAK 1. Asfiksia √
neonatorum
2. Diare √
3. Gangguan

kesadaran,
fungsi vital
masih
baik √
4. Hipotensi/syok

ringan
5. Intoxicasi
(minyak tanah,
baygon) √
keadaan umum
masih baik √
6. Resusitasi √
cairan
7. Sering kencing,
kemungkinan
diabetes
8. Sesak tapi
kesadaran dan
keadaan umum
masih baik

2. BEDAH 1. Abses sub √


mandibula
2. BPH dengan √
retensio urine

3. Luka bakar
grade I √
4. Luka terbuka √
daerah abdomen √
5. Luka terbuka √
daerah kepala
6. Tenggelam
7. Trauma
musculoskeletal
5 KARDIOVASKULER 1. Shock √
anafilaktik √
2. Henti jantung
(BHD)
6 KEBIDANAN 1. Abortus √
iminens √
2. Abortus √
insipiens √
3. Abortus √
komplitus √
4. Atonia Uteri
5. Distosia bahu √
6. Pre Eklampsia √
& Eklamsia √
( pemberian √
therapy MGSo4)
7. Infeksi Nifas
8. Perdarahan
Postpartum
9. Perlukaan
Jalan Lahir
grade 1-3
10. Sisa Plasenta
7 PENYAKIT DALAM Demam Tifoid √
Keracunan √
makanan √
Keracunan obat √
Malaria
Obsevasi Syok
8 THT Benda asing √
telinga dan hidung
9 PSIKIATRI 1. Gangguan √
Panik √
2. Gangguan
Psikotik √
3. Gangguan √
Konversi
4. Gaduh Gelisah

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,

HENDRA GUNAWAN HILMAN


LAMPIRAN 5 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR : ...TAHUN 2023
TENTANG : DAFTAR OBAT DAN CAIRAN INTRAVENA

DAFTAR OBAT DAN CAIRAN INTRAVENA

NO NAMA OBAT/CAIRAN KET

1 Cairan Ringer Lactat

2 Cairan Natrium Chlorida

3 Cairan Dextrose 5%

4 Methyl Ergometrin Maleat Injeksi

5 Oxytosin

6 Mgso4 20%

7 Kalsium Glukonas

8 Vit K Inj

9 Sulfas Atropin

10 Epineprin

11 Lidokain Inj 2%

12 Lidokain Inj 2ml

13 Difenhidramin Inj

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,

HENDRA GUNAWAN HILMAN


LAMPIRAN 6 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR : ...TAHUN 2023
TENTANG : PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

JENIS – JENIS SEDASI/ANESTESI LOKAL YANG DAPAT DILAKUKAN DI UPTD


PUSKESMAS NANGGELENG

1. Anastesi lokal
a. Anestesi lokal dilakukan dalam tindakan bedah minor yang dapat dilakukan
di Puskesmas Nanggeleng
b. Preparat yang digunakan adalah Lidocaine 2 %.
c. Pencabutan gigi digunakan Lidocaine 2 %
2. Sedasi Per Rectal:
a. Sedasi per rectal digunakan untuk pasien anak dengan kejang demam
sederhana maupun kompleks.
b. Preparat yang digunakan adalah Diazepam
3. Sedasi Per Oral:
a. Sedasi per oral untuk pasien anak diberikan dengan riwayat kejang demam,
preparat yang digunakan adalah Phenobarbital atau diazepam
b. Sedasi per oral untuk pasien dewasa dengan riwayat kejang, preparat yang
digunakan adalah Phenobarbital atau diazepam
4. Anastesi topikal
a. Anastesi dilakukan pada pencabutan gigi goyang, incise abses
b. Preparat yang digunakan adalah chlorethyl spray
LAMPIRAN 7 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR :001 TAHUN 2023
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS
NANGGELENG

TENAGA KESEHATAN YANG DIBERIKAN KEWENANGAN MELAKUKAN SEDASI


DAN ANASTESI LOKAL DI UPTD PUSKESMAS NANGGELENG

1. Dokter / Dokter Gigi


2. Perawat / Perawat Gigi / Bidan yang mendapatkan delegasi wewenang

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,

HENDRA GUNAWAN HILMAN


LAMPIRAN 8 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR : ...TAHUN 2023
TENTANG : PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS INFORMED
CONSENT
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS INFORMED CONSENT
No Nama Jenis Tindakan Keterangan

1 Semua tindakan operatif harus disertai informed


consent tertulis

2 Tindakan non bedah yang memerlukan anestesi

3 Eksisi

4 Ekstirpasi

5 Insisi

6 Tindik

7 Ekstraksi korpus alienum

8 Tes Alergi

9 Sebelum tes HIV dan/IMS

10 Debridemen dan jahit luka

11 Sirkumsisi

12 Pemasangan infus

13 Pemasangan kateter

14 Pemasangan NGT

16 Tindakan pertolongan persalinan

17 Inserti / extraksi IUD

18 Inserti /extraksi norplant (kontrasepsi susuk)

19 Nebulisasi

20 KB Suntik

21 Imunisasi

22 Tes HBsAg

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,

HENDRA GUNAWAN HILMAN


LAMPIRAN 9 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
NOMOR :001 TAHUN 2023
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS
NANGGELENG

PENDIDIKAN/PENYULUHAN PASIEN

I. Pengertian
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari sebagian
kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip – prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu, keuarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan
apa yang bisa dilakukan secara perseorangan maupun kelompok dan meminta
pertolongan bila perlu (Effendy, 1998).

Pendidikan dan penyuluhan pasien adalah suatu kegiatan penyampaian


informasi kepada pasien yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada
pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit dan kebutuhan klinis pasien
demi untuk tercapainya hasil klinis yang optimal.

II. Tujuan
Tujuan Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan kepada Pasien dan keluarga
pasien adalah:

1. Tersampainya informasi tentang penyakit dan kebutuhan klinis pasien


kepada pasien dan keluarga pasien.
2. Tercapainya perubahan perilaku individu dan keluarga dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam
upaya mewujudkan hasil klinis yang optimal.
3. Terbentuknya perilaku sehat dari individu dan keluarga, yang sesuai dengan
konsep hidup sehat
III. Sasaran
1. Individu adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan dan keperawatan
yang dapat dilakukan di Puskesmas.
2. Keluarga adalah keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan dan
keperawatan yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi, di antaranya
adalah anggota keluarga yang menderita penyakit menular, penyakit kronis,
keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk, keadaan gizi yang
buruk.
IV. Hasil Yang Diharapkan
Terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam diri pasien dan
keluarga sehingga dapat menerapkan prinsip perilaku hidup bersih sehat dalam
kehidupan sehari – hari untuk mencapai derajad kesehatan yang optimal.

V. Tempat Penyelenggaraan
Pendidikan dan Penyuluhan Pasien dilakukan di dalam Puskesmas yang
meliputi bidang Perawatan dan Pengobatan, Gizi dan Kesehatan Ibu Anak serta
Kesehatan Lingkungan.
VI. Metode Pendidikan dan Penyuluhan Pasien
Metode pendidikan dan penyuluhan pasien dilaksanakan dengan menggunakan
metode pendidikan individual dengan pendekatan bimbingan dan konseling
serta wawancara.
VII. Alat Bantu Dan Media
Apabila diperlukan, dalam proses penyampaian informasi kepada pasien dan
keluarga pasien dapat menggunakan alat bantu berupa alat peraga atau media
komunikasi lainnnya (poster, leaflet, dll).

KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG,

HENDRA GUNAWAN HILMAN

Anda mungkin juga menyukai