Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH DAERAH KOTA SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NANGGELENG
JL. Pelda Suryanta No. 43 Kota Sukabumi Kode Pos 43145 Provinsi Jawa Barat
Telepon (0266) 216975
Email : pkmnanggeleng2018@gmail.com / Website : puskesmasnanggeleng.sukabumikota.go.id

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS NANGGELENG


Nomor : 004 Tahun 2023

TENTANG
RUJUKAN PASIEN DI PUSKESMAS NANGGELENG
UPTD PUSKESMAS NANGGELENG DINAS KESEHATAN KOTA SUKABUMI

KEPALA PUSKESMAS NANGGELENG,

Menimbang a. bahwa Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat;
b. bahwa Rujukan Pasien sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan harus diselenggarakan secara bermutu, merata dan
terjangkau sangat diperlukan untuk mendukung pelayanan
kesehatan yang baik di Puskesmas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
tentang Rujukan Pasien di Puskesmas Nanggeleng;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012


Tentang Sistem Rujukan Perseorangan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 47 Tahun 2018


Tentang Standar Kegawatdaruratan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022 tentang


Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Puskesmas, Pusat Kesehatan
Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit
Transfusi Darah;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tahun 34 Tahun 2023


Tentang Akreditasi Puskesmas, Puskesmas, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NANGGELENG TENTANG


RUJUKAN PASIEN DI PUSKESMAS NANGGELENG

KESATU : Kebijakan Rujukan Pasien sebagaimana yang tercantum dalam


lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan.

Ditetapkan di Sukabumi
Pada tanggal
KEPALA PUSKESMAS

.................................
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NOMOR
TENTANG RUJUKAN PASIEN

KEBIJAKAN RUJUKAN PASIEN

1. Rujukan Eksternal merupakan rujukan antar pelayanan yang berbeda


tingkatan.
 Rujukan Eksternal dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke
tingkat yang lebih tinggi di lakukan apabila :
 Pasien membutuhkan pelayanan yang lebih spesifik atau sub
spesialistik
 Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan ketenagaan
 Rujukan Eksternal dari tingkat pelayanan yang lebih tinggi
ketingkatan yang lebih rendah di lakukan apabila :
 Permasalahan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
yang lebih rendah sesuai kompetensi dan kewenangan
 Kompetensi dan kewenangan pelayanan Tingkat I dan Tingkat II
lebih baik dalam melayani pasien
 Pasien memerlukan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh
tingkatan pelayanan yang lebih rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang.
2. Rujukan Internal merupakan rujukan antara pelayanan dalam satu
tingkatan
 Rujukan internal dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan ketenagaan yang sifatnya sementara
SISTEM PELAYANAN RUJUKAN

1. Prosedur Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS

A. Prosedur Klinis:

 Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik


untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding
 Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur
Operasional (SPO).
 Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa unit
pelayanan tujuan dapat menerima pasien
 Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang kompeten
dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
 Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah terimakan
oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai
pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau
ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
 Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub spesialis)
Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter Praktek, Bidan
Praktek, Puskesmas) dapat merujuk langsung ke rumah sakit rujukan yang
memiliki kompetensi tersebut

B. Prosedur Administratif:

 Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.


 Membuat rekam medis pasien.
 Menjelaskan/memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan)
 Membuat surat rujukan pasien rangkap 3, lembar pertama dikirim ke tempat
rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua untuk surat rujukan
balik ke Puskesmas, dan yang ke 3 untuk arsip pasien.
 Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
 Menyiapkan sarana transportasi
 Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan sarana
komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.
 Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat rujukan yang
dituju

C. Prosedur Operasional menerima rujukan balik pasien.


1. Prosedur Klinis:

 Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit yang


terakhir merawat pasien tersebut.
 Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan
memantau kondisi klinis pasien sampai sembuh.

2. Prosedur Administratif:
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku
register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien yang
bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah ditindaklanjuti.
3. Prosedur Pengelolaan pasien di ambulans
 Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu mengawasi
dan antisipasi kegawatdaruratan.
 Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving ( sesuai kondisi pasien).
 Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit
perujuk.
 Pengoperasian mobil ambulan sesuai aturan lalu lintas.
 Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam
ambulance dicatat dalam catatan perkembangan pasien/surat rujukan

4. Prosedur sistem informasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit:


a. Surat Rujukan
Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan lain. Informasi
kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan dicatat
dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang
berisikan antara lain: no rujukan, nama puskesmas/dokter keluarga, nama
kabupaten/kota, nama pasien yang dirujuk, status jaminan kesehatanyang
dimiliki pasien baik pemerintah maupun swasta, diagnosa, tindakan dan obat
yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik,kemajuan
pengobatan, nama dan tandatangan dokter/bidan yang memberikan pelayanan
serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan penting.

b. Balasan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien
rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas
kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada
pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat, tanggal, status jaminan
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien,
hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan
tindak lanjut yang diperlukan. (format surat balasan rujukan terlampir).

c. RujukanSpesimen
Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi surat
rujukan spesimen, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal, status
jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, jenis/bahan/asal
spesimen, nomor spesimen yang dikirim, tanggal pengambilan spesimen, jenis
pemeriksaan yang diminta, nama dan identitas pasien, serta diagnosis klinis.
(Lihat format R/2, Surat Rujukan Spesimen). Informasi balasan hasil
pemeriksaan bahan / spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium
penerima dan segera disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan
format yang berlaku di laboratorium yang bersangkutan.

5. Prosedur Rujukan Gawat Darurat untuk Kasus KIA

Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa,
dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2 orang atau lebih
tidak boleh kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat penting, terutama untuk
kasus-kasus gawat darurat. Pada awal kehamilan tenaga medis yang melakukan
ANC baik bidan maupun dokter umum di Puskesmas harus memberikan edukasi
apakah ibu termasuk dalam kategori beresiko seperti memiliki :

 Hiperemesis Gravidarum
 Hipertensi Dalam Kehamilan
o Hipertensi dalam kehamilan
o Pre-eklamsi
 Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
o Sesak
o Riwayat Diabetes Melitus
o Memiliki Resiko HIV
o Demam Tinggi
o dll
 Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan
 Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)
o Gemelli
o Kelainan letak, posisi
o DKP (Disproporsi Kepala Panggul)
Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi Puskesmas
untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK terdekat
dari lokasi tinggal, tidak di Puskesmas, hal ini perlu dilakukan agar penanganan
kegawatan dapat segera diberikan.

Namun untuk kasus – kasus gawat darurat seperti

 Perdarahan pada kehamilan dini


o Abortus imminen
o Abortus inkompletus dan missed abortion
o Mola hidatidosa
o Kehamilan Ektopik
o Abortus kompletus
 Perdarahan Pada Trimester 3
 Perdarahan Ante Partum
o Abrupsio Plasenta
 Perdarahan Post Partum
o Atonia Uteri
o Retensi Plasenta
o Ruptur Perineum Derajat Iii –Iv Atau Robekan Serviks
 Hipertensi (PEB atau Eklampsia)
 Penyulit Pada Persalinan
o Tali Pusat Menumbung
o Fetal Distress
o Distosia Bahu
o Presentasi Majemuk
 Penyakit Lain Yang Mengancam Keselamatan Ibu Bersalin
o Sesak ( Asma Serangan )
o Krisis Tiroid
o Demam Tinggi/Ketuban Pecah8 Jam
 Persalinan Pre-Term <37 Minggu
 Partus Macet/Kemajuan Persalinan Tidak Normal
o Grafik Partograf Menunjukan Persalinan Mendekati Garis Bertindak
o Persalinan Per Vaginam melalui Induksi Atau Stimulasi
o Persalinan Pervaginam Dengan Tindakan

Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut Puskesmas segera merujuk ke Rumah


Sakit PONEK terdekat untuk segera dilakukan tindakan, tanpa perlu menelepon, dan
Rumah Sakit PONEK wajib melakukan tindakan pada pasien itu. Pertimbangan
untuk memilih Rumah Sakit PONEK adalah

 Jarak yang dekat


 Kompetensi serta kelengkapan peralatan rumah sakit
 Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS PONEK tujuan bekerja
sama dengan BPJS maka lebih baik

6. Prosedur Rujukan Khusus untuk Pasien dengan kondisi sakit menetap

Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi sakit
menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat memperburuk
kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien yang masuk didalam kategori ini
adalah

 Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin


 Pasien dengan cacat tubuh menetap
 Pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin
 Pasien lain dengan kondisi sakit menetap
7. Prosedur Merujuk Spesimen
 Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat dirujuk apabila
pemeriksaannya memerlukan peralatan medik/teknik pemeriksaan laboratorium
dan penunjang diagnostik yang lebih lengkap. Spesimen dapat dikirim dan
diperiksa tanpa disertai pasien yang bersangkutan.
 Rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan
spesimen tersebut harus mengirimkan laporan hasil pemeriksaan spesimen yang
telah diperiksanya.Prosedur standar pengiriman rujukan spesimen dan
Penunjang Diagnostik lainnya

8. Prosedur Klinis:

 Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.


 Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan
dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan
penyakit, keselamatan pasien dan orang lain serta kelayakan untuk jenis
pemeriksaan yang diinginkan.
 Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai
dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas (dilengkapi jam
pengambilan).

9. Prosedur Administratif:

 Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya


secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta, informasi jenis spesimen/penunjang diagnostik
lainnya pemeriksaan yang diinginkan, identitas pasien dan diagnosa
sementara serta identitas pengirim.
 Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah ditentukan
masing-masing intansinya.
 Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke alamat
tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

10. Prosedur Menerima Rujukan Spesimen

Prosedur standar menerima rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya

 Prosedur Klinis
o Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang diagnostik lainnya sesuai
dengan kondisi pasien/bahan yang diterima dengan memperhatikan
aspek : sterilisasi, kontaminasi penularan penyakit, keselamatan pasien,
orang lain dan kelayakan untuk pemeriksaan.
o Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut layak untuk
diperiksa sesuai dengan permintaan yang diinginkan.
o Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang
diagnostik lainnya dengan mutu standar dan sesuai dengan jenis dan
cara pemeriksaan yang diminta oleh pengirim.
 Prosedur Administratif
o Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya
yang diterima secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi pemeriksaan yang
diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas
pengiriman
o apabila specimen yang diterima tidak layak, maka spesimen tersebut
dikembalikan.
o Mencacat informasi yang diperlukan di buku register/ arsip yang telah
ditentukan masing-masing instansinya.
o Memastikan kerahasiaan pasien terjamin.
o Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan format
standar masing-masing sarana kepada pimpinan institusi pengirim.
Ditetapkan di Sukabumi
Pada tanggal
KEPALA PUSKESMAS NANGGELENG

……………………….

Anda mungkin juga menyukai